Anda di halaman 1dari 22

Nama : Wahdi Fannani

NIM : 201810490311104

Kelas : FISIOTERAPI ‘C

PAPER ANATOMI TERAPAN


A. PEMAHAMAN ANATOMI TERAPAN

 ANATOMI JARINGAN
 Tulang
 Otot
 Ligamentum
 Tendon
 Persyarafan
 Persendian
 Meniscus
 Bursa
 Capsule
 ANATOMI FUNGSI
 Posisi Anatomi
 Palpasi Anatomi
 Fungsi Secara Anatomi
 TULANG & STRUKTUR
1) Epiphysis : Tulang yang berada di ujung dan berbentuk bulat di tulang panjang yang
membuat sendi.
2) Diaphysis : Bagian yang berada ditengah-tengah tulang panjang dan disinilah
metaphysis berada.
3) Metaphysis : Daerah atau bagian tulang yang melebar yang tempatnya tepat dibawah
Epiphysis yang dimana lempeng pertumbuhan ditemukan yaitu sbuah lempeng
pertumbuhan.
 LIGAMENT
Ligament adalah suatu pita yang menghubungkan diantara tulang-tulang dan yang
mendukung untuk memperkuat persendian. Fungsi dari Ligament ini yaitu sebagai
stabilisasi pasif dan menjaga tulang kerangka yang mencegah dari gerakan yang di luar
batas kemampuan. Ligament ini sangat kuat, ligament ini dapat ditarik dan juga dapat
robek.
 TENDON
Tendon adalah jaringan ikat yang berserat yaitu untuk menghubungkan otot dengan
tulang dan jaringan ini sangat kuat untuk menahan tegangan dan juga jaringan ini sama
dengan ligament.
 OTOT
Otot adalah suatu jaringan yang kuat di dalam tubuh manusia yang fungsinya untuk alat
bergerak aktif yang untuk menggerakkan tulang dan otot dibagi menjadi 3 yaitu otot
polos, otot lurik, dan otot jantung.
B. ANATOMI TERAPAN SHOULDER

