Dibuat Oleh :
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid
(Prawirohardjo Sarwono,2009). Salah satu masalah kesehatan pada kaum wanita yang
insidensinya terus meningkat adalah mioma uteri. Mioma uteri menempati urutan kedua
Penelitian Marino (2004) di Italia melaporkan 73 kasus mioma uteri dari 341 wanita
terjadi pada usia 30-60 tahun dengan prevalensi 21,4%. Penelitian Boynton (2005) di
Amerika melaporkan 7.466 kasus mioma uteri dari 827.348 wanita usia 25-42 tahun dengan
prevalensi 0,9%. Penelitian Pradhan (2006) di Nepal melaporkan 137 kasus mioma uteri dari
1.712 kasus ginekologi dengan prevalensi 8%. Penelitian Okizei O (2006) di Nigeria
mioma uteri 190 diantara 1.938 kasus ginekologi dengan prevalensi 9.8%. Penelitian Rani
Akhil Bhat (2006) di India (Departement of Obstetric and Gynecology, Kasturba Medical
College and Hospital) terdapat 150 kasus mioma uteri, dan 77 kasus terjadi pada wanita umur
40-49 tahun dengan prevalensi 51%, dan 45 kasus terjadi pada wanita umur lebih dari 50
memperhatikan kesehatan reproduksi karena hal tersebut berdampak pada berbagai aspek
kehidupan. Penyebab pasti mioma uteri belum diketahui secara pasti, diduga merupakan
penyakit multifaktor karena memiliki banyak faktor dan resikonya meningkat seiiring
uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh dalam menjawab
kebutuhan klien dengan mioma uteri. Yaitu memberikan asuhan keperawatan yang tepat
pada klien dengan mioma uteri serta menjalankan fungsi perannya sebagai health
educator.
B. Tujuan
Tujuan Umum
TINJAUAN TEORI
a. Anatomi Uterus
Uterus (rahim) merupakan organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, yang
sedikit gepeng kearah muka belakang, terletak di dalam pelvis antara rektum di belakang
dan kandung kemih di depan. Ukuran uterus sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5 cm lebar di atas
5,25 cm, tebal 1,25 cm. Berat uterus normal lebih kurang 57 gram. Pada masa kehamilan
uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama dibawah pengaruh estrogen dan
progesterone yang kadarnya meningkat. Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh
hipertropi otot polos uterus, disamping itu serabutserabut kolagen yang ada menjadi
1) Fundus Uteri (dasar rahim) : bagian uterus yang proksimal yang terletak antara kedua
2) Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan. Korpus uteri
mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat
3) Serviks Uteri : Ujung serviks yang menuju puncak vagina disebut porsio,hubungan
antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri yaitu bagian serviks
darah yang berlekuk-lekuk. Dalam masa haid endometrium untuk sebagian besar
dilepaskan, untuk kemudian tumbuh menebal dalam masa reproduksi pada kehamilan
dan pembuluh darah bertambah banyak yang diperlukan untuk memberi makanan
pada janin.
2) Miometrium (lapisan otot polos) di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah
luar berbentuk longitudinal. Diantara kedua lapisan ini terdapat lapisan otot oblik,
berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang paling penting pada persalinan oleh
a. Ligamentum kardinale kiri dan kanan yakni ligamentum yang terpenting, mencegah
supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan
puncak vagina kea rah lateral dinding pelvis. Didalamnya ditemukan banyak
b. Ligamentum sakro uterinum kiri dan kanan yakni ligamentum yang menahan uterus
supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan
kearah sarkum kiri dan kanan. Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni
ligamentum yang menahan uterus agar tetap dalam keadaan antofleksi, berjalan dari
sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri cepat karena
c. Ligamentum latum kiri dan kanan yakni ligamentum yang meliputi tuba, berjalan dari
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid
(Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau jaringan
ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim. (Lina Mardiana, 2007)
C. Klasifikasi
Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:
tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk
dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat
2) Mioma intramural
Berada diantara serabut miometrium. Disebut juga sebagai mioma
bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidak memberikan gejala
klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah
3) Mioma subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan
saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui
tangkai. Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan
disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi
terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum.
uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua
dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah lepas dari uterus,
Walaupun mioma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari
hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri terjadi terjadi
tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat pada “cell Nest” yang selanjutnya dapat
dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen. Namun demikian, beberapa faktor yang
dapat menjadi faktor pendukung terjadinya mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil
pada usia muda, genetik, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang menjadi pencetus dari
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang
berpendapat :
1. Teori stimulasi
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
2. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche
Penyebab dari mioma pada rahim masih belum diketahui. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa masing-masing mioma muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu
sel ganas) yang berada diantara otot polos miometrium (otot polos di dalam rahim).
Selain itu didapatkan juga adanya faktor keturunan sebagai penyebab mioma uteri.
Pertumbuhan dari leiomioma berkaitan dengan adanya hormone estrogen. Tumor ini
hamil dan mengecil ketika menopause berkaitan dengan produksi dari hormon
pada pil kombinasi memiliki efek anti estrogen pada pertumbuhannya. Perubahan
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell
nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen. (Prawirohardjo,
2002).
