Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN MYOMA

UTERI DAN CYSTOMA OVARI

Dosen Pembimbing:
Dr. Noer Saudah, S.Kep. Ns, M.Kes

Disusun Oleh:
Nira Safira Putri A. (201701204)
Maulidiatul Khamidah (201701212)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN 2018/2019
STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW.

Alhamdulillah, tiada kata yang dapat kami sampaikan selain ucapan syukur kehadirat Allah
SWT, karena hanya ridho-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah “MATERNITAS”.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mohon maaf dan menerima saran dan kritikan yang sifatnya memperbaiki.
Akhirnya dalam kesempatan ini kami mengharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

Mojokerto, 31 Agustus 2018

Penulis
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot
rahim. Dikenal juga dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah
penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak
menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter.

Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor
monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium.
Kista ovarium merupakan pertumbuhan sel jinak dari ovarium itu sendiri.

1.2 Etiologi
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan
pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan
mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan
(miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat
pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya
sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri
membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering
disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti
lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan
memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti
layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa
juga mencapai 5 kilogram atau lebih.

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada hipotalamus,


hipofisis, dan ovarium.
1.3 Manifestasi Klinis
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma berada (serviks,
intramural, submukus,sebserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang
terjadi. Gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Massa di Perut Bawah
Penderita mengeluh merasakan adanya massa atau benjolan diperut bagian bawah.
2. Pendarahan abnormal
Gangguan pendarahan yang terjadi metroragia.
3. Rasa Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas dapat timbul karena gangguan dari sirkulasi
darah pada sarang mioma, disertai nekrosis setempat dan peradangan.
4. Gejala dan penekanan
Gangguan ini dapat tergantung dari besar dan tempat mioma uteri.
5. Penurunan Kesuburan dan Abortus
Hubungan antara mioma uteri sebagai penyebab penurunan kesuburan masih
belum jelas. Dilaporkan sebesar 27-40% wanita dengan mioma uteri mengalami
infertilitas. Penurunan kesuburan dapat terjadi apabila sarang mioma menutup
atau menekan pars interstisialis tuba, sedangkan mioma submukosa dapat
memudahkan terjadinya abortus karena distorsi rongga uterus. Gangguan
implantasi embrio dapat terjadi pada keberadaan mioma uteri akibat perubahan
fisiologi endometrium dimana terjadi atrofi karena adanya kompresi massa tumor.

Sedangkan pada kista ovari antara lain:


a. Perubahan menstruasi.
b. Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama (dyspareunia).
c. Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung, mual.
d. Perubahan kebiasaan buang air besar (=sembelit, konstipasi, obstipasi).
e. Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing.
f. Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa sesak.
g. Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut terasa penuh).
h. Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.
i. Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain).
1.4 Klasifikasi
Menurut Beckmann et al (2010), leiomioma dapat diklasifikasikan kedalam
subkelompok berdasarkan hubungan anatomi terhadap lapisan dari uterus.Tiga jenis
yang biasa ditemui adalah:
a. Intramural yang terletak di bagian tengah dari dinding otot uterus.
b. Subserosal yang berada di bawah lapisan serosa uterus.
c. Submukosal yang letaknya berada di bawah endometrium.

Sedangkan pada kista ovari, antara lain:


1. Kista Ovarium Non Neoplastik (fungsional)
a. Kista Folikel
Kista folikel berasal dari kegagalan resorbsi cairan folikel dari yang tidak
berkembang sempurna. Paling sering terjadi pada wanita muda yang masih
menstruasi dan merupakan kista yang paling lazim dijumpai oleh ovarium
normal.

b. Kista Korpus Luteum


Kista korpus luteum menimbulkan gangguan haid, berupa amenore diikuti
oleh perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat menyebabkan rasa berat
pada bagian perut bagian bawah.
c. Korpus Teka Lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan. Kista lutein sesungguhnya, berasal dari
korpus luteum hematoma.
2. Kista Ovarium Neoplastik
a. Kistoma Ovarii Simpleks
Kista ovari simpleks adalah kista yang permukaannya rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis
berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna kuning.
b. Kistadenoma Ovarii Muscinosum
Kista ini berasal dari teratoma. Bentuk kista ini biasanya unilateral, dapat
tumbuh menjadi sangat besar.
c. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini berasal dari epitel germinativum. Bentuk kistanya unilokular, bila
multilokular perlu dicurigai adanya keganasan.
d. Kista Dermoid
Kista dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur ektodermal
berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol daripada mesoderm dan
entoderm.

