Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN WAHAM

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Kelas 4B

1. Wiwin Dwi Paramitasari (201501046)


2. Anggie Natasya L. (201501047)
3. Septi Nur Khasanah (201501048)
4. Bagus Ponco Arisanto (201501049)
5. Chandra Amar Imam M. (201501050)
6. Yeti Pitasari (201501051)
7. Ubaidillah (201501072)

STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

PRODI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha
pemurah. Karena berkat dan karunianya, kami dapat membuat dan menyelesaikan
makalah ini dengan baik, tidak ada halangan suatu apapun. Dengan dibuatnya
makalah ini yang telah kami beri judul “ WAHAM“ ini kami bertujuan untuk
mememnuhi tugas dalam Mata Kuliah keperawatan jiwa I. Kami menyadari
banyaknya kekurangan dalam makalah ini, untuk itu kami harapkan saran dan
kritik guna menyempurnakan makalah ini.

Harapan kami ,semoga makalah ini bermanfaaat dan dapat menambah


pengetahuan bagi para pembaca.

Mojokerto,10 Mei 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

Latar Belakang ..................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ................................................................................................ 1

Tujuan .................................................................................................................. 1

Manfaat ................................................................................................................ 2

BAB I TINJAUAN TEORI ........................................................................................... 3

1.1 Pengertian Waham ......................................................................................... 3

1.2 Macam-macam Waham ................................................................................. 4

1.3 Proses Terjadinya Waham ............................................................................. 5

1.4 Tanda & gejala ………………………………………………………… ….9

1.5 Proses Keperawatan ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 19

BAB II TINJAUAN KASUS ......................................................................................... 25

Trigercase ............................................................................................................. 25

Proses Keperawatan ............................................................................................. 26

Terapi Modalitas .................................................................................................. 45

3
Terapi Aktivitas Kelompok .................................................................................. 46

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu keadaan yang memungkinkan
untuk terjadinya perkembangan fisik, intelektual, dan emosional individu
secara optimal individu-individu yang lain.
Sementara itu, gangguan jiwa adalah suatu keadaan dengan adanya
gejala klinis yang bermakna, serupa syndrome perilaku dan pola psikologi,
yang berkaitan dengan adanya distress (tidak nyaman, tidak tentram dan
rasa nyeri), distabilitas (tidak mampu mengerjakan pekerjaan sehari-hari),
atau meningkatkan resiko kematian, kesehatan dan distabilitas.
Gangguan jiwa terdiri dari beberapa macam termasuk diantaranya
adalah waham.Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang
kokoh, kuat, tidak sesuai dengan kenyataan, tidka cocok dengan
intelegensia dan latar belakang budaya, selalu dikemukakan berulang-
ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan kemustahilannya atau
kesalahannya atau tidak benar secara umum.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian waham ?
2. Apa saja jenis-jenis waham ?
3. Apa etiologi waham ?
4. Bagaimana tanda dan gejala waham ?
5. Bagaimana fase-fase waham?
6. Bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien
waham?

5
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mengajar tentang waham .
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian waham.
b. Menyebutkan jenis-jenis waham.
c. Menyebutkan etiologi waham.
d. Mengetahui tanda dan gejala waham.
e. Mengetahui proses terjadinya waham.
f. Mengetahui cara memberikan asuhan keperawatan jiwa pada klien
waham.

D. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah seminar ini diharapkan mahasiswa
mampu memahami dan membuat asuhan keperawatan pada klien dengan
waham serta mampu mengimplementasikan dalam proses keperawatan.

6
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Waham

Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh


dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan
dengan realita normal (Stuar dan Sunden, 1998).waham merupakan
keyakinan seseorang berdasarkan penelitian realistis yang salah, keyakinan
klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya.
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh
orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah
kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 2000). Waham adalah suatu keyakinan
seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah, keyakinan yang
tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya,
ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal melalui proses
interaksi atau informasi secara akurat.

Jadi, waham adalah adalah keyakinan atau pikiran yang salah


karena bertentangan dengan dunia nyata serta dibangun atas unsure yang
tidak berdasarkan logika.

1.2 Jenis-jenis waham:

1) Waham kebesaran
Menganggap nilai, kekuasaan, pengetahuan identitas terlalu tinggi.
Contoh : “saya ini titisan bung karno, punya banyak perusahaan,

7
punya rumah di berbagai negara dan bisa menyembuhkan berbagai
penyakit.”
2) Waham curiga/paranoid/kejar
Keyakinan klien terhadap seseorang/ kelompok secara berlebih
yang berusaha merugikan, mencederai, menggangggu,
mengancam, memata-matai dan membicarakan kejelekannya.
Contoh :”banyak polisi mengintai saya, tetangga saya ingin
menghancurkan hidup saya, suster akan meracuni makanan saya.”
3) Wahan agama
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama yang berlebih,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh : “tuhan telah menunjuk saya menjadi wali, saya harus
terus menerus memakai pakaian putih setiap hari supaya masuk
surga.”
4) Waham somatic/hipokondrik
Keyakinan klien terhadap tubuhnya / penampilan / fungsi tubuhnya
sudah berubah (ada sesuatu yang tidak beres). Contoh :” sumsum
tulang saya kosong, saya pasti terserang kanker, dalam tubuh saya
banyak kotoran, tubuh saya telah membusuk, tubuh saya
menghilang.”
5) Waham nihilistic
Meyakini bahwa dirinya atau orang lain sudah tidak ada di dunia /
meninggal dunia, di ucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan. Contoh : “ saya sudah menghilang dari dunia
ini, semua yang ada di sini adalah roh-roh, sebenarnya saya tidak
ada di dunia ini.
6) Waham dosa
Keyakinan klien terhadap dirinya telah atau selalu atau berbuat
dosa / perbuatannya tidak dapat di ampuni lagi.
7) Waham Bizar terdiri dari

8
 Sisip pikir yaitu kelainan klien terhadap suatu pikiran orang
lain disisipkan ke dalam pikiran dirinya
 Siar pikir / broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa ide
dirinya di pakai oleh / disampaikan kepada orang lain
mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak pernah
secara nyata menyatakan pada orang tersebut.
 Kontrol pikir / waham pengaruh yaitu keyakina klien
bahwa pikiran, emosi dan perbuatanya selalu di kontrol / di
pengaruhi oleh kekuatan di luar dirinya yang aneh.

1.3 Proses Terjadinya Masalah Waham

1.3.1 Etiologi
Salah satu dari perubahan proses fikir : waham yaitu gangguan
konsep diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu
tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai ideal diri .
Waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masa lalu
atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
Waham bersifat menetap dan sulit untuk di koreksi. Adanya beberapa
orang yang mempercayai klien dalam lingkungan menyebabkan klien
merasa di dukung, lama kelamaan klien menganggap yang di katakan
tersebut sebagai sesuatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
Waham dapan menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting
sekali untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif
serta memperkaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang
dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan
dosa besar serta ada konsekuen sosial.
1) Faktor presdiposisi
a. Faktor perkembangan

9
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan
interpersonal seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres
dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi, klien
menekankan perasaanya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
b. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat
menyebabkan timbulnya waham.
c. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda /
bertentangan, dapat menimbulkan ansietas dan berakhir
peningkatan terhadap kenyataan.
d. Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak,
pembesaran ventrikel di otak, atau perubahan sell kortikal
dan limbik.
e. Faktor genetik
2) Faktor presipitasi
a. Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karen adanya perpisahan dengan
orang yang berarti atau di asingkan dari kelompok.
b. Faktor biokimia
Dopamin, nerepineprin, dan zat halosinogen lainnya di
duga dapat menjadi penyebab waham ada seseorang.
c. Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan
untuk mengatasi masalah sehingga klien.

