Oleh :
Preseptor:
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
tidak mendapat penanganan yang baik bias menyebabkan kematian ibu, sekaligus
meningkatkan mordibitas dan mortalitas ibu. Robekan pada jalan lahir bias
bervariasi tergantung dari penyebab terjadinya trauma pada daerah jalan lahir.
tindakan episiotomi.1,2
episiotomi perineum yang dilakukan. Episiotomi itu sendiri harus dilakukan atas
indikasi antara lain: bayi besar, partus prematurus, perineum kaku, persalinan
dengan kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat bantu baik forceps
maupun vakum. Apabila episiotomy tidak dilakukan atas indikasi yang tepat,
daerah perineum.1,2
wanita. 1,2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Perineum
Musculus Coccygeus.
Os.coccygis.
Perineum adalah daerah yang terletak antar vulva dan anus, panjangnya rata-
rata 4cm. Perineum dimulai dari tepi bawah vulva sampai tepi bawah anus. Saat
5
diafragma urogenitalis.
2
Gambar 2.1 Anatomi Perineum
Diafragma pelvis terdiri dari atas otot levator ani dan otot koksigis posterior
sertafasia yang menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal
dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber ischiadika dan simfisis
konstrikor uretra, dan fasia yang menutupinya. Perineum mendapat pasokan darah
5
dari nervus pudendus dan cabang-cabangnya.
2
Gambar2.2 KanalisAni
2
Gambar 2.3 Sistem Perdarahan dan Persarafan Perineum
2.2 Defenisi Ruptur Perineum
dan struktur yang berhubungan yang menempati pintu bawah panggul; bagian ini
dibatasi disebelah anterior oleh simfisis pubis, di sebelah lateral oleh tuber
6
Angka morbiditas meningkat seiring dengan peningkatan derajat ruptur.
Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tak jarang juga
pada persalinan berikutnya. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan
memastikan kepala janin tidak melalui dasar panggul dengan terlalu cepat.
(menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat.)
Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama,
karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan
melemahkan otot-otot dan fascia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu
lama.
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat bayi
dilahirkan, terutama saat kelahiran kepala dan bahu. Kejadian laserasi akan
meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Janin bekerja
sama dengan ibu selama persalinan dan gunakan manufer tangan yang tepat untuk
Kerja sama ini dibutuhkan terutama saat kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
telah membuka vulva (crowning). Kelahiran kepala yang terkendali dan perlahan
mendorong vulva dengan diameter 5-6 cm bimbing ibu untuk meneran dan
2.3 FaktorRisiko
1. Penggunaan forceps
3. Primiparitas
4. Induksi
5. Anastesi epidural
7. Distosia bahu
8. Etnikasian
9. Episiotomi mediana
dilakukan tindakan perobekan atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan
dan biasanya tidak teratur. Tingkat robekan perineum dapat dibagi atas 4 derajat:6
a. Derajat I
Robekan hanya terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, dan kulit
perineum. Mukosa vagina dan kulit perineum ruptur tetapi otot perineal
masih intak.
Laserasi derajat 1
b. Derajat II
Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum dan
otot perineum.
Laserasi derajat II
c. Derajat III
Robekan terjadi pada mukosa vagina, vulva bagian depan, kulit perineum,
III a : robekan mengenai < 50% ketebalan otot sfingter ani eksterna
III b : robekan mengenai > 50% ketebalan otot sfingter ani eksterna
III c : robek sampai mengenai otot sfingter ani interna.
d. Derajat IV
Robekan terjadi pada seluruh perineum dan sfingter ani yang meluas sampai
ke mukosa rektum
Laserasi Derajat IV
terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum
rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum.2,13
Dulu, dianjurkan untuk melakukan episiotomi secara rutin yang tujuannya
adalah untuk mencegah robekan berlebihan pada perineum, membuat tepi luka
rata sehingga mudah dilakukan penjahitan , mencegah penyulit atau tahanan pada
kepala dan infeksi tetapi hal tersebut ternyata tidak didukung oleh bukti-bukti
Tetapi sebaliknya, hal ini tidak boleh diartikan bahwa episiotomi tidak
dsb). Para penolong persalinan harus cermat membaca kata rutin pada episiotomi
2. Kejadian laserasi derajat tiga atau empat lebih banyak pada episiotomi
rutin
4. Meningkatnyaresiko infeksi.9
a. Indikasi Episiotomi
ibumaupunpihak janin.2,13
1. Indikasi janin.
2. Indikasi ibu
persalinan9
jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Ingat bahwa
setiap kali jarum masuk kedalam jaringan tubuh, jaringan akan terluka dan
b. Teknik Episiotomi
1. Episiotomi medialis
Pada teknik ini insisi dimulai dari ujung terbawah introitus vagina sampai
dan kanan dirapatkan dengan beberapa jahitan. Kemudian fasia dijahit dengan
beberapa jahitan. Lalu selaput lendir vagina dijahit dengan empat atau lima
secara jelujur (continuous suture). Benang yang dipakai untuk menjahit otot, fasia
dan selaput lendir adalah catgut chromic, sedang untuk kulit perineum dipakai
benang sutera.
2. Episiotomi mediolateralis
Pada teknik ini insisi dimulai dari bagian belakang introitus vagina menuju
kearah belakang dan samping. Arah insisi ini dapat dilakukan kearah kanan atau
pun kiri, tergantung pada kebiasaan orang yang melakukannya. Panjang insisi
kira-kira 4 cm.
Episiotomi Mediolateral
Pada teknik ini insisi dilakukan ke arah lateral mulai dari kira-kira pada
Teknik ini sekarang tidak dilakukan lagi oleh karena banyak menimbulkan
komplikasi. Luka insisi ini dapat melebar kearah dimana terdapat pembuluh darah
itu parut yang terjadi dapat menimbulkan rasa nyeri yang mengganggu penderita.
7
pelayanan kesehatan sekunder.
7
Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan jalan lahir antara lain:
a. Retractor Weislander’s
f. Gunting Mitzembaum
h. Spekulum Sims
Gambar 2.12 Spekulum Sims
7
Bahan-bahan yang diperlukan untuk perbaikan jalan lahir antara lain:
Tampon
Kapas besar
Povidon Iodine
7,11
sebagai berikut :
kasus beberapa jahitan terputus lewat mukosa vagina, fourchette dan kulit
jahitan angka-8, jahitan karena jahitan ini kurang menimbulkan tegangan dan
d. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan benang 2-0 mulai dari 1 cm di
e. Lanjutkan jahitan pada daerah otot perineum sampai ujung luka pada
perineum secara jelujur dengan benang 2-0. Lihat ke dalam luka untuk
mengetahui letak ototnya. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot agar
11
Gambar 2.16 Penjahitan Otot Perineum
luas dan dalam, lakukan colok dubur, dan pastikan tidak ada bagian rektum
terjahit.
Gambar 2.17 Penjahitan Kulit
Setelah tindakan, berikan informasi kepada pasien dan suami, mengenai,
7
penjahitan di daerah perineum, yaitu antara lain:
3. Cuci perineumnya dengan sabun dan air bersih yang mengalir 3 sampai 4 kali
per hari.
kembali lebih awal jika ia mengalami demam atau mengeluarkan cairan yang
berbau busuk dari daerah lukanya atau jika daerah tersebut menjadi lebih nyeri.
2.6 Komplikasi4
a. Perdarahan
penatalaksanaan yang cermat selama kala satu dan kala empat persalinan
sangat penting. Menilai kehilangan darah yaitu dengan cara memantau
b. Fistula
kencing luka, maka urin akan segera keluar melalui vagina. Fistula dapat
menekan kandung kencing atau rectum yang lama antara kepala janin dan
c. Hematoma
ditandai dengan rasa nyeri pada perineum dan vulva berwarna biru dan
merah. Hematoma dibagian pelvis bisa terjadi dalam vulva perineum dan
fosa iskiorektalis. Biasanya karena trauma perineum tetapi bisa juga dengan
varikositas.
d. Infeksi
sangat baik, nyeri akan hilang 6 minggu setelah persalinan dan bekas luka yang
minimal. Namun dapat terjadi inkontinensia feses dalam jangka pendek maupun
jangka panjang pada 10 % pasien dengan ruptur perineum tingkat IV, walaupun
sudah dilakukan penanganan dengan baik. Jika tidak ada komplikasi, tidak
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
2. Laserasi spontan pada vagina dan perineum dapat terjadi saat kepala dan
apabila ada gawat janin, penyulit pervaginam, dan adanya jaringan parut pada
vagina.
mulai dari mukosa vagina, otot-otot perineum, dan kulit. Ruptur derajat 3
yang sudah terlatih. Teknik menjahit yang tepat dapat mencegah terjadinya
sangat baik, nyeri akan hilang 6 minggu setelah persalinan dan bekas luka
yang minimal.
DAFTAR PUSTAKA