Anda di halaman 1dari 4

RESUME BIOLOGI CAMPBELL

SISTEM REPRODUKSI
Oleh Tesalonika Diahayu Y. (190351620505/ P.IPA 2019)

Reproduksi pada makhluk hidup dapat terjadi secara seksual dan aseksual, secara
seksual artinya penyatuan gamet haploid membentuk sebuah sel diploid atau zigot.
Sedangkan reproduksi secara aseksual adalah pembangkitan individu baru tanpa penyatuan
sel telur dan sperma. Pada mamalia dan manusia terjadi reproduksi secara seksual melalui
fertilisasi – penyatuan sperma dan sel telur yang membentuk individu baru.
ORGAN –ORGAN REPRODUKSI MENGHASILKAN DAN MENTRASPOR
GAMET
Reproduksi pada manusia terbagi menjadi reproduksi pada perempuan dan reproduksi
pada laki-laki. Reproduksi sendiri merupakan proses terbentuknya individu baru.
Anatomi reproduksi perempuan
Anatomi reproduksi pada perempuan terbagi menjadi menjadi struktur reproduksi eksternal
dan internal. Struktur reproduksi eksternal terdiri dari klitoris dan labia mayor serta labia
minor. Sedangkan struktur internal terdiri dari ovarium, oviduk atau tuba falopi dan uterus.
a. Ovarium
Ovarium merupakan gonad perempuan. Lapisan terluar dari ovarium disarati dengan
folikel yang masing-masing terdiri dari 1 oosit dan dikelilingi sel penyokong yang
memberikan nutrien dan melindungi oosit selama oogenesis. Terjadi proses ovulasi
yang merupakan proses folikel yang menjadi matang dan melepaskan sel telurnya.
Sebelum ovulasi, folikel mengasilakan hormon seks utama perempuan yaitu estradiol.
Setelah ovulasi, jaringan folikel yang tersisa akan membentuk korpus luteum di dalam
ovarium dan menyakresikan estradiol tambahan dan progesteron yang membantu
mempertahankan lapisan uterus selama kehamilan.
b. Oviduk dan uterus
Oviduk merupakan saluran yang didalamnya terdiri atas silia yang berkontraksi dan
bergerak bagaikan ombak untuk mengangkut sel telur menuju ke uterus. Bagian daam
dari uterus merupakan endometrium yang banyak disuplai oleh pembuluh darah.
Bagian leher dari uterus adalah serviks.
c. Vagina dan vulva
Vagina adalah ruang yang berotot namun elastis. Vagina juga berperan sebagai
saluran lahir bayi yang dilahirkan. Vulva merupakan istilah kolektif untuk genital
eksternal perempuan.
d. Kelenjar susu
Payudara mengandung jaringan ikat dan adiposa yang mensekresikan susu.
Anatomi Reproduksi Laki-Laki
organ-organ reproduksi pada laki-laki terdiri dari organ reproduksi ekternal dan organ
reproduksi internal. Organ reproduksi ekternal pada laki-laki terdir dari skrotum dan penis,
sedangkan organ reproduksi internal pada laki-laki terdiri dari testis, kelenjar aksesori dan
duktus.
a. Testis
Testis merupakan gonad dari laki-laki. Di dalam testis terdapat banyak saluran yang
menggulung berkali kali sebagai tempat menghasilkan sperma yang disebut tubulus
seminiverus. Diantara tubulus seminiverus, terdapat sel-sel Leyding yang
mensekresikan androgen dan testosteron. Pagian terluar yang menyelubungi testis
adalah skrotum, yang berfungsi untuk mempertahankan suhu testis 2℃ di bawah
suhu di dalam rongga perut.
b. Kelenjar aksesori
Kelenjar aksesori yang terdapat pada laki-laki terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar
boulbouretra, dan kelenjar prostat. Kelenjar vesikula seminalis menghasilkan cairan
yang bersifat kental, berwarna kuning, dan basa. Cairan yang dihasilkan ini
mengandung mukus, gula fruktosa, enzim penggumpal,asam askorbat dan regulator
lokal yang disebut prostagladin. Kelenjar boulbouretra adalah sepasang kelenjar kecil
di sepanjang uretra yang berfungsi untuk menetralisasi urin asam apapun yang tersisa
dalam uretra. Sedangkan kelenjar prostat menghasilkan cairan encer dan mirip susu.
Menghasilkan enzim antikoagulan dan sitrat (salah satu nutrien sperma).
c. Duktus
Pada organ reproduksi laki-laki juga terdapat duktus / saluran, yang diantaranya
epididimis yang berfungsi sebagai saluran pematangan sperma, vas diferen, duktus
ejakulasi sebagai tempat pertemuan vas diferen dengan saluran vesikula seminalis,
dan terdapat pula uretra sebagai saluran pengeluaran sistem ekskresi dan sistem
reproduksi.

