Anda di halaman 1dari 26

BIOLOGI REPRODUKSI

OLEH:

EMI YULITA, S.SiT, M.Keb


PROSES KEHAMILAN
Key Point:
 FERTILISASI
 NIDASI
PENDAHULUAN
Sebelum memahami bagaimana terjadinya
proses kehamilan kita harus mengenal dan
memahami sel telur dan sel gamet.
1. Sejak kecil, setiap wanita dalam indung
telurnya ( ovarium ) mengandung beribu-
ribu sel telur muda yang dinamakan
Folikel Primodial .
2. Pada seorang wanita yang telah dewasa,
setiap bulan dihasilkan satu folikel
primodial yang tumbuh dan berkembang,
FP tersebut tumbuh menjadi gelembung
beisi cairan yang dinamakan Folikel De
Graf .
3. Dalam proses selanjutnya, di bawah
pengaruh LH, Folikel De Graf menjadi
lebih matang, mendekati permukaan
ovarium hingga pada waktu pecah dan
mengeluarkan suatu sel telur ( ovum ),
peristiwa ini disebut ovulasi.

Selama ovulasi, kadang- kadang terdapat


perdarahan sedikit yang akan
merangsang peritonium di pelvis
sehingga timbul rasa sakit yang disebut
Intermenstrual Pain.
Ovulasi terjadi setiap bulan, kira- kira pada
pertengahan siklus, yaitu pada hari ke 13-15
sebelum menstruasi yang akan datang.

Pecahnya folikel disertai perdarahan


sehingga folikel berubah menjadi suatu
benjolan berwarna merah yang dinamakan
Korpus Rubrum ( badan Merah ).Dan dalam
beberapa hari korpus rubrum akan menjadi
Korpus Luteum ( badan kuning ).
Korpus Rubrum ini menghasilkan hormon
progesteron yang mempunyai pengaruh
terhadap endometrium yang telah
berproliferasi dan menyebabkan kelenjer-
kelenjernya berkelok- kelok dan bersekresi.

Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum


berdegenerasi sehingga korpus luteum
menjadi liat dan akhirnya merupakan
jaringan berwarna merah putih yang
dinamakan Korpus Albikns ( Badan Putih )
Dengan adanya korpus albicans maka
terjadi penurunan kadar estrogen dan
progesteron menimbulkan efek pada arteri
yang berkelok- kelok di endometrium
menjadi tampak dilatasi dan diiukuti dengan
spasme dan iskemia, setelah itu, terjadi
degernerasi serta perdarahan dan
pelepasan endometrium yang nekrotik.
Proses ini disebut dengan Haid atau
Menstruasi .
Peristiwa pertumbuhan folikel primodial
menjadi Korpus Albicans memakan waktu
satu siklus haid, yaitu 28 hari, Jika terdapat
pertumbuhan dalam masa ovulasi maka
korpus luteum tersebut diatas
dipertahankan, bahkan berkembang menjadi
korpus luteum graviditas.
SAAT OVULASI
Saat ovulasi kadang- kadang perlu diketahui
untuk menentukan masa subur (masa fertil)
dari seorang wanita, karena masa
kehamilan hanya memungkinkan jika koitus
terjadi sekitar ovulasi.
Ovulasi terjadi kira- kira 14 hari sebelum
haid yang akan daatang, karena korpus
luteum mempunyai umur tertentu, yaitu kira-
kira 8 hari.
FERTILISASI
4. Pada saat ovulasi antara pria dan wanita
( sanggama / koitus ).Dengan ejakulasi sperma
dari saluran reproduksi pria di dalam vagina
wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel
sperma ke dalam saluran reproduksi wanita.
Jika senggama terjadi sekitar masa ovulasi
disebut masa subur, kemungkinan sel sperma
dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu
dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan
pada saat ovulasi. Pertemuan sel telur dan sel
sperma inilah yang disebut sebagai fertilisasi
atau pembuahan.
Dalam keadaan normal, pembuahan terjadi
pada daerah Tuba Falopii, umumnya di
daerah Ampula/ Infundibulum.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke
dalam rahim, masuk ke dalam tuba.
Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh
peranan kontraksi miometrium dan dinding
tuba yang juga terjadi saat senggama.
Setelah itu, Spermatozoa mengalami
peristiwa sebagai berikut:
 REAKSI KAPASITASI
Selama beberapa jam, protein plasma dan
glikoprotein yang berada dalam cairan
mani diluruhkan.
 REAKSI AKROSOM

Setelah dekat dengan sel telur, sel sperma


yang telah mengalamai kapasitasi akan
terpengaruh oleh zat- zat dari korona
radiata ovum sehingga isi akrosom dari
daerah kepala sperma akan terlepas dan
berkontrak dengan lapisan korona radiata.
Ketika itulah dilepaskan hialuronidase
yang dapat melarutkan korona radiata,
yang dikenal dengan trypsyne like agent
dan lysine zone , yang dapat melarutkan
dan membantu sperma melewati zona
pelusida untuk mencapai ovum.
5. Begitu spermatozoa menyentuh zona
pelusida, terjadi perlekatan yang kuat
dan penembusan yang sangat cepat.
Setelah penembusan zona oleh satu
sperma, terjadi reaksi khusus di zona
pelusida yang bertujuan mencegah
terjadi penembusan lagi oleh sperma
lainnya. Dengan demikian, sangat jarang
sekali terjadi penembusan zona oleh
lebih dari satu sperma.
SETELAH SPERMA MENCAPAI SEL
TELUR, TERJADI HAL- HAL SBB.
 Reaksi zona/ reaksi kortikal pada selaput
zona pelusida.
 Sel telur menyelesaikan pembelahan
miosis keduanya, menghasilkan sel telur
definitif yang kemudian menjadi
pronukleus wanita.
 Inti sel sperma membesar membentuk
pronukle pria.
 Ekor sel sperma terlepas dan
berdegenerasi.
 Pronukleus pria dan wanita, masing-
masing haploid bersatu dan membentuk
zigot yang memiliki jumlah DNA genap /
diploid hasil utama pembuahan adalah
sebagai bertikut:
 Penggenapan kembali jumlah kromosom dari
penggabungan haploid ayah dan ibu menjadi suatu
bakal individu baru dengan jumlah kromososm
diploid.
 Penentuan jenis kelamin bakal individu baru,
bergabung pada kromosom X dan Y yang
dikandug sperma yang membuahi ovum tersebut
 Permulaan pembelahan dan stadium – stadium
pembentukan dan perkembangan embrio
PEMBELAHAN /
PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO
6. Zigot mulai menjalani pembelahan awal
mitosis sampai beberapa kali, Sel- sel
yang dihasilkan dari setiap pembelahan
berukuran lebih kecil,ari ukuran induknya
disebut blastomer. Setelah 3-4 kali
pembelahan, zigot memasuki tingkat 16
sel disebut stadium morulla( kira-kira ke
3-4 pasca fertilisasi ).
7. Morulla terdiri atas Inner cel mas ( kumpulan sel-
sel di sebelah dalam yang akan tumbuh menjadi
jaringan- jaringan embrio sampai janin ) dan
outner cell mass ( lapisan sel sebelah luar, yang
akan tumbuh menjadi tropoblas sampai plasenta
).
8.Kira - kira pada hari ke 5-6, di rongga sel- sel
inner cel mass, merembes cairan menembus
zona pelusida, dan membentuk ruang antar sel
ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian
besar masa zigot membentuk rongga
Blastokist. Inner cell mass tetap berkumpul di
salah satu sisi ,
Tetap berbatasan dengan lapisal sel telur.
Pada stadium ini zigot disebut berada
dalam stadium blastula atau pembentukan
blastokoist. Inner cel mass kemudian
disebut sebagai embrioblas,dan outer cell
mass kemudian disebut tropoblas.
IMPLANTASI ATAU NIDASI
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5-7 ),
zigot mencapai kavum uteri. Ketika itu,
uterus sedang berada dalam fase sekresi
lendir dalam pengaruh progesteron dari
korpus luteum yang masih aktif. Oleh
karena itu, lapisan endometrium dinding
rahim menjadi kaya pembuluh darah dan
banyak muara kelenjer selaput lendir rahim
yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dan
dinding rahim pada keadaan tersebut akan
mencetuskan berbagai reaksi seluler sehingga sel
trofoblas zigot tersebut dapat menempel dan
mengadakan infiltrasi pada epitel endometrium
uterus ( terjadi impalntasi ).

Setelah implantasi, sel- sel trofoblas yang


tertanam di dalam endometrium terus berkembang
dan membentuk jaringan bersama sistem
pembuluh darah maternal untuk menjadi placenta.
Placenta nantinya akan berfungsi sebagai
nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan
embrioblas yang berimplantasi
diendometrium dinding uterus, mengadakan
proliperasi menjadi dua lapis berbeda antara
lain sitotropoblas

Diantara masa embrioblas dengan lapisan


sitotropoblas, terbentuk suatu celah yang
makin lama makin besar yang nantinya akan
menjadi Rongga Amnion.

Anda mungkin juga menyukai