Anda di halaman 1dari 15

 

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA


“WAHAM”

Dosen Pengampu : Sri Hindriyastusi, S.Kep., Ns.,M.N

Disusun Oleh :

1. Akhmad Agung Sanjaya (2019012162)


2. Bayu Rizal Andreanto (2019012166)
3. Ikhda Zulfa Istiqomah (2019012177)
4. Kholisa Larasati (2019012182)
5. Melinda Arta Mevia (2019012186)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
 
TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nyalah sewhingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Keperawatan
Jiwa Waham ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

Kami menyadari isi makalah ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari segi
kalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini dan makalah-makalah selanjutnya.

Kudus, 8 Oktober 2021

Penulis
 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................


KATA PENGANTAR ..........................................................................................
DAFTAR ISI ..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Waham…………………..............................................................
B. Etiologi Waham. …………………………………………..............................
C. Faktor Presitipasi waham . ……………………………………… … …. . … .
D. Faktor Presdisposisi Waham … … …. .. ……. …. … . … . . . …. . ….. .. ….
E. Manifestasi Klinis Waham................................................................................
F. Akibat Dari Ganguan Jiwa Waham...................................................................
G. Penatalakaanaan Waham...................................................................................
H. Pohon Masalah .................................................................................................
I. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Jiwa Waham........................................
BAB IIIPENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................
B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
 

BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama
dinegara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai
gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan tersebut
dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta ketidak tepatan
individu dalam berperilaku yang dapat mengganggu kelompok dan masyarakat serta
dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif.
Prevalensi gangguan waham menetap di dunia sangat bervariasi, berdasarkan
beberapa literatur, prevalensi gangguan waham menetap pada pasien yang dirawat
inap dilaporkan sebesar 0,5-0,9% dan pada pasien yang dirawat jalan, berkisar antara
0,83-1,2%. Sementara, pada populasi dunia, angka prevalensi dari gangguan ini
mencapai 24-30 kasus dari 100.000 orang (Ariawan dkk, 2014). Sedangkan di
JawaTengah sendiri menurut direktur RSJD Amino Gondohutomo semarang dr. Sri
Widyayati, Sppk, M.Kes mengatakan di tahun 2009 angka kejadian penderita
gangguan jiwa di jawa tengah berkisar antara 3300 orang sampai 9300 orang, angka
kejadian ini merupakan penderita yang sudah terdiagnosa. Pasien rawat inap yang
mengalami gangguan jiwa skizofrenia paranoid dan gangguan psikotik dengan gejala
curiga berlebihan, sikap eksentrik, ketakutan, murung, bicara sendiri, galak dan
bersikap bermusuhan. Gejala ini merupakan tanda dari skizofrenia dengan perilaku
waham sesuai dengan jenis waham yang diyakininya (medical record, 2010)
B RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Waham
2. Etiologi Waham
3. Faktor Presitipasi waham
4. Faktor Presdisposisi Waham
5. Manifestasi Klinis Waham
6. Akibat Dari Ganguan Jiwa Waham
7. Penatalakaanaan Waham
8. Pohon Masalah
9. Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Jiwa Waham.
 
C TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi waham
2. Untuk mengetahui ruang lingkup waham
3. Untuk mengetahui proses terjadinya wahamwaham.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan, yang
tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran yang tidak terkontrol.

Waham adalah suatu keadaan dimana seseorang individu mengalami sesuatu


kekacauan dalam pengoperasian dan aktifitas- aktivitas kognitif ( Damaiyanti,
2014). Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai
dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan integelensi dan latar belakang
kebudayaan (prabowo (2014).

Dalam ilmu kedokteran jiwa, dikatakan bahwa waham sering dijumpai pada
penderita gangguan mental yang merupakan salah satu dari gejala gangguan isi pikir.

B. ETIOLOGI
Keadaan yang timbul sebagai akibat daripada proyeksi dimana seseorang
melemparkan kekurangan dan rasa tidak nyama kedunia luar. Induvidu itu biasanya peka
dan mudah tersinggung, sikap dingin dan cenderung menarik diri. Keadaan ini sering kali
disebabkan karena merasa lingkungannya tidak nyaman, merasa benci, kaku, cinta pada
diri sendiri yang berlebihan angkuh dank eras kepala. Dengan seringnya memakai
meklanisme proyeksi dan adanya kecenderungan melalui serta mendambakan sesuatu
secara berlebihan, maka keadaan ini dapat berkembang menjadi waham , secara
berlahan-lahan individu itu tidak dapat melepaskan diri dari khayalannya dan kemudian
meninggalkan dunia realitas.
Kecintaan pada diri sendiri, angkuh dank eras kepala, adanya rasa tidak aman,
 
membuat seseorang berhayal ia sering menjadi penguasa dan hal ini dapat berkembang
menjadi waham besar Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam
hargadiri dan keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya halusinasi dan waham.
Selain itu kecemasan, kemamouan untuk, memisahkan dan mengatur persepsi mengenai
perbedaan antara apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun sehingga segala
sesuatu sukar lagi dibedakan, mana rangsangan dari pikiran dan rangsangan dari
lingkungan (Damayanti,2014)

