Anda di halaman 1dari 56

Penatalaksanaan Fisioterapi pada pasien

Pasca Operasi Penggantian Sendi


Panggul Total (Total Hip Replacement)

Oleh:
Stanislaus Thomas. Toanubun
NIM: 180101005
ANATOMI PANGGUL (HIP)
Sendi panggul merupakan jenis persendian enarthrosis yang
dibentuk oleh caput ossis femoris dan acetabulum dari os coxae.

A. Caput ossis femoris


Caput ossis femoris terletak tepat di inferior dari 1/3 tengah
ligamentum inguinale. Pertengahan dari dua caput ossis femoris
pada dewasa rata-rata adalah 17,5 cm dari masing-masing caput
Muqsith ossis femoris. Caput ossis femoris berbentuk 2/3 dari
sebuah bola. Terdapat suatu cekungan yang prominen terletak
sedikit posterior dari pertengahan caput ossis femoris yang
disebut fovea capitis. Seluruh permukaan dari caput ossis
femoris ditutupi oleh cartilago articularis, kecuali daerah fovea
capitis.
B. Acetabulum
Acetabulum (dari bahasa Latin, yang berarti
“cangkir cuka”) adalah socket/cekungan yang dalam
dan berbentuk cangkir setengah bulat. Sekitar 60°-
70° dari tepi acetabulum, tidak melingkar lengkap di
dekat inferiornya, terbentuk incisura acetabuli.
Caput ossis femoris kontak dengan acetabulum
hanya di sepanjang permukaan yang berbentuk
tapal kuda (facies lunata). Facies lunata ditutupi
dengan cartilago articularis, yang paling tebal di
sepanjang daerah superior anterior kubahnya.
Gambar 1.
C. Labrum acetabulare
Labrum acetabulare adalah suatu fibrocartilago utama dan
berbentuk cincin yang tidak lengkap mengelilingi tepi luar
acetabulum. Di dekat incisura acetabuli, labrum acetabulare
melebar saat berubah menjadi ligamentum transversum
acetabuli.
Basis dari labrum acetabulare melekat di sepanjang permukaan
dalam dan permukaan luar dari tepi acetabulum. Bagian dari
labrum acetabulare yang melekat pada permukaan dalam
berhubungan dengan cartilago articularis pada acetabulum.
Labrum acetabulare menyediakan stabilitas panggul yang
bermakna dengan “menggenggam” caput ossis femoris dan
dengan memperdalam volume socket kira-kira 30% untuk
menambah kedalaman cakupan dan mengurangi diskongruensi
sendi.
Gambar 2
D. Capsula articularis dan ligamenta panggul
Membrana synovialis melapisi permukaan dalam
dari capsula articularis panggul. Membrana
synovialis melekat pada tepi dari permukaan sendi
pada femur dan acetabulum, membentuk suatu
pembungkus tubuler di sekitar ligamentum capitis
femoris, dan membatasi membrana fibrosum
sendi. Mulai dari tempat perlekatannya sampai
pada tepi dari caput ossis femoris, membrana
synovialis membungkus collum ossis femoris
sebelum berefleksi menuju membrana fibrosum.
Membrana synovialis dari sendi
panggul (Drake, et al., 2012) Gambar 3
Ligamentum iliofemorale, ligamentum pubofemorale, dan
ligamentum ischiofemorale memperkuat permukaan
luar dari capsula articularis (Gambar 4). Ketiga
ligamentum tersebut berfungsi menstabilkan sendi dan
mengurangi sejumlah energi otot yang dibutuhkan
untuk mempertahankan posisi berdiri.
Tegangan pasif pada ligamenta yang teregang, capsula
articularis yang berdekatan, dan otot-otot sekitar
membantu menentukan akhir jangkauan gerakan/range
of movement (ROM) dari panggul. Peningkatan
stabilitas pada berbagai bagian capsula articularis
merupakan komponen penting dari panduan terapi fisik
untuk gerakan yang terbatas dari panggul.
Gambar 4

Membrana fibrosa dan ligamenta dari sendi panggul A. Membrana fibrosa


dari capsula articularis. Tampak anterior. B. Ligamentum iliofemorale
dan ligamentum pubofemorale. Tampak anterior. C. Ligamentum
ischiofemorale. Tampak posterior (Drake, et al., 2012)
E. Otot-otot pada sendi panggul
Otot-otot pada sendi panggul dikelompokkan berdasarkan
fungsinya yaitu otot-otot fleksor panggul, otot-otot adduktor
panggul, otot-otot rotator internal panggul, otot-otot
ekstensor panggul, otot-otot abduktor panggul, otot-otot
rotator eksternal panggul.