1.3.2 Rentang respon Neurobiologi

10
Responadaptif respon
maladaptive

1. Pikiran logis 1. Kadang


2. Persepsi proses fikir
1.3.3 Fase-Fase
akurat Waham terganggu
3. Emosi 2. Ilusi
a) Face lack of human need 3. Emosi
konsisten
dengan diawali dengan terbatasnya
Waham berlebihankebutuhan-kebutuhan klien
pengalaman 4. Berperilaku 1. Gangguan isi
4. baik secara fisik maupun psikis.
Perilaku yangSecara
tidak fisik klien dengan waham
pikir: waham
sesuai terjadi pada orang-orangbiasa 2. Perubahan
dapat dengan status sosial dan ekonomiproses emosi
5. Hubungan 5. Menarik diri
sangat
sosial terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan menderita. 3. Perilaku tidak
harmonis terorganisasi
Keinginan dia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorng 4. Isolasi sosial
untuk melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang
sosial dan ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dan
self ideal sangat tinggi.
b) Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya
kesenjangan antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan
harapan)serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi sedangkan
standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya.
c) Fase control internal external
Kilien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau
apa-apa yang ia katakan adalah kebohongan., menutupi kekurangan
dan tidak sesuai dengan kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan
bagi klien dalah sesuatu yang sangat berat, karena kebutuhannya
untuk di akui, di anggap penting, dan di terima lingkungan menjadi
prioritas dalam hidupnya karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal.
d) Fase environment support
Adanya orang mempercayai klien dalam lingkungan menyebabkan
klien merasa di dukung, lama kelamaan klien menganggap apa
yang di katakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya

11
di ulang-ulang. Dari sinilah mulailah terjadinya kerusakan kontrol
diri dan tidak berfungsi normal (super ego) yang di tandai dengan
tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.
e) Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinan sering disertai halusinasi pada saat
klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien lebih
sering menyendiri dan menghindari interaksi sosial (isolasi sosial).
f) Fase improving
Apabila tidak ada konvrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktu keyakinan yang salah kepada klien akan meningkat. Tema
waham yang muncul sering berkaitan dengan traumatik masalalu
atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang
hilang). Waham bersifat menetap dan sulit di koreksi. Isi waham
dapat menyebabkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali
untuk mengguncang keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta
mempercaya keyakinan religiusnya bahwa apa-apa yang dilakukan
menimbulkan dosa besar serta konsekuen social.

12
1.4 Patofisiologi

Factor penyebab:
Kebutuhan tidak terpenuhi
1. Faktor perkembangan
2. Faktor sosial budaya
3. Faktor psikologis Gangguan ideal tidak sama
4. Faktor biologis realitas dan tidak disetujui
oleh pemikiran

Factor pencetus:
Ada support lingkungan
1. Faktor sosial budaya
2. Faktor biokimia
3. Faktor psikologi
Nyaman berbohong

Perubahan isi pikir: Waham Curiga


berlebihan, dosa

Mengasingkan diri
Resiko tinggi Deficit perawatan diri
menciderai dirinya
sendiri, orang lain,
ISOS
lingkungan

1.3 Tanda dan Gejala Waham


a. Kognitif
1) Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
2) Individu sangat percaya pada keyakinannya

13
3) Sulit berpikir realita
4) Tidak mampu mengambil keputusan
b. Afektif
1) Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
2) Afek tumpul
c. Perilaku dan hubungan social
1) Hipersensitif
2) Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
3) Mengancam secara verbal
4) Aktivitas tidak tepat
5) Curiga
6) Bicara menguasai
d. Fisik
1) Heigyne kurang
2) Muka pucat
3) Mata merah
4) BB menurun

1.4 Proses Keperawatan


Pengkajian Data Fokus Pada Waham :
1. Pemeriksaan Fisik :
a. BB menurun
2. Psikososial
a. Hubungan social :
1) Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
2) Impulsife
3. Status Mental
a. Penampilan :
1. Hygine kurang
2. Muka pucat
b. Pembicaraan :

14
 Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
 Pengulangan kata-kata yang didengar
c. Aktivitas Motorik :
1. Stereotipi
4). Afek dan Emosi
Euforia : rasa senang, riang gembira, bahagia yang berlebihan tidak sesuai dengan
keadaan.

5). Interaksi selama wawancara

Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya.

6). Persepsi-Sensori

a. Tidak ada halusinasi

b. Tidak ada ilusi

c. Tidak ada depersonalisasi

d. Tidak ada realisasi

e. Tidak ada gangguan somatusensorik

7). Proses pikir

a.. Arus pikir dan bentuk pikir

Derreistik : bentuk pemikiran tidak sesuai kenyataan yang ada atau tidak mengikuti
logika secara umum

b. Isi pikir

Pada pasien waham isi pikirnya sesuai wahamnya.

1. Waham agama yaitu keyakinan bertema tentang agama/kepercayaan yang


berlebihan.

2. Waham somatic/hipokondrik yaitu keyakinan klien terhadap tubuhnya ada sesuatu


yang tidak beres, seperti ususnya busuk, otaknya mencair, perutnya ada kuda.

3. Waham kebesaran yaitu keyakinan klien terhadap suatu kemampuan, kekuatan,


pendidikan, kekayaan atau kekuasaan secara luar biasa, seperti "Saya ini ratu adil, nabi,
superman dan lain-lain".

15
4. Waham curiga/kejaran yaitu keyakinan klien terhadap seseorang atau sekelompok
secara berlebihan yang berusaha merugikan, mencederai, mengganggu, mengancam,
memata-matai dan membicarakan kejelekan dirinya.

5. Waham nihilistik yaitu keyakinan klien terhadap dirinya/orang lain sudah


meninggal/dunia sudah hancur dan sesuatunya tidak ada apa-apanya lagi.

6. Waham dosa yaitu keyakinan klien terhadap dirinya telah/selalu salah/berbuat


dosa/perbuatannya tidak dapat diampuni lagi.

7. Waham bizar terdiri dari :

a). Siap pikir yaitu keyakinan klien terhadap suatu pikiran orang lain disisipkan ke dalam
pikiran dirinya.

b). Siar pikir/broadcasting yaitu keyakinan klien bahwa ide dirinya dipakai
oleh/disampaikan kepada orang lain mengetahui apa yang ia pikirkan meskipun ia tidak
pernah sscara nyata mengatakan pada orang tersebut.

c). Kontrol pikir/waham pengaruh yaitu keyakinan klien bahwa pikiran, emosi dam
perbuatannya selalu dikontrol/dipengaruhi oleh kekuatan dari luar dirinya yang aneh.

8). Tingkat kesadaran

Kesadaran berubah : kesadaran yang tidak menurun, tidak meninggi, tidak normal,
bukan disosiasi, hal ini karena kemampuan untuk mengadakan (relasi) dan pembatasan
(limitasi) terhadap dunia luar (diluar dirinya) sudah terganggu dan secara kualitas pada
taraf tidak sesuai dengan kenyataan.

9). Memori

Konfabulasi : ingatan yang keliru ditandai dengan pembicaraan tidak sesuai kenyataan,
memasukkan cerita tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingatnya.

10). Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Klien waham mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung

11). Kemampuan Penelitian

a. Gangguan ringan

b. Gangguan bermakna

12). Daya Tilik

16
Hal-hal diluar dirinya, bilamana ia cenderung menyalahkan orang lain/lingkungan dan ia
merasa orang lain/lingkungan di luar dirinya yang menyebabkan ia seperti ini.

1.5 Proses Keperawatan


Pengkajian Data Fokus Pada Waham :
4. Pemeriksaan Fisik :
b. BB menurun
5. Psikososial
b. Hubungan social :
3) Hubungan interpersonal dengan orang lain tumpul
4) Impulsife
6. Status Mental
d. Penampilan :
1. Hygine kurang
2. Muka pucat
e. Pembicaraan :
 Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
 Pengulangan kata-kata yang didengar
f. Aktivitas Motorik :
2. Stereotipi
g. Afek dan emosi :
1. Afek tumpul
2. Hipersensitivitas
3. Depresi
4. Merusak diri, orang lain dan lingkungan
5. Terkadang panik
h. Proses Pikir
Isi Pikir :
1. Curiga
2. Sulit berfikir realita
3. Individu sangat percaya pada keyakinannya
4. Tidak mampu membedakan nyata dan tidak nyata

17
5. Tidak mampu mengambil keputusan
6. Pikiran melayang

1. Diagnosa Keperawatan
1. Pohon Masalah
Effect: RESIKO TINGGI PRILAKU
KEKERASAN

Core Problem: GANGGUAN ISI PIKIR:


WAHAM

Causa: HARGA DIRI RENDAH (HDR)

2. Diagnosa

Diagnosa yang akan muncul adalah :

a. Gangguan proses fikir : Waham


b. Resiko tinggi perilaku kekerasan; resiko mencederai diri,
orang lain.
c. Harga diri rendah; kronis

18
2. Intervensi Keperawatan (NCP)
Nama : No.CM :
Jenis Kelamin : Dx. Medis :
Ruang : Unit Keswa :
Diagnosa Perencanaan
Keperawat Intervensi Rasional
Tujuan Kriteria hasil
an
Gangguan TUM :
proses klien dapat
pikir: mengontrol
waham wahamnya.
TUK :
1. Klien  Ekspresi 1.1 Bina hubungan Hubungan
dapat wajah saling saling
membin bersahabat percaya dengan percaya
a  Ada klien dengan akan
hubunga kontak menggunakan menimbulk
n saling mata prinsip an
percaya.  Mau komunikasi kepercayaa
berjabat terapeutik : n klien
tangan a. Beri salam pada
 Mau terapeutik perawat,
menjawab (panggil sehingga
salam nama klien) akan
 Klien mau b. Perkenalkan memudahk
duduk diri an dalam
berdampin sebutkan pelaksanaa
gan nama n tindakan
 Klien mau perawat selanjutnya
mengutara dengan .
kan

