Anda di halaman 1dari 82

SISTEM REPRODUKSI

PEREMPUAN
Dra. Noortiningsih, M.Biomed.
Anatomi makro sist.genitalia perempuan t.a.:
 Gonade : Ovarium  1 pasang kiri-kanan

 Saluran keluar :
 Oviduk/Tuba Fallopii/Tuba uterina  1 pasang
 Uterus

 Vagina

 Vulva

 Organ kelamin luar


OVARIUM
 Merupakan organ reproduksi primer,
sifat ;
 sitogenik (menghasilkan sel telur)
 endokrin (menghasilkan hormon-
hormon perempuan).
 Letak di belakang ginjal kiri kanan
OVARIUM
 Terdiri atas : kortek dan medulla
 Kortek = zona parenkhimatosa : stroma seluler dg
jar. ikat longgar, mengandung folikel-folikel ovarium.
 Folikel ovarium ; istirahat (sel-sel primordial), dlm
proses pematangan, & sudah matang (folikel Graaf).
 Kortek mengelilingi medulla, kecuali bagian hillus.
Batas kortek dan medulla tidak jelas.
 Medulla = zona vaskulosa : jar. ikat longgar, banyak
jaringan saraf, pembuluh darah & limfa, fungsi
nutritif/memberi makan
FOLLIKEL OVARIUM
Tiap follikel ovarium t.a. :
1. Sel-sel primordial =

sel bakal sel telur/ovum


= oogonium
2. Sel-sel follikel yg
mengelilingi oogonium
Follikel dalam perkembangan
 Sel telur berasal dari perkembangan sel-sel
epitelium germinativum yg berkembang di
dlm korteks ovarium.
 Sel telur dlm perkembangan, disebut oosit.

 Sel telur dikelilingi oleh sel-sel folikel, sel


hasil diferensiasi epitelium germinativum
yg bersifat sbg sel soma/sel penyokong
Follikel dalam perkembangan/oogenesis

 Sel telur yg masih muda dikelilingi oleh


satu lapis sel folikel,  folikel primer.
 Berkembang  lapisan sel folikel tambah
banyak,  folikel sekunder
 Jika telah terbentuk rongga di antara sel-sel
folikel  folikel matang = folikel de
Graaf.
 Oogenesis 
Oogenesis
 Jika follikel mencapai 200 um, terbentuk rongga
di antara sel-sel follikel  disebut antrum
follikuli, berisi cairan  dsbt liquor follikuli.
 Dg bertambahnya liquor, follikel membesar 
follikel de Graaf.
 Liquor bertumpu pd satu sisi shg sel-sel follikel
pd satu sisi menebal, terbentuk cumulus
oophorus,  sel-sel follikel yg mengelilingi
liquor menjadi lbh tipis  membran granulosa
Oogenesis  Foll. matang  Foll. Graaf
 Di dlm m.granulosa tdpt ruang interseluler &
gambaran mitotic.
 Di dlm kumulus ooforus, sel-selnya longgar,
terjadi celah interseluler berisi liquor follikuli
(cairan follikel).
 Selapis sel kolumner yg membatasi ovum
menjelang matang, menjadi berlapis-lapis.
disebut corona radiata, fungsi sbg pelindung
& pemberi makan ovum
 Ooplasma sel telur tebal, bergranula, inti
eksentris dg anak inti
Oogenesis – Foll. matang
 Sel telur disebut oosit  tumbuh 
berkembang  matang.
 Oosit primer  2 kali pembelahan  hasilnya 4
sel haploid (23 kromosom)  hanya 1 sel ovum
yg matang, 3 sel lainnya degenerasi
Follikel matang
Follikel Graaf/Foll.matang

Foll. Graaf. Foll. Graaf. Pre-ovulasi


Ovulasi
 Rongga di antara sel-sel folikel Graaf berisi cairan
 membesar  sel telur terdesak pd dinding
folikel  spt kista besar dilapisi m.granulosa.
 Ovum dg epitelium folikel yg menutupinya
menonjol ke dlm antrum melalui kumulus
ooforus.
 Akhirnya folikel yg telah matang sempurna,
menempati seluruh tebal korteks 
menonjolkan permukaan ovarium.
 Di permukaan penonjolan terjadi
penipisan jaringan.
Ovulasi
 Cairan folikel makin banyak  timbul
tek.hidrostatis, turgor jaringan meningkat
 Kumulus ooforus desintegrasi  ovum
berada bebas di dlm cairan folikel.
 Tegangan memuncak  selaput tipis
dinding ovarium pecah  ovum
dilepaskan ke dlm rongga peritoneum 
 Ovulasi
Korpus luteum
 Setelah ovulasi  follikel pecah  liquor follikuli
dilepaskan  dinding follikel kolaps  epitelium
membran granulosa melipat-lipat  menebal
 Sel follikel & sel teka interna bertambah besar
 Follikel yg ditinggalkan ovum  dsbt korpus luteum
 K. luteum : warna kekuningan, dg rongga tdk teratur
 K. luteum mensekresi estrogen & progesteron
 Tetap ada di dlm ovarium hingga jika terjadi fertilisasi
maupun kehamilan.
Korpus luteum
 Jika ovum dibuahi  menjadi korpus luteum
graviditas.
 Jika ovum tdk dibuahi  menjadi korpus
luteum menstruasi.
 Korpus luteum selanjutnya dimasuki kapiler-
kapiler darah shg sel-sel lutein terdesak akhirnya
mati.
 Jika tdk dibuahi, korpus luteum tampak oval
putih kekuningan  disebut korpus albikans.
Pasca ovulasi
 Ovum ditangkap ujung fimbrae tuba uterina
 melalui oviduk dibawa ke uterus
 Follikel lainnya yg membesar ttp tdk ovulasi
 degenerasi membentuk follikel atresia.
 Jika terjadi kehamilan, korpus luteum
dipertahankan, dan siklus berhenti sampai
setelah kelahiran
 Jika tdk ada fertilisasi/kehamilan, korpus
luteum mulai degenerasi/regresi, + 4 hari
sebelum menstruasi berikutnya, (+ hari ke-24)
 diganti oleh jaringan parut  membentuk
korpus albikans
 Ovum yg tdk dibuahi dikeluarkan melalui
vagina
Oviduk = Tuba Fallopii = tuba uterina

 Sbg saluran muskuler berpasangan


 Ø + 1 cm, panjang + 12 cm.
 Fungsi menghantarkan ovum dr ovarium menuju uterus
 Tempat terjadinya fertilisasi.
 Bag. tuba yg berdekatan dg ovarium membentuk corong
disebut infundibulum.
 Bag. ujung infundibulum membentuk fimbrae.
 Infundibulum berperan aktif pd waktu ovulasi, dpt
melingkupi sebagian/seluruh ovarium, mengarahkan
ovum menuju ke bukaan tuba uterina.
Oviduk = Tuba Fallopii = tuba uterina

 Bagian-bagiannya :
 Pars interstitial yg berdekatan dg uterus.
 Isthmusth
 Ampulla

 Dindingnya t.a. :
 Tunika mukosa
 Tunika Submukosa
 Tunika muskularis
 Tunika adventitia/
tunika serosa
Uterus
Lapisan dinding uterus t.a. :

 Tunika mukosa
 Endometrium
 Tunika submukosa
 Tunika muskularis  Miometrium
 Tunika adventitia/t.serosa  Perimetrium
Endometrium

 Dibatasi epitelium kolumner simpleks


 Kelenjar uterine/glandula uterine tipe tubuler
simpleks dg epitelium kolumner simpleks,
bermuara pd cavum uteri.
 Stroma t.a. jaringan ikat mesenchimal.
 Prosesus-prosesus membentuk anastomosa,
bersama dg serabut retikuler melanjutkan diri
menjadi membran basalis.
Siklus reproduksi wanita
 Sistem reproduksi wanita menunjukkan
perubahan/siklus yg teratur sbg persiapan periodik
untuk fertilisasi & kehamilan