1. Otot-otot fleksor panggul


Otot-otot fleksor panggul primer adalah musculus iliopsoas,
musculus sartorius, musculus tensor fasciae latae, musculus
rectus femoris, musculus adductor longus, dan musculus
pectineus. Otot-otot fleksor panggul sekunder adalah
musculus adductor brevis, musculus gracilis, dan sabut-sabut
anterior musculus gluteus minimus.
Otot-otot fleksor panggul
2. Otot-otot adduktor panggul
Otot-otot adduktor panggul primer
meliputi musculus pectineus, musculus
adductor longus, musculus gracilis, musculus
adductor brevis, dan musculus adductor
magnus. Otot-otot adduktor panggul sekunder
meliputi musculus biceps femoris (caput
longum), musculus gluteus maximus,
khususnya sabut-sabut bagian bawah, dan
musculus quadratus femoris.
Otot-otot adduktor panggul
3. Otot-otot rotator internal panggul
Otot-otot rotator internal panggul primer yang ideal secara
teori berorientasi pada bidang horizontalis selama berdiri, di
beberapa jarak linier dari sumbu longitudinal atau sumbu
vertikal dari rotasi panggul. Dari posisi anatomis, tidak
terdapat otot rotator internal panggul primer karena tidak
ada otot yang berorientasi mendekati bidang horizontalis.
Beberapa otot-otot rotator internal panggul sekunder
meliputi sabut-sabut anterior dari musculus gluteus
minimus dan musculus gluteus medius, musculus tensor
fasciae latae, musculus adductor longus, musculus adductor
brevis, dan musculus pectineus. Anatomi masing-masing
musculus dijelaskan pada kelompok otot lain.
4. Otot-otot ekstensor panggul
Otot-otot ekstensor panggul primer meliputi
musculus gluteus maximus, otot-otot hamstring,
caput posterior/pars ekstensores musculus adductor
magnus. Otot-otot ekstensor panggul sekunder
meliputi sabut-sabut posterior dari musculus gluteus
medius dan sabut-sabut anterior dari musculus
adductor magnus. Dengan fleksii panggul pada
setidaknya > 70°, sebagian besar otot-otot adducto
panggul (dengan pengecualian musculus pectineus)
mampu membantu gerakan ekstensi panggul.
Musculus gluteus maximus merupakan otot
ekstensor dan rotator eksternal primer pada
panggul. Otot hamstring terdiri dari caput
longum musculus biceps femoris, musculus
semitendinosus, dan musculus
semimembranosus. Otot tersebut berfungsi
untuk ekstensi panggul dan fleksi lutut. Origo,
insersio dan persarafan dari otot-otot
ekstensor panggul dapat dilihat pada tabel.
Otot-otot ekstensor panggul
5. Otot-otot abduktor panggul
Otot-otot abduktor panggul primer meliputi
musculus gluteus medius, musculus gluteus
minimus, dan musculus tensor fasciae latae.
Sedangkan otot-otot abduktor panggul
sekunder meliputi musculus piriformis dan
musculus sartorius.
Otot-otot adduktor panggul
6. Otot-otot rotator eksternal panggul
Otot-otot rotator eksternal panggul primer
meliputi musculus gluteus maximus dan lima
dari enam musculus rotator eksternal yang
pendek. Pada posisi anatomis, otot-otot rotator
eksternal panggul sekunder adalah sabut-sabut
posterior dari musculus gluteus medius dan
musculus gluteus minimus, musculus obturator
internus, musculus sartorius, dan caput longum
musculus biceps femoris.
otot-otot rotator eksternal panggul
Gambaran Umum Tentang Hip Joint
Replacement
Gangguan pada hip joint dapat berupa penyakit ataupun
dari pengaruh usia sehingga tulang keropos sehingga
mengakibatkan sendi tersebut tidak mampu bergerak
sempurna. Pada hip joint normal, femoral head masih
memiliki articular cartilage yang baik, dimana masih
mampu mengeluarkan cairan yang melumasi dan
mengurangi efek gesekan pada sambungan sendi.
Pada gambar berikut memperlihatkan perbedaan dari
hip joint pada keadaan normal dengan hip joint yang
telah terindikasi terjadinya arthritis.
Perbandingan hip joint a. pada keadaan normal b. Hip arthritis.
Pada hip joint yang telah terindikasi arthritis, terlihat bahwa
articular cartilage pada femoral head telah berkurang. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya radang sendi sehingga akan
menimbulkan rasa sakit atau mengakibatkan pergerakan dari hip
joint menjadi tidak lancar.
Penggantian Pinggul Total (THR)
Operasi penggantian pinggul melibatkan komponen
dari sendi pinggul dengan implan sintetik, untuk
memperbaiki permukaan bantalan yang rusak yang
menyebabkan rasa sakit. Dalam penggantian
panggul total kedua tulang paha (femur) dan soket
diganti dengan bahan implan sintetis.
Operasi penggantian pinggul total adalah cara yang
efektif untuk mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan kualitas hidup pada mereka yang
menderita osteoartritis parah (OA).
Ada beberapa pilihan yang berbeda dari implan
pinggul untuk mempertimbangkan, masing-
masing menggunakan bahan yang berbeda-
beda dan memiliki pro dan kontra yang
berbeda:

• Logam Ball dan Liners Polyethylene


• Keramik Ball dan Liner Polyethylene
• Logam Ball dan Liner Logam
• Keramik Ball dan Liner Keramik
Gambar 2: Pemotongan tulang femur dan
pemasangan hip joint prosthesis
Pada gambar 2 memperlihatkan tentang proses
penggantian sambungan tulang pinggul dengan
sambungan tulang pinggul tiruan (artificial hip
prosthesis). Sambungan tulang pinggul yang terindikasi
arthritis, kemudian dilakukan pemotongan pada tulang
femur terutama di bagian sekitar femoral head.
Setelah pemotongan, kemudian bagian acetabulum akan
dihaluskan untuk menempatkan cup pada acetabulum.
Hip joint prosthesis akan dipasang dengan cara
menanam femoral stem pada tulang femur.
Hip joint sebelum dan sesudah dilakukan hip
joint replacement
Komponen Tulang Pinggul Buatan (Artificial
Hip Joint)

Keterangan:

A. Acetabular Shell
B. Acetabular Liner
C. Femoral Head
D. Femoral Stem
Ket: A. Acetabular Shell. B. Acetabular Sleeve (Bearing) C.
Femoral Head (Bearing)
Femoral Stem adalah komponen stem untuk total hip joint
replacement yang digunakan untuk menggantikan kepala femur
yang sudah rusak dan telah di potong/buang. Fungsi Femoral
Stem memberikan dudukan pada fem menggantikan fungsi kerja
kepala femur yang telah hilang melalui proses operasi medis.

Spesifikasi teknik: Alat ini terdiri atas femoral stem bagian atas
tengah dan bawah. Tiga komponen pada femoral stem ini dapat
diatur sedemikian rupa hingga dimungkinkan dapat
mempermudah dokter selama proses operasi, karena ruang gerak
dalam rongga hip joint pemasangan selama operasi akan lebih
leluasa dibandingkan dengan komponen stem yang utuh, yaitu
yang terdiri atas femoral head dan stem yang menyatu dalam satu
komponen utuh
Gambar: Femoral Stem
Desain implan menawarkan stabilitas dan fungsi baru.
Penggantian pinggul dapat mengurangi rasa sakit,
membantu pekerjaan sendi pinggul Anda lebih baik,
dan mengembalikan berjalan normal dan gerakan
lainnya.

Operasi penggantian pinggul memiliki tingkat


keberhasilan yang sangat tinggi, dan dapat
menawarkan kualitas luar biasa dari peningkatan
hidup untuk beberapa pasien. Dokter mungkin
merekomendasikan hal ini jika Anda memiliki
kerusakan pinggul dan rasa sakit yang terapi fisik,
obat-obatan, dan olahraga tidak membantu.
Dalam rangka tepat mempertimbangkan penggantian
pinggul, pasien harus diberitahu mengenai mekanisme
sendi panggul dan pilihan yang tersedia untuk perawatan.
Bagian dari Joint Hip Anda

Sendi panggul adalah sendi bola umum terdiri dari hanya


dua tulang, kepala femur (tulang paha) dan soket
(acetabulum). Femur memiliki kepala, leher dan
trochanters, besar di sisi luar dan lebih rendah di sisi
bawah bagian dalam yang merupakan poros. Tulang
sendiri memiliki cangkang luar yang keras, korteks,
dengan di dalam rongga. Sekitar sendi adalah jaringan lain
termasuk tulang rawan artikular, ligamen yang berbeda,
membran sinovial dan kapsul fibrosa.
Untuk beberapa pasien, penggantian pinggul
total tidak mungkin menjadi solusi terbaik
untuk nyeri pinggul mereka karena bisa berarti
kemungkinan satu atau lebih revisi yang
diperlukan di kemudian hari. Hip resurfacing,
bagaimanapun, daun lebih banyak tulang di
tempat pembuatan revisi lebih mudah.
Rehabilitasi Penggantian Pinggul Total (THR)
PascaOperasi
Rehabilitasi mengikuti THR penting karena beberapa
alasan. Pertama, rasa sakit yang lama dengan
osteoartritis membuatnya lebih sulit untuk
berpartisipasi dalam hobi dan bersosialisasi
tertentu. Karena itu, tubuh kita menjadi dekondisi
dan kita dapat menjadi takut akan gerakan,
mengakibatkan hilangnya fungsi lebih lanjut.
Rehabilitasi setelah operasi Anda adalah bagian
penting untuk kembali ke kegiatan yang Anda sukai.
Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Mobilisasi
Posisi pasien berbaring diatas bed, mobilisasi pada
fase 1 adalah ankle pumping: Latihan untuk
mengurangi pembekakan dan penggumpalan darah
di sekitar area yang sakit maka dilakukan salah satu
latihan mobilisasi yaitu ankle pumping yang
dilakukan secara aktif dengan menggerakkan kaki
ke atas dan kebawah dan dilakukan sebanyak 1 kali
8 hitungan dengan 10 kali pengulangan setiap
latihan.
Kemudian pada fase ke 2 adalah active asisted ring
of motion (AAROM): Latihan ini bertujuan untuk
menambah ROM dimana otot penggerak
memerlukan bantuan dari terapis. Posisi pasien
berbaring dan tengkurap diatas bed, kemudian
terapis membantu pasien menggerakkan gerakan
hip (fleksi, ekstensi, abduksi, eksorotasi) dan knee
(fleksi dan ekstensi). Setiap pergerakan dilakukan
sampai pada kemampuan pasien sebanyak 5 kali
pengulangan. Latihan ini dimulai dari awal terapi.
2. Stretching
Adapun tujuan dari latihan ini adalah mencegah
terjadinya pemendekan otot (kontraktur),
meningkatkan ROM dan fleksibilitas. Posisi pasien
berbaring dan tengkurap diatas bed, kemudian
terapis mengulur otot penggerak hip (fleksi,
ekstensi, abduksi dan eksorotasi) dan knee (fleksi
dan ekstensi) dengan cara menggerakkan secara
pasif sampai batas kemampuan pasien. Masing-
masing gerakan dilakukan pengulangan sebanyak
3 kali. Latihan ini dimulai dari awal terapi.
3 Muscle Strengthening
Latihan pengutaan otot yang diberikan adalah static
contraction. Latihan ini untuk menjaga fleksibilitas pasien dan
untuk meningkatkan kekuatan otot ekstremitas bawah. Posisi
pasien berbaring diatas bed kemudian di bawah lutut diberikan
gulungan handuk, pasien diminta untuk menekan gulungan
tersebut kemudian ditahan sampai delapan kali hitungan.
Lakukan sebanyak lima kali delapan hitungan, kemudian setelah
selesai lakukan hal yang sama pada tumit. Latihan ini dimulai
dari awal terapi.
Posisi pasien tengkurap diatas bed, pasien diminta untuk
mengangkat tungkai secara bergantian, kemudian ditahan
sebanyak delapan hitungan, lakukan sebanyak tiga kali
pengulangan pada setiap tungkai. Latihan ini dimulai pada
terapi ke 2.
4. Core Stability Exercise
Latihan ini dianggap sebagai latihan rehabilitasi
dasar untuk meningkatkan core dan stabilisasi
tulang belakang.
• Superman
Latihan ini dilakukan dengan posisi pasien tengkurap
dengan mengulurkan tangan ke depan sampai
melewati kepala (superman). Pasien diminta
mengangkat kedua lengan dan kedua tungkai secara
bersamaan semampu pasien. Tahan gerakan selama 3
detik dan kemudian kembali ke posisi awal. Ulangi
gerakan sebanyak 10 kali.
• The Hip Bridge Exercise/Supine Bridge
Latihan ini dilakukan dengan posisi pasien tidur
terlentang dengan fleksi hip dan knee kemudian pasien
diminta mengangkat pantat. Posisi dipertahankan
selama 8-15 detik dengan tetap mempertahankan
kontrol posisi. Latihan ini dimulai pada terapi ke 3.

• Latihan ambulasi
Latihan ambulasi diawali dengan miring ke kanan dan
kemudian tengkurap, terapis memberikan bantuan
fiksasi pada tungkai kiri, latihan ini dilakukan pada
terapi ke 2. Kemudian pada terapi ke 3 ditambah
dengan duduk dan berdiri.
• Latihan ambulasi dengan alat bantu
Latihan ini dilakukan secara progresif dengan
memperhatikan kondisi pasien, yang pada
terapi ke 3 berjalan menggunakan walker dan
hanya beberapa langkah dari bed. Dilanjutkan
pada terapi ke 4 ditambah dengan langkah
yang lebih banyak dari terapi ke 3. Kemudian
pada terapi ke 5 menggunakan kruk kemudian
berjalan disekitar ruangan, begitu pula pada
terapi ke 6.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Post-Operative Exercises Weeks 1-4 for Total Hip
Replacement
Post-Operative Exercises Weeks 4-6 for Total Knee
Replacement

Anda mungkin juga menyukai