Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

HALUSINASI

OLEH :

Raudah Siti Rahmah

PRODI S1 KEPERAWATAN STIKES DIAN HUSADA


MOJOKERTO
2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas karunia-Nya
makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul
“hikmah agama dalam kehidupan” ditulis dengan tujuan untuk memberikan
wawasan pada semua pembaca
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Dosen selaku
pembimbing dan semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya
makalah ini.
Kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini,
sehingga dapat bermanfaat khususnya di Keperawatan Jiwa

Mojokerto,Agustus 2012

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................4
A. Pengertian
..........................................................................
..........................................................................
B. Rentang Respon Halusinasi
..........................................................................
..........................................................................
C. Jenis –Jenis Halusinasi Jenis Halusinasi
Karakteristik
..........................................................................
..........................................................................
D. Fase Halusinasi
..........................................................................
..........................................................................
E. Pengkajian Klien Dengan Haluinasi
..........................................................................
..........................................................................
F. Diagnosa Keperawatan
..........................................................................
..........................................................................
G. Tujuan Asuhan Keperawatan
..........................................................................
..........................................................................
H. Tindakan Keperawatan
..........................................................................
..........................................................................
I. Evaluasi
..........................................................................
..........................................................................

3
BAB 3 PENUTUP................................................................................................15
A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran.........................................................................................................15

4
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pembinaan kesehatan jiwa bertujuan untuk meningkatkan


kesehatan jiwa. Kegiatan ini adalah perumusan kebijakan peningkatan upaya
kesehatan jiwa yang mendorong dan maantapkan desentralisasi dan
pengembangan peran serta masyarakat dan organisasi social dalam upaya
meningkatkan kesehatan jiwa. Masalah kesehatan yang terjadi baik jasmani,
mental dan sosial menjadi tantangan, bukan saja para dokter, perawat dan tim
kesehatan yang lainnya tetapi juga pemerintah dan masyarakat pada
umumnya. Referensi masalah kesehatan jiwa baik masalah psikososial
maupun gangguan jiwa meningkat tajam. Hasil riset kesehatan dasar yang di
lakukan pada tahun 2007 mengidentifiksi prevalensi masalah keseshatan jiwa
sebesar 12.06%, dengan kata lain dari 100 penduduk Indonesia, 12 sampai 13
diantaranya mengalami gangguan jiwa ringan sampai berat.

Tingginya prevalensi tersebut menuntut seluruh tenaga keshatan dan


pihak terkait untuk menangani masalah kesehatan jiwa, termasuk
keperawatan. Gangguan mental yang terjadi khususnya halusinasi banyak
terjadi pada individu yang mempunyai masalah dan tidak mempunyai koping
yang baik sehingga individu tidak dapat mengontrol dan mengendalikan
dirinya serta membiarkan dirinya hanyut dalam masalah yang ada dan
bayangan yang menguasai dirinya. Persepsi didefinisikan sebagai suatu
proses diterimanya rangsang sampai rangsang itu disadari dan

1
dimengerti oleh penginderaan atau sensasi : proses penerimaan rangsang
(Stuart, 2007). Persepsi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan
yang datang dari luar, dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan
penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Interpretasi
(tafsir) terhadap rangsangan yang datang dari luar itu dapat mengalami
gangguan sehingga terjadilah salah tafsir. Salah tafsir tersebut terjadi antara
lain karena adanya keadaan afek yang luar biasa, seperti marah, takut, excited
(tercengang), sedih dan nafsu yang memuncak sehingga terjadi gangguan atau
perubahan persepsi (Triwahono, 2004). Perubahan persepsi adalah
ketidakmampuan manusia dalam membedakan antara rangsang yang timbul
dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi somatik dengan impuls
dan stimulus eksternal. Dengan maksud bahwa manusia masih mempunyai
kemampuan dalam membandingkan dan mengenal mana yang merupakan
respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat dapat
membedakan antara fantasi dan kenyataaan. Mereka dalam menggunakan
proses pikir yang logis, membedakan dengan pengalaman dan dapat
memvalidasikan serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003).
Perilaku yang mengalami gangguan sensori persepsi : halusinasi adalah klien
suka mendengar suara, klien tampak sering menyendiri, klien terlihat
mondar-mandir seperti sedang mendengar sesuatu, bicara sendiri, mulut
komat kamit, jika halusinasi tidak segera diatasi akan mengakibatkan resiko
mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Penatalaksanaan pada
klien yang mengalami halusinasi yaitu melakukan validasi terhadap persepsi
klien, mengahadirkan realita dimulai dengan realita diri, orang lain dan
lingkungan, menurunkan kecemasan klien, meningkatkan

2
sistem pendukung (keluarga, klien lain yang telah dapat mengontrol
halusinasi dan tim kesehatan).

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Halusinasi ?
2. Bagaimanakah Rentang Respon Halusinasi ?
3. Apa saja Jenis –Jenis Halusinasi Jenis Halusinasi
Karakteristik Halusinasi ?
4. Bagaimana Fase Halusinasi ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Halusinasi
2. Untuk Mengetahui Rentang Respon Halusinasi
3. Untuk Mengetahui Jenis –Jenis Halusinasi Jenis Halusinasi
Karakteristik Halusinasi
4. Untuk Mengetahui Fase Halusinasi

3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada
klien dengan gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan
Schizofrenia. Dari seluruh klien Schizofrenia 70% diantaranya mengalami
halusinasi.
Gangguan jiwa lain yang juga disertai dengan gejala halusinasi adalah
gangguan manik depresif dan delerium. Halusinasi merupakan gangguan
persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus
eksteren :P ersepsi palsu.
Berbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap
stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya timulus
eksternal yang terjadi. Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesutu yang
nyata ada oleh klien.

B. Rentang Respon Halusinasi


Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang
berada dalam rentang respon neurobiology. Ini merupakan respon persepsi
paling maladaptif. Jika klien sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi
yang diterima melalui panca indra ( pendengaran, penglihatan, penghidu,
pengecapan, dan perabaan ), klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu
stimulus panca indra walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Diantara
kedua

4
respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami
kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang
disebut sebagai ilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi yang
dilakukannya terhadap stimulus panca indra tidak akurat sesuai stimulus yang
diterima.

Rentang respon :

1. Respon Adaptif Respon Maladptif


2. Pikiran logis Distorsi pikiran gangguan pikir/delusi
3. Persepsi akurat ilusi Halusinasi
4. Emosi konsisten dengan Reaksi emosi berlebihan Sulit berespon
emosi
5. Pengalaman atau kurang perilaku disorganisasi
6. Perilaku sesuai Perilaku aneh/tidak bias isolasi sosial
7. Berhubungan sosial Menarik diri

C. Jenis –Jenis Halusinasi Jenis Halusinasi Karakteristik

1. Pendengaran 70 %
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua
orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien
mendengar perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang
dapat membahayakan. Penglihatan 20%Stimulus visual dalam bentuk kilatan
cahaya, gambar geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau
kompleks. Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.

5
D. Penghidung

Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses


umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu
sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.

E. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.

F. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang
jelas. Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.

G. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine

H. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

I. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien biasanya berbeda intensitas dan
keparahannya. Fase halusinasi terbagi empat:

1. Fase Pertama
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah,
kesepian. Klien mungkin melamun atau memfokukan pikiran pada hal
yang menyenangkan untuk

6
menghilangkan kecemasan dan stress. Cara ini menolong untuk sementara.
Klien masih mampu mengotrol kesadarnnya dan mengenal pikirannya,
namun intensitas persepsi meningkat.

2. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman
internal dan eksternal, klien berada pada tingkat “listening” pada
halusinasi.
Pemikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan
sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien takut
apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu
mengontrolnya.
Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi dengan
memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dari orang lain.

3. Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien
menjadi terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi
memberi kesenangan dan rasa aman sementara.

4. Fase Keempat.
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah
menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien tidak dapat
berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya
klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam waktu singkat,
beberapa jam atau selamanya.

7
8
9
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien
dengan gangguan jiwa. Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif
individu yang berada dalam rentang respon neurobiology. Ini merupakan respon
persepsi paling maladaptif. Jika klien sehat persepsinya akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan informasi yang
diterima melalui panca indra ( pendengaran, penglihatan, penghidu, pengecapan,
dan perabaan), klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca
indra walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Diantara kedua respon
tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan
persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut
sebagai ilusi. Klien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap
stimulus panca indra tidak akurat sesuai stimulus yang diterima.

B. Saran
Perawat mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengatasi
klien dengan halusinasi yaitu sebagai pencipta lingkungan. Dalam hal ini
perawat berusaha menciptakan lingkungan yang terapeutik, aman, hangat dan
bersahabat. Perawat juga berperan sebagai pendidik yaitu membantu klien
belajar berpartisipasi agar lebih diterima dilingkungan dan sebagi agen
sosialisasi yaitu mendorong

10
klien kedalam kegiatan-kegiatan melalui tindakan keperawatan.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://gusriwahyudi.wordpress.com/2011/04/21/halusinasi/

http://arifahpratidina.blogspot.com/2011/10/makalah- halusinasi.html

http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/askep-halusinasi-dan-
waham.html

12

Anda mungkin juga menyukai