OLEH:
021EAKKB018
Di masa lalu, dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara rutin yang tujuannya
adalah untuk mencegah robekan berlebihan pada perineum, membuat tepi luka rata
sehingga mudah dilakukan penjahitan (reparasi), mencegah penyulit atau tahanan pada
kepala dan infeksi tetapi hal tersebut ternyata tidak didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang
cukup (Enkin et al, 2000; Wooley, 1995). Tetapi sebaliknya, hal ini tidak boleh diartikan
bahwa episiotomi tidak boleh dilakukan karena ada indikasi tertentu untuk melakukan
episiotomi (misalnya, persalinan dengan ekstraksi cunam, distosia bahu, rigiditas
perineum, dsb). Para penolong persalinan harus cermat membaca kata rutin pada
episiotomi karena hal itulah yang tidak dianjurkan, bukan episiotominya.
Manfaat dan tujuan anestesi local pada penjahitan laserasi perineum adalah sebagai
berikut.
a. Salah satu dari penerapan asuhan sayang ibu.penjahitan sangat menyakitkan
pasien,dengan pemberian anestesi local maka rasa sakit ini dapat diatasi.
b. Memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pasien sehingga proses adaptasi
psikologis masa nifas tidak terganggu dengan pengalaman yang tidak menyenangkan
saat persalinan.
c. Memberikan konsep yang positif tentang bidan bagi pasien.
2. Peralatan
Gunakan tabung suntik satu kali pakai dengan jarum ukuran 22 panjang 4 cc.
Jarum yang lebih panjang atau tabung suntik yang lebih besar dapat digunakan, tetapi
jarum harus berukuran 22 atau lebih kecil tergantung pada tempat yang memerlukan
anastesi. Obat standar yang digunakan untuk anastesi lokal adalah 1% lidokain tanpa
epineprin (silokain). Jika lidokain 1% tidak tersedia, gunakan lidokain 2% dengan
dilarutkan terlebih dahulu dengan air steril dengan perbandingan 1 : 1 (sebagai contoh,
larutkan 5 ml lidokain 2% dengan 5 ml air steril untuk membuat larutan lidokain 1%).
3. Langkah-langkah
Langkah-langkah pemberian anastesi lokal adalah sebagai berikut.
1. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu ibu untuk merasa santai atau
rileks.
2. Isap 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat suntik sekali pakai ukuran 10 ml (jika
diperlukan boleh digunakan tabung yang lebih besar), jika lidokain 1% tidak ada,
boleh menggunakan lidokain 2%, tetapi dilarutkan dulu dengan perbandingan 1:1).
3. Tempelkan/pasang jarum suntik ukuran 22 pada tabung suntik tersebut.
4. Tusukkan jarum ke ujung atau pojok luka (laserasi), tarik jarum sepanjang tepi luka
(ke arah bawah di antara mukosa dan kulit perineum).
5. Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada
dalam pembuluh darah. Jika darah masuk ke tabung suntik, jangan teruskan
penyuntikan dan tarik jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan suntikan
kembali.
Alasan: Ibu dapat mengalami kejang dan kematian bila lidokain disuntikkan ke
dalam pembuluh darah.
6. Suntikan anestesi sejajar dengan permukaan luka pada saat jarum suntik ditarik
perlahan-lahan.
7. Tarik jarum sampai ke bawah tempat di mana jarum tersebut disuntikkan.
8. Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka dan ulangi langkah empat.Tusuk
jarum untuk ketiga kalinya sehingga tiga garis di satu sisi luka mendapat anastesi
lokal. Ulangi proses ini di sisi lain luka tersebut. Setiap sisi luka akan memerlukan
kurang lebih 5 ml lidokain 1% untuk mendapatkan anastesi yang cukup.
9. Tunggu selama dua menit dan biarkan anastesi tersebut bekerja dan kemudian uji
daerah yang dianastesi dengan cara mencubit dengan forsep atau disentuh dengan
jarum yang tajam.Jika ibu merasakan jarum atau cubitan tersebut, tunggu dua menit
lagi dan kemudian uji kembali sebelum mulai menjahit luka.
E-mail :info@politeknikkesehatankartinibali.ac.id
Web :www.politeknikkesehatankartinibali.ac.id