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat
1. Umur :
Mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10%
pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala
2. Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi
sampai saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau
sebaliknya mioma uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini
saling mempengaruhi.
Pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka kejadian mioma
uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita dengan
e. Manifestasi Klinis
terjadi umumnya adalah: menoragia, dan metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi
penyebab perdarahan ini antara lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah
hiperplasia endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa,
atrofi endometrium, dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya sarang mioma
di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang
melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena
d. Perdarahan berkepanjangan
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat
kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada uretra dapat menyebabkan retensio
urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum
dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
F. Patofisiologi
normal. Teori “Cell Nest” atau teori “Genitoblat” membuktikan dengan pemberian
estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa yang berasal dari sel imatur. Mioma
uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang tersusun seperti konde diliputi
pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan pada nulipara, faktor keturunan juga
berperan. Perubahan sekunder pada mioma uteri sebagian besar bersifat degeneratif
karena berkurangnya aliran darah ke mioma uteri. Menurut letaknya, mioma terdiri dari
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. ukuran myoma sangat bervariasi. sangat
sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat juga terjadi pada servik.
Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah endometrium dan menyebabkan
perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat
terhadap uterus dan menyebabkan perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan
tumor subcutan berkembang menjadi bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik
yang dapat menyebabkan terjadi infeksi atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang
bersifat ganas, infertile mungkin terjadi akibat dari myoma yang mengobstruksi atau
menyebabkan kelainan bentuk uterus atau tuba falofii. Myoma pada badan uterus dapat
menyebabkan aborsi secara spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan
G. Pathway
H. Pemeriksaan Penunjang
tersebut.
7. Ultrasonografi
bermanfaat pada uterus yng kecil. Uterus atau massa yang paling besar
hipoekoik.
8. Histeroskopi
diangkat.
9. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap
terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI
I. Komplikasi
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguans irkulasi
akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah syndrome abdomen akut.
Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan
dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritoneum.
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang diperkirakan karena
gangguan sirkulasi darah padanya. Misalnya terjadi pada mioma yang menyebabkan
2. Infeksi
3. Abortus
5. Infeksia uteria
7. Retensi plasenta
J. Penatalaksaaan
setiap minggu sebanyak 3 kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan
menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi genedropin dan menciptakan keadaan
maksimum dalam mengurangi ukuran tumor diobservasi dalam 12 minggu. Terapi GnRH
kebutuhan akan transfuse darah, namun obat ini menimbulkan kehilangan masa tulang
3. Radioterapi.
A. Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
4. Operasi
A. Miomektomi
2001). Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri secara umum.
Miomektomi dilakukan pada wanita yang masih menginginkan keturunan. Syaratnya harus
KERUGIAN:
A. Melemahkan dinding uterus, sehingga dapat menyebabkan rupture uteri pada waktu hamil.
B. Menyebabkan perlekatan.
C. Residif.
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian
(subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri (Prawirohardjo,
2001).
Histerektomi dapat dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang
memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah bergejala. Histrektomi dilakukan pada
mioma yang ukurannya besar dan multipel. Pada wanita muda sebaiknya ditinggalkan satu atau
kedua ovarium, maksudnya adalah untuk menjaga agar tidak terjadi menopause sebelum
waktunya dan menjaga gangguan coronair atau arteriosklerosis umum. Sebaiknya dilakukan
histerektomi total, kecuali bila keadaan tidak mengijinkan bisa dilakukan histerektomi
supravaginal. Untuk menjaga kemungkinan keganasan pada cervix, sebaiknya dilakukan pap
1) Histerektomi abdominal, dilakukan bila tumor besar terutama mioma intraligamenter, torsi
2) Histerektomi vaginal, dilakukan bila tumor kecil (ukuran < uterus gravid 12 minggu) atau
disertai dengan kelainan di vagina misalnya rektokel, sistokel atau enterokel (Callahan, 2005).
atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan darah akut atau
kronis.
3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa tertekan
punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan observasi
terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur. Seksio
sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan letak
K. Pencegahan
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan ini dilakukan pada perempuan yang belum menarche atau sebelum terdapat resiko
mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi
2.Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan awal pencegahan sebelum seseorang menderita mioma. Upaya
pencegahan ini dapat dilakukan dengan penyuluhan mengenai faktor-faktor resiko mioma
terutama pada kelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain itu tindakan
pengawasan pemberian hormone estrogen dan progesteron dengan memilih pil KB kombinasi
(mengandung estrogen dan progesteron), pil kombinasi mengandung estrogen lebih rendah
dibanding pil sekuensil, oleh karena pertumbuhan mioma uteri berhubungan dengan kadar
estrogen .
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk orang yang telah terkena mioma uteri, tindakan ini
bertujuan untuk menghindari terjadinya komplikasi. Pencegahan yang dilakukan adalah dengan
4. Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier adalah upaya yang dilakukan setelah penderita melakukan pengobatan.
