TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
1. Definisi
a. Fraktur
struktur tulang.
terjadi pada tulang femur sebelah kanan 1/3 bagian distal (Shewring,
1992).
tersebut tidak dapat direduksi secara cukup dengan close reduction, untuk
Internal fixasi yang digunakan pada kasus ini berupa plate and screws
yang merupakan sebuah lempengan besi dan berupa sekrup yang dipasang
4
5
2. Anatomi Fungsional.
bursa dan diskus yang memungkinkan gerakan sendi ini menjadi luas,
sendi ini juga diperkuat oleh otot-otot besar dan berbagai ligament
dan m.semi tendinosus. Untuk gerak rotasi pada sendi lutut dipelihara oleh
sejajar, sehingga pada posisi ini sendi kurang stabil. Di sebelah medial dan
lateral sendi lutut terdapat ligament collateral medial dan lateral. Ligament
ligament ini menahan bergesernya tibia ke depan dari posisi fleksi lutut
pada kapsul sendi. Meniskus medialis berbentuk seperti cincin terbuka “C”
dan meniscus lateralis berbentuk cincin “O”. Meniskus ini akan membantu
kasus fraktur supracondylar femur terjadi patah pada bagian atas daripada
b. Sistem otot
1) Musculus semitendinosus
Inervasi : n. Tibialis
2) Musculus semimembranosus
Inervasi : n. Tibialis
3) Musculus gastrocnimeus
4) Musculus gracilis
5) Musculus sartorius
tibiae.
Insertio : Patella
Untuk sistem otot lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3 dan 4
Gambar 3. Otot-otot sendi lutut dilihat dari posterior (Putz, R dan Pabst, R. 2002)
13
paha.
Menurut Fick, rotasi lutut maksimal yaitu sebesar 500 terjadi pada
saat lutut fleksi 900. Gerakan rotasi juga sangat penting dalam gerakan
fleksi dan ekstensi lutut. Pada saat gerakan ekstensi mendekati akhir gerak
sebaliknya sewaktu gerakan awal fleksi (150 – 200) akan terjadi rotasi
3. Etiologi
biasanya disebabkan saat jatuh dengan lutut ter hempas ketanah atau saat
Pada kasus yang saya angkat ini fraktur supracondylar femur dextra
sepeda motornya dengan spontan melewati lampu hijau, namun tiba-tiba dari
arah kiri ada sebuah mobil box yang menerobos lampu merah dengan cepat
sehingga pasien terkejut dan berusaha untuk menghindari mobil tersebut tetapi
karena jarak yang terlalu dekat akhirnya lutut kanan pasien menabrak
belakang mobil tersebut sehingga pasien terjatuh dan tidak sadarkan diri pada
4. Patologi
jaringan dan organ tubuh yang menyebabkan, atau disebabkan oleh fungsional
penyakit (Dorland, 2002). Pada pemasangan plate and screw akan mengalami
antara lain: fraktur secara langsung memisahkan sebagian besar kapiler yang
berjalan longitudinal dalam tulang keras dan segera fragmen fraktur akan
dengan aliran darahnya, osteochyt dengan permukaan fraktur akan mati, tapi
ini terjadi setelah 24 jam terjadi perpatahan pada tulang (Adam, 1992).
a. Hematoma
suatu proses perdarahan dimana darah pada pembuluh darah tidak sampai
pada permukaan fraktur yang tidak mendapat suplai darah akan mati
sepanjang satu atau dua millimeter. Setelah 24 jam suplai darah ke area
b. Proliferasi
adalah proses dimana jaringan seluler yang berisi cartilago keluar dari
c. Pembentukan callus
d. Konsolidasi
celah-celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini
ádalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan, sebelum
e. Remodeling
atau tersambung dengan baik. Pada tahap ini tulang semakin menguat
Tanda dan gejala klinis yang ditemukan pada pasien fraktur dapat
a. Dilihat
tetapi hal yang penting adalah apakah kulit itu utuh. Kalau kulit robek dan
b. Dipegang
perlu juga memeriksa bagian dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk
memerlukan pembedahan.
c. Digerakan
sendi di bagian distal dari cidera. Akan timbul tanda dan gejala akibat
1) Rasa nyeri pada luka terbaka pada daerah lutut dan bekas incisi pasca
operasi
sakit.
a. Infeksi
dengan udara diluar dan luka bekas operasi yang tidak steril sehingga
dan nerve injury yaitu kelumpuhan saraf karena saraf terluka akibat
b. Kerusakan kulit
kulit, yang bila dibiarkan terus menerus dapat mengakibatkan ulkus tekan
20
1) Derajat I : Bila terdapat hubungan dengan dunia luar timbul luka kecil,
keluar.