19
perasaan sopan
c. Jujur dan
menepati
janji
d. Tunjukkan
sikap empati
dan
menerima
apa adanya
e. Jelaskan
tujuan
interaksi
f. Ciptakan
lingkungan
yang tenang
g. Buat
kontrak
yang jelas
(topic,
waktu,
tempat)
h. Yakinkan
klien dalam
keadaan
aman dan
perawat siap
menolong
i. Yakinkan
bahwa
kerahasiaan
klien akan

20
tetap terjaga
1.2 Jangan
membantah
dan
mendukung
waham klien
1.3 Observasi
apakah waham
klien
mengganggu
aktivitas sehar-
hari dan
perawatan diri

2. Klien  Mampu 2.1 Beri pujian Klien


dapat memperta pada terdorong
mengide hankan penampilan untuk
ntifikasi aktivitas dan memilih
kemamp sehari- kemampuan aktivitas
uan hari klien yang sebelumny
yang  Klien realistic a
dimiliki dapat 2.2 Diskusikan
mengontr dengan klien
ol kemampuan
wahamny yang dimiliki
a pada waktu
lalu dan saat
ini yang
realistic. (hati- Dengan
hati terlibat membenark
diskusi dengan an, klien

21
waham). akan
2.3 Tanyakan apa merasa
yang bisa lebih
dilakukan diperhatika
(kaitkan n sehingga
dengan klien akan
aktivitas mengungka
sehari-hari dan pkan
perawatan perasaanny
diri) kemudian a
anjurkan untuk
melakukan
saat ini
2.4 Jika klien
selalu
berbicara
tentang
wahamnya
dengarkan
sampai
kebutuhan
waham tidak
ada. (perawat
perlu
memperhatika
n bahwa klien
penting).

3. Klien  Klien 3.1 Observasi Dengan


dapat dapat kebutuhan observasi
mengide menyebut klien sehari- dapat

22
ntifikasi kan hari mengetahui
kbutuha kebutuhan kebutuhan
nyang terpenuhi klien
tiak  Klien 3.2 Diskusikan Dengan
tepenuhi dapat kebutuhan mengetahui
melakuka klien yang kebutuhan
n aktivitas tidak terpenuhi yang tidak
 Klien selam dirumah terpenuhi
tidak dan di umah maka dapat
mengguna sakit diketahui
kan kebutuhan
/membicar yang
akan diperlukan
wahamnya 3.3 Hubungkan Mengetahu
kebutuhan atau i
harapan yang keterkaitan
belum antara yang
terpenuhi tidak
dengan terpenuhi
timbulnya dengan
waham wahamnya
Dengan
3.4 Tingkatkan meningkatk
aktivitas yang an aktivitas
dapat tidak akan
memenuhi mempunyai
kebutuhan waktu
klien dan untuk
memerlukan mengikuti
waktu dan wahamnya
tenaga. Dengan

23
situasi
3.5 Atur siruasi tertentu
agar klien tidak akan dapat
mempunyai mengontrol
waktu untuk wahamnya
menggunakan
wahamnya.
4. Klien  Klien 4.1 Berbicara Reinforcem
dapat mampu dengan klien ent adalah
berhubu berbicara dalam konteks penting
ngan secara realitas untuk
dengan realitas (realitas diri, mningkatka
realitas.  Klien orang lain, n
mengikuti waktu dan kesadaran
terapi tempat) klien akan
aktivitas realitas
kelompok Pujian
4.2 Sertakan klien dapat
dalam terapi memotivasi
aktivitas klien untuk
kelompok : meningkatk
orientasi an kegiatan
realitas positivnya
4.3 Berikan pujian
pada tiap
kegiatan
positive yang
dilakukan klien
5. Klien  Keluarga 5.1 Diskusikan Perhatian
dapat dapat dengan keluarga
dukunga membina keluarga dan

24
n hubungan tentang : pengertian
keluarga saling  Gejala keluarga
percaya waham akan dapat
dengan  Cara membantu
perawat merawat klien dalam
 Keluarga nya mengendali
dapat  Lingkun kan
menyebut gan wahamnya
kan keluarga
pengertian  Follow
, tanda up dan
dan obat
tindakan 5.2 Anjurkan
untuk keluarga
merawat melaksanakan
klien dengan bantuan
dengan perawat
waham

25
6. Klien  Klien 6.1 Diskusikan Obat dapat
dapat menyebut dengan klien mengontrol
menggu kan dan kelurga waham
nakan manfaat, tentang obat, yang
obat dosis dan dosis, dialami
dengan efek frekuensi, efek klien
benar samping samping obat
obat dan akibat
 Klien penghentian
dapat 6.2 Diskusikan
mendemo perasaan klien
nstrasikan setelah minum
penggunaa obat
n obat 6.3 Berikan obat
dengan dan observasi
benar setelah minum
 Klien obat
memaham
i akibat
berhentiny
a obat
tanpa
konsultasi
 Klien
dapat
menyebut
kan
prinsip
dalam
penggunaa
n obat

26
3. Implementasi (Strategi Pelaksanaan Berdasarkan Pertemuan)

DiagnosaKep Pasien Keluarga


erawatan
Gangguanisipi SP 1 SP 1
kir : waham a. Mengidentifikasi kebutuhan a. Mengidentifikasi masalah keluarga
b. Klien bicara konteks realita dalam merawat pasien
c. Klien dilatih untuk b. Menjelaskan proses terjadinya
memenuhi kebutuhannya waham
d. Masukkan dalam jadwal c. Menjelaskan tentang
kegiatan pasien caramerawatpasienwaham
d. Latih (simulasi) caramerawat
e. RTL keluarga /
jadwaluntukmerawatpasien
SP 2 SP 2
a. Evaluasi( SP 1) a. Keluargaevaluasikemampuan SP 1
b. Identifikasipotensi / b. Latihkeluargacaramerawat
kemampuan yang dimiliki (langsungkepasien)
c. Pilihdanlatihpotensi c. Menyusun RTL keluarga
d. Kemampuan yang dimiliki
e. Masukkanjadwalpasien

27
SP 3 SP 3
a. Evaluasikegiatan yang lalu a. Evaluasikemampuankeluarga
(SP 1 & 2) b. Evaluasikemampuanpasien
b. Memilihkemampuan lain c. RTL keluarga
yang dapatdilakukan  Follow up
c. Pilihdanlatihpotensikemamp  Rujukan
uan lain yang dimiliki
d. Masukkandalamjadwal

28
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Jiwa Aplikasi Praktik


Klinik.Jogjakarta : Graha Ilmu

Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan


Pendahuluan dan Strategi Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.

Towsend C. Mary, 1998. Doagnosa keperawatan Psikiatri Edisi


3.Jakarta : EGC

Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa Edisi Revisi. Bandung : Refika


Aditama

BAB III

29
TINJAUAN KASUS

Tn.D 40 tahun beragama budha, anak kedua dari empat bersaudara. Klien
adalah seorang yang taat beragama, keyakinannya dengan agamanya sangat
kental, karena dari kecil Tn.D di didik oleh keluarganya dengan keras dan Tn.D
selalu tidak boleh melakukan apapun kecuali beribadah, sehingga pada suatu
ketika Tn.D merasa bahwa dirinya adalah keturunan tuhan, ia meyakini bahwa
dirinya dapat menyembuhkan bebagai macam penyakit dan dapat berbicara
dengan tuhan. Tn.D selalu mengatakan bahwa “aku adalah anak tuhan, sembahlah
aku karena sama saja kamu menyembah tuhanmu”, ketika mengatakannya dengan
nada tegas, wajahnya tegang dan mata melotot, dan klien mengatakannya dengan
berulang-ulang. Menurut keterangan dari keluarga, bahwa perilaku itu muncul 2
bulan ini setelah orang tua yang mendidiknya dengan keras itu meninggal,
keluarga juga mengatakan bahwa setelah orang tua Tn.D meninggal Tn.D banyak
mengurung diri di kamar. Kadang mondar-mandir didepan rumah dan kadang-
kadang menunjukkan ekspresi senang dan sedih ketika ditanya tentang orang
tuanya.
Karena keyakinannya itu, Tn.D tidak mau melakukan apapun kecuali
beribadah, seperti tidak mau mandi, tidak mau makan kecuali nasi putih saja
hanya mau minum air putih, tidak mau gosok gigi, tidak mau menyisir rambut,
kadang merasa tersinggung bila diingatkan.Tn.D suka memakai baju berwarna
putih dan tidak pernah ganti sehingga pakaian klien terlihat lusuh.
Sering kali keluarga mengingatkan bahwa ia adalah orang biasa, bukan
anak tuhan, tetapi Tn.D selalu bersikeras bahwa ia adalah anak tuhan. Tn.D
berkata dengan nada kasar, bahkan T.n D mengancam bahwa akan mengutuk dan
melepari barang-barang yang berada disekitarnya apabila ada orang yang tidak
mempercayainya bahwa dia adalah anak tuhan. Karena keluarga atau saudara
Tn.D takut akan perilaku yang terjadi pada tn.x terus berkelanjutan sehingga
keluarga membawa Tn.D ke RSJ Lawang pada tanggal 19 maret 2017

