BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Kasus
Tendinitis patellaris adalah terjadinya rasa nyeri pada tendon patella yang
menghubungkan tempurung dengan tulang tibia, karena adanya peradangan yang
disebabkan oleh ketegangan otot yang terjadi secara terus - menerus.
c. Tendon patella
Tendon merupakan suatu jaringan yang kuat dan tidak elastis. Tendon ini
dibentuk oleh suatu jaringan yang yang terdapat serabut serabut kenyal dan serabut
kolagen. Jaringan ikat yang membentuk tendon adalah jaringan fibrosa yang sering
disebut dengan jaringan fibrosa putih, karna terbentuk dari serabut kolagen putih atau
serabut simpal putih yang mengkilat dan sifatnya lemas, kuat tetapi tidak elastic, serta
sedikit pembuluh darah. Tendon berfungsi sebagai penghubung antara otot dengan
otot atau suatu tulang dengan ikut membantu otot dalam menggerakkan sendi.
Tendon patella adalah lanjutan dari tendon quadriceps yang lurus, bergabung
dengan tempurung lutut dan tibia. Tendon tersebut beerasal dari inferior tulang patella
dan masuk ke tuberositas tibialis, ini memiliki panjang sekitar 6 cm dan lebar sekitar
3 cm.Tendon ini berfungsi untuk membantu otot quadriceps melakukan gerakan
extensi knee. Serta membantu gerakan aktif untuk mendorong individu dari tanah
dalam melakukan lompatan dan juga berfungsi dalam menstabilkan sendi lutut dalam
melakukan pendaratan.
Dengan demikian tendon ini berada dibawah jumlah stress yang besar
terutama pada individu yang secara aktif menambah ketegangan pada sendi lutut,
seperti pada atlit voliyang secara teratur melakukan olahraga yang melibatkan
perubahan arah dan gerakan melompat. Dengan regangan yang terus berulang maka
akan terjadi penekanan yang berlebihan yang mengakibatkan terjadinya degenerasi
kolagen yang akan mempengaruhi terjadinya peradangan pada tendon patella.
d. Struktur sendi
1) Ligament
Dalam sendi lutut terdapat ligament yang memperkuat sendi lutut, terdiri dari
ligamentum patellaris, ligamentum collateral medial, ligamentum collateral lateral,
ligamentum popliteum obliqum, ligamentum popliteum arcuatum, ligamentum
crusiatum anterior dan posterior.
2) Synovial
Dalam lutut terdapat synovial yaitu selaput pembungkus permukaan capsul
fibrosa, dan disini terjadi gerakan yang luas. Susunan ini terdiri dari articular capsul
dan synovial membrane yang membentuk cafum synovial. Synovial membrane
menghasilkan cairan synovial yang berfungsi sebagai pelican sendi, member makanan
pada articularis dan mengabsorbsi cartilage yang rusak dan benda asing yang ada
dalam persendian.
3) Bursa
Bursa yaitu lapisan yang terdapat diantara otot, ligament, dan tulang yang
fungsinya untuk mengurangi gesekan urat-urat disekitar lutut. Bursa yang terbesar
adalah bursa patellaris, prepatellaris infra patellaris, dan bursa cutaneus yang terletak
di daerah depan lutut, di bagian belakang terdapat bursa gastrocnimeus dan busa semi
membranosus. Dibagian media terdapat bursa arcerina dan bursa Sartorius.
4) Meniscus
Meniscus terdiri dari jaringan penyambung padat kolagen dan sel-sel seperti
tulang rawan. Meniscus juga terdiri dari meniscus medialis yang bebentuk semi
sirkularis dan bersatu dengan ligamentum collateral medial, dan meniscus lateralis
yang bentuknya hampir sirkular dan bersatu dengan legamentum collateral atau
capsular. Meniscus lateralis lebih banyak dari pada meniscus medialis.
e. Persyarafan
Persyarafan yang ada pada sendi lutut
adalah N.femoralis, N.iskiadikus, N.tibialis, dan N.fibularis
komunis. N.femoralis merupakan cabang pleksus lumbalis yang terbesar. Syaraf ini
muncul ditepi lateral m.psoas kemudian menuruni fosa iliaka dan lewat di
bawahligamentum inguinale. Di titik ini nervus terletak pada m.iliakus, yang
dipersyarafinya. Cabangnya dalam trigonum femoralis hanya sedikit lima centimeter
di bawah ligamentum inguinale. N.femoralis mempersyarafi bagian ruang anterior
paha. Devisi anterior memiliki dua cabang kutaneus dan cabang muskuler.
Cabang kutaneus n.kutaneus femoris medialisdan N.kutaneus femoris intermedius,
turut mensyarafi kulit permukaan medial dan posteriorpaha. Cabang muskuler
mempersyarafi m.sartorius dan m.pectineus.
Devisi posterior memiliki satu cabang kutaneus, N.saphenus, dan cabang
muskuler ke m.quadriceps. N.saphenus berjalan ke bawah dan medial,
menyilang A.femoris dari sisi lateral ke medial. Ia menembus fascia profunda pada
sisi medial sendi lutut, setelah muncul diantara tendon m.sartorius dan m.grasilis,
kemudian berjalan turun pada sisi medial tungkai bawah bersama V.saphena magna,
lalu berjalan ke depan maleolus medialis dan sepanjang tepian medial tungkai dan
kaki.
N.iskiadikus merupakan cabang dari lumbal empat dan sakrum tiga. Syaraf ini
melewati foramen iskiadika mayor di bawah m.piriformis dalam lapisan m.gluteus
maksimus. Di regio gluteal saraf ini lewat di atas m.gemelus superior, m.obturatorius
internus, dan m.gemelus inferior kemudian
diatas m.quadratus femoris dan m.adduktor magnus pada paha saat turun di garis
tengah.
N.iskiadikus terbagi menjadi cabang-cabang
terminal, N.tibialis dan N.fibularis komunis, biasanya tepat dibawah pertengahan
paha. N.iskiadikus memiliki dua cabang yaituN.tibialis dan N.fibularis
komunis. N.tibialis merupakan cabang terminal N.iskiadikus. Syaraf ini
melintasi fosa poplitea dari sisi lateral ke medial melalui bagian bawah arkus fibrosa
soleus dan, pada tungkai, turun bersama A.tibialis posterior. Syaraf ini
menyilangA.tibialis posterior dari medial ke lateral di pertengahan betis dan, bersama
denganA.tibialis, lewat dibelakang maleolus medialis dan kemudian di
bawah retinakulum muskulorum fleksorum pedis di mana syaraf ini turut
mensyarafi articulasio genus,m.gastroknemius, dan otot-otot profunda di bagian
belakang tungkai.
N.fibularis komunis merupakan cabang terminal N.iskiadikus. Syaraf ini
melewati sisi medial tendon biseps sepanjang batas superolateral fosa poplitea.
Syaraf ini melengkung di sekeliling kolum fibula dan, dalam m.peroneus
longus dimana syaraf ini turut mensyarafi articulasio genus, juga mensyarafi kulit di
atas dua pertiga lateral tungkai dan seluruh dorsum kaki.
f. Peredaran Darah
Kebutuhan nutrisi pada sendi lutut di pasok oleh arteri-arteri pada tungkai
(pembuluh darah arteri tungkai). A.femoralis memasuki paha melalui bagian
belakangligament inguinale, dan merupakan lanjutan A.illiaca
externa. A.femoralis merupakan pemasok darah utama bagi
tungkai. A.femoralis berjalan turun hampir vertikal ketuberkulum adduktorum dan
berakhir pada lubang dalam m.abduktor magnus dan memasuki spatia
poplitea sebagai A.poplitea. A.poplitea bercabang menjadi tiga yaituA.tibialis
anterior, A.tibialis posterior, dan A.peroneus. A.tibialis anterior menjalar ke bawah
menjadi A.arcuota, sedangkan perjalanan dari A.tibialis
posterior dan A.peroneusmenjadi A.dorsalis pedis.
Arteri profunda femoris adalah arteri besar yang timbul dari sisi lateral
A.femoralisdalam trigonum femorale, kurang lebih empat centimeter di
bawah ligament inguinale. Arteri ini keluar dari ruang anterior paha melalui
bagian belakang m.abduktor longus, berjalan turun di antara m.abduktor
longus dan m.abduktor brevis, kemudian menujuabduktor magnus, tempat
berakhirnya A.profunda femoris sebagai perforans ke empat.A.profunda
femoris bercabang menjadi A.cirkumfleksa femoris medial, A.cirkkumfleksa femoris
lateral, tempat A.perforantes. Sisa hasil metabolisme akan di bawa kembali ke
jantung oleh pembuluh darah vena.
g. Persendian
Stabilitas sendi lutut yang lain adalah ligamentum. Ada
beberapa ligamentum yang terdapat pada sendi lutut antara lain :
(1) ligamentum crusiatum anterior, yang berjalan dari depan eminentia
intercondyloidea tibia, ke permukaan medial condylus lateralis femur,fungsi
menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia ke depan,
(2) ligamentumcrusiatum posterior, berjalan dari facies lateralis condylus
medialis femoris, menuju fossa intercondyloidea tibia, berfungsi menahan
bergesernya tibia, ke arah belakang, (3)ligamentum collateral lateralle yang berjalan
dari epicondylus lateralis ke capitulum fibulla, yang berfungsi menahan
gerakan varus atau samping luar, (4) ligamentumcollateral mediale tibia (epicondylus
medialis tibia), yang berfungsi menahan gerakanvalgus atau samping dalam dan
eksorotasi, dan secara bersamaan ligament collateral juga berfungsi menahan
bergesernya ke depan pada posisi lutut fleksi 90 derajat, (5) ligamentum
popliteum abligum, berasal dari condylus lateralis femoris menuju
ke insertio musculus semi membranosus melekat pada fascia musculus
popliteum, (6) ligamentum transversum genu, membentang pada permukaan anterior
meniscus medialis dan lateralis. Semualigament tersebut
berfungsi sebagai fiksator dan stabilisator sendi lutut. Tranversum genu di
sampingligament ada juga bursa pada sendi lutut. Bursa merupakan kantong yang
berisi cairan yang memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan
dibatasi oleh membran synovial. Ada beberapa bursa yang terdapat pada sendi lutut
antara lain : (1) bursa popliteus, (2) bursa supra patellaris, (3) bursa infra
patellaris, (4) bursa subcutan prapatellaris, (5) bursa sub patellaris, (6) bursa
prapatellaris.
h. Pergerakan
Pada sendi lutut terdapat tiga hubungan persendian, masing-masing tibio
femoral joint, patello femoral joint dan superior tibio fibular joint. Dari
ketiga hubungan persendian tersebut diatas maka tibio femoral joint mempunyai
gerak yang luas dan nyata seperti flexidan extensi disamping gerakan
asesori, abduksi, adduksi, rotasi, posteroanterior / anteroposterior.
Pada patello femoral joint terjadi gerakan-gerakan longitudinale cephal /
caudal danmedial / lateral tranversal. Sedangkan pada superior tibio fibular
joint terjadi gerakanantero posterior dan longitudinale.
