Dosen Pembimbing:
Dr. Noer Saudah, S.Kep. Ns, M.Kes
Disusun Oleh:
Nira Safira Putri A. (201701204)
Maulidiatul Khamidah (201701212)
Segala puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW.
Alhamdulillah, tiada kata yang dapat kami sampaikan selain ucapan syukur kehadirat Allah
SWT, karena hanya ridho-Nya lah kami bisa menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi
tugas mata kuliah “MATERNITAS”.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami mohon maaf dan menerima saran dan kritikan yang sifatnya memperbaiki.
Akhirnya dalam kesempatan ini kami mengharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Definisi
Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot
rahim. Dikenal juga dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah
penderita mioma uteri ini sulit diketahui secara akurat karena banyak yang tidak
menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak memeriksakan dirinya ke dokter.
Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan
penyakit multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor
monoklonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal.
Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung
telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang
terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
Kista ovarium merupakan tumor jinak berupa kantong abnormal berisi cairan atau
setengah cair yang tumbuh dalam (indung telur) ovarium.
Kista ovarium merupakan pertumbuhan sel jinak dari ovarium itu sendiri.
1.2 Etiologi
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan
pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan
mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan
(miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat
pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya
sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering kali mioma uteri
membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang sering
disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti
lahir). Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan
memiliki konsistensi kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti
layaknya tumor perut. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa
juga mencapai 5 kilogram atau lebih.
Menekan jaringan
Membentuk kista ovarium sekitar ovarium
blader, usus
Obstruksi usus
MIOMA UTERI
abnormal
pengaruh anastesi
Defisit
ketidakmampuan miksi mual muntah
perawatan diri
Gangguan
eliminasi urine Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
BAB II
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
A. Mioma Uteri
Pengkajian
Data Subjektif
1. Biodata
Umur 35-45 tahun mempunyai resiko terkena mioma uteri (20%) dan jarang
terjadi setelah menopause, karena pada menopause estrogen menurun.
2. Keluhan utama
Gejala awal yang dirasakan oleh penderita mioma uteri menurut (Wiknjosantro,
2005) yaitu:
a. Perdarahan abnormal (hypermenore, menoragia, metoragie)
b. Rasa nyeri akibat sirkulasi darah pada sarang mioma disertai nekrosis
setempat dan peradangan
c. Gangguan BAK akibat tekanan pada kandung kemih
d. Gangguan BAB akibat tekanan pada rectum
e. Edema tungkai dan nyeri panggul akibat penekanan pada pembuluh darah dan
pembuluh limfe
3. Riwayat penyakit dahulu
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
pendarahan (hypermenore, menoragia, meroragie) yang lama dan terus menerus
kadang-kadang disertai nyeri pada peut bagian bawah dan riwayat kontak
berdarah dan dysparenia
4. Riwayat penyakit sekarang
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
pendarahan (hypermenore, menoragia, meroragie) yang lama dan terus menerus
kadang-kadang disertai nyeri pada peut bagian bawah dan riwayat kontak
berdarah dan dysparenia
5. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga pasien (ibu, kakak) yang menderita / pernah menderita
penyakit yang sama seperti pasien yang berupa pendarahan terus menerus dan
lama karena predisposisi dari mioma adalah faktor keturunan. Pada keluarga
adalah riwayat gangguan pembekuan darah yang dapat mengakibatkan perdarahan
yang sulit berhenti
6. Riwayat Kebidanan
Haid
Pada riwayat haid sering ditemukan adanya hipermenorhea, menoragle,
metoragie, dan dysmenorea
Mioma uteri tidak terjadi sebelum menopause
Setelah menopause banyak mioma menjadi lisut, hanya 10% saja yang
masih dapat tumbuh lebih lanjut
7. Riwayat KB
KB hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi merupakan pencetus terjadinya
mioma karena estrogen lebih tinggi kadarnya daripada wanita yang menggunakan
KB hormonal
Data Obektif
a. Keadaan umum: lemah, anemis
b. Kesadaran: composmentis sampai somnolen karena perdarahan menimbulkan
gangguan keseimbangan cairan
c. Tanda-tanda vital:
1. Tensi: keadaan syok hipovolemik akan terjadi penurunan tensi (hipotensi)
2. Nadi: keadaan syok hipolemik akan terjadi takikardi
3. Suhu: dapat normal dan dapat juga terjadi peningkatan suhu apabila sudak
ditemukan infeksi/dehidrasi berat
4. Nafas: mengalami peningkatan sehubungan dengan gejala sekunder, yaitu:
sesak nafas karena gangguan sirkulasi O2
Pemeriksaan fisik
1. Muka: tampak pucat dan anemis
2. Mata: konjungtiva pucat, sklera putih, kelopak mata tidak odem
3. Mulut: mukosa mulut dan bibir tampak kering dan pucat. Bau aseton bisa terjadi
bila telah terjadi asidosis akibat dehidrasi/syok hipolemik yang hebat
4. Dada: gerakan nafas cepat karena adanya usaha nafas untuk memenuhi O2 akibat
sesak nafas
5. Abdomen: tampak adanya pembesaran, teraba tumor diperut bagian bawah, teraba
lunak/keras, berbatas tegas, kenyal, dan berbeda dengan jaringan di sekitarnya
6. Genetalia: adanya perdarahan pervaginam menoragie, metoragie
7. Anus: karena penekanan mioma pada rectum dapat menyebabkan haemoroid
akibat pengerasan feses
8. Ekstremitas: dapat terjadi penekanan edema tungkai akibat penekanan pada
pembuluh darah dan pembuluh limfe
Pemeriksaan khusus
1. Pemeriksaan bimanual
Teraba tumor padat uterus terletak digaris tengah atau agak ke samping, teraba
berbenjol-benjol. Mioma subserosum dapat mempunyai tangkai yang
berhubungan dengan uterus
2. Pemeriksaan uterus sonde
Mioma intramural akan menyebabkan kavum uteri menjadi luas, sehingga
diagnosanya ditegakkan dengan uterus sonde
3. USG
USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis.