A. Proses Keperawatan

30
A. Pengkajian
1. Biodata Klien
Nama : Tn. D
Umur : 40tahun
Agama : Budha
Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Faktor Presipitasi
Alasan masuk
Tn.D merasa bahwa dirinya adalah keturunan tuhan atau sahyangwidi,
ia meyakini bahwa dirinya dapat menyembuhkan bebagai macam
penyakit dan dapat berbicara dengan tuhan. Tn.D selalu mengatakan
bahwa “aku adalah anak tuhan, sembahlah aku karena sama saja kamu
menyembah tuhanmu”.
3. Factor Predisposisi
a. Riwayat gangguan jiwa
Klien tidak pernah dirawat di RSJ sebelumnya.
b. Riwayat pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak pernah dibawa
berobat
c. Riwayat penganiayaan
Klien tidak pernah mengalami penganiayaan fisik, seksual dan
tindakan kriminal .
d. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Keluarga klien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa.
e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien didik dengan keras oleh orang tua nya.Tidak boleh
melakukan apapun kecuali beribadah, 2 bulan lalu Orang tua klien
telah tiada.

4. Penilaian Primer

31
Klien menganggap stressor tersebut sangat berarti.Ia menganggap
dirinya adalah anak tuhan
5. Penilaian Sekunder
- Dari sisi ekonomi , klien tidak mau bekerja.
- Dari sisi dukungan sosial, yang dimiliki klien tinggi terbukti
dengan keluarga klien yang berusaha mengingatkan bahwa klien
manusia biasa.
- Motivasi dalam diri klien sangat rendah karena klien tidak mau
melakukan apapun kecuali beribadah.
6. Sumber Koping
Klienmendapat dukungan dari keluarga. Hal ini dibuktikan dengan
keluarga mengingat kan klien.
7. Mekanisme koping
Maladaptif, hal ini dibuktikan dengan klienbanyak mengurung diri di
kamar. Kadang mondar-mandir didepan rumah dan kadang-kadang
menunjukkan ekspresi senang dan sedih ketika ditanya tentang orang
tuanya.

8. Pengkajian Psikososial

32
a. Genogram :

69

46 37 31 28
33

40 35

15 12

Keterangan :
40
= laki-laki = klien/pasien

= perempuan = tinggal serumah

a. Pola komunikasi keluarga : Tertutup


b. Pola asuh : Klien diasuh oleh orang
tuanyadengan keras.
c. Pengambilan keputusan : Otoriter, dibuktikan dengan semua
keputusan di keluarga di ambil oleh orang tuaklien.
9. Konsep diri
a. Identitas diri :Klien beranggapan kaluadirinya anak tuhan karena ia
rajin beribadah dan merasa bisa berbicara dengan tuhan

33
b. Peran :Klien sebagai orang yang taat beragama di
lingkungannya yang dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit
c. Ideal diri :Klien berharap keluarganya/lingkungannya
mempercayai keyakinannya sebagai anak tuhan
d. Harga diri : harga diri klien tinggi, klien menganggap dirinya
sebagai orang yang berharga yang bisa komunikasi dengan tuhan,
namun sebenarnya klien sedang mengalami harga diri rendah.
10. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Orangtua
b. Peran serta kegiatan kelompok/ masyarakat : klien tidak pernah
mengikuti kegiatan kelompok ( sosial ) dilingkungan
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : keyakinan
yang dibicarakan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, tidak
sesuai dengan pemikiran oarng-orang di lingkungannya
Masalah keperawatan :Isolasi Sosial
11. Spiritual : Klien sangat rajin beribadah.
12. Status Mental
a. Penampilan
Tn. D berseragam RSJ dan terlihat kurang rapi.
b. Interaksi SelamaWawancara
Tn. D ada kontak mata, kooperatif, ketika diajak interaksi
mau menceritakan masalahnya kepada perawat dan tidak
memperlihatkan mempertahankan pendapatnya sendiri
c. Pembicaraan
Tn. D kasar, tidak mampu memulai pembicaraan, dan
kadang terlihat berbicara sendiri.
d. Aktivitas motorik
Tn. Dsehari-hari banyak menghabiskan waktu di ruangan,
tampak gelisah dan mondar-mandir, tetapi Tn.D mengatakan
mengikuti semua kegiatan yang diadakan rumah sakit.

34
e. Perasaan
Tn. D mengatakan sedih karena ingin cepat pulang dan
bertemu dengan keluarganya.Saat pengkajian, afek Tn.D tumpul,
hanya bereaksi apabila ada rangsangan yang kuat.
f. Persepsi-Sensorik
Tn. D mengalami waham kebesaran, Tn.D merasa bahwa
dirinya adalah keturunan tuhan, ia meyakini bahwa dirinya dapat
menyembuhkan bebagai macam penyakit dan dapat berbicara
dengan tuhan. Tn.D selalu mengatakan bahwa “aku adalah anak
tuhan, sembahlah aku karena sama saja kamu menyembah
tuhanmu”
g. Proses Pikir
a) Arus Pikir
Pembicaraan Tn.Dsirkumstansialyaitu ketikadiajak bicara,
pembicaraan berbelit - belit tetapi sampai pada tujuan
pembicaraan.
b) Isi Pikir
Tn. D mengalami gangguan pikiran yaitu didalam pikirannya
hanya terpaku pada satu ide saja tanpa berinisiatif mencari ide
lain, tetapi Tn.I tidak mengalami waham, fobia, maupun
obsesi.
h. Memori
Tn. D tidak ada gangguan daya ingat jangka panjang
dimana Tn. D masih ingat saat Tn.Ddibawa ke rumah sakit jiwa,
tidak ada gangguan daya ingat jangka pendek dimana Tn. Dmasih
ingat nama orang yang sudah diajak berkenalan, dan tidak ada
gangguan daya ingat saat ini dimana Tn.Dingat nama perawat yang
mengajaknya bicara.

35
i. Tingkat konsentrasi/berhitung
Tn.D menunjukkan bahwa Tn.D tidak mampu
berkonsentrasi dan tidak fokus, tetapi Tn.D mampu menjawab
penjumlahan 2 ditambah 4 hasilnya 6 dengan benar.
j. Kemampuan Penilaian
Tn.D tidak bisa mengambil keputusan sederhana secara
mandiri, mau mandi dulu atau makan. Perlu bantuan perawat untuk
mengambil keputusan yang tepat.
13. Daya Tilik Diri
Tn.D menyadari bahwa saat ini dia di rawat di rumah sakit
jiwa karena sakit, tetapi Tn.D merasa dirinya sudah membaik dan
ingin pulang.
14. Kebutuhan Persiapan Pulang
a) Makan
Tn.D mampu makan secara teratur 3 kali sehari, Tn.D makan
pelan-pelan, selalu menghabiskan makanannya, dan makan
bersama-sama dengan temannya.
b) BAB dan BAK
Tn.D mampu BAB dan BAK sendiri di12 kamar mandi,
Tn.D BAB 1 kali sehari dan BAK ± 5 kali sehari.
c) Mandi
Tn. D mengatakan mandi sehari 2 kali sehari dengan memakai
sabun, menggosok gigi setiap mandi, dan 2 hari sekali
keramas.
d) Berpakaian
Tn. D mengatakan dirinya mau berpakaian seragan RSJ dan
berpakaian rapi secara mandiri.
e) Pola Istirahat tidur, Tn.D mengatakan mampu tidur dalam
sehari 8 jam, pada siang hari Tn. I tidur ± 1 jam dan tidur
malam hari dari jam 21.00 wib sampai jam 04.00 wib, saat

36
tidur malam terkadang Tn.Dterbangun karena mendengar
suara-suara.
f) Penggunaan Obat
Tn.D mau minum obat teratur dan mau memelihara
kesehatannya.
g) Pemeliharaan kesehatan, Tn.D mengatakan dapat dukungan
dari keluarga selama di rawat di rumah sakit jiwa dan jika
sudah pulang,.
h) Aktivitas Dalam Rumah
Tn.D mengatakan kegiatan dirumah membantu kakaknya
membersikan rumah, mencuci pakaian, dan menyapu.
i) Aktivitas Luar Rumah
Tn. D mengatakan setelah pulang dari rumah sakit, Tn.D ingin
kembali bekerja menjadicleaning service

Analisa Data :
No Data Masalah

1. Ds: waham kebesaran


Tn.D mengatakan “aku adalah anak tuhan,
sembahlah aku karena sama saja kamu
menyembah tuhanmu”.
Do:
Wajah tegang, mata melontot merah dan
dengan nada tegas

2 Ds: PK
bersikeras bahwa ia adalah anak tuhan.
Tn.D berkata dengan nada kasar, bahkan T.n
D mengancam bahwa akan mengutuk dan
melepari barang-barang yang berada
disekitarnya apabila ada orang yang tidak

37
mempercayainya bahwa dia adalah anak
tuhan
Do:
Tn x berkata dengan kasar.