 Setiap organ bersiklus, sinkron satu sama lain dlm satu


siklus
 Siklus yg satu menjadi indikasi yg lain, shg kalau terjadi
perubahan pd salah satu siklus akan tergambarkan pd
siklus yg lain
Siklus reproduksi wanita
Siklus organ yg berlangsung secara sinkron tsb :
 siklus ovarium

 siklus endometrium  siklus


reproduksi/
 siklus epitelium vagina siklus
seksual
 siklus kelenjar susu
Siklus reproduksi wanita

 Yg sangat dikenal ; siklus endometrium = siklus


menstruasi, dg gambaran mencolok; terjadi
perdarahan periodik melalui vagina, sbg akibat
adanya pelepasan jaringan mukosa uteri
 Lama siklus bervariasi, + 28 hari, dari permulaan
masa menstruasi ke permulaan masa menstruasi
berikutnya
 Hari-hari siklus dinyatakan dg angka dimulai dari
hari pertama keluarnya perdarahan menstruasi
Siklus reproduksi wanita

 Siklus reproduksi wanita dikendalikan oleh :


 ”Gonadotropin releasing hormone” (GnRH) ;
FSHRH & LHRH, disekresi oleh hipotalamus
 Hormon Gonadotropin (FSH & LH), disekresi oleh
hipofisis bagian anterior (adenohipofisis)
 Hormon-hormon steroid seks (estrogen &
progesteron), disekresi oleh ovarium
 Pengaturan/pengendaliannya berlangsung melalui

poros hipotalamus-hipofisis-
ovarium.
Siklus ovarium
 Pada manusia tdk dibentuk ovum yg baru setelah
bayi perempuan lahir
 Pd waktu kehidupan janin ;

 ovarium > 7 juta sel-sel primordial

 banyak mengalami atresia sebelum lahir

 lainnya degenerasi setelah lahir

 Pd saat lahir ;

 terdapat + 2 juta follikel primordial, masing-


masing dg sel telur yg belum matang (ovum)
 50 % atresia, shg normal jumlah + 1 juta
Siklus ovarium

 Ovum yg belum matang  meiosis tk I, memasuki


masa istirahat, menetap sampai pubertas/dewasa
 Atresia tetap berlangsung, shg jumlah ovum yg belum
matang ini pd ke-dua ovarium kiri-kanan pd saat
pubertas < 300.000.
 Setelah puber hanya 1 di antara ovum tsb terangsang
untuk matang tiap siklus, shg hanya + 400-500 ovum
mencapai kematangan selama masa reproduksi normal,
sisanya degenerasi
Siklus ovarium

 Setelahpubertas :
pd permulaan tiap siklus, bbrp follikel
membesar & salah satu follikel pd
salah satu ovarium mulai berkembang
dg cepat kira-kira pd hari ke-6, yg lain
regresi
Tdk diketahui mengapa hanya 1 (satu)
follikel yg berkembang
Siklus ovarium

 Sel telur manusia ; + 130-140 um, Ø follikel


matang + 5 mm
 Dalam satu siklus ovarium :
 Saat dimulainya perkembangan follikel
hingga mencapai follikel matang disebut
fase follikuler
 Saat setelah terjadi ovulasi hingga
dimulainya siklus berikutnya disebut fase
luteal
Siklus Ovarium

l l l
1 14 28
fase follikuler Ovulasi fase luteal
Siklus endometrium  secara
fisiologis
 Lapisan endometrium t.a. :
 lamina propria
 selapis epitelium kolumner simpleks
 kelenjar-kelenjar uterus & pembuluh darah
 Endometrium mengalami perubahan mencolok sejalan
dg perubahan yg terjadi selama siklus reproduksi
 Sejak hari ke-5 – 7, dibawah pengaruh estrogen dari
follikel dlm perkembangan, endometrium berangsur-
angsur berproliferasi menjadi hiperemia, penebalan dg
cepat  kelenjar bertambah panjang tapi belum sekresi
 Perubahan endometrium ini disebut proliferasi
 Bagian siklus ini disebut fase proliferasi
Siklus endometrium

 Setelah ovulasi :
 Oleh pengaruh estrogen & progesteron dari
korpus luteum, endometrium sedikit edema,
kelenjarnya aktif bersekresi  menjadi
berkelok-kelok  melipat-lipat  serviks
berkonstriksi  uterus menggelembung.
 Fase ini disebut fase sekresi
Siklus endometrium
 Jika tdk terjadi fertilisasi, korpus luteum regresi, hormon yg
menyokong endometrium berkurang dg cepat.
 Arteria spiralis yg memperdarahi endometrium
vasokonstriksi,  endometrium yg diperdarahi (stratum
fungsional)  iskhemia
 Stratum basalis letak lbh dalam, diperdarahi oleh a. basalis
 Arteria spiralis melebar pd saat dinding yg nekrotik pecah
 timbul perdarahan, pengelupasan, mengalir darah
menstruasi
 Prostaglandin mempermudah pengelupasan
 Fase ini disebut fase menstruasi
Siklus endometrium
 Darah menstruasi : + 75 % darah arteriel, + 25 %
darah venosa
 Alirannya kuat, normalnya darah menstruasi tdk
mengandung bekuan, diduga jaringan yg rusak
melepaskan antikoagulan
 Lama fase menstruasi rata-rata 5 hari, darah yg
hilang kira-kira 30 mL, walaupun sangat bervariasi.
 Perdarahan berhenti jika a. spiralis kembali
berkonstriksi  endometrium mengalami
regenerasi dari stratum basalis
 Bagian siklus ini disebut fase reparasi
Siklus endometrium

 Dipandang dari fungsi endometrium :


 fase proliferasi menggambarkan perbaikan
epitelium dari menstruasi sebelumnya
 fase sekresi merupakan persiapan uterus untuk
implantasi jika terjadi fertilisasi
 Jika tdk terjadi fertilisasi, endometrium dilepaskan
(fase menstruasi), dan mulailah siklus yang baru.
 Dikatakan bahwa ’keluarnya darah menstruasi
merupakan tangisan uterus karena kehilangan
janin/bayi’.
Ringkasan 4 fase siklus endometrium ;

 Fase menstruasi (hari 1-4) ; perdarahan


endometrium krn pecahnya a. spiralis, akibat
tegangan tinggi oleh pengaruh estrogen yg tinggi
 Fase reparasi (hari 4-6) ; penyembuhan luka
akibat pecahnya pembuluh darah, akan tertutup
kembali oleh sel-sel epitelium
 Fase proliferasi (hari 7-15) ; perbanyakan sel-sel
 endometrium mulai menebal, kelenjar mulai
memanjang, membentuk sekret, belum sekresi
 Fase sekresi (hari 16-28) ; kelenjar mulai sekresi
 persiapan implantasi  endometrium jd tebal
Servik uteri

 Mukosa serviks uteri tdk mengalami


deskuamasi, tp prbh reguler pd mukus serviks
 Estrogen yg meningkat selama ovulasi 
mukus lebih encer & lebih alkalis 
mempermudah kehidupan & transport
spermatozoa
 Progesteron yg meningkat selama fase luteal
(dari korpus luteum)  mukus lebih kental
 Dg dmk mukus paling encer terjd pd saat
ovulasi, perlahan-lahan menjd kental hingga
jika tdk terjadi kehamilan.
Siklus epitelium vagina
 Selama siklus reproduksi, terjadi perubahan-
perubahan pada lapisan mukosa vagina
 Di bawah pengaruh estrogen dari follikel dlm
perkembangan, sel-sel epitelium pd lapisan
mukosa vagina mengalami kornifikasi
(penandukan/penebalan)
 Oleh pengaruh progesteron, sel-sel epitelium
mensekresi mukus yg kental, berproliferasi,
diinfiltrasi oleh leukosit.
 Perubahan sel-sel epitelium ini dapat dilihat dg
jelas melalui preparat apus/smear vagina.
Siklus kelenjar susu/mammae
 Selama siklus reproduksi, terjadi perubahan
vaskularisasi pd kelenjar susu
 Pada fase luteal, oleh pengaruh estrogen,
terjadi proliferasi saluran-saluran kelenjar susu
/duktus laktiferus
 Progesteron merangsang perkembangan
lobuli-alveolarnya
 Perkembangan ini sangat mencolok terutama
jika terjadi kehamilan
Petunjuk ovulasi
 Dlm klinik sering penting mengetahui bahwa
ovulasi telah terjadi, dan kapan ovulasi terjadi.
 Petunjuk yg dpt menggambarkan waktu ovulasi
ialah perubahan suhu basal tubuh, berupa suatu
peningkatan suhu tubuh
 Penyebabnya diduga krn peningkatan sekresi
progesteron
 Progesteron bersifat termogenik/meningkatkan
suhu tubuh
Umur ovum
 Ovum hidup + 72 jam setelah ovulasi
 Di dlm saluran genitalia wanita, spermatozoa
hidup + 48 jam
 Dg dmk ’masa subur’ dlm satu siklus tdk lebih
dari 120 jam (72 + 48 jam), bahkan mungkin
lebih pendek lagi
 Oleh krn itu bagi wanita yg menggunakan cara
kontrasepsi sistem kalender, sebelum hari ke-9 &
setelah hari ke-20 mrpk hari-hari aman, krn
kemungkinan terjadi konsepsi sangat kecil
Pengaturan hormonal
 Siklus reproduksi ♀ dikendalikan oleh GnRH (FSHRH &
LHRH), gonadotropin (FSH dan LH), dan hormon steroid
seks (estrogen & progesteron)
 Melalui : poros hipotalamus-hipofisis-ovarium
 FSH bertanggung jwb thd pematangan awal follikel
ovarium, dan pd pematangan akhir diperlukan FSH & LH
 Estrogen memberikan umpan balik negatif thd sekresi FSH
& LH pd permulaan fase follikuler
 Peningkatan estrogen 24 jam seblm ovulasi memberikan
umpan balik positif thd sekresi LH  terjadi ’LH-
surge’  memicu ovulasi, mengawali pembentukan
korpus luteum
Poros ; hipotalamus-
hipofisis-ovarium
HIPOTALAMUS
GnRH (FSHRH & LHRH)
Hipofisis

FSH LH
Estrogen Estr. & Progest

Ovarium Estrogen &


Progesteron
1 14 28
F.I F.II. F.Graaf. C.Luteum
Pengaturan hormonal

 Ovulasi terjadi + 9 jam setelah ’LH-surge’


 Masuk fase luteal, kadar progesteron
meningkat,  menyebabkan efek umpan
balik positif dihambat
 Prostaglandin berperan pd regresi korpus
luteum (luteolisis), dg menghambat efek LH
 Saat mulai luteolisis, kadar E & P turun
FSH & LH meningkat  satu follikel baru
berkembang & matang
Pengaturan hormonal
 Mendekati pertengahan siklus, estrogen
follikel meningkat cepat, menimbulkan
respons hipofisis thd LH  ’LH-surge’ 
ovulasi
 Ovulasi diikuti pembentukan korpus
luteum, kadar E&P meningkat bersama-
sama, dst, dst, dst,  siklus berulang
kembali.
Estrogen

 Disekresi oleh sel-sel teka interna


foll.ovarium, korpus luteum, plasenta, &
dlm jumlah kecil oleh korteks adrenal
 Sel-sel granulosa juga menghasilkan
estrogen, namun tdk masuk dlm sirkulasi
tp tetap berada dlm cairan follikel.
 Hampir semua estrogen plasma berasal
dari ovarium
Estrogen
 Terdpt 2 puncak sekresi estrogen, pertama
tepat sebelum ovulasi, kedua pd pertengahan
fase luteal
 Kecepatan sekresi estrogen :

 0,07 mg/hari pd permulaan fase follikuler

 0,06 mg/hari tepat sebelum ovulasi

 0,25 mg/hari pada pertengahan fase luteal

 Setelah menopause, sekresi menurun


hingga sangat rendah
Efek estrogen
 Merangsang pertumbuhan follikel ovarium
 Meningkatkan pergerakan tuba & aliran darah
uterus
 Meningkatkan jumlah otot polos & kadar
protein miometrium  otot lebih aktif &
mudah terangsang
 Menyebabkan uterus lebih sensitif thd
oksitosin
Efek estrogen
 Menurunkan sekresi FSH (umpan balik
negatif), tp menjelang ovulasi justru umpan
balik positif thd LH
 Pengobatan estrogen yg lama  hipertrofi
endometrium
 Pengobatan dihentikan  pengelupasan,
perdarahan mendadak
 Meningkatkan libido wanita, melalui
neuron di hipotalamus
Efek estrogen pd kelenjar
mammae
 Merangsang pertumbuhan duktus laktiferus
 Merangsang pembesaran kel. susu pd saat
pubertas
 Berperan pd pigmentasi areola mamae

 Pembesaran yg terjadi krn pemberian kream


kulit yg mengandung estrogen scr lokal, trtm
disebabkan oleh krn absorbsi sistemik
Efek estrogen pd sifat seks
sekunder
Dimulai saat pubertas,
 Pembesaran kelenjar susu, uterus, dan vagina

 Konfigurasi tubuh ; Bahu sempit, pelvis luas,


paha konvergen, lengan divergen (memiliki
sudut lebar), distribusi lemak pd kelenjar susu
dan pantat
 Laring dipertahankan, suara tetap tinggi

 Rambut pubis rata di atas


Progesteron
 Sumber progesteron ialah korpus luteum
dan plasenta
 Pd fase follikuler kadarnya + 0,9 ng/mL

 Pd fase luteal, korpus luteum menghasilkan


progesteron dlm jumlah banyak 
mencapai puncak dlm plasma + 15 ng/mL
 Sekresi progesteron dikendalikan oleh LH.
Efek progesteron
 Bertanggung jawab atas perubahan-
perubahan pd siklus endometrium,
perubahan pd serviks uteri, dan vagina
 Pd kelenjar susu, merangsang
perkembangan lobulus dan alveoli kelenjar
susu (lobulo-alveoli kel. Susu)
Efek progesteron
 Dosis besar progesteron memberikan
umpan balik negatif thd sekresi LH
 Penyuntikan progesteron dpt mencegah
ovulasi
 Progesteron bersifat termogenik 
menyebabkan peningkatan suhu basal
tubuh saat ovulasi
Relaksin
 Struktur kimia polipeptida (bukan steroid),
 Dihasilkan oleh uterus & plasenta