C. Faktor Presipitasi
Rangsangan lingkungan yang sering menjadi pecentus terjadinya waham yaitu
klien mengalami hubungan yang bermusuhan, terlalu lama diajak bicara, objek yang ada
dilingkungannya dan suasana sepi (isolasi). Suasana ini dapat meningkatkan stress
kecemasan.

D. Faktor Predisposisi
Meliputi perkembangan social kultural, psikologis, genetic, biokimia, jika tugas
perkembangan terhambat dan hubungan interpersonal terganggu maka individu
mengalami stress dan kecemasa. Berbagai factor masyarakat dapat membuat seseorang
merasa terisolasi dan kesepian yang mengakibatkan kurangnya rangsangan eksterna.
Sters yang berlebihan dapat menggagu metabolisme dalam tubuh sehingga memnbuat
tidak mamou dalam proses stimulasi internal dan eksternal

E. Menifestasi Klinik Waham

Manifestasi klinik waham yaitu berupa penderita mengungkapkan sesuatu yang


diyakininya (tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali
secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan, penderita tampak tidak mempunyai
orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang
panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang,
mudah tersinggung.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham

1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat


 
2. Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian

3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain

4. Perpisahan dengan orang yang dicintai

5. Kegagalan yang sering dialami

6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur

7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat

Penyebab secara umum dari waham adalah ganguan konsep diri : harga diri
rendah. Harga diri rendah dimanifestasikan dengan perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan.

F. Akibat
Akibat dari waham, penderita dapat mengalami kerusakan komunikasi verbal
yang ditandai dengan pikiran tidak realistic, flight of ideas, kehilangan asosiasi,
pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata yang kurang. Akibat yang lain
yang ditimbulkannya adalah beresiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

G. Penatalaksanaan Waham
1. Psikofarmologi
2. Pasien hiperaktif/ agitasi anti psikotik low potensial
3. ECT tipe kataonik
4. Psikoterapi
5. Perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, terapi supportif
 

H. Pohon Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DEWASA DENGAN WAHAM

Disertai SP 1-3 Pasien

A. PENGKAJIAN

1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
 
2. Tanda dan Gejala waham adalah :
Untuk mendapatkan data waham saudara harus melakukan observasi terhadap perilaku
berikut ini:
a. Waham kebesaran
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya ini pejabat di departemen kesehatan lho..” atau “Saya
punya tambang emas”
b. Waham curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan/mecederai dirinya,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya tahu..seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya”
c. Waham agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai kenyataan
Contoh: “Kalau saya mau masuk surga saya harus menggunakan pakaian
putih setiap hari”
d. Waham somatik
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit, diucapkan
berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Saya sakit kanker”, setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan
bahwa ia terserang kanker.
e. Waham nihilistik
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal,diucapkan berulangkali
tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh: “Ini khan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat saudara gunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien dengan waham :

1. Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
 
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuatan dari luar?
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau
yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?

Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi yang
diberikan oleh pasien tentang wahamnya.Untuk mempertahankan hubungan saling percaya yang
telah terbina jangan menyangkal, menolak, atau menerima keyakinan pasien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan:

GANGGUAN PROSES PIKIR: WAHAM

C. TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Tindakan keperawatan untuk pasien

a.Tujuan
1) Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2) Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3) Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4) Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina hubungan
saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi
dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah:
a). Mengucapkan salam terapeutik
b). Berjabat tangan
c). Menjelaskan tujuan interaksi
d). Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu
pasien.
 
2) Bantu orientasi realita
1. Tidak mendukung atau membantah waham pasien
2. Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
3. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
4. Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
5. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
6. Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
7. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien
8. Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
9. Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
10. Berdiskusi tentang obat yang diminum
11. Melatih minum obat yang benar

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini


ORIENTASI:
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya Ani, saya perawat yang dinas pagi ini di ruang melati.
Saya dinas dari pk 07-14.00 nanti, saya yang akan merawat abang hari ini. Nama abang siapa,
senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bang B rasakan sekarang?”
“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang, bang?”