3 Ds: Keluarga Tn.D mengatakan bahwa HDR


setelah orang Keluarga Tn.D mengatakan
bahwa setelah orangtua Tn. meninggal,
Tn.D sering kali mengurung diri di kamar
dan tidak ingin berbicara dengan orang lain

Do: -

1. Diagnosa Keperawatan
a. Pohon Masalah :

Effect: RESIKO TINGGI PRILAKU


KEKERASAN

Core Problem: GANGGUAN ISI PIKIR:


WAHAM

Causa: HARGA DIRI RENDAH (HDR)

b. Diagnosa keperawatan :
1. Gangguan proses fikir : Waham
2. Koping individu tidak efektif

38
3. Resiko tinggi melakukan perilaku kekerasan
2. Intervensi Keperawatan (NCP)
Nama : No.CM :
Jenis Kelamin : Dx. Medis :
Ruang : Unit Keswa :
Diagnosa Perencanaan
Keperawat Kriteria Intervensi Rasional
Tujuan
an Evaluasi
Gangguan TUM :
proses klien dapat
pikir: mengontrol
waham wahamnya.
TUK 1: Kriteria
Klien evaluasi: 1.1 Bina hubungan Hubungan
dapat  Ekspresi saling saling percaya
membina wajah percaya dengan akan
hubunga bersahabat klien dengan menimbulkan
n saling  Ada kontak menggunakan kepercayaan
percaya. mata prinsip klien pada
 Mau komunikasi perawat,
berjabat terapeutik : sehingga akan
tangan a. Sapa klien memudahkan
 Mau dengan dalam
menjawab ramah baik pelaksanaan
salam verbal tindakan
 Klien mau maupun selanjutnya.
duduk non verbal.
berdamping b. Perkenalka
an n diri
 Klien mau dengan
mengutarak

39
an perasaan sopan.
c. Tanyakan
nama
lengkap dan
nama
panggilan
yang
disukai.
d. Jelaskan
tujuan
pertemuan.
e. Jujur dan
menepati
janji Meningkatkan
f. Tunjukkan orientasi klien
sikap pada realita dan
empati dan meningkatkan
menerima rasa percaya
klien apa klien kepada
adanya. perawat.
1.2 Jangan
membantah
dan
mendukung
waham klien.
a. Katakan
perawat
menerima Suasana
keadaan lingkungan
keyakinan persahabatan
klien”saya yang

40
menerima mendukung
keyakinan dalam
anda”. komunikasi
b. Katakan terapeutik.
perawat
tidak
mendukun
g. “sukar Dengan
bagi saya orientasi
untuk ditentukan
dapat intervensi
mempercay selanjutnya.
ainya”

1.3 Yakinkan klien Reinforcement


dalam keadaan adalah penting
aman dan untuk
terlindung. meningkatkan
a. “Anda kesabaran diri
berada di klien.
tempatyang Mengetahui
aman dan penyebab curiga
terlindung” dan intervensi
b. Katakan selanjutnya.
perawat
tidak
mendukun
g. “sukar
bagi saya
untuk
dapat

41
mempercay
ainya”.
1.4 Observasi
apakah waham
klien
mengganggu
aktivitas sehar-
hari dan
perawatan diri

TUK 2: Kriteria 2.1 Beri pujian pada Klien terdorong


Klien dapat Evaluasi penampilan dan untuk memilih
mengidentif  Mampu kemampuan aktivitas
ikasi mempertah klien yang sebelumnya
kemampuan ankan realistic.
yang aktivitas 2.2 Diskusikan
dimiliki sehari- hari dengan klien
 Klien dapat kemampuan
mengontrol yang dimiliki
wahamnya pada waktu lalu
dan saat ini
yang realistic.
(hati-hatiterlibat
diskusi dengan
waham).
2.3 Tanyakan apa
yang bisa
dilakukan
(kaitkan dengan
aktivitas sehari-
hari dan

42
perawatan diri)
kemudian
anjurkan untuk
melakukan saat
ini.
2.4 Jika klien selalu Dengan
berbicara membenarkan,
tentang klien akan
wahamnya merasa lebih
dengarkan diperhatikan
sampai sehingga klien
kebutuhan akan
waham tidak mengungkapkan
ada. (perawat perasaannya
perlu
memperhatikan
bahwa klien
penting).

TUK 3: Kriteria 1.1 Observasi Dengan


Klien dapat Evaluasi: kebutuhan klien observasi dapat
mengidentif  Klien dapat sehari-hari. mengetahui
ikasi menyebutk 1.2 Diskusikan kebutuhan klien
kebutuhan an kebutuhan klien
yang tidak kebutuhan yang tidak
terpenuhi terpenuhi terpenuhi selam Dengan
 Klien dapat dirumah dan di mengetahui
melakukan umah sakit. kebutuhan yang
aktivitas 1.3 Hubungkan tidak terpenuhi
 Klien tidak kebutuhan atau maka dapat
menggunak harapan yang diketahui

43
an belum terpenuhi kebutuhan yang
/membicara dengan diperlukan
kan timbulnya
wahamnya waham.
1.4 Tingkatkan Mengetahui
aktivitas yang keterkaitan
dapat memenuhi antara yang
kebutuhan klien tidak terpenuhi
dan dengan
memerlukan wahamnya
waktu dan
tenaga.
1.5 Atur siruasi Dengan
agar klien tidak meningkatkan
mempunyai aktivitas tidak
waktu untuk akan
menggunakan mempunyai
wahamnya. waktu untuk
mengikuti
wahamnya

Dengan situasi
tertentu akan
dapat
mengontrol
wahamnya

TUK 4: Kriteria a. Berbicara Reinforcement


Klien dapat Evaluasi: dengan klien adalah penting
berhubunga  Klien dalam konteks untuk

44
n dengan mampu realitas (realitas mningkatkan
realitas. berbicara diri, orang lain, kesadaran klien
secara waktu dan akan realitas
realitas tempat).
 Klien b. Sertakan klien
mengikuti dalam terapi Pujian dapat
terapi aktivitas memotivasi
aktivitas kelompok : klien untuk
kelompok orientasi meningkatkan
realitas. kegiatan
c. Berikan pujian positivnya
pada tiap
kegiatan
positive yang
dilakukan klien
TUK 5: Kriteria 6.1 Diskusikan Perhatian
Klien dapat Evaluasi: dengan keluarga keluarga dan
dukungan  Keluarga tentang : pengertian
keluarga dapat  Gejala keluarga akan
membina waham dapat membantu
hubungan  Cara klien dalam
saling merawatny mengendalikan
percaya a wahamnya
dengan  Lingkungan
perawat keluarga
 Keluarga  Follow up
dapat dan obat
menyebutk 6.2 Anjurkan
an keluarga
pengertian, melaksanakan
tanda dan dengan bantuan

45
tindakan perawat
untuk
merawat
klien
dengan
waham
TUK 6: Kriteria 1.1 Diskusikan Obat dapat
Klien dapat Evaluasi: dengan klien mengontrol
menggunak  Klien dan kelurga waham yang
an obat menyebutk tentang obat, dialami klien
dengan an manfaat, dosis, frekuensi,
benar dosis dan efek samping
efek obat dan akibat
samping penghentian.
obat 1.2 Diskusikan
 Klien dapat perasaan klien
mendemons setelah minum
trasikan obat.
penggunaan 1.3 Berikan obat
obat dengan dan observasi
benar setelah minum
 Klien obat
memahami
akibat
berhentinya
obat tanpa
konsultasi
 Klien dapat
menyebutk
an prinsip
dalam

46
penggunaan
obat
TUK 7 Kriteria 1. rencanakan Mengontrol
Klien dapat Evaluasi: bersama klien perilaku atau
menetapkan 1. klien aktivitas yang tindakan pasien
/ mampu dapat dilakukan terhadap waham
merencanak mengontrol setiap hari sesuai
an kegiatan perilakunya kemampuan
sesuai 2. tingkatkan
dengan kegiatan sesuai
kemampuan toleransi kondisi
yang di klien
miliki 3. beri contoh
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien lakukan

3. Strategi Pelaksanaan (SP)

Dx. Pasien Keluarga


Kep

GPP: SP 1 SP 1
Waham
a. Mengidentifikasi 1. Mengidentifikasi masalah
kebutuhan. keluarga dalam merawat
b. Klien bicara konteks pasien.
realita. 2. Menjelaskan proses
c. Latih pasien untuk terjadinya waham.
memenuhi 3. Menjelaskan tentang cara
kebutuhan merawat pasien waham.
4. Latih (stimulasi) cara

47
d. Masukkan pasien merawat.
dalam kegiatan 5. RLT keluarga/jadwal untuk
pasien merawat pasien.