 Sumber utama relaksin ialah korpus luteum

 Efek, melemaskan simpisis pubis & sendi-


sendi panggul lainnya & melebarkan
serviks uteri saat kehamilan
Kelainan fungsi ovarium
 Siklus anovulatori (anovulatory cycles)
 Amenorrhea (amenorrhea)
 Oligomenorrhea
 Menorrhagia
 Metrorrhagia
 Dysmenorrhea
 Sindroma polikistik ovarium
 Tumor ovarium
 Dll., ditambahkan sendiri
Kanker leher rahim
endometriosis
Kontrasepsi ♀
IUD (Intrauterine devices)
 Pada manusia implantasi IUD tdk
mengubah siklus, tetapi bekerja sebagai
alat kontrasepsi yang efektif.
 Implantasi intrauterin (spiral)
logam/plastik dipakai dalam program
pengaturan pertambahan penduduk.
Kontrasepsi ♀
 Adanya benda asing intrauterin mempercepat
perjalanan ovum yg telah dibuahi menuju
uterus, shg mencegah implantasinya di
endometrium.
 Faktor yg lain IUD dpt mengganggu
perubahan sekuensial endometrium selama
siklus.
 Penggunaan IUD kadang menimbulkan efek
individu, misalnya timbul infeksi intrauterin.
Kontrasepsi ♀
Penggunaan hormon steroid
 Wanita yg diberi estrogen dosis tinggi dlm waktu lama
tdk ovulasi  estrogen menekan FSH & meningkatkan
LH (efek umpan balik) secara multipel dan tdk teratur
dg lebih dari 1 puncak di pertengahan siklus.
 Wanita yang diberi estrogen beserta progesteron, tdk
ovulasi  sekresi gonadotropin (FSH dan LH) ditekan.
 Progesteron menyebabkan mukus serviks mengental
dan menebal  kondisi yg tdk cocok untuk migrasi
spermatozoa  mempengaruhi konsepsi & implantasi.
TUGAS INDIVIDU
 Buatlah tulisan tentang topik yg telah ditentukan
di slide berikut ini
 Tiap mahasiswa membuat satu tulisan dari judul
yang telah disediakan.
 Jumlah halaman minimal 8 halaman, kertas A4,
Arial, 1,5 spasi, margin standart, disertai gambar
sangat dianjurkan
 Tulisan meliputi pengertian, penyebab,
manifestasi, akibat, terapi, dan hal-hal lain yg
berkaitan dg judul tsb. Makin lengkap isi tulisan,
nilai makin tinggi.
 Tinjauan materi tulisan harus dari sudut pandang
endokrinologi
 Tuliskan referensi atau daftar pustaka yg anda
rujuk, referensi dari internet tidak dilarang.
 Tulisan tidak boleh hanya sekedar copy paste
tapi harus melalui editing.
 Tulisan dikumpulkan 2 minggu dari sekarang
 Tugas yang dibuat tidak mengikuti ketentuan,
nilainya akan dipotong 50%
 Nilai tugas menjadi syarat kelulusan
Topik yang ditentukan sbb :
 1. Eritroblastosis foetalis
 2. Ikterus neonatus karena ketidak-cocokan
golongan darah sistem ABO
 3. Eklampsia & preeklampsia
 4. Ketuban pecah dini
 5. Sindroma Klinefelter
 6. Sindroma Turner
 7. Sindroma Crypthorchism
 8. Kelahiran prematur
 9. Kembar dizigotik & monozigotik
 10. Graviditas ectopia/Kehamilan diluar
kandungan
 11. Amenorrhea primer.
 12. Dysmenorrhea.
 13. Sindroma Down.
 14. Sindroma polikistik ovarium (PCOS)
 15. Kanker leher rahim.
 16. Salphingitis.
 17. Macam-macam cara kontrasepsi pada wanita.
 18. Macam-macam cara kontrasepsi pada pria.
 19. Pengaturan hormonal laktasi dan menyusui
dan sebagai cara kontrasepsi.
 20. Mastitis.
 21. Masa nifas
 22. Involusi pasca melahirkan.
 23. Diferensiasi gonad pada embrio
 24. Mitosis dan meiosis pada oogenesis.
 25. Mitosis dan meiosis pada spermatogenesis.
 26. Nondisjunction pada oogenesis.
 27. Nondisjunction pada spermatogenesis.
 28. Perubahan hormonal pada ibu hamil.
 29. Biologi dan biosintesis hormon estrogen.
 30. Biologi dan biosintesis hormon progesteron.
 31. Biologi dan biosintesis hormon oksitosin.
 32. Biologi dan biosintesis hormon prolaktin
 33. Biologi dan biosintesis hormon testosteron
 34. Hemofilia dan pewarisannya
 35. Endometriosis
 36. Sindroma superfemale
 37. Sindrome pseudohermaphroditism
 38. Anemia pada gagal ginjal kronik
 39. Anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil
 40. Diabetic gestational
 41. Menopouse dan perubahan-perubahan
fisiologisnya.
 42. Menopouse dan hubungannya dengan
osteoporosis.
 43. Siklus menstruasi  50. Multipel neoplasma
 44. Menarche endokrin
 45. Menopouse hubungannya  51. Resistensi insulin
dengan risiko PJK  52. Pubertas prekoksia
 46. Morbus Basedow  53. Addison’s disease
 47. Hormon kortison dan  54. Peokromositoma
deoksikortison  55. Sindrom adrenogenital
 48. Kelenjar timus  56. Endokrinologi korpus
 49. Kelenjar pineal luteum
sekian

Anda mungkin juga menyukai