KERJA:
“Saya mengerti bang B merasa bahwa bang B adalah seorang nabi, tapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak adalagi, bisa kita lanjutkan pembicaraan
yang tadi terputus bang?”
“Tampaknya bang B gelisah sekali, bisa abang ceritakan apa yang
bang B rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur
diri abang sendiri?”
“Siapa menurut bang B yang sering mengatur-atur diri abang?”
 
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur ya bang, juga kakak dan adik abang yang lain?”
“Kalau abang sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus abang sudah punya rencana dan jadual untuk diri sendiri”
“Coba kita tuliskan rencana dan jadual tersebut bang”

SP 2 Pasien: Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekkannya

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
“Assalamualaikum bang B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!”
“Apakah bang B sudah mengingat-ingat apa saja hobi atau kegemaran abang?”
“Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hobi bang B tersebut?”
“Berapa lama bang B mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit tentang hal tersebut?”

KERJA
“Apa saja hobby abang? Saya catat ya Bang, terus apa lagi?”
“Wah.., rupanya bang B pandai main volley ya, tidak semua orang bisa bermain volley seperti itu lho
B”(atau yang lain sesuai yang diucapkan pasien).
“Bisa bang B ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main volley, siapa yang dulu
mengajarkannya kepada bang B, dimana?”
“Bisa bang B peragakan kepada saya bagaimana bermain volley yang baik itu?”
“Wah..baik sekali permainannya”
“Coba kita buat jadual untuk kemampuan bang B ini ya, berapa kali sehari/seminggu bang B mau
bermain volley?”
“Apa yang bang B harapkan dari kemampuan bermain volley ini?”
“Ada tidak hobi atau kemampuan bang B yang lain selain bermain volley?”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan abang?”
“Setelah ini coba bang B lakukan latihan volley sesuai dengan jadual yang telah kita buat ya?”
“Besok kita ketemu lagi ya bang?”
 
“Bagaimana kalau nanti sebelum makan siang? Di kamar makan saja, ya setuju?”
“Nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus bang B minum, setuju?”

SP 3 Pasien :Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar

Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini

ORIENTASI
“Assalamualaikum bang B.”
“Bagaimana bang sudah dicoba latihan volleynya? Bagus sekali”
“Sesuai dengan janji kita dua hari yang lalu bagaimana kalau sekarang kita membicarakan tentang
obat yang bang B minum?”
“Dimana kita mau berbicara? Di kamar makan?”
“Berapa lama bang B mau kita berbicara? 20 atau 30 menit?

KERJA
“Bang B berapa macam obat yang diminum/ Jam berapa saja obat diminum?”
“ Bang B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang”
“Obatnya ada tiga macam bang, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang
putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya
agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam”.
“Bila nanti setelah minum obat mulut bang B terasa kering, untuk membantu mengatasinya abang
bisa banyak minum dan mengisap-isap es batu”.
“Sebelum minum obat ini bang B dan ibu mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B
tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga
apakah nama obatnya sudah benar”
“Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum dalam waktu
yang lama. Agar tidak kambuh lagi sebaiknya bang B tidak menghentikan sendiri obat yang harus
diminum sebelum berkonsultasi dengan dokter”.

TERMINASI
“Bagaimana perasaan bang B setelah kita bercakap-cakap
tentang obat yang bang B minum?. Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?”
 

“Mari kita masukkan pada jadual kegiatan abang. Jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya Bang!”
“bang, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan di tempat sama?”
“Sampai besok.”

BAB III
PENUTUP
 

DAFTAR PUSTAKA
Rianthi, Tity Riezka. 2021.”Laporan Pendahuluan waham”(Online)
https://www.scribd.com/doc/258789628/LAPORAN-PENDAHULUAN-
WAHAM Diakses Pada Tanggal 5 oktober 2021 Pukul 12.30 wib
Marsoaly, M Hasni,2020. “Makalah Waham Jiwa”(Online)
https://www.scribd.com/document/365750705/makalah-waham-jiwa Diakses
Pada Tanggal 6 Oktober 2021 Pukul 18.40 Wib.
Rsj Prof Dr. Soerejo Magelang, 2016. “Waham/Delusi Dapat Menjangkit siapa saja”(Online)
https://rsjsoerojo.co.id/2016/02/16/waham-delusi-dapat-menjangkit-siapa-saja-
yukk-kenali-gejalanya/ Diakses Pada tanggal 7 Oktober 2021 pukul 10.30 wib.

Anda mungkin juga menyukai