SP 2 SP 2

a. Evaluasi kegiatan a. Evaluasi kemampuan


yang lalu (sp 1) keluarga SP 1
b. Identifikasi b. Latih keluarga cara
potensi/kemampuasn merawat (langsung ke
yang dimiliki. pasien)
c. Pilih dan latih c. Menyusun RTL keluarga
potensi atau
kemampuan yang
dimiliki
d. Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien.

SP 3 SP 3

a. Evaluasi kegiatan a. Evaluasi kemampuan


yang lalu (sp1 dan 2) keluarga
b. Memilih b. Evaluasi kemampuan
kemampuan lain pasien
yang dapat c. RTL keluarga:
dilakukan.  Follow up
c. Pilih dan latih  Rujukan.
potensi kemampuan
lain yang dimiliki.
d. Masukan dalam
jadwal.

48
49
PROPOSAL STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK) PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-1 Tanggal : 20 maret 2017


Nama : Wiwin D.P Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI
1. Kondisi
Ketika Tn.D merasa bahwa dirinya adalah keturunan tuhan atau
sahyangwidi, ia meyakini bahwa dirinya dapat menyembuhkan bebagai
macam penyakit dan dapat berbicara dengan tuhan. Tn.D selalu
mengatakan bahwa “aku adalah anak tuhan, sembahlah aku karena sama
saja kamu menyembah tuhanmu”, ketika mengatakannya dengan nada
tegas, wajahnya tegang dan mata melotot.
2. Diagnosa : Waham Kebesaran
3. Tujuan : TUK 1 : klien dapat membina hubungan saling percaya
TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
TUK 3 : klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi
TUK 4 : klien dapat berhubungan dengan realita
4. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 (pasien)
a. Bina hubungan saling percaya b
b. Mengidentifikasi kebutuhan.
c. Klien bicara konteks realita.
d. Pilih dan latih potensi.
e. Kemampuan yang dimiliki
f. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien.

50
B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Bapak, kenalkan nama saya A, Nama bapak siapa?kalo bapak lebih
suka dipanggil dengan nama siapa?O… suka dipanggil dengan nama
bpk D, baiklah.”
“Saya Mahasiswa Keperawatan PPNI Mojokerto pak.
“bagaimana kabar bapak pagi ini? hari ini bapak nampak segar sekali?
bapak sudah sarapan pagi apa belum? Apa bapak masih ingat dengan
menu tadi?”
b. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan bapak pagi ini?”
“ Bagaimana ceritanya sampai bapak di bawa kesini?” Coba ceritakan
kepada saya.
c. Kontrak
- Topik
“Bapak, bagaimana kalau kita bercakap - cakap tentang perasaan
bapak saat ini?” tapi sebelum kita bercakap – cakap, apakah ada
hal yang bapak tanyakan atau keluhkan saat ini?”
- Tempat
“Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang di teras depan saja?”
- Waktu
“Apakah bapak sibuk hari ini, kalo bapak sibuk, bagaimana kalo
kita berbincang – bincangnya hanya 15 menit saja?”
2. Kerja
“Dulu bapak bekerja dimana? O.. bapak dulu seorang penjahit ya,! (Wahh
hebat ya bapak, saya juga ingin bisa menjahit seperti bapak).”
(jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting.

51
Karena dengan begitu klien merasa diperhatikan sehingga klien akan
mengungkapkan perasaannya).
“Memberikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien”.
“Memberikan pujian kepada kemampuan klien yang realistis”
“Diskusikan kebutuhan klien apa aja hal yang tidak terpenuhi selama di
rumah sakit atau dirumah”
(“apa keinginan bapak yang belum dilakukan selama di rumah dan di
sini?”)
3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Baiklah pak sampai disini dulu ya bincang-bincang kita.”
“sekarang bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
tadi?”
b. Evaluasi objektif
“ Klien dapat menceritakan hal – hal yang selama ini dialami oleh
klien, dan menceritaka kebutuhannya yang belum terpenuhi?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan cerita bapak?”
d. Kontrak
- Topik
“ Nanti kita akan bertemu lagi untuk berbincang – bincang lagi
dan melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana bapak?
Apa bapak setuju?”
“kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya pak”.
- Tempat
“ Dimana nanti kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana
kalau di tempat yang sama?”
- Waktu
“ Enaknya kita nanti berbincang – bincang lagi jam berapa pak?
Baiklah, jadi kita akan berjumpa lagi nanti ya pak, jam 08.30
WIB.”

52
PROPOSAL STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
(SPTK) PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-2 Tanggal : 21 Maret 2017


Nama : Ubaidilah Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI
5. Kondisi
Tn. D masih merasa bahwa dirinya adalah keturunan Tuhan. Dia masih
tetap bersi keras bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Dia
berkata dengan mata melotot dan nada keras..
6. Diagnosa : Waham Kebesaran
7. Tujuan : TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
TUK 3 : klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang
tidak terpenuhi
TUK 4 : klien dapat berhubungan dengan realita
8. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 1 (pasien)
g. Mengidentifikasi kebutuhan.
h. Klien bicara konteks realita.
i.Pilih dan latih potensi.
j. Kemampuan yang dimiliki
k. Masukan dalam jadwal kegiatan
pasien.

B.STRATEGI KOMUNIKASI
4. Orientasi
d. Salam Terapeutik

53
“Selamat pagi Tn. D, Bagaimana perasaannya saat ini?
“Apakah bapak bisa menceritakan perasaan bapak atau keluhan bapak
kepada saya? “Saya Mahasiswa Keperawatan PPNI Mojokerto pak.
e. Evaluasi/validasi
“ Bagaimana perasaan bapak pagi ini?”
“ Bagaimana ceritanya sampai bapak di bawa kesini?” Coba ceritakan
kepada saya.
f. Kontrak
- Topik
“Bapak, bagaimana kalau kita bercakap - cakap tentang perasaan
bapak saat ini?” tapi sebelum kita bercakap – cakap, apakah ada
hal yang bapak tanyakan atau keluhkan saat ini?”
- Tempat
“Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang di teras?”
- Waktu
“Apakah bapak sibuk hari ini, kalo bapak sibuk, bagaimana kalo
kita berbincang – bincangnya hanya 15 menit saja?”
5. Kerja
“dulu bapak seorang penjahit ya,! (Wahh hebat ya bapak).”
(jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai kebutuhan
waham tidak ada. Perawat perlu memperhatikan bahwa klien penting.
Karena dengan begitu klien merasa diperhatikan sehingga klien akan
mengungkapkan perasaannya).
“Memberikan pujian pada setiap kegiatan positif yang dilakukan klien”.
“Diskusikan kebutuhan klien apa aja hal yang tidak terpenuhi selama di
rumah sakit atau dirumah”
(“apa keinginan bapak yang belum dilakukan selama di rumah dan di
sini?”)
6. Terminasi
e. Evaluasi subyektif

54
“Baiklah pak sampai disini dulu ya bincang-bincang kita.”
“sekarang bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
tadi?”
f. Evaluasi objektif
“ Klien dapat menceritakan hal – hal yang selama ini dialami oleh
klien, dan menceritaka kebutuhannya yang belum terpenuhi?”
g. Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan cerita bapak?”
h. Kontrak
- Topik
“ Nanti kita akan bertemu lagi untuk berbincang – bincang lagi
dan melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana bapak?
Apa bapak setuju?”ini waktunya sudah habis bapak
“kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya pak”.
- Tempat
“ Dimana nanti kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana
kalau di tempat yang sama?”
- Waktu
“ Enaknya kita nanti berbincang – bincang lagi jam berapa pak?
Baiklah, jadi kita akan berjumpa lagi nanti ya pak, jam 08.30
WIB.”

55
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-3 Tanggal : 22 maret 2017


Nama : Chandra A. I.M Jam : 08.30 WIB

A. PRA INTERAKSI
1. Kondisi
Klien mengatakan bahwa akan mengutuk dan melempari apa saja yang
ada disekitarnya kepada orang-orang yang tidak percaya kepadanya. Dia
berkata dengan wajah tegang dan mata melotot.
Diagnosa : Waham Kebesaran
2. Tujuan : TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
3. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 2 (pasien)
a. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1)
b. Identifikasi potensi atau kemampuan yang
dimiliki
c. Pilih dan latih potensi atau kemampuan
yang dimiliki
d. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

B.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak’
“bagaimana kabar bapak?

