Nim : 201910300511004
Episiotomi adalah robekan yang dibuat dengan sengaja untuk melebarkan jalan lahir (lubang
vagina) saat persalinan normal. Jalan lahir ini bisa robek secara alami saat persalinan, namun
bisa juga dicegah dengan sejumlah cara seperti pijat perineum (memijat jaringan antara lubang
vagina dan anus), berlatih teknik mengejan yang benar, dan menggunakan teknik pernapasan
dalam saat persalinan. Meskipun demikian, kondisi persalinan memang tidak dapat diduga.
Dokter pun bisa memutuskan untuk melakukan episiotomi jika terdapat sejumlah indikasi.
Ada empat kondisi yang bisa membuat dokter memutuskan untuk melakukan episiotomi, yaitu
jika perineum kaku (biasanya terjadi pada persalinan anak pertama), bayi besar dengan berat >4
kg, adanya hambatan persalinan (distosia), atau fetal distress (gawat janin). Tindakan ini
dilakukan secara selektif dengan menilai kondisi jalan lahir dan janin saat persalinan.
Selain untuk memperbesar jalan lahir, ada beberapa tujuan lain dilakukannya episiotomi antara
lain:
Saat tiba waktu persalinan, dokter akan meminta persetujuan tindakan medis yang mungkin akan
dilakukan. Jika dokter menyarankan untuk dilakukan episiotomi, jangan takut ya. Karena,
sebelum dilakukan episiotomi akan dilakukan bius lokal.
Setelah itu, dokter akan memulai episiotomi di waktu yang tepat karena bila dilakukan terlalu
cepat maka muncul perdarahan hebat, tapi bila terlalu lama akan terjadi robekan luas di jalan
lahir. Idealnya episiotomi dilakukan saat perineum meregang dan bagian kepala janin belum
terlihat. Umumnya sayatan episiotomi yang dibuat kira-kira sepanjang 5 cm, yang akan segera
dijahit setelah plasenta keluar.
Sayatan episiotomi bisa dilakukan dengan cara menggunting secara vertikal ke arah anus (tipe
median) atau tipe mediolateral, yaitu dengan memotong secara miring/menyudut sehingga tidak
mencapai anus. Meski episiotomi tipe ini paling sering digunakan, menjahitnya relatif lebih sulit
dari tipe median.
1. Terjadinya perdarahan
2. Terbentuknya hematom atau penumpukan darah di balik jahitan sehingga terlihat atau
teraba benjolan
3. Robekan terlalu panjang atau lebar, sampai mengenai anus.
4. Adanya infeksi pada kulit, bagian dalam kulit (subkutis) atau sampai menyerang otot.
5. Nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia) bahkan bisa sampai berbulan-bulan setelah
melahirkan.
Anda harus kembali ke dokter atau bidan apabila terjadi kondisi seperti di bawah ini:
Apabila terjadi tanda infeksi, pasien akan dirawat lukanya, diberikan antibiotik dan mungkin
akan dilakukan jahitan ulang jika luka kembali terbuka. Sementara bila ada hematom, bagian
tersebut akan disayat sedikit sebagai jalan keluar darah yang berkumpul di daerah tersebut.
Karena itu, tidak ada salahnya Anda melakukan pijat perineum meskipun beberapa ibu hamil
tidak nyaman memasukkan jari ke dalam vagina untuk melakukannya. Pijat perineum terbukti
dapat mengurangi kebutuhan episiotomi sebesar 10% pada primipara (ibu yang bersalin untuk
pertama kalinya) dan mengurangi nyeri perineum pasca persalinan pada ibu sekundipara
(mengalami persalinan kedua).
Pengertian Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai
sembuh
Tujuan
Mempersiapkan Penjahitan