3) Derajat III : Lukanya lebih luas dari derajad II, lebih kotor dan
c. Avascular nekrosis
prognosis gerak dan fungsi yang baik jika pasien secepat mungkin di bawa ke
rumah sakit setelah trauma untuk mendapatkan penanganan yang tepat oleh
tim medis dan pasien pasca operasi segera mendapatkan penanganan dari
LGS, dan penurunan kekuatan otot dapat diatasi, serta kontraktur dan
kekakuan sendi dapat dicegah. Prognosis gerak dan fungsi akan buruk apabila
fisioterapi.
a. Quo ad vitam
Pada kasus fraktur ini dikatakan baik jika tidak ada komplikasi yang
b. Quo ad sanam
Quo ad sanam pada kasus ini dikatakan baik jika telah direposisi
dan difiksasi dengan baik sehingga fragmen yang fraktur akan stabil dan
c. Quo ad fungsionam
d. Quo ad cosmeticam
setelah operasi. Dilihat dari bentuk yang baik, tetapi pada kondisi fraktur
1. Impairment
suatu keluhan yang dirasakan oleh pasien yang berhubungan dengan penyakit
penderita.
23
cairan exudat dari pembuluh darah akan masuk kejaringan interstitial yang
untuk mengukur nyeri adalah Verbal Descriptive Scale (VDS) yaitu cara
skala nyeri lalu pasien diminta untuk menyebutkan seberapa nyeri yang
c. Penurunan LGS
bergerak dengan LGS penuh. Akibat adanya nyeri dan oedema didaerah
Jika hal ini dibiarkan lama akan menimbulkan jaringan fibrotik yang
cukup lama disebabkan adanya oedema dan nyeri sekitar fraktur dan
2. Fungsional limitation
3. Participation restriction
kasus post orif fraktur supracondylar femur dextra adalah dengan infra merah dan
terapi latihan.
1. Infra Merah
a. Definisi
1) Gelombang panjang
0,5 mm.
2) Gelombang pendek
b. Efek fisiologis
keseluruh tubuh.
metabolisme.
c. Efek terapeutik
pengurangan nyeri.
2) Relaksasi otot
setempat.
melalui keringat.
d. Indikasi
1) Penyakit kulit
e. Kontra indikasi
2. Terapi latihan
post orif yaitu memulihkan fungsi, bukan hanya bagian pada yang mengalami
oedem dan nyeri serta menjaga kekuatan otot agar tidak terjadi atrofi.
29
kekuatan dari luar dan bukan kontraksi otot yang disadari. Kekuatan dari
luar tersebut berasal dari mesin, orang lain atau bagian tubuh lain dari
individu itu sendiri (Kisner,1996). Teknik latihan gerakan pasif terdiri dari
dorongan pada akhir gerakan sampai batas nyeri tak tertahankan untuk
otot–otot anggota tubuh itu sendiri (Kisner, 1996). Latihan gerakan aktif
dapat memacu reaksi pumping action otot yang membantu cairan oedema
bantuan (free active exercise), latihan gerak aktif dengan bantuan (assisted
active exercise) dan latihan gerak aktif melawan tahanan (resisted active
30
exercise). latihan gerak aktif tanpa bantuan adalah gerakan yang dilakukan
oleh penderita sendiri tanpa mendapat bantuan maupun tahanan dari luar,
tetapi dilakukan melawan gravitasi. Hal ini dapat membuat sirkulasi darah
oedema maka nyeri juga akan berkurang. Sedangkan latihan gerak aktif
d. Hold relax
darah yang besar dan darah yang mengalir kejaringan semakin besar dan