Anda di halaman 1dari 12

Definisi

usaha agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan jalan
merangsang timbulnya his
Induksi dimaksudkan sebagai stimulasi kontraksi sebelum mulai terjadi persalinan spontan, dengan atau
tanpa rupture membrane.1

Kondisi yang harus dipenuhi


• serviks uteri sudah matang
• Tidak ada disproporsi sevalopelvik (CPD)
• Tidak ada kelainan letak janin
• Kepala janin sudah mulai turun ke dalam rongga panggul
Indikasi

Indikasi Ibu Indikasi Anak

• Kelainan hipertensi pada • Restriksi pertumbuhan intrauteri


kehamilan • Isoimunisasi dan penyakit
• Diabetes kongenital janin
• Perdarahan antepartum • Intrauterine fetal death (IUFD)
• Ketuban pecah dini • Pertumbuhan janin terhambat
• Kehamilan lewat waktu (PJT)
• Oligohidramnion • Insufisiensi plasenta.3
• Korioamnionitis
KontraIndikasi
Kontraindikasi absolut Kontraindikasi relatif
•Disproposi sefalopelvik absolut •Perdarahan antepartum
•Gawat Janin •Grande Multiparitas
•Plasenta previa •Riwayat sstp sebelumnya
•Vasa Previa •Uterus yang berkontraksi
•Malpresentasi dan Malposisi berlebihan
•Riwayat seksio sesaria klasik •Presentasi muka
sebelumnya •Riwayat persalinan yang cepat
Persyaratan
 Tidak ada disproporsi sefalopelvik (CPD) Yang mempermudah induksi :
 Sebaiknya serviks uteri sudah matang, yakni  Multiparitas
serviks sudah mendatar dan menipis
 BMI < 30
 Presentasi harus kepala, atau tidak terdapat
kelainan letak janin.  Kematangan servik
 Sebaiknya kepala janin sudah mulai turun kedalam  Bj < 3500
rongga panggul.
 Berdasarkan kriteria Bishop, yakni:
a. Jika kondisi serviks baik (skor 5 atau lebih),
persalinan biasanya berhasil diinduksi dengan
hanya menggunakan induksi.
b. Jika kondisi serviks tidak baik (skor <5),
matangkan serviks terlebih dahulu sebelum
melakukan induksi.1
Bishop Score

Jika skor Bishop kurang atau sama dengan 3 maka angka kegagaran induksi mencapai lebih dari 20% dan
berakhir pada seksio sesaria. Bila nilai lebih dari 8 induksi persalinan kemungkinan akan berhasil. Angka
yang tinggi menunjukkan kematangan serviks
Klasifikasi Induksi

Secara Medis Secara Manipulatif

• Infus Oksitosin • Amniotomi


• Cairan hipertonik intra uteri • stripping of the membrane
• Pemberian prostaglandin E2
(Dinoprostone, Cervidil, dan • Pemakaian rangsangan listrik
Prepidil) • Rangsangan pada puting susu
• Prostaglandin E1 (breast stimulation
(Misoprostol atau cytotec) • Kateter transservikal (kateter
• Donor nitrit oksida
foley)
• Dilator servikal higroskopik.1
Oksitosin
1. Kandung kemih dan rectum terlebih dulu dikosongkan.
2. Disiapkan cairan RL 500 cc yang diisi dengan sintosinon 5 IU.
3. Cairan yang sudah mengandung 5 IU oksitosin dialirkan secara intravena melalui aliran infus.
4. Tetesan dimulai dengan 8 mU (1 mU = 2 tetes) permenit dinaikan 4 mU setiap 30 menit. Tetesan maksimal
diperbolehkan sampai kadar oksitosin 30-40 mU. Bila sudah mencapai kadar ini kontraksi rahim tidak muncul
juga, maka berapapun kadar oksitosin yang diberikan tidak akan menimbulkan kekuatan kontraksi. Sebaiknya
infus oksitosin dihentikan.
4. Pederita dengan infus oksitosin harus diamati secara cermat untuk kemungkinan timbulnya tetania uteri, tanda –
tanda ruptur uteri, maupun tanda – tanda gawat janin.
5. Bila kontraksi rahim timbul secara teratur dan adekuat maka kadar tetesan oksitosin dipertahankan. Sebaiknya
bila terjadi kontraksi rahim yang sangat kuat, jumlah tetesan dapat dikurangi atau sementara dihentikan.
6. Infus oksitosin ini hendaknya tetap dipertahankan sampai persalinan selesai yaitu sampai 1 jam sesudah lahirnya
plasenta.
7. Evaluasi kemajuan pembukaan serviks dapat dilakukan dengan periksa dalam bila his telah kuat dan adekuat.
PROSTAGLANDIN CAIRAN HIPERTONIK INTRA UTERI

PGE2 dan PGF2 alpha •Merangsang kontraksi rahim pada kehamilan


merangsang otot -otot polos termasuk juga •Yang dipakai dapat berupa cairan garam
otot-otot rahim hipertonik 20 , urea dan lain-lain
memperpendek proses persalinan, •Pemakaian urea dicampur dengan prostagladin
menurunkan angka seksio sesaria dan untuk memperkuat rangsangan pada otot-otot
menurunkan angka apgar skor < 4 rahim
•Cara ini dapat menimbulkan penyakit yang
cukup berbahaya, misalnya hipernatremia,
infeksi dan gangguan pembekuan darah.
AMNIOTOMI STRIPPING OF THE MEMBRANE

•Memecahkan ketuban baik di bagian bawah •melepaskan ketuban dari dinding segmen
depan (fore water) maupun dibagian belakang bawah rahim secara menyeluruh setinggi
( hind water ) dengan suatu alat khusus mungkin dengan jari tangan. Cara ini dianggap
(drewsmith catheter) atau dengan omnihook cukup efektif dalam merangsang timbulnya his
yang sering dikombinasikan dengan pemberian
oksitosin •Beberapa hambatan yang dihadapi dalam
melakukan tindakan ini, ialah :
• Serviks yang belum dapat dilalui oleh jari.
• Bila didapatkan persangkaan plasenta letak
rendah, tidak boleh dilakukan.
• Bila kepala belum cukup turun dalam rongga
panggul.
RANGSANGAN PADA PUTING SUSU
PEMAKAIAN RANGSANGAN LISTRIK
(BREAST STIMULATION )
•rangsangan puting susu dapat mempengaruhi
hipofisis posterior untuk mengeluarkan
Dengan dua elektrode, yang satu diletakkan oksitosin sehingga terjadi kontraksi rahim.
dalam servik, sedangkan yang lain
ditempelkan pada dinding perut, kemudian •Pada salah satu puting susu, atau daerah
dialirkan listrik yang akan memberi rangsangan areola mammae dilakukan masase ringan
pada serviks untuk menimbulkan kontraksi dengan jari si bapak.
rahim
•Tidak dianjurkan untuk melakukan tindakan ini
pada kedua payudaraan bersamaan,
Komplikasi atau Risiko Melakukan Induksi
Persalinan

 Atonia uteri  Meningkatkan caesar pada


induksi elektif.1,4
 Hiperstimulasi
 Dapat merobek bekas jahitan
 Fetal distress operasi caesar.
 Prolaps tali pusat  Emboli
 Rupture uteri  Janin bisa mengalami ikterus
 Solusio plasenta neonatorum dan aspirasi air
ketuban
 Infeksi intra uterin
 infeksi dan rupture uterus
 Perdarahan post partum
 Kelelahan ibu dan krisis
emosional

Anda mungkin juga menyukai