 POTENSI-POTENSI
 Potensi Dislokasi dan Subluksasi
 Tulang Berpotensi Fraktur
 GERAKAN-GERAKAN
 Fleksi
 Ekstensi
 Hiperekstensi
 Abduksi
 Adduksi
 Circumduksi
 Lateral Rotasi
 Medial Rotasi
 Horizontal Abduksi
 Horizontal Adduksi
 Scaption
 GLENOHUMERAL JOINT
Yaitu gabungan antara tulang humeri dan glenoid cavity yang cekungan menghadap ke
lateral dimana caput humeri yang bentuknya cembung dapat masuk dan dapat terhubung.
 SENDI ACROMIOCLAVICULARE
Sendi kecil yang berada dibagian atas bahu yang diantara tulang acromion dan clavicula
yang berfungsi untuk mengangkat lengan keatas kepala.
 SENDI STERNOCLAVICULAR
Sambungan antara manubrum sterni dengan bagian medial clavicular yang
memungkinkan pergerakan clavicula di tiga bidang. Gerakan elevasi dan depresi. Otot
tidak bekerja secara langsung pada persendian ini meskipun aksi korset scapula akan
menyebabkan gerakan pada artikulasi ini.
 SENDI SCAPULOTHORACAL
Sendi yang ada diantara tulang scapula dan thoracal yang gerakannya berkaitan dengan
protraksi, retraksi, elevasi dan depresi serta rotasi
 OTOT DELTOID
1) Deltoid Anterior
 Origo : Sepertiga lateral osteo clavicular
 Insersio : Deltoid Tuberosity
2) Deltoid Midle
 Origo : Acromion proc.
 Insersio : Deltoid Tuberosity
3) Deltoid Posterior
 Origo : Spina Scapula
 Insersio : Deltoid Tuberosity
 OTOT SUPRASPINATUS
 Origo : Supraspinous fossa scapula
 Insersio : Greater tubercle humerus
 OTOT INFRASPINATUS
 Origo : Infraspinous fossa scapula
 Insersio : Greater tubercle humerus
 OTOT TERES MINOR
 Origo : Axillary border scapula
 Insersio : Greater tubercle humerus
 OTOT SUBSCAPULARIS
 Origo : Subscapular fossa scapula
 Insersio : Lesser tubercle humerus
 OTOT PECTORALIS MAJOR
 Clavicular Portion
 Origo : Sepertiga medial clavicular
 Insersio : melekat sisi lateral sulcus bicibitalis
 Sternal Portion
 Origo : Sternum, Cartilago costa 1-6
 Insersio : Melekat sisi lateral sulcus bicibitalis
 OTOT CORACOBRACHIALIS
 Origo : Coracoid proc. Scapula
 Insersio : Sepertiga medial os humerus
C. ANATOMI TERAPAN ELBOW COMPLEX
 FUNGSI
Berfungsi sebagai mobilitas dan stabilitas yang memberikan control dan stabilitas lengan
atas dan lengan bawah dan fasilitasi gerak motorik halus pada gerak tangan.
 LIGAMENT
 Radial collateral ligament
 Annular ligament of radius
 Ulnar collateral ligament
 Anterior bundle of ulnar collateral ligament
 BRACHIALIS MUSCLE
 Origo : Distal half of humerus, anterior surface
 Insersio : Coronoid process and ulnar tuberosity of the ulna
 BICEPS BRACHII MUSCLE
 Origo : Long head, supraglenoid tubercle of scapula,short head, coracoid process
of scapula
 Insersio : Radial tuberosity of radius
 BRACHIORADIALIS MUSCLE
 Origo : Lateral supracondylar ridge on the humerus
 Insersio : Styloid process of the radius
 TRICEPS MUSCLE
 Origo : Long head : Infraglenoid tubercle of scapula
Lateral head : Inferior to greater tubercle on posterior humerus
Medial head : Posterior surface of humerus
 Insersio : Olecranon process of ulna
 ANCONEUS TERES MUSCLE
 Origo : Lateral epicondyle of humerus
 Insersio : Lateral and inferior to olecranon process of ulna
 PRONATOR TERES MUSCLE
 Origo : Medial epicondyle of humerus and coronoid process of ulna
 Insersio : lateral aspect of radius at this midpoint
 PRONATOR QUADRATUS MJSCLE
 Origo : Distal one-fourth of ulna
 Insersio : Distal one-fourth of radius
 SUPINATOR MUSCLE
 Origo : Lateral epicondyle of humerus and adjacent ulna
 Insersio : Anterior surface of the proximal radius
 GERAKAN-GERAKAN
 Fleksi
 Ekstensi
 Pronasi
 Supinasi
 GANGGUAN PADA ELBOW
 Supra condylar fracture
Disebabkan jatuh menumpu dengan tangan yang posisinya salah
 Tennis elbow
Sering terjadi pada pemain tennis karena terlalu banyak beban sehingga dapat
menyebabkan nyeri di elbow
 Golfer’s elbow
Sering terjadi pada pemain golf dan penyebabnya hamper sama dengan tennis
elbow
D. ANATOMI TERAPAN WRIST

 WRIST HAND AND FINGER


Tersusun dalam kesatuan fungsi yang kompleks, merupakan terminal fungsi sebagai
organ komunikator,sensor maupun motor dengan ROM luas dan bervariasi serta mudah
cidera. Wrist Hand and Finger terdiri dari atas 28 tulang, 30 sendi, 19 otot instrinsik dan
20 ekstrinsik.
 SUSUNAN TULANG
 Scaphoid
 Trapezium
 Trapezoid
 Capitatum
 Hamatum
 Pisiform
 OTOT-OTOT
 Otot flexor carpi ulnaris
 Otot flexor carpi radialis
 Otot palmaris longus
 Otot ekstensor carpi radialis longus
 Otot ekstensor carpi radialis brevis
 Otot ekstensor carpi ulnaris
 Otot flexor digitorum super ficilialis
 Otot flexor digitorum profundus
 Otot ekstensor digitorum
 Otot ekstensor indicis
 Otot ekstensor digiti minimi
 Otot flexor policis longus
 Otot ekstensor policis brevis
 Otot ekstensor policis longus
 Otot flexor pollicis brevis & flexor digiti minimi
 Otot abductor pollicis brevis
 Otot opponens pollicis
 Otot dorsal interossei
 Otot palmar interossei
 PERSENDIAN WRIST HAND AND FINGER
 Distal radioulnar joint
 Radiocarpal joint
 Intercarpal joint
 Carpometacarpal joint I (CMC I)
 CMC II, III, IV, V
 Proximal & distal interpalangeal (PIP & DIP)
 GERAK WRIST, HAND and FINGER
 Pronasi
 Supinasi
 Palmar flexi
 Dorsal flexi
 Ulnar deviasi
 Radial deviasi
 Reposisi CMC I
 Oposisi CMC I
 Ekstensi MCP
 Felxi MCP
 Adduksi MCP
 Abduksi MCP
 Flexi DIP & PIP
 Ekstensi DIP & PIP
 KASUS-KASUS
 CTS
Suatu gejala yang terjadi pada Carpal Tunnel Syndrome yang biasa sering terjadi
pada orang yang terlalu banyak beban seperti orang yang menulis dan
mengangkat barang yang bebannya melebihi kapasitas kekuatan tangan
E. ANATOMI TERAPAN PELVIC HIP

 HIP JOINT
Merupakan ball and socked joint yang dibentuk oleh acetabulum pertemuan antara os
ilium,os ischium, dan os pubis sebagai mangkuk sendi yang dilapisi oleh cartilago
hyaline dan tertutup lagi glenoid labrum yang merupakan cartilago fibrosa, keduanya
tebal ditepi dan tipis di tengah.
 STRUKTUR TULANG PELVIS
 Illium, pubis, ischium
 Sacrum, coccygeus
 OTOT-OTOT
 Psoas
Gerakan : Fleksi hip, eksternal rotasi hip
 Illiacus muscle
Gerakan : Fleksi hip, eksternal rotasi hip
 Rectus femoris muscle
Gerakan : Fleksi hip, ekstensi knee
 Sartorius muscle
Gerakan : Fleksi hip, eksternal rotasi hip, fleksi knee, internal rotasi knee
 Tensor fascia latae
Gerakan : Fleksi hip, abduksi hip, internal rotasi hip
 Quadriceps muscle
 Rectus femoris
Gerakan : Fleksi hip, ekstensi knee
 Vastus lateralis
Gerakan : Ekstensi knee
 Vastus medialis
Gerakan : ekstensi knee
 Vastus intermedius
Gerakan : Ekstensi knee
 Pectineus muscle
Gerakan : Adduksi hip, fleksi hip
 Adductor brevis muscle
Gerakan : Adduksi hip, fleksi hip, eksternal rotasi hip
 Adductor magnus muscle
Gerakan : Adduksi hip, fleksi hip (upper fibers) ekstensi hip (lower fibers)
 Gracilis muscle
Gerakan : Adduksi hip, fleksi hip, fleksi knee, internal rotasi knee
 Gluteus medius
Gerakan : Adduksi hip, fleksi hip (anterior fibers),internal rotasi hip (anterior
fibers), ekstensi hip (posterior fibers),ekstensi rotasi hip (posterior fibers)
 Gluteus minimus muscle
Gerakan : Abduksi hip, internal rotasi hip, slightly fleksi hip
 Hamstring muscle
 Biceps femoris
Gerakan : Ekstensi hip, eksternal rotasi hip, fleksi knee, eksternal rotasi via fleksi
knee
 Semitendinosus
Gerakan : Ekstensi hip, internal rotasi hip, fleksi knee, internal rotasi via fleksi
 Semimembranosus
Gerakan : Ekstensi hip, internal rotasi hip, fleksi knee, internal rotasi via fleksi
knee
 Dep rotator muscles (posterior)
 Piriformis
Gerakan : Eksternal rotasi hip, abduksi hip
 Gamellus superior
Gerakan : Eksternal rotasi hip, abduksi hip
 Gemellus inferior
Gerakan : Eksternal rotasi hip, abduksi hip
 Ibturator internus
Gerakan : Eksternal rotasi, abduksi hip
 Quadratus femoris
Gerakan : Eksternal rotasi hip
 GERAKAN HIP
 Fleksi
 Ekstensi
 Abduksi
 Adduksi
 Internal rotasi
 Eksternal rotasi
 GANGGUAN-GANGGUAN
 Hip osteoarthrosis
 Collum femoris fracture
 Piriformis syndrome
 Bursitis ischiogluteal
F. KNEE JOINT

 SENDI-SENDI
 Tibiofemoral joint
 Patellofemoral joint
 Tibifibular joint
 GERAKAN
 Fleksi dan ekstensi sebegai gerak utama
 Kemungkinan gerak rotasi
 FUNGSI MENISCUS
Untuk meningkatkan stabilitas dengan memperdalam permukaan tibial plateaus yang
dapat menurunkan gesekan sebesar 20% dan peningkatan bidang kontak sebesar 70% dan
juga sebagai alat peredam kejut
 LIGAMENT
 Collateral ligament
Untuk melindungi pergerakan abduksi dan adduksi dengan cara berlebihan pada
lutut
 Additional ligamentous support
o Iliotibial band
Tebal, band yang kuat dan suatu jaringan yang menghubungkan tensor
fascia latae untuk tulang paha dan tibia
 Cruciate ligaments
o ACL
Ligament yang ada di anterior yang bentuknya X yang lebih panjang dari
PCL
o PCL
Ligament yang ada di posterior yang ukurannya lebih pendek dan juga
lebih kuat dari pada ACL
 KNEE ROTATION
 Knee flexion
 Knee extension
 Lateral rotation
 Medial rotation
 GANGGUAN PADA LIGAMENT
 ACL
o Lebih sering terjadi gangguan dari pada PCL dan tekanannya diarahkan ke
posterior tungkai bawah
 PCL
o Tekanannya diarahkan ke anterior tungkai bawah dan juga yang sering
terjadi di PCL ialah tekanan gerak fleksion knee kombinasi external
rotation
 CEDERA MENISKUS
 Cidera umum yang terjadi pada lutut
 Yang paling sering terjadi cedera pada meniscus yaitu robek
 Dari sisi medial yang lebih sering terjadi
 Dari gerakan rotasi secara berlebihan yang bias menyebabkan robekan pada
meniscus
G. ANATOMI TERAPAN ANKLE AND FOOT

 FUNGSI UTAMA
 Membentuk dasar penyangga
 Fungsinya untuk meredamkan kejut
 Penyesuai mobilitas
 Membentuk pengungkit kaku
 OS TIBIA DAN FIBULA BERSENDI LANGSUNG DENGAN
 Os talus
 Os calcaneus
 Os navicularis
 Os cuboideus
 Ossa cuneiforme lateral, midle, medial
 Ossa metatarsalia 5 buah
 Ossa phalangeal 14 buah
 ARCUS KAKI
 DISTAL TIBIOFFIBULAR JOINT
 ANKLE JOINT
 SUB TALAR JOINT
 INTER TARSAL JOINT
 TARSO METATARSAL JOINT
 METATARSO PHALANGEAL JOINT
 PROXIMAL AND DISTAL INTERPHALANGEAL JOINT
 INSPEKSI
 Pes cavus, pes planus
 Flat foot, club foot
 Pes equino valgus, CTEV
 Hallux valgus, hallux regidus
 PALPASI
 Os tibia, fibula
 Os calcaneus, os cuboideum
 Procesus styloideus
 Medial / lateral malleolus
 Os naviculare, os cuneiform I
 Lig. Tibiofibular anterior, Lig. Tibiofibular posterior
 Lig. Calcaneocuboideum, Lig. Tibiocalcaneare
 Tendon achiles
H. ANATOMI TERAPAN VERTEBRAE

 ANATOMI KLINIS CERVICAL


Lingkup gerak yang begitu luas dibandingkan dengan vertebrae yang lain sehingga resiko
untuk cedera lebih tinggi dan besaran struktur tulangnya lebih kecil dari pada vertebrae
yang lainnya dan berjumlah 7 tulang yang tulang nomer 1 disebut dengan nama atlas dan
yang ke 2 dengan nama axis
 TULANG ATLAS
 Tidak ada body vertebra
 Prosesus transversus
 Tidak ada prosesus transversus
 Gerak utamanya fleksi dan ekstensi
 LIGAMENTOUS ANATOMY
 Anterior longitudinal ligament
 Posterior longitudinal ligament
 Supraspinosus ligament
 Ligamentum flavum
 MUSCULAR ANATOMY
 Splenius capitis
Origo : Lower half of ligamentum nuchae
Insersio : Mastoid process and adjacent occipital bone
 Splenius cervicis
Origo : C7 spinous process through T6
Insersio : Transverse processes of C2-C4
 Upper trapezius
Origo : Occipital protuberance, nuchal line, upper portion of ligamentum nuchae
Insersio : Lateral 1/3 of clavicle, acromion process
 Levator scapulae
Origo : Spinous process of C7, tranverse processes of C1 through C4
Insersio : Superior medial border of scapula
 Scalenes
o Anterior
Origo : Anterior portion of transverse processes C3-C6
Insersio : Sternal attachment of 1st rib
o Middle
Origo : Anterior portion of transverse processes C2-C7
Insersio : Lateral to insertion of anterior scalene on 1st rib
o Posterior
Origo : Anterior portion of transverse processes C5-C6
Insersio : Medial portion of 2nd rib
 Sternocleidomastoid
Origo : Medial clavicular head, superior sternum
Insersio : Mastoid process

