Anda di halaman 1dari 48

PNEUMONIA.

Oleh :
1. Desti Candraning Indah (P27820117001)
2. Eka Rahayu Fitriyanintyas (P27820117015)
3. Agung Setiyawan (P27820117032)
4. Dewi Novitasari (P27820117036)
Definisi
Pneumonia merupakan infeksi akut pada parenkim paru yang
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri,
mikobakteri, jamur dan virus. Pneumonia merupakan peradangan pada
parenzhim paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Etiologi
Bronkopneumonia memengaruhi satu atau lebih lobus paru,
dan yang sering ialah pada bilateral dan basal .Pneumonia dapat
diperoleh dari lingkungan di masyarakat (Community Acquired
Pneumonia [CAP]) dan juga karena infeksi nosokomial yang
diakibatkan setelah rawat inap (Hospital Acquired Pneumonia/
HAP). Pneumonia disebabkan oleh banyak kuman dan yang paling
umum ialah bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh melalui
udara.
Patofisiologi
Bakteri atau virus kedalam tubuh, akan menyebabkan
gangguan atau peradangan pada terminal jalan napas dan alveoli.
Proses tersebut akan menyebabkan infiltrate yang biasanya mengenai
pada multiple lobus, terjadi destruksi sel dengan menanggalkan debris
cellular ke dalam lumen yang mengakibatkan gangguan fungsi
alveolar dan jalan napas.

