Disusun Oleh :
1. Apip (P1337424519117)
2. Desy ikasari (P1337424519101)
3. Cita Vitis Vinifera (P1337424519103)
4. Yusti Nurwahaeni (P133742451912)
5. Ika Feriyanti (P1337424519113)
6. Ariani Dwiastuti (P1337424519115)
7. Elvana Nurulia (P1337424519170)
8. Lutfi Purwanti (P1337424519168)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ginekologi yang berjudul ”
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen kami yang telah membimbing penulis
dalam Mata Kuliah ginekologi. Tak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
teman-teman yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi pembaca maupun orang-orang yang mendapatkan manfaat secara tidak
langsung. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan secara
substantif dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap kritik dan
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Mohon maaf apabila ada kekurangan dan
kesalahan kata.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kematian ibu karna mioma uteri pada tahun 2010 sebanyak 22 (1,95 %) kasus dan
tahun 2011 sebanyak 21 (2,04 %) kasus. (Penelitian WHO, 2010 diakses tanggal 13
Juli 2012)
Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya,
sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya dominan dan lunak karena
pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu. Tanda dan gejala dari
mioma uteri hanya terjadi pada 35 - 50% pasien dan sangat tergantung pada tempat
sarang mioma ini berada (serviks, intramural, submukus, subserus), besarnya tumor,
perubahan dan komplikasi yang terjadi, serta jumlah mioma. Gejala yang sering
ditemui antara lain adalah perdarahan abnormal, nyeri panggul, gejala penekanan, dan
berupa gejala-gejala yang mengarah ke mioma uteri seperti yang telah disebutkan
massa kenyal berbatas tegas pada daerah suprapubis, dan dikonfirmasi lagi dengan
mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa
yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah
bagian dari uterus. Sedangkan untuk pemeriksaan untuk mengetahui adanya mioma
Imaging) yang Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma
tetapi jarang diperlukan karena keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
d) Mengetahui dan memahami pencehagan dan deteksi dini terhadap mioma uteri
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan
Mioma Uteri adalah tumor jinak pada otot rahim, disertai jaringan ikat sehingga
dapat dalam bentuk padat, karena jaringan ikat dan otot rahimnya yang
dominan (Manuaba I.B.G 2010 Hal 556). Mioma Uteri adalah tumor jinak otot
rahim, disertai jaringan ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena
jaringan ikatnya dominan dan lunak karena otot rahimnya dominan. ( Marmi,
2011 )
Berdasarkan teori genitoblast ( sel nest ) Meyer dan de Snoo, dan rangsangan terus
menerus setiap bulan dari estrogen, maka pertumbuhan mioma uteri terjadi :
b. Lokalisasi bervariasi :
- Subserosa
c. Intramural
- Didalam otot rahim dapat besar, padat ( jaringa ikat dominan ) lunak (
d. Submukosa
e. Servikal Mioma
dan dapat juga terjadi metroragia. Beberapa faktor penyebab perdarahan ini,
antara lain :
adenokarsinoma endometrium
mempengaruhi :
2) Persalinan prematuritas
4. Klasifikasi
Mioma umumnya digolongkan berdasarkan lokasi dan ke arah mana mereka
a. Mioma Intramural
b. Mioma Subserosa
Merupakan mioma yang tumbuh keluar dari lapisan uterus yang paling luar,
yaitu serosa dan tumbuh ke arah rongga peritonium. Jenis mioma ini
induknya dan berjalan jalan atau dapat menempel dalam rongga peritonium
c. Mioma Submukosa
Merupakan mioma yang tumbuh dari dinding uterus paling dalam sehingga
menonjol ke dalam uterus. Jenis ini juga dapat bertangkai atau berdasarkan
5. Etiologi
Sebagian ahli mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan darigen sisi paternal
Mioma uteri terjadi karena adanya sel – sel yang belum matang dan pengaruh
pembuluh darah dan intranurel, sehingga terjadi kontraksi otot uterus yang
Dengan adanya perdarahan pervagina lama dan banyak akan terjadi resiko tinggi
pada mioma uteri adalah operasi jika informasi tidak adekuat, kurang support dari
Pada post oprasi akan terputusnya integritas jaringan kulit dan robekan pada
jaringan saraf perifer sehingga terjadi nyeri akut. Terputusnya integritas jaringan
agen infeksius yang mempengaruhi resiko tinggi infeksi. Pada pasien post oprasi
akan terpengaruh obat anastesi yang mengakibatkan depresi pusat pernapasan dan
7. Diagnosis
Seringkali penderita sendiri mengeluh akan rasa berat dan adanya benjolan
pada perut bagian bawah. Hampir kebanyakan mioma uteri dapat didiagnosa
melalui pemeriksaan bimanual rutin maupun dari palpasi abdomen bila ukuran
mioma yang besar. Diagnosa semakin jelas bila pada pemeriksaan bimanual
padat uterus, yang umumnya terletak di garis tengah atau pun agak ke samping,
sonde. Mioma submukosum kadang-kala dapat teraba dengan jari yang masuk
8. Pemeriksaan Penunjang
lebih mahal.