INTERAKSI HORON TROPIK DAN HORMON SEKS MEREGULASI


REPRODUKSI MAMALIA
A. Spermatogenesis
Spermatogenesis dimulai dari sel-sel germinal primordial dari testis embrionik yang
membelah dan berdiferensiasi menjadi sel punca yang kemudian membelah secara
mitosis sehingga membentuk spermatogonium. Spermatogonium akan mengalami
pembelakan secara mitosis menjadi spermatosit primer. Spermatosit primer akan
mengalami pembelahan secara meiosis I menjadi 2 sel haploid yang disebut spermatosit
sekunder. Masing masing dari spermatosit sekunder akan mengalami meiosis II
membentuk 4 sel haploid yang disebut spermatid awal. Spermatid awal ini akan
berdiferensiasi menjadi sperma dengan bantuan sel-sel sertoli dalam menyuplai nutrien.
Spermatogenesis terjadi pembelahan (sitokinesis) yang sama sehingga menghasilkan 4
sperma sekaligus. Sperma dapat mengalami pergerakan karena terfasilitasi oleh alat
gerak berupa flagelum. Pergerakan ekor ini dikarenakan pada bagian tengah sperma
terdapat mitokondria sebagai energi penggerak ekornya.
B. Oogenesis
Proses oogenesis telah terjadi selama embrio berlangsung. Saat embrio, sel germinal
primodial akan memproduksi oogonium. Kemudian, oogonium akan membelah secara
mitosis untuk membentuk sel-sel yang memulai meiosis (berhenti saat profase I)
membentuk oosit primer dan menunda perkembangannya sebelum kelahiran. Pada saat
pubertas proses oogenesis tersebut dilanjutkan dengan dibantu hormon FSH untuk
merangsang perkembangan folikel. Folikel akan meneruskan pembelahannya
menyelesaikan meiosis I, dan masuk ke meiosis II, namun tertahan dan kemudian terjadi
proses ovulasi. Hanya jika sel telur tersebut dibuahi maka proses meiosis II akan
dilanjutkan hingga akhir. Saat setelah ovulasi, folikel mengeluarkan oosit sekunder, dan
folikel yang tersisa akan membentuk korpus luteum, namun jika oosit sekunder tersebut
tidak terfertilisasi maka korpus luteum kan hancur. Korpus luteum ini akan
mensekresikan hormon estradiol dan progesteron dalam penebalan dinding rahim.

Kontrol Hormonal dari Sistem Reproduksi Laki-Laki


Pada laki-laki, FSH dan LH yang disekresikan sebagai respon terhadap GnRH sama-sama
diperlukan untuk spermatogenesis normal. Hormon pelepas gonadotropin dari hipotalamus
merangsang pituitari anterior untuk mensekresikan FSH dan LH. FSH bekerja pada sel-sel
sertoli, yang memberi nutrien pada sperma yang sedang berkembang. LH berkerja pada sel-
sel Leyding, yang manghasilkan androgen, terutama testosteron. Umpan balik negatif oleh
testosteron pada hipotalamus dan pituitari anterior meregulasi kadar GnRH ,LH, dan FSH
dalam darah. Sekresi FSH juga bergantung pada umpan balik negatif oleh inhibin yang
disekresikan oleh sel-sel sertoli.