Pada kondisi akut maupun kronik seperti AIDS, cystic fibrosis,


aspirasi benda asing dan kongential yang dapat meningkatkan resiko
pneumonia.
Manifestasi Klinis
Gejala umum pneumonia pada anak meliputi:
1. Hidung terasa penuh atau pilek, sakit kepala.
2. Batuk
3. Demam (ringan atau tinggi) dengan menggigil dan berkeringat.
4. Napas cepat.
5. Mengi.
6. Nyeri dada (tajam atau tertusuk) saat bernapas dalam atau batuk.
7. Energi berkurang dan malaise (tidak enak badan).
8. Muntah atau kehilangan nafsu makan.
Gejala umum terjadi pada anak-anak dengan infeksi yang lebih parah
yaitu biru-biru pada bibir dan kuku, kebingungan atau sangat sulit untuk
bangun.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan meningkatkan kemungkinan anak
mengalami pneumonia ialah
1. usia kurang enam bulan
2. terlahir premature
3. cacat saat lahir seperti celah langit-langit mulut
4. masalah sistem saraf (kejang atau cerebral palsy)
5. adanya penyakit jantung atau paru-paru saat lahir
6. sistem kekebalan tubuh lemah
7. operasi atau trauma terkini.
Faktor risiko pneumonia meliputi malnutrisi,berat badan lahir
rendah,ASI non-eksklusif, kurangnya imunisasi campak, polusi udara didalam
rumah, kepadatan rumah, orang tua yang merokok, kekurangan zinc,
pengalaman ibu sebagai pengasuh.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
untuk mendukung diagnosis pneumonia yaitu:
1. Oksimetri: saturasi oksigen mungkin turun secara signifikan atau dalam
kisaran normal.
2. Rontgen dada: bervariasi sesuai dengan usia pasien dan agen penyebab.
3. Kultur sputum: bermanfaat untuk menentukan bakteri penyebab pneumonia.
4. Laboratorium:
a. Jumlah sel darah putih: mungkin meningkat dalam kasus pneumonia
bakteri.
b. White Blood Cell Differential
c. Erythrocyte Sedimentation Rate (ESR).
d. C-Reactive Protein (CRP): pendeteksi terbaik infeksi invasif terutama
yang disebabkan oleh bakteri.
Pemeriksaan Penunjang
Spesimen untuk menentukan etiologi pneumonia yaitu:
1. Aspirasi paru
2. Sekresi saluran pernapasan bawah
3. Cairan pleural
4. Spesimen saluran pernapasan atas
5. Spesimen darah
6. Spesimen urin
7. Spesimen jaringan postmortem paru
8. Spesimen ekshalasi yang dihirup.
Penatalaksaan
Penatalaksanaan Medis Prioritas awal pada anak-anak
dengan pneumonia meliputi identifikasi dan pengobatan distres
pernapasan, hipoksemia, dan hiperkarbia. Mendengkur,
mengembang, takipnea parah, dan retraksi harus segera mendapat
dukungan pernafasan. Anak-anak yang mengalami gangguan
pernafas- an parah harus menjalani intubasi trakea jika tidak dapat
mempertahankan oksigenasi atau memiliki tingkat kesadaran yang
menurun.
Penanganan pneumonia pada anak dengan komplikasi meliputi
ultrasonogram atau CT scan untuk diagnosis, antibiotik berdasarkan
pola sensitivitas, dan torakotomi dengan drainase tabung. Sebagian
besar pasien menanggapi intervensi ini dan jarang memerlukan
intervensi 19 tambahan seperti injeksi agen fibrinolitik ke dalam
ruang pleura.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Data Umum
• Nama Kepala Keluarga : Tn. W
• Alamat dan Telepon : Winorejo, Rt. 3 / Rw. 3, Polokarto, Sukoharjo,
Sukoharjo , 085225781094
• Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta
• Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
• Komposisi Keluarga : Dalam satu rumah ada ayah, ibu, dua kakak
perempuan, kakak laki-laki dan pasien
Pengkajian
• Genogram
Pengkajian
• Tipe Keluarga : Keluarga Inti
• Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
• Agama : Islam
• Status sosial ekonomi keluarga : Keluarga pasien mengatakan bahwa
anaknya sering keluar masuk rumah sakit dan keluarga sedikit mengeluh
mengenai kondisi ekonominya
Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama Keluarga : An.G dibawa oleh ibunya ke RSGM pada tanggal
25 mei 2017 dengan keluhan utama sesak nafas.
2. Riwayat Keluhan : Ibu W mengatakan anaknya batuk, demam dan sesak
napas ± 3 hari yang lalu, keluhan muncul secara tiba-tiba. keluarga langsung
membawa By.G periksa ke RSDM pada tanggal 25 mei 2017, di IGD
pasien langsung diberikan terapi oksigen 3 lpm dan diberikan terapi obat
furosemid 1mg/12jam, Aldacton 1,125mg/12jam dan paracetamol syrup
150mg/6jam.Pasien juga mendapatkan terapi lanjut di ruang melati 2, hasil
pengkajian TTV pada tanggal 26 mei 2017 pukul 08.00 wib adalah : Nadi
148x/menit, Suhu 38,6°C, pernapasan 66x/menit, kesadaran
Composmentis, GCS 15, (E4V5M6), SpO2 97%, sesak nafas, batuk, demam
± 3 hari, badan teraba panas, terpasang nasal kanul oksigen 3 lpm dan
terpasang infus 16 tpm.
Riwayat Kesehatan Sekarang

3. Keluhan yang menyertai : Ibu W mengatakan keluhan lain yang menyertai


yaitu demam dan batuk. Keluarga pasien mengatakan bahwa anaknya
menderita penyakit jantung bawaan sejak usia 4 bulan yang lalu dan
anaknya juga mempunyai riwayat operasi pengangkatan kantung empedu.
Usaha yang dilakukan orangtua saat anak sakit yaitu membawa anak ke
rumah sakit PKU Muhammadiyah Surakarta lalu dirujuk oleh pihak rumah
sakit untuk pindah ke RSDM saat dilakukan perawatan di rumah sakit
keluarga mengetahui anaknya mengalami Penyakit jantung bawaan dan
terdapat masalah di kantung empedunya, lalu keluarga menyetujui tindakan
operas jantung dan pengangkatan kantung empedu yang dilakukan pada
tanggal 22 Agustus 2016.
Riwayat tahap perkembangan keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini.


Keluarga dengan anak remaja (families with teenager)
2. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan yang sudah terpenuhi:
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi.
b. Berkomunikasi secara terbuka satu sama lain.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : bagi orang tua untuk
memfokuskan kembali hubungan pernikahan.
3. Riwayat Keluarga Inti : Keluarga pasien mengatakan di dalam anggota
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung,
hipertensi, maupun penyakit lainnya yang seperti diderita oleh An.G
Riwayat tahap perkembangan keluarga

4. Riwayat penyakit dahulu : keluarga pasien mengatakan bahwa anaknya


menderita penyakit jantung bawaan sejak usia 4 bulan yang lalu dan
anaknya juga mempunyai riwayat operasi pengangkatan kantung empedu.
5. Riwayat kesehatan lingkungan : keluarga pasien mengatakan kondisi
lingkungan rumahnya bersih dan jauh dari polusi kendaraan.
Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah Keluarga pasien sederhana yang dilengkapi dengan 2 kamar tidur,
dapur dan terdapat kamar mandi yang terletak diluar rumahnya. Seringkali
kamar tidur 2 itu digunakan berbagi dengan anggota keluarga lainnya.
Rumah yang ditempati Tn.W adalah milik pribadi dengan kondisi rumah
tampak rapi, bersih, ventilasi baik, penerangan cukup, halaman rumah
bersih, sumber air dari PDAM.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas Rw
Kebiasaan keluarga Pasien dengan lingkungan sekitarnya baik. Dimana
seringkali keluarga pasien ikut membantu dalam acara bersih desa yang
dilakukan setiap minggu. Dan membantu warga sekitar yang sedang
memiliki hajatan.
3. Sistem pendukung keluarga
Keluarga pasien memiliki fasilitas penunjang kesehatan seperti bpjs yang
sangat membantu anaknya sekarang yang sedang sakit.
Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga : komunikasi antar keluarga yaitu komunikasi
terbuka, bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia.
2. Struktur keluarga : Dalam satu rumah ada ayah, ibu, dua kakak perempuan,
kakak laki-laki dan pasien.
3. Struktur peran (formal dan informal): hubungan kedua orang tua dan anak
sangat baik, terbukti dengan perilaku kedua orang tuanya yang selalu
menyentuh, mencium, mengajak bicara selama dirumah sakitdan
mencurahkan kasih sayangnya pada klien.
4. Nilai dan norma keluarga : keluarga pasien mengatakan didalam anggota
keluarganya sudah tidak percaya pada budaya-budaya tertentu. Dan keluarga
pasien mengatakan asli orang jawa dan bersuku jawa, beragama islam dan
sehari hari menggunkan bahasa indonesia dalam berkomunikasi.
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif : keluarga saling mensuport satu sama lain meskipun keadaan
keluarga nya saat ini dengan anaknya yang sakit. Dan berusaha tetap tegar
dan semangat demi kesembuhan anaknya. Dan amat sangat menyayangi satu
sama lain.
2. Fungsi sosialisasi : sosialisasi antar anggota keluarga dan tetangga sekitar
cukupbaik.
3. Fungsi perawatan kesehatan : keluarga pasien berusaha mengobati penyakit
anaknya dengan membawa ke rumah sakit meskipun keadaan ekonomi
sedang mengalami kesulitan ekonomi.
4. Fungsi Reproduksi: Keluarga pasien masih memiliki Ayah dan ibu serta 2
kakak perempuan dan kakak laki laki.
5. Fungsi Ekonomi : keluarga pasien mengalami kesulitan ekonomi ditengah
kondisi anak nya yang kini sedang sakit dirumah sakit.
Stres dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan panjang
Keluarga pasien mengatakan bhwa anak yang sering keluar masuk rumah
sakit dan keluar juga sedikit mengeluh mengenai kondisinya.
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap situasi/stressor
Keluarga mengatakan jika kondisi kesehatan anaknya kurang baik, keluarga
mengatakan langsung membawa nya ke pusat pelayanan kesehatan. Dan
tampak kedua orang tua yang selalu bergantian menemani pasien dan selalu
menjaga dan merawat anaknya.
Pemeriksaan fisik
No Observasi Hasil pemeriksaan
1. Keadaan Umum Lemah
2. Kesadaran Composmentis GCS 15
EE, V5, M6
3. Reflek Reflek moro positif, kemampuan menghisap
lemah, reflek mengenggam lemah.
4. Tanda –tanda vital Nadi : 148x/menit
RR : 66x/menit
Suhu : 38,6
SpO2 : 97%
Pemeriksaan fisik
No Observasi Hasil pemeriksaan
5. Tonus /aktifitas Tonus otot aktif/ anak sangat hiperaktif dan banyak
gerak.
6. Kepala/leher - bentuk kepala mesochepal
- fontanela anterior teraba
- satura sagitalis tepat ditengah kepala
- Wajah simetris
7. Mata - Konjungtiva : anemis
- Reflek cahaya : +/+
- Penggunaan alat bantu
Pemeriksaan fisik
No Observasi Hasil pemeriksaan
8. Hidung Hidung terpasang NGT,
hidung simetris, terdapat sekresi sedikit pada hidung
dan tidak terdapat nafas cuping hidung
9. Telinga Bentuk simetris, terdapat
sedikit serumen, tidak terdapat kelainan
10. Mulut Bersih, bentuk simetris,
mukosa bibir kering
11. Gigi Sudah tumbuh gigi
Pemeriksaan fisik
No Observasi Hasil pemeriksaan
12. Abdomen Bentuk simetris, tidak terdapat kelainan dibagian perut
pasien
Bising usus 5x/menit tidak ada nyeri tekan Kuadran I
pekak, kuadran
II,III,IV tympani
13. Kulit Warna kulit kemerahan,
tidak terdapat sianosis pada kuku, tidak terdapat tanda
lahir dibagian tubuh klien, turgor kulit elastis, kulit
teraba hangat
Pemeriksaan fisik
No Observasi Hasil pemeriksaan
14. Jantung Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ICS teraba di ICS 5
Perkusi : Suara jantung pekak
Asukultasi : Bunyi jantung reguler (lup-dup) tidak ada
suara tambahan
15. Paru-paru Inspeksi : Bentuk simetris, tidak terdapat jejas
Palpasi : Vokal fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Terdengar suara sonor
Auskultasi : Terdapat suara nafas tambahan : ronchi basah
Pemeriksaan fisik
No Observasi Hasil pemeriksaan
16. Ekstremitas Ekstremitas atas dan
bawah aktif, ROM terbatas pada ekstremitas bawah
sebelah kanan karena terpasang infus
Harapan keluarga

Harapan keluarga semoga anaknya bisa sembuh dan pulih seperti anak
anak sehat pada umumnya. Keluarga berharap allah memberikan
mukjizat kepada anaknya dengan mengangkat sakit yang diderita oleh
anaknya. Supaya anaknya bisa merasakan bagaimana rasanya bermain
diusia nya dan melihat indahnya dunia.
Analisa Data
Etiologi Masalah Keperawatan
DS. Sekresi yang tertahan Bersihan Jalan Napas Tidak
Keluarga mengatakan An.G Efektif (D.0001)
mengalami sesak nafas

DO.
- Pasien tampak sesak nafas
- RR : 66x/menit
- Terdapat suara nafas tambahan
ronchi basah
- Paru-paru tampak infiltrat
di kedua lapang paru (Hasil foto
thorax)
Analisa Data
Etiologi Masalah Keperawatan
DS. Hiperventilasi Pola Napas Tidak Efektif
Keluarga pasien mengatakan (D.0005)
anaknya sesak nafas
DO.
• Pasien tampak sesak nafas
• RR : 66x/menit
• Pasien terpasang kanul O₂ 3 lpm
• Menggunakan otot bantu
pernapasan
Analisa Data
Etiologi Masalah Keperawatan
DS. Penyakit Hipertermia (D.0130)
Ibu pasien mengatakan anaknya
demam ± 4 hari yang lalu
DO.
- Badan pasien panas
- Suhu badan : 38,6°c
- Leukosit : 20.9 ribu/ul
Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif pada keluarga Tn.W khususnya pada
An.G b.d Sekresi yang tertahan ditandai dengan adanya suara tambahan(
ronchi, sesak, gelisah)
2. Pola Napas Tidak Efektif pada keluarga Tn.W khususnya pada An. G b.d
Hiperventilasi ditandai dengan menggunakan otot bantu pernapasan
3. Hipertermia pada keluarga Tn.W khususnya An.G b.d penyakit ditandai
dengan suhu tubuh diatas nilai normal.
• Diagnosa 1: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif pada keluarga Tn.W
khususnya pada An.G b.d Sekresi yang tertahan ditandai dengan adanya
suara tambahan( ronchi, sesak, gelisah).

Kriteria Kriteria Bobot Pembenaran


Sifat masalah 3 3/3x1 Masalah ini bersifat actual karena
- Actual 2 pasien mengeluh batuk=batuk
- Resiko 1 selama 2 minggu, sesak nafas
- Potensial dapat mengakibatkan penyakit
menjadi semakin parah
Kriteria Kriteria Bobot Pembenaran
Kemungkinana 2 2/2x2 Pelayanan kesehatan dekat dari
masalah dapat 1 rumah dan terjangkau, dana untuk
diubah 0 berobat tersedia karena murah.
- mudah Dengan informasi yang diberikan
- sebagian keluarga dapat mengerti tentang
- tidak ada hipertensi dan cara pengobatan
Potensial masalah 3 2/3x1 Pasien sering berobatan dan
untuk dicegah 2 menggunakan obat anti hipertensi
- tinggi 1
- cukup
- rendah
Kriteria Kriteria Bobot Pembenaran

Menonjolnya 2 22/2x Keluarga merasa ada


masalah 1 1 masalah dan perlu segera
- segera ditangani karena sudah
- tidak perlu 0 merasakan gejala-gejala
segera penyakit
- tidak
dirasakan

TOTAL 22/3
Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Perencanaan

1. Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
Efektif pada keluarga Tn.W keperawatan selama 3x24 jam - Monitor status pernafasan
khususnya pada An.G b.d diharapkan jalan nafas paten dengan - Observasi sumbatan jalan nafas
Sekresi yang tertahan ditandai kriteria hasil : - Auskultasi suara nafas
dengan adanya suara tambahan ( - Anak tidak sesak nafas - Lakukan fisioterapi dada
ronchi, sesak, gelisah) - Frekuensi nafas normal - Lakukan suction
- Tidak dyspnea - Ajarkan ibu untuk memposisikan
- Bunyi nafas normal pasien untuk meringankan sesak
- Tidak ada penumpukan sekret nafas

Terapi Oksigen
- Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain dalam pemberian oksigen

Terapi Intravena
- Berikan pengobatan IV sesuai
yang diresepkan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Perencanaan

Pola Napas Tidak Efektif pada Setelah dilakukan tindakan Monitor Pernafasan
keluarga Tn.W khususnya pada An. G keperawatan selama 3x24 jam - Observasi pergerakan dinding
b.d Hiperventilasi ditandai dengan diharapkan pola nafas teratur dada
menggunakan otot bantu pernapasan dengan kriteria hasil:
- Pasien tidak sesak nafas Manajemen jalan nafas
- Frekuensi pernafasan normal - Posisikan kepala ekstensi untuk
- Tidak terdapat retraksi dinding meringankan sesak nafas
dada
- Tidak menggunakan alat bantu Pemberian obat oral
pernafasan - Anjurkan anggota keluarga
mengenai pemberian obat

Terapi Oksigen
- Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain dalam pemberian oksigen
Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Perencanaan

Hipertermia pada keluarga Tn.W Setelah dilakukan tindakan Mengatur suhu


khususnya An.G b.d penyakit ditandai keperawatan selama 3x24 jam suhu - Monitor vital sign
dengan suhu tubuh diatas nilai normal tubuh normal dengan kriteria hasil : - Monitor suhu minimal 2 jam
- Suhu tubuh dalam rentan
normal : 36°C- Perawatan Demam
37,3°C - Lembabkan bibir dan hidung
- Badan tidak panas yang kering
- Tutup pasien dengan selimut
ringan tergantung fase demam
(yaitu selimut hangat pada fase
dingin dan pakaian ringan /
selimut ringan pada masa panas
bergejolak)
- Anjurkan anggota keluarga untuk
mengompres hangat

Pengaturan Suhu :
- Berikan pengobatan antipiretik
Implementasi
26 mei 2017
No Diagnosa Implementasi

1 Bersihan Jalan Napas Tidak 10.00 - Mengobservasi sumbatan jalan nafas


Efektif b.d Sekresi yang - Melakukan fisioterapi dada
tertahan dengan adanya suara 10.10 - Melakukan suction
tambahan - Mengauskultasi suara nafas
10.40 - Memberikan obat sesuai indikasi Amphicilin Sulbactam 150
11.10 mg/6 jam
- Gentamicin 500mg/24 jam
12.00 - Berkolaborasi pemberian oksigen
2 Pola Napas Tidak Efektif b.d 11.30 - Memonitor keluhan sesak nafas pasien
Hiperventilasi ditandai dengan - Memposisikan ekstensi untuk meringankan sesak nafas
menggunakan otot bantu 13.00 - Menganjurkan anggota keluarga dalam pemberian obat
pernafasan - Berkolaborasi pemberian oksigen

12.00
Implementasi
26 mei 2017
No Diagnosa Implementasi
3 Hipertermia b.d penyakit 13.40 - Memonitor tanda- tanda vital
ditandai dengan suhu - Melembabkan bibir dan hidung yang kering
tubuh diatas nilai normal 11.40 - Memberikan obat anti piretik
- Memonitor suhu tiap 2 jam
12.00

11.20
Implementasi
27 Mei 2017
No Diagnosa Implementasi
1 Bersihan Jalan Napas Tidak 08.00 - Mengobservasi sumbatan jalan nafas
Efektif b.d Sekresi yang - Melakukan fisioterapi dada
tertahan ditandai dengan 09.00 - Melakukan suction
adanya suara tambahan - Mengauskultasi suara nafas
09.30 - Memberikan obat sesuai indikasi Amphicilin Sulbactam 150
09.50 mg/6 jam
- Gentamicin 500mg/24 jam
12.00 - Berkolaborasi pemberian oksigen
2 Pola Napas Tidak Efektif b.d 11.30 - Memonitor keluhan sesak nafas pasien
Hiperventilasi ditandai dengan - Memposisikan ekstensi untuk meringankan sesak
menggunakan otot bantu 13.00 nafas
pernapasan - Menganjurkan anggota keluarga dalam pemberian
obat
- Berkolaborasi pemberian oksigen
12.00
Implementasi
27 Mei 2017
No Diagnosa Implementasi
3 Hipertermia b.d penyakit 10.30 - Memonitor tanda- tanda vital
ditandai dengan suhu - Melembabkan bibir dan hidung yang kering
tubuh diatas nilai normal 11.00 - Memberikan obat anti piretik
- Memonitor suhu tiap 2 jam

12.00

14.00
Implementasi
28 Mei 2017
No Diagnosa Implementasi
1 Bersihan Jalan Napas Tidak 08.00 - Mengobservasi sumbatan jalan nafas
Efektif b.d Sekresi yang - Melakukan fisioterapi dada
tertahan ditandai dengan adanya 09.00 - Melakukan suction
suara tambahan - Mengauskultasi suara nafas
09.30 - Memberikan obat sesuai indikasi Amphicilin Sulbactam 150
09.45 mg/6 jam
- Gentamicin 500mg/24jam
12.00 - Berkolaborasi pemberian oksigen
2 Pola Napas Tidak Efektif b.d 13.30 - Mengobservasi pergerakan dinding dada
Hiperventilasi ditandai dengan - Memposisikan kepala ekstensi untuk meringankan sesak
menggunakan otot bantu nafas
pernafasan 13.00
3 Hipertermia b.d penyakit 11.00 - Memonitor suhu
ditandai dengan suhu tubuh
diatas nilai normal
Evaluasi Keperawatan
26 mei 2017
Diagnosa Evaluasi
Bersihan Jalan Napas Tidak S : Ibu pasien mengatakan anaknya sesak nafas
Efektif b.d Sekresi yang O:
tertahan ditandai dengan - Pasien tampak masih sesak nafas
adanya suara tambahan - RR : 60x/menit
- SpO2 : 97 %
- Sekret keluar berwarna putih kekuningan
- Terdapat suara nafas tambahan berupa ronchi basah
- Obat masuk Ampicillin sulbactam 180mg/6jam
- Gentamicin 530mg/24 jam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Keperawatan
26 mei 2017
Diagnosa Evaluasi

Pola Napas Tidak Efektif b.d S: Ibu pasien mengatakan anaknya sesak nafas
Hiperventilasi ditandai dengan O:
menggunakan otot bantu - Pasien tampak masih sesak nafas
pernapasan - RR : 60x/menit
- Terdapat retraksi dinding dada
- Terdapat suara nafas tambahan ronchi basah
- Terpasang O₂ : 3 lpm
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Hipertermia b.d penyakit ditandai S: Ibu pasien mengatakan demam anaknya naik turun
dengan suhu tubuh diatas nilai O:
normal - Suhu tubuh 38°c
- Badan teraba panas
- Obat Paracetamol syrup150mg/6jam peroral
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Keperawatan
27 Mei 2017
Diagnosa Evaluasi

Bersihan Jalan Napas Tidak S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak nafas
Efektif b.d Sekresi yang tertahan O:
ditandai dengan adanya suara - Pasien masih tampak sesak nafas
tambahan - RR : 52x/menit
- SpO2 : 98 %
- sekret keluar berwarna putih kekuningan
- masih terdapat suara nafas tambahan berupa ronchi basah
- Obat masuk Ampicillin sulbactam 180mg/6jam
- Gentamicin 530mg/24 jam
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Keperawatan
27 Mei 2017
Diagnosa Evaluasi

Pola Napas Tidak Efektif b.d S: Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak nafas
Hiperventilasi ditandai dengan O:
menggunakan otot bantu - Pasien tampak masih sesak nafas
pernapasan - RR : 52x/menit
- Masih terdapat retraksi dinding dada
- Masih terdapat suara nafas tambahan ronchi basah
- Terpasang O₂ : 3 lpm
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Hipertermia b.d penyakit ditandai S: Ibu pasien mengatakan demam anaknya turun
dengan suhu tubuh diatas nilai O:
normal - Suhu tubuh 37,7°c
- Badan teraba hangat
- Obat Paracetamol syrup 150mg/6jam peroral
A: Masalah belum terasi
P: Intervensi dilanjutkan
Evaluasi Keperawatan
28 Mei 2017
Diagnosa Evaluasi

Pola Napas Tidak Efektif b.d S: Ibu pasien mengatakan sesak nafas anaknya berkurang
Hiperventilasi ditandai dengan O:
menggunakan otot bantu
Pasien tampak sesak nafas berkurang
Sesak nafas berkurang
pernapasan
RR : 46 x/menit
Terlihat retraksi dinding dada berkurang
Masih terdengar suara nafas ronchi basah
Terpasang O₂ : 3 lpm
A: Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Hipertermia b.d penyakit ditandai S: Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
dengan suhu tubuh diatas nilai O:
normal
Suhu tubuh 37,0°c
Badan tidak panas
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Evaluasi Keperawatan
28 Mei 2017
Diagnosa Evaluasi

Bersihan Jalan Napas Tidak S : Ibu pasien mengatakan sesak nafas anaknya
Efektif b.d Sekresi yang tertahan berkurang
ditandai dengan adanya suara
O:
- Pasien tampak sesak nafas berkurang
tambahan
- RR: 46x/menit
- SpO2 : 99%
- Sekret keluar berwarna putih encer
- Masih terdapat suara nafas tambahan berupa ronchi
basah
- Obat masuk Ampicillin sulbactam 180mg/6jam
Gentamicin 530mg/24 jam
A : Masalah belum terasi
P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai