BAB I
PENDAHULUAN
Episiotomi adalah pengguntingan kulit dan otot antara alat kelamin dan anus.
Tujuannya untuk melebarkan jalan lahir. Biasanya dokter akan memberikan anestesi
lokal untuk menghilangkan nyeri. Namun, dalam keadaan darurat episotomi
dilakukan tanpa anestesi lokal. Episiotomi dilakukan untuk melebarkan jalan lahir,
jika :dokter memperkirakan memang diperlukan, misalnya jika bahu bayi tersangkut
dan dokter atau bidan memperkirakan bahu tetap tersangkut jika tidak dibantu
dengan episiotomi, janin dalam keadaan stres dan dokter menginginkan persalinan
berlangsung lebih cepat.
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui Definisi dari Episiotomi.
2. Mengetahui Tujuan Dan Manfaat Episiotomi.
3. Mengetahui Indikasi Dan Kontra Indikasi Dilakukannya Episiotomi.
4. Mengetahui Jenis-Jenis Episiotomi.
5. Mengetahui Prosedur Tindakan Episiotomi.
6. Mengetahui Klasifikasi Laserasi Episiotomi.
7. Mengetahui Anjuran Dalam Melakukan Episiotomi.
8. Mengetahui Penyembuhan Luka.
9. Mengetahui Komplikasi Episiotomi.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Benson dan Pernoll (2009), sekarang ini hanya ada dua jenis episiotomi yang di
gunakan yaitu Episiotomi pada garis tengah (midline epuisiotomy) dan Episiotomi
mediolateral
Insisi akan lebih mudah sembuh, karena bekas insisi tersebut mudah dirapatkan.
Tidak begitu sakit pada masa nifas yaitu masa setelah melahirkan
Otot – ototnya agak lebih sulit untuk disatukan secara benar (aposisinya sulit), sehingga
terbentuk jaringan parut yang kurang baik
Rasa nyeri pada sepertiga kasus selama beberapa hari dan kadang – kadang diikuti
dispareuni (nyeri saat berhubungan)
Hasil akhir anatomik tidak selalu bagus (pada 10% kasus) dan Pelebaran introitus vagina
2.5 PROSEDUR TINDAKAN EPISIOTOMI
Persiapan
1. Pertimbangkan indikasi untuk melakukan episiotomi dan pastikan bahwa episitomi
tersebut penting untuk keselamatan dan kenyaman ibu dan bayi
2. Pastikan bahwa semua perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan sudah
tersedia dan dalam keadaan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
3. Gunakan teknik aseptic atau antiseptic setiap saat, cuci tangan dan pakai sarung
tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril
4. Jelaskan pada ibu menapa ia memerlukan episiotomi dan diskusikan prosedur
denagn ibu. Berikan alasan rasional pada ibu.(APN, Revisi 2007)
Memberikan anestesi local
Berikan anestesi local secara dini agar obat tersebut memiliki cukup waktu untuk
memberikan efek sebelum episiotomi dilakukan. Episiotomi adalah tindakan yang
menimbulkan rasa sakit dan menggunakan anestesi local adalah bagian dari asuhan
sayang ibu.
1. Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan dan bantu klien untuk merasa rileks
2. Hisap 10ml larutan lidokain 1% tanpa epinefrin ke dalam tabung suntik steril ukuran
10ml (tabung suntik lebih besar boleh digunakan jika diperlukan). Jika lidokain 1%
tidak tersedia, larutkan 1 bagian lidokain 2% dengan 1 bagian cairan garam fisologis
atau air distilasi steril, sebagai contoh larutan 5ml lidokain dalam 5ml cairan garam
fisiologis atau air steril
3. Pastikan bahwa tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4cm (jarum
yang lebih panjang boleh digunakan jika diperlukan)
4. Letakkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum
5. Masukkan jarum ditengah fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat yang
akan diepisiotomi
6. Aspirasi (tarik batang penghisap) untuk memastikan bahwa jarum tidak berada di
dalam pembuluh darah.jika darah masuk kedalam tabung suntik jangan suntikkan
lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi jarum dan tusukkan kembali.
Alasan:ibu bisa mengalami kejang dan bisa terjadi kematian, jika lidokain disuntikan
kedalam pembuluh darah
7. Tarik jarum perlahan sambil menyuntikan maksimal 10ml lidokain
8. Tarik jarum bila sudah kembali ketitik asal jarum suntik ditusukkan kulit melembung
karena anestesi bisa terlihat dan dipalpasi pada perineum disepanjang garis yang
akan dilakukan episiotomi.(APN, Revisi 2007)
Prosedur dalam episiotomi menurut buku panduan APN Revisi 2007 sebagai
berikut:
1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum menipis dan pucat dan 3-4 cm kepala
bayi sudah terlihat pada saat kontraksi.alasannya: melakukan episiotomi akan
menyebabkan perdarahan , jangan melakukannya terlalu dini
2. Masukkan dua jari kedalam vagina diantara kepala bayi dan perineum, kedua jari
agak diregangkan dan diberikan sedikit tekanan lembut kearah luar pada
perineum.Alasannya: hal ini akan melindungi kepala bayi dari gunting dan
meratakan perineum sehingga membuatnya lebih mudah diepisiotomi
3. Gunakan gunting tajam disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Tempatkan gunting di
tengah-tengah fourchette posterior dan gunting mengarah kesudut yang diinginkan
untuk melakukan episiotomi mediolateral (jika bukan kidal, episiotomi mediolateral
yang dilakukan disisi kiri lebih mudah dijahit). Pastikan untuk melakukan palpasi atau
mengidentifikasi sfinter ani eksterna dan mengarahkan gunting cukup jauh kearah
samping untuk menghindari sfingter
4. Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah mediolateral menggunakan satu atau
dua guntingan yang mantap. Hindari mengunting jaringan sedikit-sedikit karena akan
menimbulkan tepi yang tidak rata sehingga menyulitkan penjahitan dan waktu
penyembuhan lebih lama.
5. Gunakan gunting untuk memotong sekitar 2-3 cm kedalam vagina
6. Jika kepala bayi belum juga lahir, lakukan tekanan pada luka episiotomi dengan
dilapisi kain atau kasa steril diantara kontraksi untuk membantu mengurangi
pendarahan
7. Kendalikan kepala, bahu dan bahan bayi untuk mencegah perluasan episiotomi
8. Setelah bayi dan plasenta lahir, periksa dengan hati-hati apakah episiotomi,
perineum dan vagina mengalami perluasan atau laserasi, lakukan penjahitan jika
terjadi perluasan episiotomi atau laserasi tambahan
Rasa nyeri setelah melahirkan lebih sering dirasakan pada pasien bekas episiotomi, garis
jahitan (sutura) episiotomi lebih menyebabkan rasa sakit. Jaringan parut yang terjadi pada
bekas luka episiotomi dapat menyebabkan dyspareunia apabila jahitannya terlalu erat.
Nyeri pada saat menstruasi pada bekas episiotomi dan terabanya massa .
Infeksi bekas episiotomi, Infeksi lokal sekitar kulit dan fasia superfisial akan mudah timbul
pada bekas insisi episiotomi.
Gangguan dalam hubungan seksual, Jika jahitan yang tidak cukup erat, menyebabkan akan
menjadi kendur dan mengurangi rasa nikmat untuk kedua pasangan saat melakukan
hubungan seksual.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Episiotomi adalah tindakan pencegahan kerusakan yang hebat pada jaringan
lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas atau elastisitas jaringan.
Episiotomi harus mengacu pada penilaian klinik yang tepat dan tehnik yang sesuai
dengan kondisi yang sedang dihadapi. Saat ini episiotomi tidak selalu dilakukan,
karena episiotomi secara bebas dan kurang tepat dapat meningkatkan jumlah
perdarahan yang terjadi pada persalinan. Upaya yang dilakukan untuk mencegah
robekan perinium antara lain;
Aplikasi handuk hangat pada perinium
Fasilitasi fleksi kepala bayi agar tidak menyebabkan regangan mendadak
Mengarahkan kepala agar perinium dilalui oleh diameter terkecil saat ekspulsi
Menahan perinium dengan regangan telunjuk dan ibu jari
3.2 SARAN
SARAN UNTUK TENAGA MEDIS
Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai panduan untuk melakukan tindakan
serta meningkatkan kualitas dari pelayanan tenaga medis.
SARAN UNTUK PEMBACA
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan referensi untuk
menambah pengetahuan dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen, dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, Hanafi. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo
Prawirohardjo,Sarwono.2010.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal.Jakarta:PT.Bina Pustaka