1.5 Pengaruh Mioma Uteri pada Kehamilan dan Persalinan


Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
1. Mengurangi kemungkinan wanita menjadi hamil, terutama pada mioma uteri
submukosum.
2. Kemungkinan abortus bertambahan.
3. Kelainan letak jalin dalam lahir, terutama pada mioma yang besar dan
letak subserous.
4. Menghalang-halangi lahirnya bayi, terutama pada mioma letaknya dan
diserviks. Inersia uteri dan atonia uteri terutama pada mioma yang letaknya di
dalamdinding tertama atau apabila terdapat banyak mioma.
1.6 Pengaruh Kehamilan dan Persalinan pada Mioma Uteri
Sebaliknya, kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi mioma uteri:
1. Tumor bertumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi dan edema,
terutama dalam bulan-bulan pertama, mungkin karena pengaruh
hormonal.Setelah kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah besar lagi.
2. Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah bentuk,
danmudah terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di tengah-tengah
tumor.Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak seperti
daging(degenerasi karnosa). Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri perut
disertaigejala-gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala
peradangan,walaupun dalam hal ini peradangan bersifat steril. Lebih sering
lagikomplikasi ini terjadi dalam masa nifas karena sirkulasi dalam tumor
berkurang akibat perubahan-perubahan sirkulasi
yang dialami oleh wanitasetelah bayi lahir.
3. Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami putaran
tangkaiakibat desakan uterus yang makin lama makin membesar.
Torsimenyebabkan gangguan sirkulasi yang nekrosis yang
menimbulkangambaran klinik perut mendadak (acute abdomen).

1.7 Penatalaksanaan Kista Ovarium pada Kehamilan dan Persalinan


Pengaruh kista ovarium pada kehamilan dan persalinan ialah:
1. Abortus.
2. Terjadi torsi kista.
3. Menimbulkan kelainan letak janin.
4. Menghalangi jalan lahir.

1.8 Pathway Mioma Uteri dan Kista Ovari


Kista Ovari
2.Neoplastik
Non Neoplastik
- Genetik
- Bahan karsinogik - Peradangan

Pertumbuhan abnormal di el ovarium

Menekan jaringan
Membentuk kista ovarium sekitar ovarium
blader, usus

Menginvasi jaringan Bendungan darah dalam kista


sekitar ovarium
Nekrosis hemoragik dalam tumor
Perdarahan 1.Gangguan pola
eliminasi
Robekan dinding kista 2.Obstipasi
3.Peting oedem
Resti kekurangan vol cairan

Implantasi sel kista pada peritonium Peradangan skunder


peritonium
Perlekatan pada rongga perut
(pseudomiksoma peritoni) ileus, inisiasi
usus, divertikuli usus Resti Hipertermi

Obstruksi usus

Perubahan pola elminasi


Mioma Uteri

MIOMA UTERI

Sel – sel otot wanita usia rangsangan

Belum matang <35 tahun estrogen

Masa diperut bawah perdarahan rasa nyeri

abnormal

post operasi oforektomi sinitra

pengaruh anastesi

pengaruh saraf simpatis relaksasi otot polos lambung

penurunan kesadaran penurunan kesardaran HCL meningkat

kelemahan fisik kelemahan fisik

Defisit
ketidakmampuan miksi mual muntah
perawatan diri
Gangguan
eliminasi urine Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BAB II
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

A. Mioma Uteri
 Pengkajian
 Data Subjektif
1. Biodata
Umur 35-45 tahun mempunyai resiko terkena mioma uteri (20%) dan jarang
terjadi setelah menopause, karena pada menopause estrogen menurun.
2. Keluhan utama
Gejala awal yang dirasakan oleh penderita mioma uteri menurut (Wiknjosantro,
2005) yaitu:
a. Perdarahan abnormal (hypermenore, menoragia, metoragie)
b. Rasa nyeri akibat sirkulasi darah pada sarang mioma disertai nekrosis
setempat dan peradangan
c. Gangguan BAK akibat tekanan pada kandung kemih
d. Gangguan BAB akibat tekanan pada rectum
e. Edema tungkai dan nyeri panggul akibat penekanan pada pembuluh darah dan
pembuluh limfe
3. Riwayat penyakit dahulu
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
pendarahan (hypermenore, menoragia, meroragie) yang lama dan terus menerus
kadang-kadang disertai nyeri pada peut bagian bawah dan riwayat kontak
berdarah dan dysparenia
4. Riwayat penyakit sekarang
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
pendarahan (hypermenore, menoragia, meroragie) yang lama dan terus menerus
kadang-kadang disertai nyeri pada peut bagian bawah dan riwayat kontak
berdarah dan dysparenia
5. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga pasien (ibu, kakak) yang menderita / pernah menderita
penyakit yang sama seperti pasien yang berupa pendarahan terus menerus dan
lama karena predisposisi dari mioma adalah faktor keturunan. Pada keluarga
adalah riwayat gangguan pembekuan darah yang dapat mengakibatkan perdarahan
yang sulit berhenti
6. Riwayat Kebidanan
 Haid
Pada riwayat haid sering ditemukan adanya hipermenorhea, menoragle,
metoragie, dan dysmenorea
 Mioma uteri tidak terjadi sebelum menopause
 Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang
masih dapat tumbuh lebih lanjut
7. Riwayat KB
KB hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi merupakan pencetus terjadinya
mioma karena estrogen lebih tinggi kadarnya daripada wanita yang menggunakan
KB hormonal

a. Pola kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
Pada tumor yang berat dapat terjadi nafsu makan turun
2. Eliminasi
Pola eliminasi mengalami perubahan. Perubahan pola BAK dapat berupa
polakisuria, dysuria, dan kadang terjadi retensio urine. Pola BAB dapat berupa
obstipasi dan tonesmi
3. Seksualitas
Perubahan pola seksualitas dapat berupa kontak berdarah dyspareunia, karena
adanya mioma pada alat genetalia interna juga kadang menyebabkan libido
menurun
4. Aktivitas
Pola aktivitas terganggu akibat rasa nyeri yang timbul
5. Kondisi psikososial
Ibu mengalami kecemasan disebabkan karena dampak/gejala yang ditimbulkan
oleh adanya penyakit seperti pendarahan, ada benjolan, perdarahan yang terus
menerus dan lama
6. Kondisi spiritual
Ibu merasa terganggu dengan adanya perdarahan dan gejala lain dari penyakitnya

 Data Obektif
a. Keadaan umum: lemah, anemis
b. Kesadaran: composmentis sampai somnolen karena perdarahan menimbulkan
gangguan keseimbangan cairan
c. Tanda-tanda vital:
1. Tensi: keadaan syok hipovolemik akan terjadi penurunan tensi (hipotensi)
2. Nadi: keadaan syok hipolemik akan terjadi takikardi
3. Suhu: dapat normal dan dapat juga terjadi peningkatan suhu apabila sudak
ditemukan infeksi/dehidrasi berat
4. Nafas: mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala sekunder, yaitu:
sesak nafas karena gangguan sirkulasi O2

