Anda di halaman 1dari 52

Episiotomi

Luka Laserasi
Anestesi Lokal
Prinsip Penjahitan Perineum
Penjahitan Luka Perineum dan Laserasi
a. EPISIOTOMI

Insisi pada Pada


perineum persalinan,
episiotomi
untuk
BUKAN
memperbesar MERUPAKAN
mulut vagina TINDAKAN
(jalan lahir). RUTIN.
Indikasi Episiotomi

Gawat janin.

Persalinan pervaginam dengan penyulit


(perineum kaku, sungsang, distosia bahu,
ekstraksi forsep, ekstraksi vacum, bayi besar,
presentasi muka).

Jaringan parut pada perineum atau


vagina yang menghalangi
kemajuan persalinan.
Keuntungan Mengurangi risiko luka intra
kranial pada bayi prematur.

Mencegah robekan perineum derajat 3. Terutama sekali, dimana


sebelumnya ada laserasi yang luas di dasar panggul. Insisi yang
bersih dan dilakukan pada posisi yang benar akan lebih cepat
sembuh dari pada robekan yang tidak teratur.

Menjaga uretra dan klitoris dari trauma yang luas. Kemungkinan


mengurangi regangan otot penyangga kandung kemih atau rectum
yang terlalu kuat dan berkepanjangan, yang di kemudian hari
menyebabkan inkontinensia urine dan prolaps vagina.

Mengurangi lama kala 2 yang mungkin penting terhadap kondisi ibu


atau keadaan janin (fetal distress)

Memperbesar vagina jika diperlukan manipulasi untuk melahirkan


bayi, contohnya pada presentasi bokong atau pada persalinan
dengan forsep.
Kerugian

Dapat menyebabkan nyeri Ketidaknyamanan dan nyeri


masa nifas. karena insisi episiotomi.

Ada risiko terjadinya infeksi. Terjadi perdarahan.

Dispareunia dan ketakutan


Nyeri dan ketidaknyamanan
untuk memulai hubungan
dapat berlangsung lama.
seksual.

Insisi dapat bertambah panjang


jika persalinan tidak terkontrol.
Episiotomi
Mediolateral

Jenis Episiotomi Medial


Episiotomi

Episiotomi Lateral
Episiotomi Mediolateralis
Merupakan insisi
pada perineum ke
arah samping
bawah, menjauhi
rectum, selain itu
juga dapat ke arah
kanan atau kiri
tergantung tangan
dominan yang
digunakan oleh
penolong.
Episiotomi
mediolateralis
memotong sampai
titik tendineus pusat
perineum, melewati
bulbokavernosus
dan otot-otot
transversus perinei
superfisialis dan
profunda,
kemudian ke dalam
otot pubokoksigeus
(levator ani).
Episiotomi Medial

Pengguntingan yang dimulai


pada garis tengah komisura
posterior lurus ke bawah, tetapi
tidak sampai mengenai serabut
spingter ani. Episiotomi median
merupakan insisi pada garis
tengah perineum ke arah
rectum, yaitu ke arah titik
tendendus perineum,
memisahkan dua sisi otot
perineum bulbokavernosus. Otot
tansversus perinei profunda juga
dapat dipisahkan, bergantung
pada kedalaman insisi.
Episiotomi Berbentuk J

Jenis ini memiliki keuntungan insisi


medial dan memberikan akses yang
lebih baik daripada pendekatan
mediolateral. Insisi dibuat tangensial
ke arah anus yang berwarna coklat.
Teknik ini paling baik dilakukan oleh
dokter bedah yang berpengalaman.
Persiapan Melakukan
Episiotomi

1. Mempertimbangkan indikasi-
indikasi untuk melakukan 3. Gunakan teknik aseptik
episiotomi, pastikan bahwa dan antiseptik setiap
episiotomi dilakukan untuk saat. Gunakan sarung
keselamatan dan tangan DTT.
kenyamanan ibu dan bayi.

2. Pastikan semua bahan dan 4. Jelaskan tindakan yang


perlengkapan yang di akan dilakukan dan
perlukan sudah tersedia jelaskan secara rasional
dalam keadaan DTT dan alasan tindakan
steril. episiotomi.
Prosedur Penatalaksanaan
Episiotomi

1. Tunda tindakan episiotomi sampai perineum


menipis dan pucat, serta 3-4 cm kepala bayi sudah
terlihat pada saat kontraksi.

2. Masukan 2 jari ke dalam vagina di antara kepala


bayi dan perineum.

4. Gunting perineum sekitar 3-4 cm menggunakan


satu atau dua arah guntingan yang mantap (bagian
tumpul gunting berada di dalam). Gunting ketika
ada kontraksi. Lalu dep luka.
b. Luka laserasi

Laserasi terjadi secara spontan (tidak disengaja), dapat


menimbulkan robekan yang tidak beraturan. Kejadian
laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu
cepat dan tidak terkendali. Jalin kerjasama dengan ibu
dan gunakan prasat manual yang tepat dapat mengatur
kecepatan kelahiran bayi dan mencegah terjadinya
laserasi. Kerjasama akan sangat bermanfaat saat kepala
bayi pada diameter 5-6 cm tengah membuka vulva
(crowning) karena pengendalian kecepatan dan
pengaturan diameter kepala saat melewati introitus dan
perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
robekan.
C. ANaSTESI LOKAL

• Gunakan tabung suntik steril sekali pakai dengan


jarum ukuran 22 panjang 4 cm.
• Obat standar untuk anastesia lokal adalah 1%
lidokain tanpa efinefrin (silokain). Jika lidokain
1% tidak tersedia, gunakan lidokain 2% yang
dilarutkan dengan air steril atau aquabidest (NaCl
0,9%) dengan perbandingan 1:1 (sebagai contoh,
larutan 2 ml lidokain 2 % dengan 2 ml air steril
atau normal salin untuk membuat larutan lidokain
1%)
Tindakan Pemberian Anastesi Lokal

 Jelaskan pada ibu apa yang akan dilakukan


dan anjurkan ibu untuk rileks.
 Isi tabung suntik dengan 10 ml lidokain
1%.
 Tempelkan jarum ukuran 22 sepanjang 4
cm ke tabung suntik tersebut.
Langkah Memberi Anastesi Lokal

1. Jelaskan pada ibu apa yang dilakukan dan bantu


ibu untuk merasa santai atau rileks.

2. Hisap 10 ml larutan lidokain 1% ke dalam alat


suntik sekali pakai ukuran 10 ml (jika diperlukan
boleh digunakan tabung lebih besar).

3. Tempelkan atau pasang jarum suntik ukuran 22


pada tabung suntik tersebut.
4. Tusukkan jarum ke ujung atau pojok luka (laserasi)
tarik jarum sepanjang tepi luka (ke arah bawah
diantara mukosa dan kulit perineum).

5. Aspirasi (tarik pendorong tabung suntik) untuk


memastikan bahwa jarum tidak berada dalam
pembuluh darah. Jika darah masuk ke tabung
suntik, jangan teruskan menyuntikan dan tarik
jarum seluruhnya. Pindahkan posisi jarum dan
suntikkan kembali. Alasan : Ibu dapat mengalami
kejang dan kematian bila lidokain di suntikan ke
dalam pembuluh darah.
6. Suntikan anastesi sejajar dengan permukaan luka
pada saat jarum suntik ditarik perlahan-lahan.

7. Tarik jarum sampai ke bawah tempat dimana jarum


tersebut disuntikan.

8. Arahkan lagi jarum ke daerah di atas tengah luka


dan ulangi langkah keempat. Tusuk jarum untuk
ketiga kalinya sehingga tiga garis di satu sisi luka
mendapat anastesi lokal. Ulangi proses ini di sisi
lain luka tersebut. Setiap sisi luka akan
memerlukan kurang lebih 5 ml lidoakin 1% untuk
mendapatkan anastesi yang cukup.
9. Tunggu selama 2 menit dan biarkan
anastesi tersebut bekerja dan kemudian uji
daerah yang dianastesi dengan cara
mencubit dengan forsep atau disentuh
dengan jarum yang tajam. Jika ibu
merasakan jarum atau cubitan tersebut,
tunggu dua menit lagi dan kemudian uji
kembali sebelum mulai menjahit luka
1. Aseptik dan antiseptik pada daerah episiotomi.
D. PRINSIP PENJAHITAN PERINEUM
2. Jika luka episiotomi meluas, tangani seperti
robekan derajat III dan IV.
3. Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan
catgut cromic 2-0.
4. Mulai dari sekitar 1cm di atas puncak
episiotomi sampai pada batas vagina.
5. Gunakan pinset untuk menarik jarum melalui
jaringan vagina.
6. Jahit otot perineum dengan benang 2-0 secara
interuptus.

7. Jahit kulit secara interuptus dan subkutikuler


dengan benang 2-0.
Teknik
Jahitan

Jahitan Jahitan Jahitan


Satu-Satu Jelujur Subkutikuler
Jahitan
Subkutikuler
Penjahitan luka yang dimaksudkan
untuk mempertemukan dan
mempertahankan posisi kedua
permukaan luka tanpa mengganggu
peredaran darah setempat agar luka
dapat sembuh dengan penyembuhan
tanpa komplikasi, cepat, dan secara
kosmetik baik. Dibuat dengan jarak 1
cm antar jahitan. Keuntungan: luka
tertutup rapat, pengerjaan lebih cepat,
dan rapi. Kerugian: bila ada bagian
terputus menyebabkan semua luka
dapat terbuka begitu pula ketika terjadi
infeksi semua luka dapat terbuka.
Keuntungan Teknik Jahitan Jelujur

Mudah dipelajari.

Dapat mengurangi rasa nyeri setelah dijahit.

Jumlah benang yang digunakan lebih sedikit.


E. PENJAHITAN
EPISIOTOMI &
LASERASI
Penjahitan Episiotomi & Laserasi
Secara umum prosedur untuk menjahit
episiotomi sama dengan menjahit laserasi
perineum. Jika episiotomi telah selesai, lakukan
penilaian secara hati-hati untuk memastikan
lukanya tidak meluas. Semaksimal mungkin,
gunakan jahitan jelujur. Jika ada sayatan yang
terlalu dalam hingga mencapai otot, mungkin
diperlukan penjahitan secara terputus untuk
merapatkan jaringan.
Tujuan Penjahitan Luka Episiotomi
atau Laserasi Perineum

 Mendekatkan/merapatkan
jaringan.
 Menghentikan perdarahan
(Hemostasis).
Persiapan Tindakan

1) Siap pasien;

2) Siap alat;

3) Siap penolong.
Penjahitan Luka Episiotomi,
Perineum, dan Laserasi
DERAJA DERAJAT
T TIGA EMPAT

ROBEKAN
DERAJA PERINEU
T DUA M

DERAJA
T SATU
DERAJAT SATU

Robekan yang
mengenai daerah:
 Mukosa vagina;
 Kulit perineum.
DERAJAT
DUA

Robekan yang
mengenai daerah :
• Mukosa vagina;
• Kulit perineum;
• Otot perineum.
DERAJAT
TIGA

Robekan yang
mengenai daerah :
• Mukosa vagina;
• Kulit perineum;
• Otot perineum;
• Otot spingter ani;
• Fourchette posterior.

BUKAN KEWENANGAN BIDAN


DERAJAT
EMPAT
Robekan yang
mengenai daerah :
• Mukosa vagina;
• Kulit perineum;
• Otot perineum;
• Otot spingter ani;
• Fourchette posterior;
• Meluas hingga
mukosa rectum.

BUKAN KEWENANGAN BIDAN


PERSIAPAN PENJAHITAN
• Posisi ibu litotomi;
• Tempatkan handuk atau kain bersih di bawah bokong ibu;
• Jika mungkin, tempatkan lampu sorot;
• Cuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang
mengalir. Kemudian memakai handscoon steril;
• Gunakan teknik aseptik dan antiseptik pada saat
memeriksa robekan atau episiotomi, ganti sarung tangan
dengan sarung tangan DTT atau steril yang baru setelah
melakukan pemeriksaan rektum;
• Berikan anastesi lokal;
• Siapkan jarum dan benang;
• Tempatkan jarum pada naldvoder dengan sudut 90°,
kemudian jepit jarum tersebut.
Langkah-Langkah Penjahitan

1) Cuci tangan;

2) Pastikan bahwa peralatan dan bahan yang


akan digunakan sudah steril;

3) Setelah memberikan anastesi lokal dan


memastikan bahwa daerah tersebut
sudah dianastesi, telusuri dengan hati-
hati menggunakan satu jari untuk secara
jelas menentukan batas-batas luka;
4) Tusukkan seluruh
jarum dari tepi
luka pada
perbatasan antara
mukosa dan kulit
perineum ke arah
perineum.
LAKUKAN
ASPIRASI untuk
memeriksa adanya
darah dari
pembuluh darah
yang tertusuk;
5) Buat jahitan antara ± 1 cm di atas ujung
luka laserasi di bagian dalam vagina;
6) Tutup mukosa
vagina
dengan
jahitan, jahit
ke arah cincin
hymen.
7) Tepat sebelum
cincin hymen,
masukkan
jarum ke dalam
mukosa vagina
lalu ke bawah
cincin hymen
sampai jarum
ada di bawah
laserasi;
8) Teruskan ke arah bawah tapi tetap pada
luka, menggunakan jahitan jelujur hingga
bagian bawah laserasi;
9) Setelah mencapai ujung laserasi, arahkan
jarum ke atas dan teruskan penjahitan
menggunakan jahitan jelujur untuk
menutup lapisan subkutikuler;
10) Tusukkan jarum dari robekan perineum
ke dalam vagina, jarum harus keluar dari
belakang cincin hymen;
11) Ikat benang dengan membuat simpul di dalam
vagina. Potong ujung benang dan sisakan
sekitar 1-1,5 cm;

12) Ulangi pemeriksaan vagina dengan lembut


untuk memastikan bahwa tidak ada kasa atau
peralatan yang tertinggal di dalam.

13) Dengan lembut masukkan jari paling kecil ke


dalam anus. Raba apakah ada jahitan pada
rectum (rectum terjahit);

14) Cuci daerah genital dengan lembut dengan


sabun dan air DTT, kemudian keringkan. Bantu
ibu mencari posisi yang lebih aman.
INGATKAN IBU UNTUK :

Menjaga perineumnya selalu bersih dan kering;


Hindari penggunaan obat-obatan tradisional
pada perineumnya;
Cuci perineum dengan sabun dan air bersih yang
mengalir 3-4 kali per hari;
Kembali dalam 7 hari untuk memeriksa
penyembuhan lukanya;
Ibu harus kembali lebih awal jika ibu mengalami
demam atau mengeluarkan cairan yang berbau
busuk dari daerah lukanya, dan jika daerah
tersebut menjadi lebih nyeri (tanda ifeksi).
INGAT !!!!!!
 Tidak perlu menjahit laserasi derajat
satu yang tidak mengalami
perdarahan dan mendekat dengan
baik;
 Gunakan sesedikit mungkin jahitan
untuk mendekatkan jaringan;
 Selalu gunakan teknik aseptik.dan
antiseptik.
Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Masa
Persalinan. Graha Ilmu : Yogyakarta
JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa
Persalinan. Salemba Medika : Jakarta
APN 2017

BER
SUM
BUK U
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai