Anda di halaman 1dari 27

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari
(40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43minggu). Kehamilan 40 minggu disebut
sebagai kehamilan matur (cukup bulan), dan bila lebih dari 43 minggu disebut sebagai
kehamilan post matur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan
premature. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi 3 bagian, masing-
masing: a) Kehamilan trimester pertama (antara 0 sampai 12minggu); b) Kehamilan
trimester kedua (antara 12 sampai 28 minggu); c) Kehamilan trimester terakhir
(antara 28 sampai 40minggu). Janin yang dilahirkan dalam trimester terakhir telah
viable (dapat hidup). (Hanifa Wiknjosastro, 2007). Kehamilan normal adalah dimana
ibu sehat tidak ada riwayat obstetrik buruk dan ukuran uterus sama / sesuai usia
kehamilan.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus,
untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan,
baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan Antenatal Care
merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan
mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya Antenatal Care sebagai
deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinggi sebagai salah satu penyebab
kematian ibu hamil, sehingga Antenatal Care diharapkan dapat mengurangi angka
kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda
kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering
memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu.
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan

1
neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memeberikan pelayanan
sesuai dengan standart yang diterapkan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari kehamilan trimester III?
2. Jelaskan perubahan fisik dan fisiologis pada ibu hamil trimester III?
3. Jelaskan tanda sujektif dan objetif kehamilan trimeseter III pada Kehamilan
Trimester III?
4. Jelaskan komplikasi kehamilan trimester III?
5. Apa saja kebutuhan fisik ibu hamil trimester III?
6. Jelaskan asuhan keperawatan pada kehamilan trimester III?

1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada ibu hamil trimester
III.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Untuk Mengetahui definisi dari kehamilan trimester III.
2. Untuk Mengetahui perubahan fisik dan fisiologis pada ibu hamil trimester
III .
3. Untuk Mengetahui tanda sujektif dan objektif kehamilan trimeseter III pada
Kehamilan Trimester III.
4. Untuk mengetahui komplikasi kehamilan trimester III.
5. Untuk Mengetahui kebutuhan fisik ibu hamil trimester III.
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada kehamilan trimester III.

2
1.4 Manfaat
Agar kita mengetahui dan menambah wawasan baru dalam mengetahui,
definisi kehamilan trimester III, perubahan fisik dan fisiologis pada Ibu Hamil
Trimester III, tanda sujektif dan objektif pada Kehamilan Trimester III,
komplikasi Kehamilan Trimester III, kebutuhan fisik ibu hamil trimester III, dan
asuhan keperawatan pada kehamilan trimester III. Sehingga, mahasiswa mampu
memahami proses pembelajaran kehamilan pada trimester III.

3
BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Kehamilan adalah serangkaian proses yang dialami oleh wanita yang diawali
dengan pertemuan antara sel telur dan sel sperma di dalam indung telur (ovarium)
wanita, lalu berlanjut ke pembentukan zigot, perlekatan atau menempel di dinding
rahim, pembentukan plasenta, dan pertumbuhan serta perkembangan hasil konsepsi
sampai cukup waktu (aterm).
Kehamilan merupakan sebuah proses alamiah pada manusia, dan bukan
merupakan proses patologis, kecuali keadaan-keadaan tertentu. Masa kehamilan
dimulai dari masa konsepsi sampai lahirnya janin. Rentang waktu kehamilan pada
umumnya adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 10 hari.
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan yaitu :
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan
2. Triwulan kedua dari bulan empat sampai usia enam bulan
3. Triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan.
Kehamilan trimester III adalah trimester akhir kehamilan pada periode ini
pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu dan janin berada pada tahap
penyempurnaan.

2.2 Perubahan Fisik dan Fisiologis


Pada kehamilan terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya
pada alat genitalia eksterna dan interna dan pada payudara (mammae). Dalam hal
ini hormone somatomammotropin, estrogen, dan progesteron mempunyai peranan
penting. Perubahan yang terdapat pada wanita hamil antara lain:
1. Uterus
a. Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi
higroskopik endometrium menjadi desidua ukuran pada kehamilan
cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari 4000 cc.

4
b. Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada
akhir kehamilan (40 pekan).
c. Bentuk dan Konsistensi
Rahim teraba berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu
bagian-bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding
rahim.
d. Posisi Rahim
Rahim memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat
mencapai batas hati. Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih
mengisi rongga abdomen kanan atau kiri.
e. Vaskularisasi
Aa.uterin dan Aa.Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak-
anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan
bertambah.
f. Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
Pada kehamilan 28 minggu, Tinggi Fundus Uteri terletak 2 – 3 jari di atas
pusat. Menurut Spiegelberg dengan mengukur Tinggi Fundus Uteri dari
Simpisis adalah 26,7 cm diatas Simpisis. Pada kehamilan 36 minggu,
Tinggi Fundus Uteri terletak 3 jari di bawah Processus Xiphoideus. Pada
kehamilan 40 minggu, Tinggi Fundus Uteri terletak sama dengan 8 bulan
tapi melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan
Processus Xiphoideus.
2. Serviks Uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda
goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
mucus, karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya
menjadi livide disebut tanda Chadwick.
3. Ovarium (Indung Telur)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat Korpus Luteum Graviditas sampai
terbentuknya Uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan
progesterone (kira – kira pada kehamilan 16 minggu dan Korpus Luteum

5
Graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin di sirkulasi
maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama.
Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin
menjadi baik hingga aterm.
4. Vagina dan vulva
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat
hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan.
Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda Chadwick.
5. Dinding Perut (Abdominal Well)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut elastik di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut
pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
6. Mammae
Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba
noduli–noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih
membiru. Terdapat juga hiperpigmentasi pada puting susu dan areola
payudara. Kalau payudara diperas maka akan keluar air susu jolong
(kolostrum) berwarna kuning.
7. Sirkulasi darah
a. Volume darah
Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat. Volume
darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan puncaknya pada
kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (Cardiac Output) yang
meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Kenaikan plasma darah dapat
mencapai 40% saat mendekati cukup bulan.
b. Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester
kedua dan naik lagi seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam batas-
batas normal. Nadi biasanya naik, nilai rata-ratanya 84 kali permenit.
c. Jantung
Pompa jantung mulai naik kira – kira 30%. Setelah kehamilan 3 bulan
dan menurun lagi pada minggu – minggu terakhir kehamilan.

6
8. Sistem Respirasi
Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan
oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim.
Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil
selalu bernafas dada (thoracic breathing).
9. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas
panggul, keluhan sering kencing akan timbul karena kandung kencing mulai
tertekan.
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh
progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri
karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.
Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan.
Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai tangan kanannya atau
disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri
uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut lebih sering dijumpai
Hidroureter Dekstra dan Pielitis Dekstra.
Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %.
Reabsorbsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dapat
dikeluarkan urea, asam folik dalam kehamilan.
10. Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat – alat tertentu.
Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating
Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang
juga dikeluarkan oleh Lobus Anterior Hipofisis.
Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung
dikenal sebagai Cloasma Gravidarum. Di daerah leher sering terdapat
hiperpigmentasi yang sama juga di areola mamae. Linea Alba pada
kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai Linea Nigra.

7
Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah-olah retak-retak, warnanya
berubah agak hiperemik dan kebiru-biruan disebut Striae Livide. Setelah
partus Striae Livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut Striae
Albikantes. Pada seorang multigravida sering tampak Striae Livide
bersama Striae Albikantes.
11. Sistem Endokrin
Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti :
a. Kelenjar Tiroid : Dapat membesar sedikit
b. Kelenjar Hipofise : Dapat membesar terutama lobus anterior
c. Kelenjar Adrenal : Tidak begitu terpengaruh
12. Sistem Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu
wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi
sehat.
a. Tingkat metabolic basal (basal metabolic rate,BMR) pada wanita hamil
meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.
b. Keseimbangan asam –alkali (acic base balance) sedikit mengalami
perubahan konsentrasi alkali.
c. Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus, alat
kandungan, payudara dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
d. Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan
kuat, sering kencing, dan kadang kala dijumpai glukosuria yang
mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam keadaaan hamil,
pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin,
plasma insulin dan hormon-hormon adrenal 17-ketosteroid.
e. Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai
350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai
peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak
lainya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.
f. Metabolisme mineral

8
Kalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk
pembentukan tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30-
40 gram.
Fosfor : Dibutuhkan rata-rata 2 g/hari.
Zat besi : Dibutuhkan tambahan zat besi ± 800 mg (30-50 mg/hari)
Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
g. Berat badan wanita hamil akan naik rata-rata sekitar 10-14 kg, yaitu
pada Trimester I = 1-2 kg, Trimester II = 5-7 kg, dan Trimester III = 4-
5 kg. Kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh : Janin, uri,
air ketuban, uterus, payudara, kenaikan volume darah, lemak, protein
dan retensi air. Kenaikan berat badan yang berlebihan biasa ditemukan
pada Ibu hamil yang mengalami keracunan kehamilan.
h. Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang
dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,
khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas. Namun bila dibutuhkan,
dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori.
i. Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus
mengandung banyak protein. Di Indonesia masih banyak dijumpai
penderita defisiensi zat besi dan vitamin B, oleh karena itu wanita hamil
harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin.
13. Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam
kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan
persendian. Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah
peregangan otot-otot dan pelunakan ligament-ligamen. Area yang paling
dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah Tulang belakang
(curva lumbar yang berlebihan), Otot – otot abdomal (meregang ke atas
uterus hamil) dan Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan
uterus). Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan
struktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan
menekan kehamilan.
Oleh karena itu masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan :

9
a. Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b. Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-benda
(memar biru) dan kehilangan keseimbangan (jatuh).

2.3 Perubahan Psikologis


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada
saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu.
Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan pada timbulnya tanda dan
gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang
dianggapnya membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul
kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi
orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya dan akan
mirip siapa. Bahkan mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk
bayinya.
Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya
perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya perubahan
gambaran diri (konsep diri, tidak mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa
tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran sang bayi).

2.4 Tanda Sujektif dan Objetif Kehamilan Trimeseter 3


1. Tanda subjektif

10
a. 29-33 minggu
 Fatigue
 Ansietas tentang masa depan
 Mimpi buruk
 Penurunan keinginan seksual karena ketidaknyamanan fisik
b. 34-38 minggu
 Sakit punggung, perubahan gaya berjalan
 Ketidaksabaran untuk mengakhiri kehamilan
 Perasaan buaian tentang masa depan yang ambivalen
c. Sebelum kelahiran
 Lightening atau tanda dini dimulainya persalinan
 Sakit perut bagian bawah
2. Tanda objektif
a. 29-33 minggu
 Rasa panas dalam perut disebabkan tekanan uterus, mild hiatus
hernia dan muntahan asam perut ke dalam esophagus
 Kontaraksi braxton-hick (kontraksi tidak teratur rahim dan tanpa
nyeri sepanjang kehamilan sehingga dapat membantu sirkuladsi
darah dalam plasenta) mungkin terjadi
 Fundus terletak diantara umbilikus dan xipoid
b. 34-38 minggu
 Peningkatan sesak napas dan tanda tekanan lain (heartburn, merasa
penuh setelah makan, konstipasi, varicose veins, edema, haemoroid)
 Heartburn (pirosis, nyeri dada)
Pirosis merupakan perasaan nyeri di dada, karena masuknya isi
lambung ke dalam esophagus bagian bawah. Keluhan sering
ditemukan dalam kehamilan, terutama dalam posisi tengkurap atau
menelan suatu makanan tertentu atau obat.

 Konstipasi
Konstipasi sering terjadi dan disebabkan oleh penurunan motilitas
usus sehingga memerlukan waktu lebih lama untuk menyerap

11
cairan. Demikian pula usus dapat saling berdesakan akibat tekanan
dari uterus yang membesar
 Vena varikosa (varicose veins)
Vena varikosa (varicose veins) mengakibatkan lemahnya dinding
vena atau cacatnya fungsi katup. Sirkulasi yang buruk di ekstremitas
bawah merupakan predisposisi wanita terkena vena varikosa
(varicose veins) di kaki dan paha juga lamanya berdiri atau duduk.
Penatalaksanaan dengan metode pembedahan dan injeksi tidak
dianjurkan selama kehamilan.
 Edema kaki
Sebagian besar wanita menunjukkan edema pada kaki di akhir
kehamilan, karena peningkatan kesulitan pengembalian darah vena
dari ekstremitas bawah. Lamanya duduk dan udara yang panas
meningkatkan terjadinya edema. Edema kaki menjadi perhatian
ketika disertai hipertensi atau proteinuria
 Haemoroid (wasir)
Haemoroid dapat menonjol keluar anus. Wasir yang kecil kadang
tidak menimbulkan keluhan, sedang yang besar sering menimbulkan
keluhan bahkan dapat menimbulkan komplikasi hebat, yaitu rasa
nyeri, serta perdarahan pada saat buang air, serta ada sesuatu yang
keluar dari anus

2.5 Komplikasi Kehamilan Trimester Tiga (28-40 Minggu)


1. Persalinan Prematuritas
Persalinan prematuritas (prematur) dimaksudkan dengan persalinan yang
terjadi diantara umur kehamilan 29-36 minggu, dengan berat badan lahir
kurang dari 2,5 kg. Persalinan prematuritas merupakan masalah besar
karena berat janin kurang dari 2,5 kg dan umur kurang dari 36 minggu, maka
alat-alat vital belum sempurna. Sebab persalinan prematuritas :
a. Hamil dengan perdarahan, kehamilan ganda
b. Kehamilan disertai komplikasi (preeklamsia, dan eklamsia)

12
c. Kehamilan dengan komplikasi penyakit ibu (hipertensi, penyakit ginjal,
penyakit jantung, dsb). Keadaan gizi yang rendah disertai kurang darah,
lapisan dalam lahir yang kurang subur karena jarak hamil terlalu pendek.
2. Kehamilan Ganda (Kembar)
Beberapa pengaruh yang merugikan ibu yang hamil ganda :
a. Pengaruh hamil ganda terhadap ibu :
Diperlukan gizi yang lebih banyak, sehingga tumbuh kembang janin
mencapai cukup bulan, pada hamil muda sering terjadi keluhan yang
lebih hebat, ibu sering cepat lelah, sering terjadi penyulit hamil
(hidramnion, preeklamsia, dan eklamsia), pada saat persalinan dijumpai
kesulitan.
b. Pengaruh hamil ganda terhadap janin :
Dapat terjadi persalinan prematuritas, dapat terjadi janin dengan anemia
atau BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi pelepasan
plasenta sebelum waktunya dan membahayakan janin ke dua.
3. Kehamilan Dengan Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan memberikan dampak yang membahayakan ibu
dan janin dalam kandungan. Perdarahan yang dapat membahayakan dan
berhubungan dengan trimester ketiga adalah mengalami perdarahan
plasenta previa, perdarahan solusio plasenta, perdarahan dari pecahnya
sinus marginalis dan perdarahan dari pecahnya vasa previa.
4. Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini
Pecahnya selaput janin memberikan pertanda bahaya dan memberi
kesempatan infeksi langsung pada janin. Disamping itu, gerak janin makin
terbatas, sehingga pada kehamilan kecil mungkin dapat terjadi deformitas.
Oleh karena itu bila berhadapan dengan kehamilan dengan mengeluarkan
air apalagi belum cukup bulan harus segera datang kerumah sakit dengan
fasilitas yang memadai.
5. Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim
Penyebab kematian janin dalam rahim :
a. kehamilan diatas umur hamil 36 minggu pada ibu dengan diabetes
melitus

13
b. mungkin terjadi lilitan tali pusat yang mematikan
c. terjadi simbol tali pusat
d. gangguan nutrisi menjelang kehamilan cukup bulan
e. kehamilan dengan perdarahan
f. kehamilan lewat waktu lebih dari 14 hari
6. Kehamilan Lewat Waktu Persalinan (Senotinus)
Beberapa kerugian dan bahaya kehamilan lewat waktu:
a. Janin yang kekurangan nutrisi dan oksigen, akan mengalami
pengrusakan diri sendiri, dengan metabolisme jaringan lemak bawah
kulit sehingga tampak tua dan keriput, sebagai gejala janin dengan hasil
lewat waktu
b. Air ketuban yang makin kental, akan sulit dibersihkan, sehingga dapat
menimbulkan gangguan pernafasan saat kelahirannya.
c. Bila gangguan terlalu lama dan berat, janin dapat meninggal dalam rahim
d. Mungkin plasenta cukup baik tumbuh kembangnya sehingga dapat
memberikan nutrisi cukup dan janin menjadi lebih besar
e. Dengan makin besarnya janin dalam rahim memerlukan tindakan operasi
persalinan
f. Kerugian pada ibu tidak terlalu besar, kecuali kemungkinan persalinan
dengan tindakan operasi seperti induksi persalinan sampai dengan sesio
sesarea
7. Kehamilan Dengan Preeklamsia Dan Eklamsia
Gejala klinik preeklamsia ringan :
a. Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan tekanan darah 30 mmhg
untuk sistolik 15 mmhg untuk diastolik dengan interval pengukuran
selama 6 jam
b. Terdapat pengeluaran protein dalam urin 0,3 gr/literatau kualitatif +1,-+2
c. Edema (bengkak kaki, tangan, atau lainnya)
d. Kelainan berat badan lebih dari 1 kg/minggu
Gejala preeklamsi berat (kelanjutan preeklamsia ringan) :
a. Tekanan darah 160/110 mmhg atau lebih
b. Pengeluaran protein dalam urine lebih dari sekitar 5 gr/24 jam

14
c. Terjadi penurunan produksi urin kurang dari 400 cc/24 jam
d. Terdapat edema paru dan sianosis dan terasa sesak napas.
e. Terdapat gejala subjektif (sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri
dibagian daerah perut atas) (Ida Bagus Gde Manuaba, 1999)

2.6 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester 3


1. Oksigen
Oksigen penting dalam pembentukan energi agar produktivitas kerja dan
tubuh tidak cepat lelah.
2. Nutrisi
Pada trimester ketiga (sampai usia 40 minggu) nafsu makan sangat baik,
tetapi jangan berlebihan, kurangi karbohidrat, tingkatkan protein, sayur-
sayuran dan buah-buahan, lemak harus tetap dikonsumsi. Selain itu kurangi
makanan terlalu manis (seperti gula) dan terlalu asin (seperti garam, ikan
asin, telur asin, tauco dan kecap asin) karena makanan tersebut akan
memberikan kecenderungan janin tumbuh besar dan merangsang timbulnya
keracunan saat kehamilan.
3. Personal Hygiene
Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan dirinya, seperti mandi dua kali
sehari, mengganti pakaian dalam setiap kali terasa lembab, menggunakan
bra yang menunjang payudara dan pakaian yang menyerap keringat.
4. Eliminasi
Lebih banyak cairan yang dikeluarkan melalui ginjal sebagai air seni dan
perubahan hormonal mempengaruhi aktivitas usus halus dan besar,
sehingga buang air besar mengalami obstipasi (sembelit). Sembelit dapat
terjadi secara mekanis yang disebabkan karena menurunnya gerakan ibu
hamil, untuk mengatasi sembelit dianjurkan untuk meningkatkan gerak,
banyak makan makanan berserat (sayur dan buah-buahan).
5. Seksualitas
Kehamilan bukan merupakan halangan untuk melakukan hubungan seksual
asalkan dilakukan dengan hati-hati dan dengan cara yang benar. Perlu

15
diketahui keinginan seksual ibu hamil tua sudah berkurang karena berat
perut yang makin membesar dan tekniknya pun sudah sulit dilakukan.
6. Mobilisasi dan Body
Mekanik Ibu hamil harus mengetahui bagaimana caranya memperlakukan
diri dengan baik dan kiat berdiri duduk dan mengangkat tanpa menjadi
tegang. Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada wanita
hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari – hari yang aman
dan nyaman selama kehamilan.
7. Senam
Hamil Senam hamil bukan merupakan keharusan, namun memberikan
banyak manfaat dalam membantu kelancaran proses persalinan, antara lain
dapat melatih cara mengedan yang benar.
8. Istirahat dan Tidur
Istirahat bagi ibu hamil meringankan urat syaraf atau mngurangi aktifitas
otot. Kegunaan istirahat adalah :
a. Untuk melepaskan lelah
b. Memberikan kesempatan pada tubuh untuk santai dan membentuk
kegiatan baru
c. Menambah kesegaran untuk melakukan pekerjaan selanjutnya
d. Mengembalikan kekuatan tubuh yang hilang
9. Imunisasi
Pada masa kehamilan ibu hamil diharuskan melakukan imunisasi tetanus
toxoid (TT). Gunanya dalam antenatal dapat menurunkan kemungkinan
kematian bayi karena tetanus dan juga dapat mencegah kematian ibu yang
disebabkan oleh tetanus. Jadwal pemberian suntikan tetanus pada Ibu hamil
adalah :
a. TT 1 : Selama kehamilan Trimester II, biasanya diberikan saat usia
kehamilan Ibu mencapai 6 bulan.
b. TT 2 : 1 bulan setelah pemberian TT 1
10. Traveling
Pada kehamilan trimester III, biasanya Ibu tidak dianjurkan untuk
berpergian karena beban perut Ibu yang semakin besar, dikhawatirkan dapat

16
menyebabkan Ibu kelelahan dan menimbulkan ketidaknyamanan, seperti
mengakibatkan adanya gangguan sirkulasi darah dan Oedema pada tungkai
karena kaki yang tergantung dan duduk terlalu lama saat perjalanan.
11. Memantau Kesejahteraan Janin
Tujuan dalam pemantauan janin adalah untuk deteksi dini ada / tidaknya
faktor resiko kematian perinatal tersebut (hipoksia / asfiksia, gangguan
pertumbuhan, cacat bawaan, infeksi). Cara – cara pemantauannya :
a. Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia
kehamilan
b. Perkiraan berat janin dengan rumus Jhonson Tossec
c. Auskultasi denyut jantung janin dengan alat lennec / dopler / CTG
d. USG dan lain – lain
12. Persiapan Laktasi
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting
karena dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui
bayinya. Untuk itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas Bimbingan
Persiapan Menyusui (BPM). Suatu pusat pelayanan kesehatan seperti RS,
RB dan Puskesmas harus mempunyai kebijakan yang berkenaan dengan
pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan menyusui.
13. Persiapan Kelahiran Janin
Sangatlah penting bekerjasama dengan ibu, keluarga dan masyarakat dalam
mempersiapkan persalinan serta membuat rencana tindakan sekiranya
terjadi komplikasi-komplikasi. Rencana persalinan adalah rencana tindakan
yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak
harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini
lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima
asuhan yang ia perlukan. Dengan adanya rencana persalinan akan
mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan
meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai
serta tepat waktu.

17
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL TRIMESTER 3

3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata berisi tentang nama klien, nama suami, alamat, pekerjaan dan
sebagainya.
2. Keluhan Utama
Bertujuan untuk apakah penderita datang, untuk pemeriksaan kehamilan
ataukah ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
a. Riwayat Keluhan Utama
b. Riwayat Menstruasi
Menarche, haid Teratur atau tidak dan siklus, lamanya haid, banyaknya
darah, sifatanya darah seperti cair atau berbeku-beku,warnanya dan
baunya, haid nyeri atau tidak, haid yang terakhir
c. Riwayat Obstetri
i. Riwayat Kehamilan Sekarang
ii. Riwayat Kehamilan Yang Lalu
d. Riwayat Ginekologi
e. Riwayat Pemeriksaan ANC
f. Riwayat Kotrasepsi
g. Pola Kebiasaan yang Mungkin Dilakukan
Merokok, alkohol, obat terlarang
h. Latar Belakang Sosial-Budaya
Faktor-faktor situasi, seperti pekerjaan wanita dan pasangannya,
pendidikan, status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta
status sosioekonomi, ditetapkan dalam riwayat social.
Riwayat keluarga memberikan informasi tentang dekat pasien, termasuk
orang tua, saudara kandung dan anak-anak.Hal ini membantu
mengidentifikasi gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisii
yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin.

18
i. Riwayat Psikososial
j. Pola Kebiasaan Fungsional Sehari-hari
Nutrisi, Eliminasi, Istirahat, Aktivitas, Personal hygiene, Seksual
i. Pengetahuan dan Kemampuan Ibu

3.1.2 Data Objektif


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Berat badan dan tinggi badan
1) Dalam menimbang seseorang bukan berat badannya saja yang penting
tapi lebih penting lagi perubahan berat setiap kali ibu itu
memeriksakan diri.
2) Berat badan dalam trimester III tak boleh lebih dari 1 kg,seminggu
atau 3 kg sebulan.
3) Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan
oleh penimbunan (retensi) air dan disebut praoedema.
4) Kemungkinan resiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm,berat
badan 75 kg.
5) Untuk seorang ibu yang berat badannya normal sebelu
hamil,penambahan berat yang dianjurkan adalah 11,4-15,9 kg.
Pola pertambahan berat badan
1) Trimester pertama : 1,6 – 2,3 kg
2) Trimester ke dua dan ke tiga : sekitar 0,5 kg/minggu
3) Peningkatan kalori : hanya 300 kkal per hari

c. Pengukuran TTV
1) Tekanan darah
Tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistol atau 90
diastolik. Juga perubahan 30 sistol dan 15 diastol di atas tensi sebelum
hamil menandakan toxaemia gravidarum.
2) Suhu normalnya 36 – 37,5 0C
3) Pernafasan normalnya 12 -20 x/menit

19
4) Nadi
Denyut nadi maternal sedikit meningkat selama masa hamil,tetapi
jarang melebihi 100 denyut per hari (dpm). Curigai hipotiroidisme
jika denyut nadi lebih dari 100 dpm. Periksa adanya eksoftalmia dan
hiperrefleksia yang menyertai. Apabila denyut nadi lebih dari 100
dpm,instruksikan melakukan T3 dan T4 bebas. Hipertiroidisme tidak
terjadi jika tidak terdapat takikardia. Nadi normal : 60-100 x/menit.

2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi (tinggi fundus uteri, keadaan dinding abdomen, gerak janin yang
tampak).
b. Palpasi (menurut Kneble, Leopold, Buddin, Ahfeld).
Teknik pemeriksaan leopold :
1) Leopold I
 Kedua telapak tangan pada fundus uteri untuk menentukan tinggi
fundus uteri, sehingga perkiraan usia kehamilan dapat disesuaikan
dengan tanggal haid terakhir.
 Bagian apa yang terletak di fundus uteri. Pada letak membujur
sungsang, kepala bulat terasa keras dan melenting pada goyangan,
pada letak kepala akan teraba bokong pada fundus: tidak keras tak
melenting dan tidak bulat, pada letak lintang, fundus uteri tidak
diisi oleh bagian-bagian janin.
2) Leopold II
 Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus untuk
menentukan bagian apa yang terletak dibagian samping.
 Letak membujur dapt ditetapkan punggung anak, yang teraba rata
dengan tulang iga seperti papan cuci.
 Pada letak lintang dapat ditetapkan dimana kepala janin.
3) Lepold III
 Menentukan bagian apa yang terdapat diatas simpisis pubis.

20
 Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba tidak
keras dan tidak bulat. Pada letak lintang simpisis pubis akan
kosong.
4) Lepold IV
 Pada pemeriksaan leopold IV, pemeriksa menghadap kearah kaki
ibu untuk menetapkan bagian terendah janin yang masuk ke pintu
atas panggul.
 Bila bagian terendah masuk PAP telah melampaui lingkaran
terbesarnya, maka tangan yang melakukan pemeriksaan divergen,
sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk PAP maka
tangan pemeriksa konvergen.
c. Perkusi (meteorisme, tanda cairan bebas).
d. Auskultasi (bising usus, denyut jantung janin, gerak janin intrauterin, hal
lain yang terdengar).
e. Pemeriksaan dalam (pembukaan, perlunakan serviks, ketuban,
penurunan bagian terendah, penempatan kombinasi, tumor yang
menyerupai bagian terendah, pelvimetri panggul). Indikasi pemeriksaan
dalam :
 Indikasi sosial untuk menentukan keadaan kehamilan atau persalinan,
sebelum ditinggalkan oleh penolong.
 Jika ada pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
 Jika ada sangkaan kesempitan panggul dan CPD.
 Jika karena sesuatu, persalinan tidak maju-maju.
 Jika akan diambil tindakan obstetriboperatif.
 Menentukan nilai skor pelvis.
f. Pemeriksaan tambahan (pemeriksaan laboratorium, ultrasonografi, tes
pemeriksaan air ketuban, tes pemeriksaan bakteriologis).

3.2 Diagnosa Keperawatan


a. Pola nafas inefektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal
sekunder terhadap meningkatnya tekanan intraabdomen

21
b. Inkontinensia urine berhubungan dengan tingginya tekanan intraabdominal
dan kelemahan otot pelvis sekunder terhadap kehamilan
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan sekunder terhadap
persiapan melahirkan
d. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan
e. Risiko tinggi cedera janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen/ agen infeksi
f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan berat badan dan
perubahan pusat gravitasi.

3.3 Intervensi
Diagnosa 1 :
Pola nafas inefektif berhubungan dengan ekspansi paru tidak maksimal sekunder
terhadap meningkatnya tekanan intraabdomen
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Pola nafas dapat kembali efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2 x24 jam dengan kriteria hasil:
1. Klien tampak rileks
2. Frekwensi pernafasan normal (16-24 x per menit)
No Intervensi Rasional
1. Berikan HE pada klien tentang Informasi yang adekuat dapat
kedaan yang menimbulkan membawa pasien lebih kooperatif
sesak dalam memberikan terapi
2. Berikan posisi semifowler pada Jalan nafas yang longgar dan tidak ada
pasien sumbatan proses respirasi dapat
berjalan dengan lancar.
3. Observasi frekwensi pernafasan Frekwensi pernafasan yang meningkat
(RR) adalah indicator adanya sesak nafas

Diagnosa 2 :

22
Inkontinensia urine berhubungan dengan tingginya tekanan intraabdominal dan
kelemahan otot pelvis sekunder terhadap kehamilan
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Inkontinensia dapat teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24
jam, dengan kriteria hasil :
1. Klien mengerti penyebab dari inkontinensia
2. Frekwensi berkemih menurun
3. Klien dapat melakukan senam kegel secara mandiri
No Intervensi Rasional
1. Berikan health education pada Informasi yang adekuat dapat
klien tentang penyebab dari membawa pasien lebih kooperatif
inkontinensia dalam memberikan terapi
2. Kaji frekwensi berkemih klien Frekwensi berkemih yang berlebih
merupakan indicator terjadinya
inkontinensia urin
3. Instruksikan klien untuk Frekwensi berdiri yang terlalu lama
menghindari berdiri yang terlalu dapat meningkatkan tekanan pada
lama vesika urinary
4. Senam kegel dapat Ajarkan klien untuk mengatasi
meningkatkan kekuatan otot inkontinensia dengan melakukan
dinding pelvis ibu senam kegel

Diagnosa 3 :
Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan sekunder terhadap
persiapan melahirkan
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Ansietas dapat teratasi setelah dilakukan intervensi selama 2 × 24 jam, dengan
kriteria hasil:
1. Klien tampak rileks
2. Klien tampak tegang
3. Klien tampak percaya diri
4. Tidak terjadi insomnia

23
No Intervensi Rasional
1. Berikan health education pada Informasi yang adekuat dapat
klien tentang proses persalinan membawa pasien lebih kooperatif
dalam memberikan terapi
2. Kaji tingkat ansietas yang Mengetahui tingkat ansietas yang
dialami klien dialami klien dapat membantu
menentukan intervensi yang tepat
untuk mengatasi ansietas
3. Gali kekhawatiran yang dialami Mengetahui penyebab yang
klien menagkibatkan ansietas yang dialami
klien
4. Ajarkan penghentian ansietas Membentu klien untuk dapat
untuk digunakan bila situasi mengatasi ansietasnya secara mandiri
yang menimbulkan stress tidak
dapat dihindari

Diagnosa 4 :
Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan dalam menghadapi
persalinan
Tujuan dan Kriteria Hasil :
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien tidak mengalami
gangguan pola tidur. Dengan kriteria hasil :
1. Melaporkan perbaikan tidur/istirahat
2. Melaporkan peningkatan rasa sejahtera dan perasaan segar
No Intervensi Rasional
1. Tinjau ulang kebutuhan Membantu mengidentifikasi kebutuhan
perubahan tidur normal untuk menetapkan pola tidur yang
berkenaan dengan kehamilan. berbeda
Tentukan pola tidur saat ini
2. Evaluasi tingkat kelelahan, kaji Peningkatan retensi cairan,
terhadap kejadian insomnia dan penambzahan berat badan, dan
pertumbuhan janin, semua

24
respons klien terhadap memperberat perasaan lelah,
penurunan tidur. khususnya pada multipara.
3. Anjurkan alat bantu untuk tidur, Ansietas yang berlebihan,
seperti teknik relaksasi, kegembiraan, ketidaknyamanan fisik,
membaca, mandi air hangat,dan nokturia, dan aktifitas janin dapat
penurunan aktifitas sebelum mempersulit tidur
istirahat
4. Perhatikan kesulitan bernafas Pada posisi rekumben, pembesaran
karena posisi. Anjurkan tidur uterusserta organ abdomen menekan
pada posisi semi fowler diafragma, sehingga membatasi
ekspansi paru. Penggunaan posisi
semifowler memunkinkan diafragma
menurun, membantu mengembangkan
ekspansi paru optimal

3.4 Hasil yang Diharapkan


Setelah dilakukan intervensi keperawatan hasil yang diharapkan pada pasien:
1. Melaporkan tidak adanya sesak nafas pada klien
2. Mengetahui penyebab dari penyakit klien ( inkontinensia ) dengan
memberikan informasi yang adekuat
3. Memperlihatkan raut wajah yang rileks , tidak tegang dan lebih percaya
diri
4. Melaporkan perbaikan tidur , peningkatan rasa sejahtera dan perasaan
segar

25
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kehamilan trimester III adalah trimester akhir kehamilan pada periode ini
pertumbuhan janin dalam rentang waktu 29-40 minggu dan janin berada pada tahap
penyempurnaan. Komplikasi Kehamilan Trimester Tiga (28-40 Minggu) yang
sering terjadi yaitu Persalinan Prematuritas, Kehamilan Ganda (Kembar),
Kehamilan Dengan Perdarahan, Kehamilan Dengan Ketuban Pecah Dini,
Kehamilan dengan kematian janin dalam Rahim, Kehamilan Dengan Preeklamsia
Dan Eklamsia. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Trimester 3 yaitu Oksigen, Nutrisi,
Personal Hygiene, Eliminasi, Seksualitas, Mobilisasi dan Body, Senam, Istirahat
dan Tidur, Imunisasi, Traveling, Kesejahteraan Janin, Persiapan Laktasi, Persiapan
Kelahiran Janin

4.2 Saran
Diharapkan mahasiswa keperawatan utnuk mengerti dan memahami
tentang bagaimana cara pengkajian dan pemeriksaan fisik
yang benar terhadap ibu hamil pada trimester tiga, serta mampu menentukan
diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang muncul. Serta dihapakan
agar setelah pembelajaran mata kuliah keperawatan maternitas berlangsung untuk
membaca referensi materi yang lain. Agar wawasan sebagai perawatn nantinya
menjadi luas dan berkompeten.

26
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. E, Marylinn. 2001. Rencana Perawatan Maternal Bayi. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran:EGC

Farrer, Helen. 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran:


EGC

Olds, Sally B. 1995. Maternal-Newborn Nursing. California: Prentice Hall

Prawiroharjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: yayasan Bina Pustaka

Prawiroharjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka

27

Anda mungkin juga menyukai