 GERAK SPINE
 Cervical distraction
 Cervical compression test
 Spurling A
 Spurling B
 Sharp-Purser test
I. THORACAL SPINE
Thoracal spine paling stabil dan gerak kecil,puncak kifosis Th 5. Th 1 perbatasan fungsi
dengan cervical. Gerak cervical akhir ROM diikuti gerak Th 1-4. Th 12-L1 perbatasan
thoraco lumbale, gerak lumbal diikuti Th 9-12
 CERVICOTHORACAL JOINT
 Thoracal joint
 Thoraco lumbale
 Intervertebral joints
 Discus intervertebralis
 Costovertebral dan costotransversal joint
 Costosternal
 MUSCLE THORAX
 External intercostal
 Internal intercostal
 Innermost intercostal
 Diaphragm
 Levator costarum
 Serratus posterior superior
 Serratus posterior inferior
 OTOT DADA
 Diafragma
Hubungan fungsi antara diafragma-otot abdomen saling menunjang
 Intercostalis
M. Intercostalis internus untuk ekspirasi & eksternus inspirasi
 Otot extrarespiratoty
Otot extrarespiratory untuk membantu pernafasan secara maksimal
 GERAK THORACAL SPINE
 Fleksi
 Ekstensi
 Fleksi lateral
 Rotasi
 Pernafasan
 COSTO VERTEBRAL / TRANSVERSAL
Tekanan pada costa bagian dorsal kearah ventrolateral. Disini terjadi gapping
costotransversal
 GANGGUAN
 Scoliosis
Kecacatan postur tubuh berupa scoliosis dan kifosis yang menimbulkan gangguan
pada fungsi trunk
 JENIS SCOLIOSIS
 Structural
o Kelainan anatomis
o Asimetris pertumbuhan
o Tidak hilang pada waktu bending lateral
 Postural scoliosis
o Sementara
o Tak ada gangguan structural anatomi
o Mungkin hanya spasme otot, menahan rasa sakit
o Sakit hilang – scoliosisnya hilang
o Mis : Apendixitis,HNP
 ASSESMENT DARI BELAKANG
 Rotasi – hump
o Thoracal
o Lumbal
 Adanya pemendekan hamstring
 Pergerakan spine kearah fleksi secara segmental
J. ANATOMI TERAPAN LUMBAR SPINE

 LUMBAR ANATOMY
 Terdiri atas 5 tulang vertebrae L1-L5
 5 intervertebral discs
 5 pasang akar syaraf
 Lordosis lumbal L1-S1 berkisar 30 derajat – 80 derajat
 Puncak apex lordosis L3-L4
 SACRAL
Sacrum adalah 5 rangkaian tulang yang menyatu dengan tulang coccygeal berartikulasi
dengan aspek inferior sacrum
 LUMBAR SPINE
Bentuk vertebra lumbalis besar dan tebal membentuk kurva lordosis dengan puncak L3
sebesar 2-4 cm,menerima beban sangat besar (kompresi)
 LUMBAR SPINE LIGAMENT
 Anterior longitudinal ligament
 Posterior longitudinal ligament
 Ligamentum flavum
 Interspinous ligament
 Supraspinous ligament
 Intertransverse ligament
 LUMBAR SPINE ANATOMY NERVE STRUCTURES
 Exiting nerve root
 Passes medial to the pedicle of the anatomic segment
 Tranverisng nerve root
 Passes across the disc space and beneath the pedicles of the inferior segment
 VASCULAR STRUCTURES
 The aorta and vena level of the L3 / L$ disc space
o Aorta
o Vena cava
o Iliac arterics
o Iliac veins
o Midsacral vassels
 ANULUS FIBROSUS
 Struktur kuat terhadap tekanan
 Lembar konsenric dari collagen fibers
 Membungkus nucleus pulposus
 LUMBOSACRAL
Yaitu gabungan antara tulang lumbal dan sacral dari tulang L5-S1 yang merupakan
daerah penerima beban yang sangat berat mengingat lumbale mempunyai gerak yang
sangat luas sementara sacrum rigid
 GANGGUAN
 Lumbal spinal canal stenosis merupakan suatu kondisi penyempitan kanalis
spinalis atau foramen intervertebralis pada daerah lumbar disertai penjepitan akar
syaraf yang keluar dari foramen
 Sifatnya degeratif
K. ANATOMI TERAPAN NEURO

 SISTEM SARAF PUSAT


 Serebrum
 Serebelum
 Batang otak
o Medulla oblongata
o Pons
o Mid brain
o Dienchepalon
 Medulla spinalis
o Menyalurkan impuls & aktivitas reflex yang bersifat secara tidak sadar
 SISTEM SARAF TEPI
 12 saraf otak
 31 saraf spinal
 Saraf otonom
 RESEPTOR / ALAT PERASA
 Ujung-ujung saraf aferen merupakan serabut bebas
o Reseptor nyeri
o Reseptor panas
o Reseptor dingin
o Reseptor raba
o Reseptor tekan
 Reseptor dirangsang
o Timbul potensi aksi
 4 FASE TRANSMISI IMPULS NYERI
 Fase tranduksi
 Fase transmisi perifer
 Fase transmisi di saraf sentral
 Fase modulasi di saraf sentral
 FASE MODULASI
 Sangat dipengaruhi oleh
o Kepribadian
o Motivasi
o Pendidikan
o Keadaan emosional & kultur
 Menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif
 JENIS NYERI
 Nyeri nosiseptif
 Nyeri neuropatik
 Nyeri psikogenik
 TERAPI NYERI
 Mengurangi frekuensi & keparahan nyeri
 Membuat pasien merasa nyaman
 Meningkatkan kemampuan aktivitas
 Dapat bekerja kembali
 Menurunkan kebutuhan akan perawatan
 Mengurangi kebutuhan akan obat
 TANDA-TANDA RADANG
 Eritema : Merah
 Kalor : Panas
 Tumor : Bengkak
 Dolor : Nyeri
 Function laesa : Gangguan fungsi
 FUNGSI IMPULS SARAF
 Sensorik
 Motorik
 Koordinasi (prosesing, integrating, fungsi luhur)
 UPPER MOTOR NEURON & LOWER MOTOR NEURON
 Upper motor neuron
Rangkaian saraf motoris, mulai sel-sel saraf motoris di girus pre sentralis lobus
frontalis s. d akan dengan sel-sel saraf motoris di AHC medulla spinalis
 Lower motor neuron
Rangkaian saraf motoris, mulai dari sel-sel saraf motoris di AHC medulla spinalis
s. d otot ybs (alfa dan gamma m. n)
 PERBEDAAN LMN dan UMN
 Perbedaan letak lesi
 Jenis paralisis
 Lesi individual otot
 Atrofi
 Tonus
 Reflex tendon
 Perubahan tropic
 Reaksi elektris
L. LESI PLEXUS BRACHIALIS

 INFOGRAPIC
 Fleksi lengan bawah
 Supinator lengan bawah
 Fleksi bahu
 FISIOLOGIS
Benturan yang terjadi dengan posisi bahu depresi dan kepala fleksi kea rah yang
berlawanan. Gerakan yang sangat tiba-tiba ini ini juga menyebabkan cedera tarikan pada
clavicula dan struktur dibawahnya termasuk plexus brachialis dan vena subclavian.
 PATOLOGI
Pada kasus ini lesi plexus brachialis terjadi karena adanya benturan keras pada sendi
bahu yang mengakibatkan terminal plexus robek. Kasus ini terjadi karena adanya tarikan
yang kuat antara leher dengan bahu atau antara ekstremitas atas dengan trunk
 ETIOLOGI
 Kerusakan pada saraf jaringan brachial plexus
 Kotak fisik saat olahraga
 Proses persalinan yang sulit
 Kecelakaan
 Peradangan saraf brachial plexus
 PENANGANAN FISIOTERAPI
 Pasca operasi nerve repair dan graft yaitu terapi rehabilitas yang dilakukan setelah
40 minggu pasca operasi dengan gerakan pasif agar luas gerak sendi dapat
membaik dan memperbaiki tanda-tanda motorik
 Pasca renervasi yang bertujuan untuk mengaktifkan lagi control volunter otot
 INTERVENSI FISIOTERAPI
 Ulna
 Radius
 Humerus

Anda mungkin juga menyukai