Umumnya pada tahap pencegahan ini adalah berupa rehabilitasi untuk meningkatkan kualitas
hidup dan mencegah timbulnya komplikasi. Pada dasarnya hingga saat ini belum diketahui
penyebab tunggal yang menyebabkan mioma uteri, namun merupakan gabungan beberapa faktor
atau multifaktor. Tindakan yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas hidup dan
mempertahankannya. Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam
masa pemulihannya.
BAB III
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Umur : 39 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Alamat : Boja,Kendal
No.reg :-
Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 25 tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : Smp
Pekerjaan : Wiraswasta
B. Riwayat kesehatan
bawah, sakit saat BAK, gejala itu ada sejak kurang lebih 3 hari yang lalu, kemudian keluarga
c. Riwayat kesehatan yang lalu : Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
sakit dengan pasien dan tidak mempunyai penyakit lain, seperti HT, DM.
d. Riwayat Reproduksi : Pasien mengatakan pada saat menstrusi merasa sakit, haid 7 hari siklus
haid 28 hari.
e. Riwayat obstetric
Sebelum : pasien mengatakan makan 3x sehari dengan komposisi nasi, sayur dan lunak,
Selama : pasien mengatakan tidak mengalami masalah dengan pola nafsu makan dan
3. Pola eliminasi
Sebelum : pasien mengatakan BAB 1 kali dengan karakteristik lunak, kuning, bau
Selama : pasien mengatakan BAB 1 kali dengan karakteristik lunak, kuning, bau khas
dan BAK merasa sakit saat mengeluarkan urin kemudian dipasang DC volume rata-rata
800 cc perhari
Sebelum : pasien mengatakan beraktifitas seperti bekerja dan lain-lain tanpa bantuan
Selama : pasien mengatakan setelah dirawat dari RS semua kegiatan di bantu oleh
keluarga
Selama : pasien mengatakan pasien tidur 6-7 jam perhari dan sering terbangun pada
malam hari
Peran : klien berperan sebagai ibu rumah tangga dan mengalami perubahan
Ideal diri : klien berharap agar cepat sembuh dan kembali beraktifitas seperti sedia
kala
Harga diri : klien tidak merasa rendah diri ataupun minder dengan keadaan sekarang
Sebelum : pasien mengatakan tidak ada masalah dengan orang lain dan mampu
Pasien sudah tidak bisa melakukan hubungan seksual karena sudah tahu bercerai dengan
suaminya.
Pasien adalah orang yang tegar dalam mengatasi masalahnya dengan dirundingan bersama
anggota keluarga
Klien menganut agama islam dan klien selalu menjalankan ibadah sholat dan berdoa dirumah
D. Pemeriksaan fisik
b. TD : 110/70 mmhg
c. N : 88X/menit
d. RR : 20xmenit
e. S : 36 C
f. BB : 44 kg
g. TB : 156 cm
h. Lila : 24 cm
i. Kepala : Masosepal
l. Telinga : tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan dan tidak menggunakan
o. Dada
b) Per : sonor
c) Aus : vesikuler
Jantung : IS : simetris
b. Per : rekak
c. Aus : regular
c) Per : tympani
g) S : skala 6
h) T : Kurang lebih 10 cm
r. Ekstremitas : tidak ada odema terpasang selang infuse NaCL pada tangan kanan
t. Turgor : normal
E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan USG : terdapat daging seperti gumpalan darah
2. Program terapi
NaCL : 12 tpm
WB
Lakukan tindakan sesuai dengan apa yang harus dilakukan pada saat itu dan catat apa pun
yang telah dilakukan pada klien.
7. EVALUASI
Evaluasi tidakan yang telah diberikan. Jika keadaan klien mulai membaik, hentikan tindakan.
Sebaliknya, jika keadaan klien memburuk, intervensi harus mengalami perubahan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Uteri meliputi :
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma, fibriomioma atau fibroid
(Prawirohardjo Sarwono,2009).
2) Mioma intramural
3) Mioma subserosum
Beberapa faktor yang dapat menjadi faktor pendukung terjadinya mioma adalah wanita usia
35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang menjadi
pencetus dari terjadinya mioma uteri adalah adanya sel yang imatur.
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang
berpendapat :
1. Teori stimulasi
1. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell
nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus oleh estrogen. (Prawirohardjo,
2002)
Ammature muscle cell nest dalam miometrium akan berproliferasi hal tersebut
diakibatkan oleh rangsangan hormon estrogen. Tumor subcutan dapat tumbuh diatas
pembuluh darah endometrium dan menyebabkan perdarahan. Bila tumbuh dengan sangat
besar tumor ini dapat menyebabkan penghambat terhadap uterus dan menyebabkan
perubahan rongga uterus. Pada beberapa keadaan tumor subcutan berkembang menjadi
bertangkai dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan terjadi
3. Vaginal Toucher
4. Sitologi
5. Rontgen
6. ECG
7. Ultrasonografi
8. Histeroskopi
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
1. Penatalaksanaan koservatif
2. Penatalaksanaan operatif
3. Radioterapi.
4. Operasi
1. Pencegahan Primordial
2. Pencegahan Primer
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
Saran
Kritik dan masukan yang membangun sangat kami harapkan pada makalah kami ini agar dapat
lebih baik lagi untuk terbitan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba IBG. 2003. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetric dan Ginekologi. Edisi 2. Jakarta :
EGC