b. Foto Bulk Nier Oversidth ( BNO ), Intra Vena Pielografi ( IVP ) pemeriksaan
ini penting untuk menila massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan
perjalanan ureter.
dengan infertilitas.
f. Tes Kehamilan adalah untuk tes hormon chorionic gonadotropin, karena bisa
kehamilan atau oleh karena adanya suatu mioma uteri yang dapat
9. Penatalaksanaan
2. Monitor keadaan Hb
7) Infertilitas
1) Enukleasi mioma
Dilakukan pada penderita infertile atau yang masih menginginkan anak atau
2) Histerektomi
rahim, baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total)
pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki
mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Ada dua cara
histerektomi, yaitu :
b) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravida
3) Miomektomi
sekitar 30-50%. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa setelah dilakukan
4) Radioterapi
hanya dikerjakan apabila tidak ada keganasan pada uterus. Terapi yang
histerektomi abdominal
10. Komplikasi
a. Degenerasi ganas
0,6% dari seluruh mioma; serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma
uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma
uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam
akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan di mana
2007)
karena gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang
11. Prognosis
Histerektomi merupakan tindakan penatalaksanaan kuratif pada mioma.
Pada miomektomi, uterus dapat kembali ke bentuk dan kontur awal. Yang
sukar lepas dari dasarnya, dan mengganggu proses involusi dalam nifas.
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Umur : 38 tahun
Agama : Katolik
Pendidikan : SMA
B. Anamnesa Penyakit
1. Keluhan Utama : Pasien datang dengan keluhan banyak keluar darah dari kemaluan.
2. Telaah : Pasien datang dengan keluhan keluar darah dari kemaluan secara terus-
menerus kurang lebih sejak 2 tahun yang lalu dan semakin memberat ± 3 hari ini.
Darah yang keluar seperti darah haid yang disertai rasa nyeri (+) pada perut bagian
bawah. Pasien menyatakan bahwa setiap bulan mendapatkan menstruasi (+) namun
lama menstruasi bisa mencapai ± 20 hari. Pasien tidak mengetahui dengan jelas
siklus menstruasinya. Pasien menyangkal adanya rasa penuh pada perut bagian
bawah, gangguan pada saluran kemih, ataupun adanya gangguan pada saluran cerna.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien mengaku tidak pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya, dan tidak
memiliki riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asthma (-), maupun penyakit berat
lainnya.
Pasien menyangkal adanya keluarga pasien yang pernah mengalami gejala serupa.
riwayat hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asthma (-), maupun penyakit berat lainnya
di keluarganya.
5. Riwayat Obstetri:
Pasien lupa kapan pertama kali haid. Siklus haid tidak jelas, lama haid ± 20 hari
yang disertai nyeri selama haid. Pasien telah menikah 1 kali dan sudah memiliki 2
anak, dimana anak termudanya berusia 12 tahun. Pasien belum pernah menggunakan
C. Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
GCS : E4V5M6
- Pernafasan : 24 x/menit
- Suhu :37ºC
Kepala : Normocephali
Jantung : DBN
Paru : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Palpasi : DBD
Perkusi : DBN
2. Status Ginekologi:
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Indeks Eritrosit
Limfosit : 16,86 %
MCV : 56,0 fL
MCH : 15,8 pg
Eosinofil : 11,23 %
MCHC : 28,3 %
RDW-CV : 18,9 %
Monosit : 5,53 %
MPV : 6,2 fL
Golongan darah :B
Hemostasis
Karbohidrat
Urin Lengkap
Makroskopis Urine
Kimia Urine
Mikroskopis Urine
Cast : Negatif
Kristal : Negatif
E. Diagnosis Banding
Mioma Uteri
Adenomiosis Polip
endometrium
F. Diagnosis Kerja
Mioma Uteri
G. Terapi
- IVFD RL 20 gtt/i
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Ayu. S dkk. 2010. Buku Ajar Ginekologi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo. (2007). Buku Acuan Dan Panduan Asuhan Persalinan Normal dan Insiasi
Menyusui Dini. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka