TINJAUAN PUSTAKA
Sendi lutut adalah salah satu sendi kompleks dalam tubuh manusia.
Femur, tibia, fibula, dan patella disatukan menjadi satu kelompok yang
unik untuk memberikan baik stabilitas dan mobilitas. Sendi lutut meliputi
empat tulang (Gambar 2.2): tulang femur (tulang paha), tibia (tulang
Sendi lutut memiliki dua sendi utama: sendi femorotibial dan sendi
3
Gambar 2.1. Topografi Anatomi pada tungkai bawah. Diambil dari:
4
2.1.2 Mekanisme Screw-home Sendi Lutut
Gambar 2.3. Topografi tulang pada tibial plateau (A), dan condyle
eminensia tibial, dan pada pusat plateau. Diambil dari: Fred F. Normal
posisi eksternal rotasi 10 (Gambar 2.4). Ketika lutut difleksikan antara
0 sampai 30 terjadi rotasi pada femur dan tibia, dimana terjadi eksternal
5
rotasi pada femur dan internal rotasi pada tibia. Begitu juga sebaliknya
jika lutut diekstensikan akan terjadi internal rotasi pada femur dan
eksternal rotasi pada tibia. Mekanisme ini terjadi karena tiga faktor
ligamen cruciate anterior, dan tarikan ringan ke arah lateral oleh otot
pada femur. 23
6
Gambar 2.4. Screw home mechanism pada lutut (A) 3 faktor yang
tibia terhadap condylus medial dan lateral femur (C) sudut yang terbentuk
2010.
A. Ligamentum Kapsular
7
retinakulum medial dan lateral dari mekanisme ekstensor. Pada ujung
yang terlibat dalam stabilitas sendi lutut. Diambil dari: Fred F. Normal
B. Ligamentum Ekstraartikular
1. Ligamentum Patella
dan pada bagian distal melekat pada tuberositas tibiae. Ligamen patellae
8
bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa
dari kulit. 20
Ligamen ini dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan
epicondylus lateral femur dan berinsersi pada aspek lateral dari caput
fibula. Karena terletak dibelakang aksis rotasi lutut, LCL tegang saat
ekstensi dan relaxasi saat fleksi. Kekuatan regangan LCL kurang lebih
internal rotasi. 20
Ligamen ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat
dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah
Ligament (MCL) ini terdiri dari serabut superfisial dan profunda. MCL
9
superfisial (ligamen collateral tibial) terletak di bawah tendo gracilis dan
dua kali lipat ACL. Fungsi utamanya adalah untuk menahan angulasi
Sebagian dari ligamen ini berjalan menurun pada dinding capsul dan
m. semimembranosus. 20
terdiri dari jaringan ikat, kadang- kadang ligamen ini tertinggal dalam
10
Gambar 2.6. Penampang posterior sendi lutut, tampak ligamen sendi
lutut. Diambil dari: Robert F.L, et.al. Bone Joint Surg Am. 2007; 89:758-
64.
11
Gambar 2.7. Penampang medial sendi lutut, tampak ligamen sendi lutut.
Gambar 2.8. Penampang lateral sendi lutut, tampak ligament sendi lutut.
C. Ligamentum Intraartikular
(PCL) berada pada bagian tengah dari sendi, ligamen ini dinamakan
12
lligamen utama yang menstabilkan sendi, dan mencegah translasi anterior
dan eksternal yang berlebihan dan mencegah gerakan varus dari tibia.
fungsi proprioseptif. 25
ACL adalah struktur yang unik, dan termasuk dalam ligamen yang
sekitar 85% stabilisasi lutut, dan memungkinkan fleksi dan rotasi lutut
yang halus dan stabil. ACL mendapat suplai darah dari arteri genikular,
diinervasi oleh cabang dari nervus tibialis, dan Schutte et al. menemukan
13
memberikan kecepatan dan akselerasi (sensitif terhadap regangan) dan
mm) dengan ketebalan 10 mm ( range antara 7-12 mm). ACL terdiri dari
fasikel – fasikel yang banyak dan berdiri sendiri. Fasikel ini terdiri dari
serat kolagen yang terjalin rapat. Fasikel berinsersi dari sisi dalam
condylus lateralis femoris. Saat fasikel berjalan melewati sendi lutut dan
ACL. 25
14
ACL memiliki dua bundle—anteromedial dan posterolateral—
spiral dari lateral ke medial, sehingga saling mengikat satu sama lain dan
ACL 90% tersusun oleh kolagen tipe I dan 10% kolagen tipe II.
Pada fleksi lutut 90º berperan 85%. Fungsi lain adalah menahan
varus/valgus dari tibia dan internal rotasi dari tibia. Kekuatan regangan
ACL kurang lebih 2200 Newton dan dapat sampai 2500 Newton pada
anak-anak. 25
15
Gambar 2.9. Penampang anterior intraartikuler sendi lutut. Diambil dari:
posterior tibia dan berjalan kearah atas, depan dan medial, untuk
medialis. Ligamen ini memiliki ukuran dan ketebalan 2 kali lebih besar
daripada ACL maka dari itu lebih jarang terkena cedera dibanding ACL.
akan mengendur bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang
16
bila sendi lutut dalam keadaan fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi
PCL juga mengontrol rotasi eksternal dari tibia saat fleksi lutut.
femur terhadap tibia. Hal ini juga penting untuk memperbaiki lever arm
17
Gambar 2.10. Penampang posterior intraartikular sendi lutut. Diambil
edition. 2008.
ligamen ini sangat penting dan berperan besar dalam stabilitas sendi
lutut. 25
ketiga. 25
ini selalu berada dalam keadaan dilingkupi sinovial membran oleh karena
itu tidak nampak jika dilihat dari depan, dan jika dilihat dari belakang
18
maka tidak akan terlihat oleh karena terhalang oleh ligamen cruciatum
posterior. 25
19
2.2 BIOMEKANIK SENDI LUTUT
Sendi lutut adalah sendi yang paling sering cidera, karena harus
mentrasnfer beban tubuh dan dibebani oleh gaya dari otot, sementara
PCL menahan rotasi varus, terutama pada sudut fleksi lutut yang lebih
besar (>60 derajat). Selain itu, ACL juga mempunyai fungsi membatasi
stabilisator lutut pada saat rotasi varus terutama dalam fleksi 0 sampai 30
derajat, dan juga membatasi rotasi eksternal tibia terutama pada posisi
lutut, terutama dalam fleksi lutut lebih dari 25 derajat dan dominan pada
Lutut terdiri dari tiga jenis struktur dasar. Ligamen sebagai struktur
yang pasif dan elastis. Unit otot dan tendon sebagai struktur yang aktif
dan elastis. Serta tulang sebagai struktur yang non elastis, sebagai
penerima beban atau kompresi pada sendi. Lutut dibentuk oleh dua sendi,
20
penopang berat dikontrol oleh bentuk permukaan sendi satu sama lain.
notch pada femur, sehingga tercipta stabilisasi pada tulang. Bentuk sendi
ada struktur tulang yang mencegah adanya sliding atau pergeseran femur
ke arah posterior dari tibia, tapi adanya patella berfungsi sebagai bantalan
dan tahanan untuk menjaga femur bergeser ke anterior dari tibia (Gambar
2.20). 25
21
dari: Biomechanical Analysis of the Knee: Primary Functions as
dari lutut menjaga posisi femur dan tibia untuk tetap pada batas-batas
ekstensi pada lutut dan deselerasi dari gerakan maju dari femur pada
tibia. Sedangkan hamstring berfungsi dalam gerakan fleksi dari lutut dan
melindungi sendi bagian tubuh yang lain terhadap shock loading dengan
tension pada otot quadricep femoris dan tendon patela. Perubahan gaya
tersebut membuat otot quadricep femoris sebagai otot yang paling kuat,
22
quadriceps femoris otot-tendon unit dan tendon patella menjamin
tulang tersebut juga mampu menerima beban tension. Beban realatif yang
kemiringan tibia bergantung pada arah gaya yang dikenakan pada tibia.
Saat kita berdiri, tibial shaft sejajar dalam posisi vertikal. Adanya beban
dari femur ke tibia sejajar dengan tibial shaft. Femur akan cenderung
berlaku jika seseorang dalam posisi berdiri saat istirahat atau tidak ada
anterior, situasi akan berbalik dan femur akan bergeser ke arah sisi
23
Gambar 2.21. Skema rata-rata kemiringan permukaan tibia proksimal
terhadap tibial shaft. Dan skema dasar dari sendi lutut identifikasi
Anatomy. 1990.
24
2.3. Desain Prosthesis Arthroplasty Knee Modern dan Aplikasinya26
25
yang mungkin terjadi pada prosthesis Posterior-Cruciate Substituting, (2) Secara
kinematik, dianggap lebih menyerupai lutut normal (kontroversial), (3) Lebih
sedikit memotong bagian Distal Femur dibandingkan dengan Prosthesis Posterior-
Cruciate Substituting, (4) meningkatkan rangsang proprioseptiv dengan
mempertahankan PCL. Kerugian prosthesis ini adalah dengan kondisi PCL yang
ketat, dapat meningkatkan polyethylene wear, dan jika PCL ruptur dapat
menyebabkan terjadinya instabilitas sendi lutut dan subluksasi.
26
Gambar 11. Prosthesis Posterior-Cruciate Substituting
Pada prosthesis constrained di desain lebih kaku dengan tibial post yang
besar dan femoral box yang dalam. Keuntungan prosthesis ini adalah lebih stabil
saat berhadapan dengan kasus ligament laxity yang berat atau kasus bone
deficiency. Kerugian prosthesis ini adalah dibutuhkan pemotongan tulang yang
lebih banyak dan aseptic loosening. (Gambar)
27
ketahanan prosthesis.27 Jika ukuran tersebut tidak sesuai, maka akan timbul
komplikasi. Pada komponen tibia, overhang dapat menimbulkan nyeri berulang.
Pada komponen distal femur, ukuran yang lebih kecil dapat menyebabkan implant
tenggelam, notching, pemotongan yang berlebihan pada condyle posterior femur
yang menyebabkan instability lutut saat fleksi dan berpotensi untuk dilakukan
revisi. Jika ukurannya terlalu besar, dapat membatasi range of movement dari
sendi lutut tersebut. Saat ini desain prosthesis implant yang tersedia di Indonesia
dibuat menyesuaikan dengan populasi masyarakat Eropa dan Amerika, sehingga
berpotensi untuk terjadinya ketidaksesuaian.
28
Scan dan MRI tidak terlalu jauh (0.15 mm untuk CT dan 0.23 mm untuk MRI)
dimana pada MRI memiliki pengukuran yang sedikit lebih kecil jika dibandingkan
dengan ukuran tulang yang sebenarnya, sedangkan Pada CT Scan, ukuran tersebut
lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran tulang yang sebenarnya (2) MRI
memiliki akurasi yang lebih tinggi daripada CT Scan untuk mengukur proximal
ephyphisis dibandingkan diaphysis (3) MRI dapat memberikan gambaran yang
lebih konkret pada articular cartilage, dan (4) Resiko terpapar radiasi yg lebih
rendah jika dibandingkan dengan CT Scan.
29
Morfologi Distal Femur dan Proximal Tibia
Increasing the wear of the Residual Pain due to Overhang / Prostheses Sinking due to Undersizing of
Irreguler stress distribution
bearing surfaces Undersizing of Tibia Prothese Distal FemurProthese
20
Revision of Total Knee Arthroplasty