 Pemeriksaan fisik
1. Muka: tampak pucat dan anemis
2. Mata: konjungtiva pucat, sklera putih, kelopak mata tidak odem
3. Mulut: mukosa mulut dan bibir tampak kering dan pucat. Bau aseton bisa terjadi
bila telah terjadi asidosis akibat dehidrasi/syok hipolemik yang hebat
4. Dada: gerakan nafas cepat karena adanya usaha nafas untuk memenuhi O2 akibat
sesak nafas
5. Abdomen: tampak adanya pembesaran, teraba tumor diperut bagian bawah, teraba
lunak/keras, berbatas tegas, kenyal, dan berbeda dengan jaringan di sekitarnya
6. Genetalia: adanya perdarahan pervaginam menoragie, metoragie
7. Anus: karena penekanan mioma pada rectum dapat menyebabkan haemoroid
akibat pengerasan feses
8. Ekstremitas: dapat terjadi penekanan edema tungkai akibat penekanan pada
pembuluh darah dan pembuluh limfe
 Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan bimanual
Teraba tumor padat uterus terletak digaris tengah atau agak ke samping, teraba
berbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang
berhubungan dengan uterus
2. Pemeriksaan uterus sonde
Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, sehingga
diagnosanya ditegakkan dengan uterus sonde
3. USG
USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis.
USG abdominal dan transvaginal digunakan untuk memantau apakah mioma tadi
bertambah besar atau tidak. Mioma dengan ukuran kecil dapat diketahui dan
letaknya terhadap cavum uteri juga dapat ditentukan, apakah suatu mioma
submukosum, intramural, atau subserosum.
4. Laboratorium
Pada mioma uteri yang disertai dengan perdarahan banyak dapat terjadi penurunan
kadar hemoglobin

 Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan penekanan mioma uteri
terhadap kandung kencing
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penekanan pada urat saraf
oleh mioma uteri
 Perencanaan
1. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan penekanan mioma uteri terhadap
kandung kencing

Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan: setelah dilakukan 1. Berikan penjelasan 1. Pasien bisa


asuhan keperawatan 3x24 tentang penyebab mengerti dan
jam klien dapat BAK sulit BAK kooperatif
dengan lancar 2. Anjurkan ibu untuk 2. Proses pengeluaran
Kriteria: BAK setiap ada urine yang lancar
 Klien dapat BAK rangsangan untuk dapat mencegah
dengan frekuensi BAK terjadinya proses
normal 4-5 kali 3. Berikan infeksi serta dapat
sehari rangsangan apabila memberikan rasa
 Produksi urine 40- terdapat kandung nyaman
80 ml/jam atau 1-2 kemih 3. Ibu dapat segera
liter/hari 4. Observasi intake BAK
dan output cairan 4. Mengetahui
keseimbangan
cairan dengan
pantauan intake dan
output
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penekanan pada urat saraf oleh
mioma uteri

Tujuan/Kriteria hasil Intervensi Rasional

Tujuan: setelah dilakukan 1. Jelaskan kepada 1. Dengan


asuhan keperawatan 3x24 klien tentang menjelaskan
jam klien dapat nyeri penyebab nyeri mengenai
berkurang/hilang 2. Ajarkan klien penyebab nyeri,
Kriteria: tentang strategi klien akan
 Klien relaksasi dengan mengerti dan
mengungkapkan bernafas perlahan, kooperatif dengan
nyeri teratur atau nafas tindakan
berkurang/hilang dalam 2. Dapat mengurangi
 Klien tidak 3. Beri pengurang rasa nyeri
menangis menahan rasa nyeri 3. Obat analgesic
sakit (analgesic) bila akan merangsang
nyeri sangat hebat saraf dengan
4. Observasi tanda- menekan rasa nyeri
tanda vital sehingga
mengurangi rasa
nyeri

4. Nyeri hebat
menimbulkan
pengeluaran
adrenalin yang
berlebihan
sehingga
berpengaruh pada
kenaikan frekuensi
denyut nadi dan
tekanan darah

 Pelaksanaan
Pelaksanaan/implementasi merupakan perwujudan dari rencana tindakan yang telah
disusun dalam tahap perencanaan, implementasi akan dilaksanakan pada kasus nyata
serta sesuai dengan kondisi klien

