PENDAHULUAN
1
Berdasarkan multifaktor tersebut, kewaspadaan wanita terhadap resiko
mioma uteri sangat dibutuhkan. Dalam hal ini peran perawat berpengaruh
dalam menjawab kebutuhan klien dengan mioma uteri. Yaitu memberikan
asuhan keperawatan yang tepat pada klien dengan mioma uteri serta
menjalankan fungsi perannya sebagai health educator.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2) Korpus Uteri : Bagian uterus yang membesar pada kehamilan. Korpus uteri
terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
3
2.1.2 Pembagian Dinding Uterus
1) Endometrium di korpus uteri dan endoserviks di serviks uteri.
janin.
lapisan otot oblik, berbentuk anyaman. Lapisan otot polos yang paling
kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang ada di tempat itu dan
yang terbuka.
ikat tebal, dan berjalan dari serviks dan puncak vagina kea rah lateral
bagian belakang kiri dan kanan kearah sarkum kiri dan kanan.
4
Ligamentum rotundum kiri dan kanan yakni ligamentum yang
sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah inguinal waktu berdiri
jaringan ikat.
Mioma Uteri adalah neoplasma yang berasal dari otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya sehingga dapat disebut juga dengan leiomioma,
fibriomioma atau fibroid (Prawirohardjo Sarwono,2009).
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan
jaringan ikat yang menumnpang, sehingga dalam kepustakaan dikenal dengan
istilah Fibromioma, leiomioma, atau fibroid (Mansjoer, 2007).
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim
(miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.
(Lina Mardiana, 2007)
5
2.3 KLASIFIKASI
dan tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan
bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka
tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt.
geburt).
2) Mioma intramural
gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor
3) Mioma subserosum
Lokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan
saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui
6
latum, dan disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar
sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam
rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik
Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah
2.4 ETIOLOGI
namun dari hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa mioma uteri
terjadi terjadi tergantung pada sel-sel imatur yang terdapat pada “cell Nest” yang
mioma adalah wanita usia 35-45 tahun, hamil pada usia muda, genetik, zat-zat
Teori Mayer dan Snoo, rangsangan “sell nest” oleh estrogen, faktor:
7
- Tak pernah dijumpai sebelum menstruasi
Faktor-faktor penyebab mioma uteri belum diketahui, namun ada 2 teori yang
berpendapat :
1. Teori stimulasi
1) Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil
muncul dari 1 sel neoplasma soliter (satu sel ganas) yang berada
8
hormon estrogen. Apabila pertumbuhan mioma semakin membesar
yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus
yang diduga kuat sebagai faktor predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu:
- Umur :
tahun.
- Paritas :
Lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif
9
menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling
mempengaruhi.
kejadian mioma uteri tinggi. Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor
ini tinggi pada wanita dengan riwayat keluarga ada yang menderita
mioma.
10
d. Perdarahan berkepanjangan
infeksi.
nyeri panggul.
mempengaruhi:
b. Persalinan prematurus
11
e. Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan
perdarahan
2.6 PATOFISIOLOGI
berasal dari sel imatur. Mioma uteri terdiri dari otot polos dan jaringan yang
tersusun seperti konde diliputi pseudokapsul. Mioma uteri lebih sering ditemukan
pada nulipara, faktor keturunan juga berperan. Perubahan sekunder pada mioma
bervariasi. sangat sering ditemukan pada bagian body uterus (corporeal) tapi dapat
juga terjadi pada servik. Tumot subcutan dapat tumbuh diatas pembuluh darah
dan menonjol melalui vagina atau cervik yang dapat menyebabkan terjadi infeksi
atau ulserasi. Tumor fibroid sangat jarang bersifat ganas, infertile mungkin terjadi
12
akibat dari myoma yang mengobstruksi atau menyebabkan kelainan bentuk uterus
atau tuba falofii. Myoma pada badan uterus dapat menyebabkan aborsi secara
spontan, dan hal ini menyebabkan kecilnya pembukaan cervik yang membuat bayi
lahir sulit.
2.7 PATHWAY
13
2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG
7. Ultrasonografi
bermanfaat pada uterus yng kecil. Uterus atau massa yang paling besar
14
8. Histeroskopi
diangkat.
mioma, tetapi jarang diperlukan. Pada MRI, mioma tampak sebagai massa
gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan dari miometrium yang normal.
2.9 KOMPLIKASI
1. Perdarahan sampai terjadi anemia
gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu
15
Sarang mioma dapat mengalami nekrosis dan infeksi yang
sendiri
3. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
- Infeksi
- Abortus
- Infeksia uteria
- Retensi plasenta
2.10 PENATALAKSAAAN
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan ada dua macam yaitu :
1. Penatalaksanaan koservatif sebagai berikut :
a. Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan
16
pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat ini menekan sekresi
3. Radioterapi.
a. Hanya dilakukan pada wanita yang tidak dapat dioperasi (bad risk
patient).
17
e. Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan
menopause.
4. Operasi
a. Miomektomi
keganasan.
Kerugian:
- Menyebabkan perlekatan.
- Residif.
