Anda di halaman 1dari 4

Definisi Tinea Corporis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur superfisial

golongan dermatofita menyerang daerah kulit tak berambut pada wajah, badan,
lengan, dan tungkai.
Etiologi Epidermopltyton floccosum / T. rubrum.
Epidemiologi
Cara – manusia ke manusia (anthropophilic)
Penularan  Kontak langsung misalnya melalui berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan seksual.
 Penularan tidak langsung bisa melalui benda yang terkontaminasi
seperti pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain
– binatang ke manusia (zoophilic)
– tanah ke manusia (geophilic).
Durasi
Faktor yang Umur  Semua umur, tetapi lebih sering menyerang orang dewasa.
pengaruhi Jenis kelamin  Menyerang pria dan wanita.
Bangsa  Penyakit ini tersebar di seluruh dunia.
Daerah  Daerah tropis, kelembapan udara yang tinggi.
Higine  Sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan penyakit ini.
Lingkungan  Kebersihan lingkungan/lingkungan yang kotor memengaruhi
Patogenesis
Anam Subjektif  keluhan gatal, terutama jika berkeringat.
Objektif  Makula eritematosa berbatas tegas, hiperpigmentasi dengan tepi yang
lebih aktif.
Oleh karena gatal dan di garuk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit
yang lembap.
PF Lokalisasi  Wajah, anggota gerak atas dan bawah, dada, punggung.
Efloresensi  Lesi berbentuk makula / plak yang merah/hiperpigmentasi dengan
tepi aktif dan penyembuhan sentral. Pada tepi lesi dijumpai papula-papula
eritematosa atau vesikel. Pada perjalanan penyakit yang kronik dapat dijumpai
likenifikasi. Gambaran lesi dapat polisiklis, anular atau geografis.
PP Kerokan kulit dengan KOH 10% dijumpai hifa.
DD 1. Morbus Hansen: makula eritematosa dengan tepi sedikit aktif, terutama MH
tipe tuberkuloid.
2. Pitiriasis rosea'. gambaran makula eritematosa dengan tepi sedikit meninggi,
ada papula, skuama. Diameter panjang lesi menuruti garis kulit.
3. Neurodermatitis sirkumskripta: makula eritematosa berbatas tegas terutama
pada daerah tengkuk, lipat lutut dan lipat siku.
TX Umum :
- Meningkatkan kebersihan badan.
- Menghindari pakaian yang tidak menyerap keringat.
Sistemik:
- Antihistamin.
- Griseofulvin, anak-anak: 15-20 ng/kg BB/hari.
• Dewasa : 500-1000 mg per hari.
- Itrakonazol 100 mg/hari selama 2 minggu.
- Ketokonazol 200 mg/hari dalam 3 minggu.
Topikal:
- Salep Whitfield.
- Campuran asam salisilat 57o, asam benzoat 10% dan resorsinol 5% dalam sp
iril. u s.
- Castellgni's psint,
- Tolnaftat
- Imidazol.
- Ketokonazol.
- Piroksolamin siklik.
Prognosis
Baik
Komplikasi

Definisi Tinea Imbrikata adalah Infeksi jamur superfisial yang menyerang kulit dengan
gambaran khas berupa skuama kasar yang tersusun konsentris sehingga tampak
seperti atap genting
Etiologi Trichophyton conconcentricum.
Epidemiologi
Mikro
organisme
Cara – manusia ke manusia (anthropophilic)
Penularan  Kontak langsung misalnya melalui berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan seksual.
 Penularan tidak langsung bisa melalui benda yang terkontaminasi
seperti pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain
– binatang ke manusia (zoophilic)
– tanah ke manusia (geophilic).
Durasi
Faktor yang Umur  Semua umur
pengaruhi Jenis kelamin  Menyerang pria dan wanita.
Bangsa  Penyakit ini tersebar di seluruh dunia.
Ras  semua ras
Daerah  Terutama pada daerah tropis., Iklim panas mempermudah perkembangan
Higine  Sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan penyakit ini.
Lingkungan  Lembap dan panas memengaruhi penyebaran

Patogenesis
Anam seluruh permukaan kulit berupa lingkaran-lingkaran yang bersisik kasar dan tampak
menyerupai lingkaran-lingkaran bermata salu (polisiklik).
Sisik-sisik melingkar yang satu menutup yang lain seperti lapisan genting, dapat
disertai perasaan yang sangat gatal.
PF Lokalisasi : Biasanya seluruh tubuh.
Efloresensi : Makula berwama seperti kr-rlit normai, berbentuk lingkaran dan ditutupi
sisik-sisik kasar, atau beberapa lingkaran dapat menyatu (polisiklis); skuama saling
menindih seperti susunan atap genting.
Makula eritematosa, papula dan skuama di pipi.
B. Makula numular, bulat dengan papula-papula konfluen di pipi.
PP 1. Kerokan kulit dengan KOH 10%, dipanasi sebentar tidak sampai mendidih.
Dapat ditemukan hifa, miselium dan spora.
2. Biakan skuama pada media Sabouraud, menghasilkan koloni ragi.
DD Gambaran klinik yang khas ini, tidak ditemukan pada penyakit lain sehingga
memudahkan diagnosis pasti.
TX Sistemik : Griseofulvin 0,5 g selama 1-2 bulan.
Topikal : Keratolitik kuat yang bersifat fungisid antara lain: krisarobin 5%, sulfur 5olo
atau asam salisilat 57o.
Castellnnis's pnint
o Salep \{hitfield 2 kali sehari.
o Antimikotik golongan imidazol mempunyai khasiat baik.
o Itrakonazol 100 mg/hari selama 3 minggu.
r Ketokonazol 200 mglhari selama 2-4 minggu
Prognosis
Sering kali resisten terhadap pengobatan dan sering kambuh.
Komplikasi

Definisi Tinea Cruris adalah Adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah kruris dan
sekitarnya
Etiologi Sering kali oleh E. floccosum, namun dapat pula oleh T. rubrum dan
T. mentngrophytes,yang ditularkan secara langsung atau tak
langsung.
Epidemiologi
Mikro
organisme
Cara – manusia ke manusia (anthropophilic)
Penularan  Kontak langsung misalnya melalui berjabat tangan, tidur bersama, dan
hubungan seksual.
 Penularan tidak langsung bisa melalui benda yang terkontaminasi
seperti pakaian, handuk, sprei, bantal dan lain-lain
– binatang ke manusia (zoophilic)
– tanah ke manusia (geophilic).
Durasi
Faktor yang Umur  dewasa
pengaruhi Jenis kelamin  pria > wanita.
Bangsa  Penyakit ini tersebar di seluruh dunia.
Ras  semua ras
Daerah  Terutama pada daerah tropis., Iklim panas mempermudah perkembangan
Higine  Sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan penyakit ini.
Lingkungan  Kotor, Lembap, keringat dan panas memengaruhi penyebaran

Patogenesis
Anam Perjalanan penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan: rasa gatal
hebat
pada daerah kruris (lipat paha), lipat perineum, bokong dan dapat ke genitalia;
ruam
kulit berbatas tegas, eritematosa dan bersisik, semakin hebat jika banyak berkeringat
PF Lofuilisasi Regio inguinalis bilateral, simetris. Meluas ke perineum,
sekitar anus, intergluteal sampai ke giuteus. Dapat pula
meluas ke suprapubis dan abdomen bagian bawah.
Efloresensi Makula eritematosa numular sampai geografis, berbatas
tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau
pustula. Jika kronik makula menjadi hiperpigmentasi
dengan skuama di atasnya.
PP Kerokan kulit daerah lesi dengan KOH 10%: tampak elemen jamur seperti hifa, spora
danmiselium.
DD Eritrasma: batas lesi tegas, jarang disertai infeksi, fluoresensi merah bata yang khas
dengan sinar Wood.
2.Kandidiasis; lesi relatif lebih basah, berbatas jelas disertai lesilesi satelit.
3.Psoriasis intertriginosa: skuama lebih tebal dan berlapis-lapis.
TX Seperti pengobatan jamur lainnya.
. Topiksl: salep atau krim antimikotik. Lokasi ini sangat peka nyeri, jadi konsentrasi
obat harus lebih rendah dibandingkan lokasi lain, misahrya asam salisilat, asam
benzoal, sulfur dan sebagainya.
o Sistemik: diberikan jika lesi meluas dan kronik; griseofulvin 500-1.000 mg selama
2-3 minggu atau ketokonazol l00 mglhari selama l bulan.
Prognosis
Baik, asalkan kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.
Komplikasi

Anda mungkin juga menyukai