USG abdominal dan transvaginal digunakan untuk memantau apakah mioma tadi
bertambah besar atau tidak. Mioma dengan ukuran kecil dapat diketahui dan
letaknya terhadap cavum uteri juga dapat ditentukan, apakah suatu mioma
submukosum, intramural, atau subserosum.
4. Laboratorium
Pada mioma uteri yang disertai dengan perdarahan banyak dapat terjadi penurunan
kadar hemoglobin
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan penekanan mioma uteri
terhadap kandung kencing
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan penekanan pada urat saraf
oleh mioma uteri
Perencanaan
1. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan penekanan mioma uteri terhadap
kandung kencing
4. Nyeri hebat
menimbulkan
pengeluaran
adrenalin yang
berlebihan
sehingga
berpengaruh pada
kenaikan frekuensi
denyut nadi dan
tekanan darah
Pelaksanaan
Pelaksanaan/implementasi merupakan perwujudan dari rencana tindakan yang telah
disusun dalam tahap perencanaan, implementasi akan dilaksanakan pada kasus nyata
serta sesuai dengan kondisi klien
Evaluasi
Merupakan tahap akhir untuk menilai tentang kriteria hasil yang dicapai, apakah
sesuai dengan rencana atau tidak dalam evaluasi dilakukan pendekatan SOAP, yang
dimaksud SOAP:
S: subyektif
Yang didapatkan dari keluhan klien
O: obyektif
Yang didapatkan dari hasil pemeriksaan petugas yang terkait
A: assesment
Kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan keberhasilan
tindakan yang telah dilakukan ataupun masalah yang baru muncul
P: planning
Merupakan perencanaan lanjut dan tindakan yang sudah dilakukan dengan
berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai
B. Kista ovari
Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas pasien yang harus diketahui antara lain: nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat, status perkawinan
2. Keluhan utama
Terdapat benjolan dibawah perut, ada yang terletak didepan uterus dapat menekan
kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi
3. Riwayat kesehatan dahulu
Pernah menderita penyakit menular sex, penyakit yang berhubungan (andiloma
akuminota, gonorea, adnexitis)
4. Riwayat penyakit sekarang
Terdapat benjolan dibagian perut, nyeri abdomen, dismenorea
5. Riwayat penyakit keluarga
Adanya faktor heredier, karena prematurias sering dijumpai pada suatu keluarga
tertentu
Pemeriksaan fisik
1. Muka: pada pasien Gynekologis dengan perdarahan banyak pada konjungtiva
2. Abdomen: teraba adanya masa abnormal pada perut bagian bawah konsisten
keras, bentuk tidak teratur, gerakan bebas tidak sakit tapi kadang-kadang ditemui
nyeri, terdapat benjolan pada perut bagian bawah/rongga panggul
3. Genetalia: dapat terjadi pengeluaran darah pervagina kadang sebelumnya terdapat
keputihan yang lama
4. Anus: akan timbul hemoroid, luka dan varises pecah karena keadaan obstipasi
akibat penekanan kista ovari pada rectum
5. Ekstremitas: penekanan pada pembuluh darah dan pembuluh limfe dari panggul
dapat menyebabkan odem tungkai
Pemeriksaan penunjang
1. USG abdominal dapat membantu dan menegakkan dugaan klinis
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hb akan terjadi penurunan apabila disertai perdarahan yang hebat
Diagnosa
1. Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) berhubungan dengan putaran tangkai tumor/
infeksi pada tumor.
2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
3. Resiko infeksi daerah operasi berhubungan dengan perawatan luka operasi yg
kurang adequat.
Intervensi
Anwar, Mochamad. 2011. Ilmu Kandungan, Ed. 3, Cet. 1. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Derek LJ, 2011. Dasar obstetri dan Genekologi. Edisi Ke – 6. Jakarta: Hipokkrater.