Pada sendi lutut terdapat 4 (empat) ligamentum, masing-masing ligamentum
kollateral medial dan lateral, ligamentum krusiatum anterior dan
posterior. Dipandang dari arah anteroposterior, sendi lutut tidak lurus tetapi bengkok
kelateral kira-kira 170 derajat (Varus) dan ini berbeda-beda pada setiap individu. Bila
seseorang berdiri tegak dengan kaki rapat, kedua corpus femur dan tibia mempunyai
kecondongan ke lateral dimana tulang femur lebih condong dari pada tibia, pada
posisi diatas permukaan sendi horizontal. Tetapi lebih renggang, corpus tibia yang
tegak lurus dan permukaan sendi akan lebih miring. Gerakan sendi lutut sangat
ditentukan oleh bentuk permukaan sendi dan kekuatan ligamentum
kollateral mencegah gerakan lutut ke lateral,ligamentum krusiatum untuk stabilisator
pada posisi flexi, untuk mencegah / menjaga terjadinya pemelesetan sendi ke arah
anterior dan posterior. Aksis gerakan fleksi dan ekstensi terletak di atas permukaan
sendi melewati condylus femoris. Untuk gerakan rotasi aksisnya longitudinal pada
daerah condylus medialis femoris.
Biomekanik Gerak Lutut Pada Pemain Voli
Knee jumper adalah cedera olahraga umum kronis yang terletak di sekitar
sendi lutut pada tendon patela, terutama di bola voli, dimana selama
melompat tinggi kecepatan pergerakan yang dikombinasikan dengan pembangunan
kekuatan. Banyak pemain menderita knee jumper atau memiliki riwayat knee jumper
itu. Hal ini sebagian besar mengarah ke defisit kelembutan, rasa sakit dan fungsional,
yang dapat menghasilkan tingkat kinerja yang rendah, tidak adanya pelatihan, atau
bahkan dapat menjadi penyebab utamaknee jumper. Gerakan pola kelompok yang
berbeda dari pemain bola voli diukur dan dianalisis dengan metode biomekanik untuk
menemukan faktor risiko yang mungkin dalam teknik melompat atau arahan untuk
pengembangan knee jumper itu. Untuk mempelajariteknik hubungan antara melompat
dan mendarat dan memiliki knee jumper ini, orang melakukan pendaratan penurunan
melompat dari beberapa ketinggian, saat menyerang melompat spike
dan melompat saat blok. Salah satu faktor risiko utama yang mungkin untuk
pengembangan knee jumper di voli tampaknya kurang fleksi sendi selama bagian
pertama dari dampak mendarat setelah melompat (teknik pendaratan kaku). Hal ini
menyebabkan tingginya kekuatan di sekitar sendi lutut, dan dapat menyebabkan
microtrauma kumulatif pada tendon patela, dengan knee jumper sebagai hasilnya.
3. Patologi
Untuk mencapai hasil yang di harapkan, seorang fisioterapis juga harus
mengerti mengenai patologi dan kondisi tersebut. Patologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang perubahan perubahan struktur anatomi dan fisiologi alat tubuh
yang sakit, mulai dan tingkat molekuler sampai pengaruh nya yang tampak pada
individu.
a. Etiologi
Adapun penyebab tendininis patellaris yaitu trauma, kelelahan otot-otot
disekeliling sendi lutut dan penggunaan sendi yang berlebihan.
1) Trauma
Dengan adanya trauma pada sendi lutut pada saat melompat, kemungkinan
akan terjadi cedera, yang disebabkan oleh penarikan pada tendon yang berlebihan
sehingga terjadi perobekan pada tendon patella.
2) Kelelahan otot-otot disekeliling sendi lutut
Keseimbangan sendi lutut baik dalam sikap berdiri, melompat dan berjalan
dihasilkan oleh kekuatan atau kerja otot disekeliling lutut, bila terjadi kelelahan yang
belebihan pada otot-otot tersebut terutama otot bagian flexor dapat mengakibatkan
kesalahan keseimbangan pada sendi lutut. Sehingga otot otot tersebut tidak dapat
berkontraksi karena kurangnya pergerakan pada daerah lutut.
3) Penggunaan sendi berlebihan
Dalam hal ini daya tahan cartilago articularis lama-kelamaan akan berkurang
karena terus menerus dari berat badan.
Hal yang paling berpengaruh dalam terjadinya tendinitis patella adalah
aktifitas melompat yang terus-menerus pada saat atlit bermain.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi terjadinya cedera Terbagi atas dua
faktor utama, yaitu :
a) Faktor-faktor intrinsik (Ferretti 1986) : (1) Sex, Pria lebih sering terkena (rasio 6:1),
(2) Umur, rentan terkena cedera Usia 18-30 tahun, (3) Keterpaduan lutut,Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa fleksibilitas yang lebih rendah dari paha depan dan
otot hamstring dapat berkontribusi bagi pengembangan tendinitis patella dalam
populasi atletik Sudut longitudinal otot paha depan, (4) Posisi tempurung lutut, (5)
Gerakan rotasi tibia / femoralis dan (6) Stabilitas lutut.
Selain itu terjadinya tendinitis patella juga memiliki hubungan dengan
kekakuan group otot hamstring dan group otot quadriceps (Writvrouw et al. 2001) dan
sudut fleksi lutut pada saat tekanan terjadi (Richards et al. 1996)
b) Faktor-faktor ekstrinsik (Ferretti 1986) : (1) Kerasnya permukaan tempat bermain
(Semen 38% Parket 4% Linoleum 23%), (2) Panjang sesi pelatihan.
Sedangkan menurut Bassett et al. (1990) cedera ini dipengaruhi oleh
a) besarnya gaya terapan
b) durasi beban
c) sudut fleksi lutut selama tekanan terjadi
b. Perubahan Patologi
Bila tendon patella mengalami radang maka akan di ikuti proses radang di
sekitar tendon tersebut.
Proses radang ditandai fase fase yaitu fase inflamasi respon ( 0 4 ) ditandai
adanya tanda inflamasi, respon sel berupa pelepasan leukosit dan sel phagocytic
lainnya, reaksi vascular terjadi pembekuan darah dan peningkatan jaringan fibrin,
pada fase ini mulai terjadi penutupan luka.
Fase fibroflactic refair ( 5 6 minggu ) terjadi proses ploriferasi dan
regenerasi secara aktif dimulai dengan terbentuknya jaringan granulasi yang
kemudian menjadi kolagen. Terjadi proses profilerasi dimana kolagen menjadi lebih
solid dan kuat. Pada fase initiatives jaringan sudah mulai berfungsi.
Fase remodeling merupakan proses yang lama. Proses ini terjadi realignment
atau remodeling dari jaringan kolagen. Proses penguraian dan sintesa kolagen menjadi
suatu jaringan yang kuat dan teratur. Biasanya dalam 3 minggu jaringan yang kuat,
elastic, dan tanpa perdarahan sudah terjadi.
c. Tanda dan gejala
1) Adanya rasa nyeri pada daerah lutut.
Nyeri merupakan tanda peringatan terhadap organism untuk berhenti atau
menghindar dari aktifitas yang dapat merusak dan membiarkan proses regenerasi
berlangsung (Gnattz, 1995). Rasa nyeri yang dikeluhkan pada daerah lutut terjadi
akibat kerusakan dan gangguan pada ujung ujung saraf yang mengalami penekanan.
2) Spasme otot quadriceps femoris, hamstring dan gastrocnimeus.
Spasme otot otot pada daerah lutut terjadi karena adanya penarikan yang
terlalu kuat pada jaringan lunak secara spontan atau tiba tiba atau adanya
peningkatan ketegangan jaringan lunak pada daerah lutut sehingga akan menimbulkan
rasa nyeri pada daerah lutut tersebut.
3) Keterbatasan gerak dari jongkok ke berdiri.
Keterbatasan gerak sendi lutut terjadi karena adanya nyeri, bengkak sehingga
penderita akan cenderung mempertahankan sendi lutut untuk tidak bergarak dan otot
otot penggerak sendi lutut dalam keadaan memendek sehingga akan terjadi
kontraktur. Dengan adanya kontraktur pada otot penggerak sendi lutut maka akan
terjadi penurunan lingkup gerak sendi pada sendi lutut (Saleem, 1995).
4) Kesemutan (neuropati) pada daerah lutut.
Kebas kebas atau kesemutan pada daerah lutut terutama pada tendon patella
yang mengalami kerusakan terjadi akibat penyempitan dan penekanan pada ujung
ujung saraf.
5) Rasa nyeri ketika meluruskan kaki.
Keterbatasan gerak sendi lutut terjadi karena adanya nyeri sehingga penderita
akan cenderung mempertahankan sendi lutut untu tidak bergerak, sehingga ketika
lutut digerakkan extensi nyeri akan terjadi.
d. Diagnosa
Untuk menegakkan diagnose pada penderita tendinitis patellaris diperlukan
beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan didapat dari anamneses yang cermat, pengamatan
dan test khusus agar tidak mengalami kesalahan dalam diagnosis. Diagnosis pada
tendinitis patellaris dapat berupa keterbatasan gerak dari jongkok ke berdiri karena
adanya rasa nyeri. Test khusus yang digunakan pada kasus ini adalah gerakan
isometrik melawan tahanan pada gerakan extensi lutut, apabila ditemukan adanya rasa
nyeri pada daerah depan lutut maka positif terjadinya tendinitis patella. Selain itu
diperlukan adanya pemeriksaan penunjang yaitu dengan MRI.
e. Diagnosa banding
1) Soff tissue swelling (pembengkakan pada jaringan lunak sendi).
2) Chondromalacia patella.
Pembebanan yang terlalu berat dan bersifat kronis dapat mengakibatkan
kelainankelainan degeneratif didalam lapisan tulang rawan pada patella bagian
belakang atau didalam tulang rawan persendian condylus femoris ( terutama yang
lateral). Kelainan-kelainan degeneratif ini sering terjadi dalam hal arthrosis (melunak,
pembentukan fissura, fregmentasi, orosi yang disertai eksposisi tulang subkontral)
yang sering mengenai tulang rawan. Bila terjadi iritasi maka akan timbul hydrops atau
penumpukan cairan.
3) Tendopati Insersi quadriceps
Penderita mengeluh tentang adanya rasa sakit di daerah patella, yang
bertambah sakit bila membungkuk, jongkok, berlutut dan melakukan gerakan-gerakan
seperti naik turun tangga, bersepeda dan lainnya. Dalam pemeriksaan timbulnya nyeri
jika dilakukan gerakan extensi yang ditahan dan juga flexi pasif. Apabila di palpasi
maka akan ditemukan suatu daerah atau atau yang biasanya terbatas dengan rasa nyeri
tekan pada sisi patella.
f. Komplikasi
1) Stif joint pada sendi lutut.
Stif joint pada sendi lutut dapat disebabkan oleh beberapa factor yang antara
lain yaitu dengan adanya rasa nyeri yang dirasakan penderita sehingga penderita sulit
untuk menggerakkan sendi lutut dan ketika hal ini berlangsung lama akan terjadi
perlenggketan jaringan dan kekakuan sendi lutut.
2) Contraktur pada daerah lutut.
Kontraktur dapat terjadi akibat keterbatasan gerak pada sendi lutut sehingga
penderita cenderung mempertahankan sendi lututnya untuk tidak bergerak yang
kemudian otot-otot disekitar lutut melemah dan mengalami pemendekan.
3) Penurunan kekuatan otot quadriceps femoris, hamstring dan gasrocnimeus.
Tidak adanya pergerakan yang maximal dari sendi lutut akibat nyeri yang
dirasakan akan menimbulkan kontraksi otot akan berkurang, hal ini akan membuat
otot-otot akan mengalami kelemahan.
g. Prognosis
Pada kasus ini mempunyai prognosis yang baik, jika atlit mendapatkan
perawatan yang cepat dan intensif. Prognosa dapat berupa qua ad sanam baik, qua ad
vitam baik, qua ad cosmetica baik dan qua ad fungsional baik.