• Penderita menunjukkan tanda klasik perfusi yang tidak adekuat, antara lain: takikardi
Pendarahan kelas III:
dan takipneu yang jelas, perubahan status mental dan penurunan tekanan darah
kehilangan volume darah
sistolik. Penderitanya hampir selalu memerlukan transfusi darah. Keputusan untuk
30-40%. Kehilangan darah
memberikan transfusi darah didasarkan atas respon penderita terhadap resusitasi
dapat mencapai 2000 ml.
cairan semula, perfusi dan oksigenasi organ yang adekuat.
• Jiwa penderita terancam. Gejala: takikardi yang jelas, penurunan tekanan darah
sistolik yang besar, tekanan nadi sangat sempit (atau tekanan diastolik tidak teraba),
Pendarahan kelas IV: kesadaran menurun, produksi urin hampir tidak ada, kulit dingin dan pucat.
kehilangan volume
darah > 40% • Penderita membutuhkan transfusi cepat dan intervensi pembedahan segera. Jika
kehilangan volume darah >50%, penderita tidak sadar, denyut nadi dan tekanan darah
menghilang.
• 5. Perubahan Cairan Sekunder Pada Cedera Jaringan Lunak
• Cedera jaringan lunak dan patah tulang yang berat, menyebabkan gangguan
hemodinamik dengan dua cara: 1
• a. Kehilangan darah pada tempat cedera
• Terutama pada patah tulang panjang. Fraktur tibia dan humerus menyebab
kehilangan darah sebanyak 750 ml, fraktur femur menyebabkan kehilangan darah
sebanyak 1500 ml dan beberapa liter darah dapat berkumpul di hematom
retroperitoneal pada patah tulang panggul. Fraktur tulang panggul (pelvis)
kehilangan darah dapat melebihi 2 liter 8.
• b. Edema pada jaringan lunak
• Tergantung pada beratnya cedera jaringan lunak. Cedera mengakibatkan aktivasi
respon peradangan sistemik dan produksi serta pelepasan banyak cytokin yang
mengakibatkan peningkatan permeabilitas kapiler dan menyebabkan pergeseran
cairan dari plasma ke ruang ekstraseluler. Pergeseran tersebut mengakibatkan
hilangnya volume intravaskuler menjadi bertambah