Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat dimana masih tingginya angka kesakitan
dan angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ISPA ini terutama pada anak
di bawah lima tahun. Pada tahun 2013 penyakit ISPA menempati urutan pertama
pada sepuluh besar morbiditas dan mortalitas pasien rawat jalan anak balita di
Indonesia yaitu sebanyak 86.150 kasus. Sebagian besar dari infeksi saluran
pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk-pilek, namun jika ISPA yang
berkelanjutan akan menjadi Pneumonia.
ISPA sering terjadi pada anak, karena sistem pertahanan tubuh anak masih
rendah. Kejadian penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3
sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan
batuk-pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun. Kasus rawat inap penyakit ISPA
menempati urutan ketiga terbanyak yaitu sebanyak 11.043 kasus setelah penyakit
Diare sebanyak 36.238 kasus dan Kejang yang tidak tergolongkan (YTT)
sebanyak 11260 kasus (Depkes RI,2015). Menurut data RISKESDAS 2013,
prevalensi ISPA di Indonesia pada semua golongan umur adalah 25,0 persen.
Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi terjadi pada anak usia
balita yaitu sebesar 25,8 persen.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) didefinisikan sebagai penyakit
saluran pernapasan yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari
manusia ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu
beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam, batuk, dan sering
juga nyeri tenggorok, pilek, sesak nafas, mengi atau kesulitan nafas (WHO, 2007).
ISPA adalah penyakit saluran pernapasan akut dengan perhatian khusus pada
radang paru (pneumonia), dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau aspirasi (makanan, asap, agen lain).
Sebagian besar ISPA disebabkan oleh infeksi, akan tetapi dapat juga disebabkan
oleh inhalasi bahan-bahan organik atau uap kimia dan inhalasi bahan-bahan debu
yang mengandung allergen. Lingkungan tempat tinggal yang penuh oleh debu,
uap, gas, dan lainnya disatu pihak akan mengganggu kesehatan dipihak lain. Hal
ini sering menyebabkan gangguan infeksi pernapasan ataupun dapat mengganggu
kapasitas vital paru.

Anda mungkin juga menyukai