Anencephaly
Disusun Oleh
Alqodri Setiawan, S.Ked
NIM : 71 2015 026
Pembimbing
dr. MSY Yenny Indriani, Sp.OG
SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BARI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
Kelainan kongenital
merupakan penyebab
penting terjadinya
keguguran, lahir mati
atau kematian segera
setelah lahir
(perinatal).
Prevalensi NTD
defisiensi asam
folat selama
kehamilan adalah
17 per 10.000
kelahiran hidup.
Latar
Belakang
NTD meliputi
anensefalus,
ensefalokel dan
spina bifida.
Kelainan lain yaitu
hidrosefalus dan
mikrosefalus.
Kelainan kongenital
pada sistem saraf
pusat menempati
urutan kedua kelainan
kongenital terbanyak
setelah kelainan
jantung.
Cont
Perkembangan normal diklasifikasikan kedalam empat tingkat:
Proses Induktif Primer (Tahap Pertama) pada minggu ke-2 sampai ke-6.
Perkembangan Ventrikulosisternal (Tahap Kedua) pada minggu ke-7 dan 8
Proliferasi Sel (Tahap Ketiga)
Migrasi Neuronal (Tahap Keempat) pada minggu ke-7 sampai ke-36
Cont
2. Deformitas, yaitu kelainan posisi, ukuran, bentuk tubuh yang timbul pada
fetus yang semula tumbuh normal akibat faktor-faktor mekanis. Kelainan ini
terjadi bila janin yang normal secara genetik mengalami perubahan struktural
karena lingkungan intrauteri yang abnormal. Misal:oligohidramnion.
3. Disrupsi, yaitu janin yang normal secara genetis, kemudian mengalami
kelainan akibat gangguan perkembangan. Misal: ketuban pecah dini, Amniotic
BandSyndrome.
Cont
Tepi lateral pelat neural membentuk lipatan
neural yang
bersatu kearah dorsal membentuk tuba neuralis, seperti tampak pada gambar
1. Kegagalan lipatan neural bersatu kearah dorsal berakibat disrafisme dan
menyebabkan anensefalus, ensefalomeningokel dan meningokel, malformasi
Arnold-Chiari dengan rakhiskhisis spinal, serta keadaan lain.
Anencephaly
Bayi yang lahir dengan anencephaly ditandai dengan tidak terbentuknya
kubah tengkorak, sehingga otak yang mengalami malformasi menjadi
terpapar. Kemudian, jaringan ini mengalami degenerasi dan meninggalkan
massa pada jaringan nekrotik.
Namun batang otak pada bayi dengan anensefalus tetap utuh. Keadaan ini
terjadi akibat gagalnya penutupan bagian sefalik dari tuba neuralis.
Anensefalus merupakan cacat lethal yang menimbulkan kematian janin di
dalam rahim atau kematian segera sesudah bayi dilahirkan.
2. Infeksi intrauterin
Infeksi intrauterin yang dapat menimbulkan kelainan kongenital ialah infeksi
yang terjadi pada periode organogenesis yakni dalam trimester pertama
kehamilan. Infeksi menyebabkan perlekatan meninges. Secara patologis
terlihat penebalan jaringan piamater dan arachnoid di sekitar sisterna basalis
dan daerah lain. Di samping mengganggu aliran LCS, infeksi dapat
menyebabkan kerusakan parenkim otak. Proses lanjut dari lesi-lesi ini terjadi
pada kehamilan trimester kedua.
4. Sindroma Metabolik
Beberapa literatur menyebutkan bahwa hipertermia dan obesitas ibu dapat
mempengaruhi perkembangan normal dari sistem saraf pusat sejak saat
pembuahan.
Obesitas maternal dapat berhubungan dengan diabetes gestasional, hipertensi,
kelainan tromboemboli, dan infeksi luka. Janin yang dilahirkan oleh ibu
obesitas berisiko terjadi makrosomia, partus lama, dan kematian perinatal.
5. Teratogen
- Pada ibu peminum alkohol kronis pertumbuhan bayi yang lahir sangat
terlambat, kepala kecil, kelainan fasial dan depresi neonatus.
- Perempuan dengan phenilketonuria yang tidak terkontrol akan meningkatkan
risiko bayi lahir dengan mikrosefalus, Intra Uterine Growth Retardation
(IUGR) dan retardasi mental.
- Hipervitaminosis A yang akut atau kronis dapat mengabatkan sekresi LCS dan
permeabilitas sawar darah otak menjadi meningkat, berakibat hidrosefalus.
- Obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil seperti tetrasiklin, warfarin,
trimetadion, thalidomide, kortikosteroid, agen antineoplasia juga bisa
menyebakan kelainan bawaan.
-
Faktor Janin
1. Riwayat trauma
Tekanan mekanik pada janin selama trimester pertama kehidupan intrauterin
dapat menyebabkan kelainan hentuk organ tubuh hingga menimbulkan
deformitas organ tersebut.
2.Oligohidramnion
Di dalam rahim, bayi terendam oleh amnion yang juga merupakan pelindung
terhadap cedera. Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan
atau menunjukkan adanya kelainan bawaan.
Kesimpulan
Anencephaly adalah bayi yang lahir dengan dengan tidak terbentuknya kubah
tengkorak, sehingga otak yang mengalami malformasi menjadi terpapar.
Kemudian, jaringan ini mengalami degenerasi dan meninggalkan massa pada
jaringan nekrotik. Namun batang otak pada bayi dengan anensefalus tetap
utuh. Keadaan ini terjadi akibat gagalnya penutupan bagian sefalik dari tuba
neuralis. Anensefalus merupakan cacat lethal yang menimbulkan kematian
janin di dalam rahim atau kematian segera sesudah bayi dilahirkan.
Daftar Pustaka
Gondo P. Pengaruh ensefalopati neonatal akibat asfiksia neonatorum terhadap gangguan perkembangan neurologis
[thesis]. Semarang (Indonesia): Universitas Diponegoro;2007.
Nugraha M, Jeffry S, Abdullah A. Gambaran kelainan bawaan pada bayi baru lahir di RSIA Sri Ratu Medan tahun
2009 [thesis]. Medan (Indonesia): Universitas Sumatera Utara;2009.
World health organization. Birth defect [internet]. C2009 [diperbaharui 2009 May 14; disitasi 2012 Nov 25].
Diunduh dari:apps.who.int
Vilino M, Sarumpaet, Sori M. Karakteristik penderita hydrocephalus rawat inap di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2005-2009 [thesis]. Medan (Indonesia): Universitas Sumatera Utara;2009.
Adeleye AO, Olowookere KG. Central nervous system congenital anomalies: a prospective neurosurgical
observational study from Nigeria. Congenit Anom [internet]. 2009 [disitasi 2012 Nov 7] 49(4):258-61. Diunduh dari:
www.ncbi.nlm.nih.gov
Made P. Kejadian bayi lahir dengan kelainan kongenital [thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro;1998.
Amar T, Krishna V, Pushpa C, Manish J. Congenital malformations at birth in Central India: A rural medical
college hospital based data. Indian Journal of Human Genetics [internet]. 2010 [disitasi 2012 Des 5] 16(3):
15963. Diunduh dari:www.ncbi.nlm.nih.gov
Ekwere O, Rosie M, BobPaul A, Bamidele J, Olorunleke O, Sunday P. A retrospective study of congenital
anomalies presented at tertiary health facilities in jos, nigeria. JPCS[internet] 2011. 3(5):24-8. Diunduh dari:
www.arpapress.com
Elias S. Neuroanatomia medica. 2nd ed. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. 1985. p.63-232
Sadler TW. Embriologi kedokteran Langman. 7th ed. Jakarta: EGC. 2000. p.374-411.
Chairuddin R. Penyakit lesi medula spinalis dalam: pengantar ilmu bedah orthopedi. Edisi Kedua. Makassar:
Bintang Lamumpatue. 2003. p.258-61.
Rodeck C, Pandya P. Prenatal diagnosis of fetal abnormalities. In: Chamberlain G, Steer P, Breat G, Chang A,
Johnson M, Neilson J, editors. Turnbull's obstetrics. 3rd ed. London: Churchill Livingstone; 2001. p. 169- 96
Wim DJ. Sistem saraf dalam: buku ajar ilmu bedah. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1997.
p.809-13.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Efek teratogenik
dismorfogenik masalah akibat penggunaan obat dalam kehamilan. Jakarta (Indonesia): Departemen Kesehatan
RI;2008.
Rima I. Tata laksana infeksi intrauterin [thesis]. Jakarta (Indonesia): Universitas Indonesia;2007.
Risa A, Tatik M, Weni E. Perbedaan depresi pasca melahirkan pada ibu primipara ditinjau dari usia ibu hamil. INSAN
2011; 13(1):21-32.
Johanis A, Aaltje E. Hubungan tingkat sosial ekonomi dengan kurang energi kronik pada ibu hamil di kelurahan
Kombos Barat kecamatan Singkil kota Manado [thesis]. Manado (Indonesia): Universitas Sam Ratulangi;2011.
Terima Kasih