 Evaluasi
Merupakan tahap akhir untuk menilai tentang kriteria hasil yang dicapai, apakah
sesuai dengan rencana atau tidak dalam evaluasi dilakukan pendekatan SOAP, yang
dimaksud SOAP:
 S: subyektif
Yang didapatkan dari keluhan klien
 O: obyektif
Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan petugas yang terkait
 A: assesment
Kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan keberhasilan
tindakan yang telah dilakukan ataupun masalah yang baru muncul
 P: planning
Merupakan perencanaan lanjut dan tindakan yang sudah dilakukan dengan
berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai
B. Kista ovari
 Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien yang harus diketahui antara lain: nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan
2. Keluhan utama
Terdapat benjolan dibawah perut, ada yang terletak didepan uterus dapat menekan
kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah menderita penyakit menular sex, penyakit yang berhubungan (andiloma
akuminota, gonorea, adnexitis)
4. Riwayat penyakit sekarang
Terdapat benjolan dibagian perut, nyeri abdomen, dismenorea
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya faktor heredier, karena prematurias sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu

 Pemeriksaan fisik
1. Muka: pada pasien Gynekologis dengan perdarahan banyak pada konjungtiva
2. Abdomen: teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah konsisten
keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi kadang-kadang ditemui
nyeri, terdapat benjolan pada perut bagian bawah/rongga panggul
3. Genetalia: dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang sebelumnya terdapat
keputihan yang lama
4. Anus: akan timbul hemoroid, luka dan varises pecah karena keadaan obstipasi
akibat penekanan kista ovari pada rectum
5. Ekstremitas: penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dari panggul
dapat menyebabkan odem tungkai
 Pemeriksaan penunjang
1. USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hb akan terjadi penurunan apabila disertai perdarahan yang hebat
 Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/
infeksi pada tumor.
2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
3. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg
kurang adequat.

 Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/


infeksi pada tumor (Tujuan: Setelah diberi tindakan kepw,nyeri berkurang sampai
hilang sama sekali)
a. Kaji tingkat dan intensitas nyeri
(R/ mengidentifikasi lingkup masalah)

b. Atur posisi senyaman mungkin


(R/ Menurunkan tingkat ketegangan pada daerah nyeri)

c. Kolabarasi untuk pemberian terapi analgesic


(R/menghilangkan rasa nyeri)

d. Ajarkan dan lakukan tehnik relaksasi (Merelaksasi otot – otot tubuh).


2. Cemas berhubungan dengan Krisis situasi menghadapi pembedahan
(Tujuan : Setelah 1 X 24 Jam diberi tindakan, gangguan rasa nyaman (cemas)
berkurang.

a. Kaji dan pantau terus tingkat kecemasan klien


(R/ mengidentifikasi lingkup masalah secara dini, sebagai pedoman tindakan
selanjutnya )

b. Berikan penjelasan tentang semua permasalahan yang berkaitan dengan


penyakitnya
(R/ Informasi yang tepat menambah wawasan klien sehingga klien tahu tentang
keadaan dirinya )

c. Bina hubungan yang terapeutik dengan klien


(R/ Hubungan yang terapeutuk dapat menurunkan tingkat kecemasan klien.

3. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg


kurang adequat.
(Tujuan : Selama dalam perawatan, infeksi luka operasi tidak terjadi)

a. Pantau dan observasi terus tentang keadaan luka operasinya


(R/ Deteksi dini tentang terjadinya infeksi yang lebih berat )

b. Lakukan perawatan luka operasi secara aseptik dan antiseptic


(R. menekan sekecil mungkin sumber penularan eksterna )

c. Kolaborasi dalam pemberian antibiotika


(Membunuh mikro organisme secara rasional )
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ajar Ginekologi 2010.

Manuaba. (2008). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana.


Jakarta:EGC.

Anwar, Mochamad. 2011. Ilmu Kandungan, Ed. 3, Cet. 1. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Ii, B. A. B. (2007). Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA,


Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014, 7-27.

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta 2010.

Derek LJ, 2011. Dasar obstetri dan Genekologi. Edisi Ke – 6. Jakarta: Hipokkrater.

Anda mungkin juga menyukai