2001).
18
dilakukan pada mioma yang ukurannya besar dan multipel. Pada
ooforektomi
(Callahan, 2005).
19
3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan
akut, rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang
2.11 PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primordial
atau sebelum terdapat resiko mioma uteri. Upaya yang dapat dilakukan
dan buah.
2. Pencegahan Primer
kelompok yang beresiko yaitu wanita pada masa reproduktif. Selain itu
20
progesteron), pil kombinasi mengandung estrogen lebih rendah dibanding
kadar estrogen .
3. Pencegahan Sekunder
4. Pencegahan Tertier
Penderita pasca operasi harus mendapat asupan gizi yang cukup dalam
masa pemulihannya.
21
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1.1.1 Data Subjektif
a. Biodata
Umur 35-45 tahun mempunyai resiko terkena mioma uteri (20%) dan jarang
terjadi setelah menopause, karena pada menopause estrogen menurun, suku
bangsa kulit hitam lebih banyak beresiko terkena mioma daripada kulit putih
(Wiknjosastro, 2006:338-339). Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, suku bangsa, pendidikan, dan pekerjaan, no rekam medic,dll.
b. Keluhan utama
Pada mioma yang sering dirasakan oleh penderita adanya perdarahan dapat
berupa hipermenorrhoe, menorrhagia atau metrorrhagia, nyeri perut bagian
bawah, teraba tumor di bagian bawah dan gangguan BAK (polakisuria, disuria
dan retensio uria), gangguan BAB (obstipasi/tenesmus dan adanya oedem
pada tungkai akibat penekanan oleh mioma) (Sastrawinata, 1996:158-159).
Adanya perdarahan tidak teratur, pusing, cepat lelah, sukar BAK/BAB serta
terasa nyeri (Manuaba, 1998:410).
c. Riwayat kesehatan
Pada mioma uteri sering ditemukan pada penderita yang sering mengalami
perdarahan (hypermenorrhoe, menorrhagia, metrorrhagia) yang lama dan terus
menerus kadang-kadang disertai rasa nyeri pada perut bagian bawah dan
riwayat kontak berdarah dan dyspareunia (Hamilton, 1995:18-19).
22
riwayat gangguan pembekuaan darah dapat mengakibatkan perdarahan yang
sulit berhenti (Wiknjosastro, 2006:338).
e. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan haid
Kehamilan
Pada mioma uteri mungkin menurunkan fertilitas. Pengaruh mioma uteri
pada kelahiran harus segera diwaspadai dengan ibu riwayat kehamilan
yang sering abortus, kelainan letak, placenta previa dan placenta areta
pada nullipara/kurang subur kemungkinan terkena mioma lebih besar
dibandingkan ibu yang pernah hamil.
Persalinan dan nifas
Pada riwayat persalinan ibu sering mengalami persalinan yang lama
karena mioma menghalangi jalan lahir serta timbulnya perdarahan post
partum.
Haid
Pada riwayat haid sering ditemukan adanya hypermenorrhoe,
menorrhagia dan disertai dengan dismenorhoe yang hebat harus
terjadinya mioma uteri pada ibu dengan riwayat tersebut di atas dan
diwaspadai kapan HPHT untuk mengetahui siklus haid atau hamil dengan
perdarahan abortus (Sastrawinata, 1996:158-159).
f. Riwayat KB
Penggunaan KB hormonal dengan kadar estrogen yang tinggi merupakan
faktor pencetus timbulnya mioma karena estrogen lebih tinggi kadarnya
daripada wanita yang menggunakan KB non hormonal (Wiknjosastro,
1999:345).
g. Pola kebiasaan sehari-hari
Pada pola kebiasaan sehari-hari terutama pada pola eliminasi ibu akan
mengalami gangguan BAK yang dapat berupa polakisuriam dysuria dan
kadang terjadinya retensio urine dan gangguan BAK seperti obstipasi dan
tenesmus. Pola seksual ibu dalam berhubungan seksual kontak berdarah,
dyspareunia karena adanya mioma pada alat genetalia interna, yang bisa
menyebabkan libido ibu menurun (Sastrawinata, 1996:156).
23
h. Kondisi psikososial
Ibu mengalami kecemasan disebabkan karena dampak/gejala yang
ditimbulkan oleh adanya penyakit seperti perdarahan yang terus menerus dan
lama.
i. Kondisi spiritual
Ibu merasa terganggu dalam menjalankan ibadah terutama pada agama Islam
karena perdarahan yang bersifat terus menerus dan lama.
tambahan.
naik atau turun, bradikardi atau takikardia, CRT kurang atau lebih dari 2
detik.
Bladder (B4):
- Hematuria.
Bowel (B5):
Palpasi abdomen : Tumor teraba seperti benjolan padat dan kenyal pada
24
Bone (B6): terdapat varises, odema tungkai, kelemahan ekstremitas.
1. USG
Pemeriksaan USG menghasilkan gambaran yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun perbesaran uterus
2. Histeroskopi
Terlihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta
bertangkai
3. MRI
Mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan dapat dibedakan
dari miometrium normal.
25
2.2 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit (infeksi tumor)
Kriteria Hasil: Nyeri berkurang sampai dengan hilang
Intervensi :
Kaji karakteristik nyeri, lokasi, frekuensi
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri sebagai evaluasi untuk intervensi
selanjutnya
Kaji faktor penyebab timbul nyeri (takut , marah, cemas)
Rasional : Dengan mengetahui faktor penyebab nyeri menentukan
tindakan untuk mengurangi nyeri
Ajarkan tehnik relaksasi tarik nafas dalam
Rasional : Tehnik relaksasi dapat mengatasi rasa nyeri
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik
Rasional : Analgetik efektif untuk mengatasi nyeri
26
Lakukan katerisasi terhadap. residu urine setelah berkemih sesuai
kebutuhan
Rasional : Mengurangi pembengkakan pada kandung kemih
Anjurkan klien untuk merangsang miksi dengan pemberian air hangat,
mengatur posisi, mengalirkan air keran.
Rasional : Mencegah terjadinya retensi urine.
27
Anjurkan berdoa sebelum masuk ruang operasi.
Rasional: Sebagai makhluk yang mempunyai kepercayaan terhadap Tuhan
YME sudah menjadi kewajibannya untuk senantiasa berdoa sebelum
melakukan sesuatu hal dalam ini operasi.
Berikan support mental dan libatkan keluarga untuk mendampingi pasien,
mengantar operasi.
Rasional : Support mental yang diberikan keluarga akan sangat membantu
ketenangan pasien dalam menjalani operasi.
Kolaborasi medis dokter tentang obat-obat premedikasi.
Rasional : Obat-obat premedikasi yang diberikan sebelum operasi
merupakan cara supaya operasi berjalan dengan lancer dan pasien tidak
merasakan sakit pada waktu dilakukan tindakan pembedahan.
28
Rasional: Makanan dan minuman yang berkafein dapat membuat klien
semakin susah untuk tidur karena zat ini merangsang otak untuk selalu
waspada.
Kriteria hasil: pasien mengatakan dapat menerima diri pada situasi dan
Intervensi:
mengasimilasikan informasi
seksualitas
sensitif
kehilangan
29
6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasi mikroorganisme sekunder
terhadap luka post operasi, pemasangan infuse dan DC.
Kriteria Hasil : Memperlihatkan pengetahuan tentang faktor resiko yang
berkaitan dengan infeksi dan melakukan tibdakan pencegahan yang tepat
untuk mencegah infeksi.
Intervensi :
Kaji tanda-tanda infeksi.
Rasional: Semakin cepat tanda infeksi ditemukan/terdeteksi, dan semakin
cepat ditangani maka semakin tinggi kemungkinan infeksi dapat diatasi.
Monitor tanda-tanda vital.
Rasional:Sebagai tanda petunjuk adanya/terjadinya infeksi.
Lakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik.
Rasional:Melakukan perawatan luka dengan teknik septik dan aseptik
dapat mengurangi resiko terjadinya infeksi.
Lakukan dressing (seharusnya redressing) infuse.
Rasional: Untuk menjaga kebersihan daerah pemasangan infuse.
Berikan perawatan kebersihan daerah vagina dan kateter.
Rasional: Mikroorganisme dapat masuk melewati suatu lubang dan
bersarang di tempat tersebut sehingga perlu dibersihkan daerah-derah yang
mempunyai potensi untuk hidupnya mikroorganisme.
Kolaborasi medis tentang pemberian obat untuk mencegah
infeksi/antibiotik.
Rasional: Untuk mencegah timbulnya infeksi.
2.3 IMPLEMENTASI
Merupakan tahap ketiga dalam proses asuhan kebidanan yang merupakan
perwujudan dari rincian tindakan yang telah disuusun dalam tahap perencanaan.
Implementasi akan dilaksanakan pada kasus nyata sesuai dengan situasi dan
kondisi klien (Depkes RI, 1995:11)
30
2.4 EVALUASI
Merupakan hasil tahap akhir dengan proses asuhan kebidanan untuk
menilai tentang kriteria hasil yang dicapai apakah dengan rencana atau tidak.
Dalam evaluasi dilakukan dengan SOAP.
S : Data subyektif yang didapatkan dari keluhan klien
O : Data obyektif yang didapatkan dari hasil pemikiran oleh petugas
yang terkait.
A : Assesment berisi kesimpulan dari data subyektif dan obyektif
yang menunjukkan tingkat keberhasilan tindakan yang telah
dilakukan atau pun masalah yang baru muncul
P : Perencanaan merupakan perencanaan lanjut tindakan yang sudah
dicapai dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah
dicapai. (Depkes RI, 1995:11)
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Mioma uteri atau juga dikenal dengan leiomioma uteri atau fibromioma
uteri fibroid adalah tumor jinak rahim yang paling sering didapatkan pada wanita.
Pengecilan tumor sementara menggunakan obat- obatan GnRH analog dapat
dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan hormon yang masih cukup
(premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-obatan ini
dihentikan.
4.2 SARAN
32
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiolog untuk Paramedis Edisi Barui.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
33