Siklus Reproduksi Perempuan


Pada peempuan menghasilan gamet menurut siklus. Pada perempuan terjadi pelepasan siklis
endometrium dari uterus yang terjadi dalm satu aliran melewati serviks dan vagina yang
disebut menstruasi. Siklus menstruasi disebut siklus uterus. Selain itu terdapat siklus
ovarium, yang merupakan peristiwa-peristiwa siklis yang terjadi di dalam ovarium.
a. Siklus ovarium
Dimulai dengan pelepasan GnRH oleh hipotalamus untuk merangsang pituitari
anterior menghasilakn FSH dan LH. FSH akan merangsang pembentukan folikel, dan
dibantu oleh LH. Sel-sel folikel yang sedang tumbuh akan melepaskan estradiol.
Kadar estradiol yang rendah menghambat sekresi hormon pituitari, menjaga kadar
FSH dan LH relatif rendah. Ketika sekresi estradiol oleh folikel tumbuh, kadar FSH
dan LH juga akan maningkat. Peningkatan konsentrasi LH akan menjadikan
pematangan akhir folikel dan mengalami pemecahan dan melepaskan oosit sekunder.
LH juga merangsang jaringan folikel yang terisa untuk bertransformasi menjadi
korpus luteum yang merupakan kelenjar yang mensekresikan estradiol dan
progesteron. Penurunan hormon steroid akan memberi umpan balik negatif , pituitari
kemudian dapat memulai mensekresikan FSH kembali untuk pertumbuhan folikel
baru dan memulai siklus ovarium berikutnya.

b. Siklus uterus
Pada siklus uterus terbagi menjadi 3 fase yaitu :
 Fase proliferatif
Sebelum ovulasi, hormon-hormon steroid ovarium merangsang uterus untuk
bersiap-siap mendukung embrio. Estradiol yang disekresikan dalam jumlah
yang meningkat oleh folikel-folikel yang sedang tumbuh, mensinyal
endometrium untuk menebal
 Fase Sekresi
Pertumbuhan kelenjar-kelenjar endometrium yang mensekresikan cairan
nutrien yang dapat mempertahankan embrio awal bahkan sebelum tertanam di
dalam lapisan uterus.
 Fase aliran menstruasi
Disintegrasi korpus luteum yang menyebabkan kemerosotan kadar hormon
yang menyababkan arteri didalam endometrium menyempit, karena
menyempit pembuluh darah melepaskan darah yang terbuang bersama
jaringan dan cairan endometrium.

Pada saat setelah fertilisasi, zigot yang dihasilkan akan mulai membelah, suatu proses yang
disebut penyibakan. Hasil dari penyibakan akan menghasilkan 16 sel yang selama 2-3 hari
akan sampai di uterus. Hasil dari penyibakan tersebut akan menghasilkan blastosit. Blastosit
akan tertanam dan embrio akan mensekresikan hormon hCG sebagai penanda dan mensinyal
keberadaan embrio. Kadar hCG yang tinggi dalam tubuh ibu sebagian akan disekresikan
melalui urin. Melalui urin ini dapat dilakukan tes kehamilan yang umumnya dilakukan.
Gestasi pada manusia terbagi menjadi 3 trimester. Pada trimester pertama terjadi
organogenesis atau pembentukan organ. Pada trimester kedua, uterus tumbuh besar sehingga
kehamilan dapat terlihat dan pada waktu ini pergerakan janin sangat aktif. Pada trimester
ketiga, pergerakan janin akan berkurang karena semakin terjadi keterbatasan ruang pada
uterus dan pada waktu ini siap terjadi persalinan.

Anda mungkin juga menyukai