56
b. “Evaluasi Validasi
- “Bagaimana perasaan bapak sekarang? ”
c. Kontrak
- Topik
“bapak“Masih ingat apa yang akan kita bicarakan kali ini?baik,
kita berbincang-bincang lagi ya pak.
- Tempat
“Bagaimana kalau kita berbincang – bincang di teras?seperti janji
kita”
- Waktu
“bagaimana kalo kita berbincang – bincangnya selama 10 menit?
2. Kerja
“Bagaimana pak, apakah bapak bisa menceritakan kepada saya
mengapa bapak akan mengutuk orang yang tidak percaya kepada
bapak?

3. Terminasi
a. Evaluasi subyektif
“Baiklah pak, karena waktu kita sudah habis, sekarang bagaimana
perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi ?
Evaluasi objektif
“ Klien dapat melakukan tindakan sesuai dengan kemampuannya”
Rencana Tindak Lanjut
“Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan ceritanya ini bapak?”
b. Kontrak
- Topik
“ Besok kita akan bertemu lagi untuk berbincang – bincang lagi
dan melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana pak? Apa
bapak setuju?”
“kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya pak”.
- Tempat

57
“ Dimana besok kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana
kalau di taman depan?”
- Waktu
“ Enaknya kita besok berbincang – bincang lagi jam berapa pak?
Bagaimana kalo pukul 08.00 WIB.”

58
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-4 Tanggal : 23 maret 2017


Nama : Anggie N.L Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI
4. Kondisi
Klien mengatakan bahwa ia masih merasakan kemarahan sendiri dan
terkadang menyalahkan orang lain. Nada bicara suara klien saat berbicara
dengan orang lain sudah mulai menurun tidak tinggi lagi. Ekspresi sedikit
agak tegang, saat berbicara mata agak melotot
Diagnosa : Waham Kebesaran
5. Tujuan : TUK 2 : klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki
6. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 2 (pasien)
e. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1)
f. Identifikasi potensi atau kemampuan yang
dimiliki
g. Pilih dan latih potensi atau kemampuan
yang dimiliki
h. Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien

B.STRATEGI KOMUNIKASI
4. Orientasi
d. Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak’

59
“bagaimana kabar bapak? Tadi bapak sudah makan siang apa belum?”
e. “Evaluasi Validasi
- “Bagaimana perasaan bapak sekarang? ”
f. Kontrak
- Topik
“bapak“Masih ingat apa yang akan kita bicarakan kali ini?baik,
sesuai dengan janji kita, hari ini kita berbincang-bincang tentang
kegiatan yang ingin bapak lakukan, dan mencoba melakukannya
lagi.”
- Tempat
“Supaya kita lebih enak mengobrolnya, bagaimana kalau kita
berbincang – bincang di teras depan saja?seperti janji kita”
- Waktu
“bagaimana kalo kita berbincang – bincangnya selama 1 jam?
Selama itu kita juga melakukan beberapa hal yang ingin bapak
lakukan?”
5. Kerja
“Bagaimana pak, apa yang ingin bapak lakukan hari ini?”
“Selain menjahit, hal yang ingin bapak lakukan apa?”mendesain ya,
baiklah itu nanti akan kita lakukan juga”
“bapak, jika bapak menginginkan sesuatu hal, sebaiknya jangan
dipendam saja, coba dilakukan”
“Ketika bapak dalam kesulitan jangan sungkan – sungkan untuk
meminta bantuan kepada orang terdekat, karena insyaallah orang
terdekat bapak akan membantu bapak.”

6. Terminasi
c. Evaluasi subyektif
“Baiklah pak, karena waktu kita sudah habis, sekarang bagaimana
perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang tadi dan melakukan
beberapa hal yang ingin bapak lakukan?”

60
d. Evaluasi objektif
“ Klien dapat melakukan kemampuan yang dimiliki?”

e. Rencana Tindak Lanjut


“Bagaimana, apakah bapak ingin melanjutkan kegiatan ini bapak?”
f. Kontrak
- Topik
“ Besok kita akan bertemu lagi untuk berbincang – bincang lagi
dan melakukan hal yang ingin bapak lakukan, bagaimana pak? Apa
bapak setuju?”
“kalau begitu kita tulis jadwalnya disini ya pak”.
- Tempat
“ Dimana besok kita berbincang-bincang lagi pak? Bagaimana
kalau di taman depan?”
- Waktu
“ Enaknya kita besok berbincang – bincang lagi jam berapa pak?
Bagaimana kalo pukul 08.00 WIB.”

61
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-5 Tanggal: 24 maret 2017


Nama : Yeti P. Jam : 08.00 WIB

A. PRA INTERAKSI

1. Kondisi klien

Keadaan klien saat ini sudah mulai membaik, saat berbicara dengan
orang lain nada suaranya sudah mulai menurun. Ekspresi sudah tidak
tegang saat berbicara dengan orang lain dan tidak melotot lagi.

2. Diagnosa Keperawatan : Waham Kebesaran

3. TUK: TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.

TUK 6: Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

4. Rencana Tindakan : SP 3 Pasien

a. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1,2)


b. Memilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
c. Pilih dan latih kemampuan dan potensi yang
dimiliki
d. Masukkan dalam jadwal

B. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Orientasi :
a. Salam terapeutik : “ assalamu’alaikum, bapak baru bangun ya ? “
b. Evaluasi/ ValidasI: “ Apakah tidur bapak nyenyak malam tadi ?
Bagaimana Perasaan bapak pagi ini ?. Apakah merasa lebih
baikan setelah bangun tidur. Apakah bapak ingat kejadian marah-

62
marah bapak kemarin, kalau boleh tau kenapa bapak marah
kemarin? “.

c. Kontrak
 Topik : Baiklah kita hari ini akan membahas penyebab
kemarahan bapak kemarin.
 Tempat : Mau dimana pak kita bercakap-cakap? Bagaimana
kalau di taman, suasananya lebih sejuk ?
 Waktu : Mau Berapa lama pak ? Bagaimana kalau lima belas
menit ?.
2. Kerja
“Jadi begini pak, kita hari sharing aja hari ini tentang perasaan
bapak.bapak boleh mengungkapkan perasaan bapak ketika marah.
Anggap saja saya teman bapak atau sodara bapak.”
“Maaf ya pak saya ingin tanya, Pada saat marah hal apa yang ingin
bapak katakan saat itu ?.”
“Kemudian apakah ada perasaan kesal pada orang lain saat marah ?.”
“Lalu hal apa yang biasanya bapak lakukan ketika marah ?.”
“Terus kenapa bapak mengambil barang-barang temannya ketika
marah ?.”
“Jadi begini, ketika bapak marah ingin marah coba bapak ungkapkan
perasaannya pada saya, puji tuhan nanti saya akan membantu bapak
untuk mengontrol kemarahan ibu dan anggapan teman bapak yang
mengambil barang bapak. Dan saya akan membantu bapak juga untuk
mengontrol penggunaan obat dengan benar yang sudah dianjurkan
dokter agar bapak lebih baikan. Juga membantu ibu sendiri untuk
menggunakan obat dengan benar agar dapat mendemontrasikan
penggunaan obat nantinya.”
“Baiklah waktu kita sudah habis.”

3. Terminasi

63
a. Evaluasi Subyektif: Bagaimana perasaan bapak setelah
perbincangan kita hari ini ?

b. Evaluasi Obyektif: apakah bapak bisa mengerti perbincangan kita


hari ini ?

c.Rencana tindak lanjut: Baiklah, sudah banyak hal yang kita


bicarakan hari ini, nanti ketika bapak merasa tidak baikan atau ingin
marah lagi bapak biaspanggil saya, nanti saya akan membantu bapak
untuk mengungkapkan perasaanya, dan membantu mengontrolnya.

4. Kontrak

a. Waktu : pak, bagaimana kalau besok kita ketemu lagi jam 8 pagi,
bagaimana?
b. Tempat : bagaimana kalau tetap disini saja ?
c. Topik : besok kita akan mulai lagi dengan mengembangkan
kemampuan bapak. Sampai besok pak, trima kasih untuk
waktunya.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)


PADA KLIEN WAHAM

64
Pertemuan : Ke-6 Tanggal : 25 maret 2017
Nama :Septi N.K Jam : 09.00 WIB

A. PRA INTERAKSI
a. Kondisi
Ketika keluarga klien menjenguk klien di RS, keluarga klien
mengatakan bahwa klien banyak mengurung diri dikamar, kadang
mondar-mandir di depan kamar dan kadang-kadang menunujukkan
ekspresi senang dan sedih.
b. Diagnosa : Waham Kebesaran
c. Tujuan : TUK 4 : klien dapat berhubungan dengan realita.
d. Rencana Tindakan Keparawatan : SP1 keluarga
a. Mengidentifikasimasalahkeluarga
dalammerawatpasien
b. Menjelaskan proses
terjadinyawaham
c. Menjelaskantentangcaramerawatp
asienwaham
d. Latih (simulasi) caramerawat
e. RTL keluarga /
jadwaluntukmerawatpasien

STRATEGI KOMUNIKASI
1. Orientasi

65
a. Salam Teraupeutik
“selamat pagi bapak, saya yang akan merawat bapak hari ini”.
“bapak bernana Tn.D, apa benar pak?”.
b. Evaluasi
“Bagaimana kabar bapak sekarang?”
“Kemarin bapak bercakap-cakap dengan teman saya/perawat
sebelumnya tantang apa?,apa bapak masih ingat? “.
“Coba bapak ingat-ingat lagi, apa benar bapak bercakap-cakap
masalah itu?’’
c. Kontrak
- Topik
“Nah, sekarang bagaimana jika hari ini kita bercakap-cakap
tentang hoby yang bapak miliki?”
- Tempat
“Dimana enaknya kita bercakap-cakap tentang hoby bapak?”
- Waktu
“Kira-kira berapa lama bapak mempunyai waktu untuk
bercakap-cakap tentang hoby bapak?”
“Bagaimana kalau 15 menit, apa bapak mau?”
2. Kerja
“Apa saja hoby yang bapak miliki?, saya catat ya pak, terus apa lagi
pak?”
“Wah ternyata bapak hebat ya, tidak banyak lho orang yang
mempunyai hoby seperti yang bapak miliki”.(beri pujian tentang apa
yang di ungkapkan oleh pasien).
“Dapatkah bapak ceritakan kepada saya, kapan pertama kali bapak
memilih hoby itu?”
“Siapa yang dulu mengajarkan kepada bapak, di mana?”
“Dapatkah bapak peragakan kepada saya bagaimana bapak melakukan
hoby itu dengan baik?”

66
“Wahhh ternyata bapak hebat ya, saya ingin mempunyai bakat seperti
bapakl?”
“Coba kita buat jadwal untuk kemampuan bapak ini ya, berapa kali
sehari/seminggu bapak mau melakukan hoby bapak itu?”
“Lalu apa harapan bapak dari kemampuan yang bapak miliki ini?”
“Apakah ada yang lain kemampuan/hoby bapak yang lain selain ini?”
3. Terminasi
a. Evaluasi subyek
“Bagaimana parasaan bapk setelah kita bercakap-cakap tentang
hoby dan kemampuan bapak tadi?”
b. Evaluasi obyektif
“Klien dapat menceritakan dan mengungkapkan hal-hal yang
dialami oleh klien, dan menceritakan semua kemampuan yang
selama ini telah dimiliki”
c. Rencana Tindak Lanjut
“ Setelah ini coba bapak melakukan hoby yang bapak miliki ini
sesuai jadwal yang sudah kita buat ya pak?”
d. Kontrak
-Topik
Lain waktu, kita bertemu lagi ya pak, lalu kita berbincang-bincang
lagi tentang hal yang lain ya pak, dan di lain waktu bagaimana
kalau kita melakukan apa yang bapak ingin lakukan? bagaimana
apa pak setuju?”
-Tempat
“Dimana kita akan bertemu lagi, bagaimana kalau ditempat ini
juga?”
-Waktu
“Kalau waktunya, apa pak punya pandangan jam berapa?,
bagaimana kalau seperti ini juga?”
“Ya sudah ya pak, terima kasih untuk waktunya, sampai jumpa
lagi?”

67
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SPTK)
PADA KLIEN WAHAM

Pertemuan : Ke-7 Tanggal : 26 maret 2017

68
Nama : Bagus P.A Jam : 09.00 WIB
 Tindakan keperawatan untuk keluarga

A. PRA INTERAKSI
a. Kondisi : Keluarga klien sudah mampu menerapkan cara merawat
klien dan langsung menerapkanya.
b. Diagnosa : Waham Kebesaran
c. Tujuan : 1. TUK 2 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang
dimiliki.

2. TUK 3 Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang


tidak terpenuhi.

3. TUK 4 Klien dapat berhubungan dengan realitas.

4. TUK 5 Klien dapat dukungan keluarga.

5. TUK 6 Klien dapat menggunakan obat dengan benar.

d. Rencana Tindakan Keperawatan : SP 2 dan 3 (Keluarga)

a. Keluarga evaluasi kemampuan


SP 1
b. Latih keluarga cara merawat
(langsung ke pasien)
c. Menyusun RTL keluarga
d. Evaluasikemampuankeluarga
e. Evaluasikemampuanpasien
f. RTL keluarga
Follow up, Rujukan
B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Orientasi

a.Salam Terapeutik

69
“Assalamualaikum, “Selamat pagi pak/Bu.”

b. Evaluasi/Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?”
c. Kontak
- Topik :
“Baiklah , Hari ini … kita akan membahas Masalah apa yang
Bapak/Ibu hadapi saat merawat Tn. X dan saya akan menjelaskan
bagaimana cara merawatnya? Bagaimana Pak/Bu?
- Tempat :
“Bagaimana kalau kita berbincang-bincang di teras depan saja?
- Waktu :
“Sesuai kontrak kita yang sudah kita sepakati, kita akan berbincang-
bincang selama 15 menit.”
2. Kerja
“Pak/lbu sebaiknya Bapak/Ibu tidak perlu khawatir dalam menghadapi
sikap Tn. X yang terkadang menyebut – nyebut diriunyan adalah utusan
tuhan dan berbicara dengan nada agak keras. Hal yang harus Bapak/Ibu
lakukan adalah setiap Tn x seperti itu Bapak/Ibu dapat mencegah atau
menenangkannya.
“Bapak/Ibu dapat bercakap-cakap dengan Tn. X untuk mengalihkan
perhatiannya untuk menghindari tindakan-tindakan yang akan di
lakukannya.
“Bagaimana kalau di coba lagi sekarang? Dan jangan lupa Bapak/Ibu
selalu memberikan motivasi dan hal-hal yang baik/positif,ya Bapak/Ibu?”
“Pak/Bu, Tn. X perlu minum obat ini agar pikirannya lebih tenang,
sehingga dapat tidur dengan nyenyak.”
“Obat ini harus di minum secara teratur setiap hari dan jangan dihentikan
sebelum berkonsultasi dengan dokter karena akan dapat menyebabkan Tn.
X kambuh kembali. Dan Bapak/Ibu juga harus mengontrol Tn. X jangan
sampai lupa minum obatnya, jika Tn. X nantinya lupa belum minum obat

70
dengan batas waktu lebih dari 4 jam, Tn. X tidak boleh minum obatnya
sebaiknya Bapak/Ibu memberikan Tn. X untuk meminumnya di jam
berikutnya. Apakah Bapak/Ibu sudah jelas?
“Dan jangan lupa selalu kontrol untuk melihat perkembangan Tn. X ya
Pak/Bu?”
“Tn. X sudah ada peningkatan sebelum Tn. X dapat dibawa pulang, Tn. X
akan di evaluasi lebih lanjut agar kondisinya tidak lagi kambuh.”
3.Terminasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah berbincang-bincang dengan
saya tentang cara merawat Tn. X di rumah?”
a. Evaluasi Obyektif
“Coba Bapak/Ibu sebutkan cara merespon/menanggapi Tn. X saat
mengalami waham kembali?”
“Tn. X sudah tidak lagi marah – marah tidak jelas, tapi masih perlu
evaluasi lebih lanjut.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Setelah ini coba Bapak/Ibu mengingat jadwal yang sudah dibuat untuk
keluarga yang ada di rumah ya Pak/Bu?Dan lakukan yang sudah saya
jelaskan tadi dan tolong untuk membantu Tn. x untuk meminum
obatnya sesuai yang saya ajarkan tadi.”
“Hal-hal yang harus diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang
ditampilkan oleh Tn.X Bapak/Ibu, misalnya selalu marah sendiri tanpa
sebab dan sering menyalahkan orang lain tanpa sebab juga. Sering
tampak tegang dan kacau ketika marah, menolak minum obat atau
memperhatikan perilaku yang membahayakan orang lain .jika hal ini
terjadi tolong hubungi saya!”
“Dan jangan lupa selalu kontrol ya Pak/Bu?Jika obatnya sesudah habis
Bapak/Ibu bisa kesini lagi untuk konsultasi.”
“Baiklah kalau begitu, saya kira cukup, ada yang perlu di tanyakan lagi
Pak/Bu?”

71
“Iya sama-sama. Waalaikum salam.”

72

Anda mungkin juga menyukai