PENDAHULUAN
disebabkan oleh beberapa faktor. Penyakit ini mempunyai karateristik berupa terjadinya
kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi). Gejala osteoarthritis bersifat progresif,
2012).
per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun, dengan prevalensi 60,5% pada pria dan
prevalensi osteoarthritis knee pada mereka yang berusia 75 tahun adalah 50%, dan pada
Pada tahap awal nyeri terjadi terutama saat aktifitas menumpu berat badan dalam
waktu yang lama seperti naik turun tangga, nyeri meningkat secara progresif dari hari ke
hari. Nyeri juga dirasakan saat istirahat dan dimalam hari. Pada tahap selanjutnya, nyeri
dan kekakuan terjadi setelah duduk lama seperti menonton film. Kekakuan biasanya
berhubungan saat memulai gerakan dan cenderung hilang setelah beberapa menit.
Gejala sendi terkunci dan tiba-tiba tertekuk (giving way) dapat juga terjadi saat adanya
kerusakan meniskus dan ligamen sebagai stabilitas sendi, sehingga dapat meningkatkan
resiko jatuh.
1
luas gerak sendi, adanya nyeri, dan tingkat functional limitation seperti
gangguanberjalan, berlari, dan naik turun tangga. Usaha pengurangan nyeri atau
modulasi nyeri adalah kegiatan yang banyak dilakukan oleh fisioterapi klinis sekaligus
limitation dan disability dari setiap pasien yang berbeda-beda. fisioterapi sebagai salah
satu tenaga kesehatan yang bergerak dalam kapasitas fisik dan kemampuan fungsional
meningkatkan kekuatan otot dan stabilitas sendi pada kasus Osteoarthritis dengan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sendi lutut terdiri atas tulang yang membentuk sendi lutut, otot-
dengan hip dan ankle, sendi lutut menopang tubuh ketika berdiri. Sendi
Sendi lutut dibentuk oleh tulang femur, tulang tibia dan fibula
tulang yang berhubungan, yaitu antar tulang femur dan patella disebut
disebut articulatio tibio femoral dan antara tulang tibia dengan tulang
Colby,2012).
3
Gambar 2.1
persendian ini terdapat meniscus, kapsul sendi, bursa dan diskus yang
memungkinkan gerakan sendi ini menjadi luas, sendi ini juga diperkuat
4
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang
(Syaifuddin, 1997).
5
femur. Fungsi patella di samping sebagai perekatan otot-otot
6
(d) Ligamentum collateral mediale tibia (epicondylus medialis
fleksi 90derajat.
terdapat pada sendi knee antara lain : (a) bursa popliteus, (b)
bursaprapatellaris.
7
memudahkan terjadinya gesekan dan gerakan, berdinding tipis dan
pada sendi lutut antara lain bursa popliteu, bursa supra pateliaris,
mengurangi goncangan.
Gambar 2.2
8
sedikit cairan pelumas (cairan synovial). Cairan ini membantu
9
secara fungsional dikenal sebagai kelompok extensor, flexor,
yaitu patella.
1) Osteokinematika
10
Tibiofemoral joint termasuk kedalam sendi biaxial
quadri-ceps femoris.
11
pada knee. Group otot pes anserinus (sartorius, gracilis,
knee joint. Efek lever yang paling besar adalah dari 60o ke 30o
knee.
terjadi pada posisi knee fleksi karena pada posisi fleksi knee
12
meniskus lateral robek. Pada akhir external rotasi, ligamen
penguncian) yaitu :
13
(penguncian). Untuk melepaskan penguncian maka tibia
(4) Dalam closed kinematik chain, pada saat knee tidak terkunci
extensi knee. Pada saat fleksi patella akan slide kearah caudal,
dan pada saat extensi maka patella akan slide ke cranial atau
14
garis yang saling memotong; garis pertama dari SIAS ke mid-
retinaculum lateral.
(2) Pada sisi medial patella diperkuat oleh tarikan aktif dari otot
Gambar 2.3
15
Sudut Q dapat mengalami kelainan atau terjadi mal-
disebabkan oleh :
tibia.
patella.
kompensasi.
16
- Kelemahan otot vastus medialis akan meningkatkan
pada sudut 30o fleksi knee. Mendekati 30o fleksi knee, kompressi
meningkat (> 30o) seperti pada aktivitas naik turun tangga maka
Gambar 2.4
2) Arthrokinematika
17
medial lebih panjang daripada lateralis sehingga dapat
(2) Tulang tibia berbentuk konkaf dengan dua dataran tibia pada
angularnya.
gerak angularnya.
Arthrokinematika dataran
Gerakan angular tibia
tibia terhadap condylus femur
1. Fleksi Posterior
2. Ekstensi Anterior
Arthrokinematika condylus
Gerakan angular femur
femur terhadap dataran tibia
1. Fleksi Anterior
2. Ekstensi Posterior
Gambar 2.5
18
(b) Patellofemoral Joint
Selain itu, dapat dilakukan gerak slide secara pasif pada patella
tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti inflamasi, meskipun
terutama menyerang penderita lanjut usia (lansia) dan ditandai oleh adanya
19
hialin. Hal tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari
3. Etiologi
Sarnpai saat ini etiologi yang pasti dari osteoartritis ini belum
diketahui dengan jelas, ternyata tidak ada satu faktor pun yang jelas sebagai
2008).
a. Umur
b. Jenis kelamin
terkenanya osteoartritis pada wanita lebih tinggi dari pria. Pada usia 55
20
terutama estrogen, sedangkan fungsi hormon estrogen salah satunya
hal ini lah yang menyebabkan OA banyak terjadi pada wanita (Suriani,
2013).
d. Genetik
Adanya mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk
tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain
21
(metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain
seperti sendi pada lutut berkaitan dengan risiko osteoarthritis yang lebih
g. Pekerjaan
membebani lutut.
h. Olahraga Berat
membebani lutut dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan
22
4. Klasifikasi OA Knee
klafikasikan menjadi :
a) Grade 0 : Normal
osteofit minim.
permukaan sendi.
23
menyulitkan bagi kehidupan penderitanya. Adapun gejala tersebut antara
lain:
b) Kekakuan (stiffness)
sampai berat. Hambatan gerak ini disebabkan oleh nyeri, inflamasi, sendi
dirasakan pada saat berdiri dari kursi, bangun dari tempat berbaring,
24
menulis atau berjalan. Semua gangguan aktivitas tergantung pada lokasi
halus. Gemeretak yang jelas terdengar dan kasar merupakan tanda yang
signifikan.
konsentris atau seluruh arah gerakan maupun eksentris atau salah satu
sinovitis, dan biasanya tanda kemerahan ini tidak menonjol dan timbul
6. Patofisiologi
sendi (kerusakan cartilago) biasanya dimulai dari bagian sendi sisi medial
25
atau lateral yang menyertai kerobekan meniskus. Bagian sendi yang terkena
yang rusak maka berhubungan dengan deformitas genu varus, jika bagian
lateral sendi yang rusak maka berhubungan dengan deformitas genu valgus.
Gambar 2.7
sehat. Hal ini bisa meningkatkan gaya pada patellofemoral joint sehingga
patellofemoral joint.
knee adalah deformitas varus, menyebabkan gaya yang besar pada bagian
26
Dalam proses degenerasi sendi, meniskus biasanya terlibat dalam
meniskus.
formasi osteofit pada tepi sendi sebagai reaksi remodelling pada tulang
subchondral.
27
B. Tinjauan tentang asesmen dan pengukuran fisioterapi
a. Pemeriksaan fisioterapi
28
Kondisi/Penyakit :
History Taking :
Nyeri pada kedua lutut sejak ± 5 tahun yang lalu, dan memberat sejak 5 bulan terakhir.
Inspeksi :
a) Ada swelling.
b) Kedua kaki tampak semi fleksi saat berjalan
Pemeriksaan Spesifik
Diagnosa :
Knee Pain with Hypomobile et Cause Osteoarthritis Genu Bilateral
29
b. Pengukuran fisioterapi
kategorisasi nyeri mulai dari “tidak nyeri, nyeri ringan, sedang, atau
berat.”
aktif dan pasif pada sendi atau serangkaian sendi dengan menghasilkan
sudut gerak.
3. Pitting Oedema
pada area yang membengkak dengan menekan kulit dengan jari tangan.
30
Interpretasi :
Osteoarthritis Index)
osteoarthritis knee.
31
C. Tinjauan tentang Intervensi Fisioterapi
a. Pengertian
b. Tujuan
32
kandungan cairan seperti lemak, dan dapat memungkinkan untuk
membakarnyaIndikasi
2. Hernia diskus
3. Spasme otot
4. Arthritis
6. Ostheoarthritis knee
d. Kontra Indikasi
1. Gangguan Sensasi
2. Luka terbuka
3. Wanita hamil
4. Diabetes mellitus
9. Akut inflamasi
2. TENS
a) Definisi
33
efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri. TENS mampu
3) Burst TENS
1) Indikasi TENS
(3) Dismenorrhea
(2) Arthritis
34
(7) Angina pectoris
2) Kontraindikasi TENS
pacu jantung).
panggul).
(i) Hilangnya sensasi sentuh dan tusuk (pada area yang diterapi).
a) Definisi
relaksasi dan sirkulasi setelah cedera pada jaringan lunak selama fase
akut penyembuhan. Beberapa otot yang dapat dilatih dengan cara ini
35
adalah otot quadriceps dan gluteal. Walaupun latihan ini menggunakan
tahanan, namun tidak akan meningkatkan kekuatan otot kecuali pada otot
yang lemah.
b) Manfaat
3) Merileksasi otot.
4) Reedukasi otot.
1) Indikasi
2) Kontraindikasi
4. Hold Relax
a) Definisi
difasilitasi oleh gaya yang sesuai, diikuti oleh relaksasi dan selanjutnya
b) Manfaat
1) Rileksasi/Stretching otot
36
2) Menambah ROM
3) Mengurangi nyeri
5. Manual Therapy
darah, limfe dan saraf. Tujuan utama dari manual therapy adalah untuk
fungsi otot.
sakit.
6. Kinesiology Taping
a) Definisi
37
pemberian plester elastis. Kinesio taping dirancang untuk memfasilitasi
b) Manfaat
inhibitory system.
1) Indikasi
2) Kontraindikasi
(b) Demam.
38
(d) Alergi terhadap penggunaan taping.
(e) Thrombosis.
39
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
1. Nama : Ibu RT
2. Umur : 63 tahun
B. Anamnesis Khusus
2. Riwayat penyakit sekarang : Nyeri pada kedua lutut sejak ± 5 tahun yang
7. Riwayat jatuh : -
8. Konsumsi obat-obatan : Ya
40
C. Inspeksi/Observasi
1. Statis :
a) Ada swelling.
2. Dinamis :
Hasil
Gerakan
Kanan Kiri
Fleksi Knee Nyeri dan terbatas Nyeri dan terbatas
Ekstensi Knee Nyeri Nyeri
Endorotasi Knee Nyeri Nyeri
Exorotasi Knee Tidak nyeri Tidak nyeri
Hasil
Gerakan
Kanan Kiri
Fleksi Knee Nyeri, Firm endfeel Nyeri, Firm endfeel
Ekstensi Knee Nyeri, Firm endfeel Nyeri, Firm endfeel
Endorotasi Knee Nyeri, Firm endfeel Nyeri, Firm endfeel
Exorotasi Knee Tidak nyeri Tidak nyeri
41
3. TIMT
Hasil
Gerakan
Kanan Kiri
Fleksi Knee
Ekstensi Knee Mampu melawan Mampu melawan
Endorotasi Knee tahanan sedang tahanan sedang
Exorotasi Knee
F. Pemeriksaan Spesifik
1. Palpasi
3. Tes Swelling
4. Tes JPM
42
G. Pengukuran Fisioterapi
2. ROM
3. MMT
4. Pitting Oedema
Interpretasi :
43
Hasil :
5. Indeks WOMAC
Nyeri 1. Berjalan 0 1 2 3 4
2. Menaiki tangga 0 1 2 3 4
3. Pada malam hari 0 1 2 3 4
4. Saat istirahat 0 1 2 3 4
5. Membawa beban 0 1 2 3 4
Kekakuan 1. Kekakuan dipagi hari 0 1 2 3 4
2. Kekakuan yang terjadi dikemudian hari 0 1 2 3 4
Fungsi Fisik 1. Menuruni tangga 0 1 2 3 4
2. Menaiki tangga 0 1 2 3 4
3. Berdiri dari duduk 0 1 2 3 4
4. Berdiri 0 1 2 3 4
5. Berbelok ke lantai 0 1 2 3 4
6. Berjalan diatas permukaan yang datar 0 1 2 3 4
7. Masuk atau keluar mobil 0 1 2 3 4
8. Pergi berbelanja 0 1 2 3 4
9. Menaruh kaos kaki 0 1 2 3 4
10. Berbaring di tempat tidur 0 1 2 3 4
11. Membuka atau mengambil kaos kaki 0 1 2 3 4
12. Bangkit dari tempat tidur 0 1 2 3 4
13. Masuk atau keluar bak tempat mandi 0 1 2 3 4
14. Duduk 0 1 2 3 4
15. Keluar masuk toilet 0 1 2 3 4
16. Melakukan tugas rumah tangga ringan 0 1 2 3 4
17. Melakukan tugas rumah tangga berat 0 1 2 3 4
Hasil : 52 (Berat)
44
Total Skor WOMAC Interpretasi
0 – 24 Ringan
24 – 48 Sedang
48 – 72 Berat
72 – 96 Sangat berat
Genu Bilateral.
2. Problematik Fisioterapi
a) Impairment
b) Activity Limitation
c) Participation Restriction
a) Menurunkan nyeri
45
b) Meningkatkan ROM
1. IRR
d. Persiapan alat
e. Teknik pelaksanaan
2. TENS
Prosedur pelaksanaan :
pada sisi medial knee dan katoda pada sisi lateral knee.
46
d) Dosis yang diberikan :
Frekuensi : 4000Hz
AMF: 55,0 Hz
Time : 10 menit
3. Exercise Therapy
Prosedur Pelaksanaan :
3) Teknik Pelaksanaan :
lalu rileks.
b) Hold Relax
Prosedur pelaksanaan :
47
3) Posisi tangan fisioterapi : Tangan kiri berada di atas lutut kiri pasien
4) Teknik pelaksanaan :
disini’
4. Manual Therapy
Prosedur Pelaksanaan :
3) Posisi tangan fisioterapi : Kedua ibu jari berada di sisi lateral patella,
48
5. Tapping
Prosedur Pelaksanaan :
b) Teknik pelaksanaan :
tibia.
Dalam hal home care program pasien diminta untuk mengkompres air
K. Evaluasi Fisioterapi
berkurang, dari nilai VAS 7 menjadi nilai 5 (nyeri sedang), oedema berkurang,
49
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
subchondral yang bisa disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi,
B. Saran
tentang knee joint. Selain itu mahasiswa dapat melakukan tehnik assessment dan
yang diperoleh agar yang dilakukan dapat memberikan manfaat bagi pasien.
50
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Hasnia dan Andi Halimah. 2011. Pemeriksaan Fisioterapi Pada Ekstremitas.
Aras, Djohan. dkk. 2014. Tes Spesifik Muskuloskeletal Disorder. PhysioCare Publishing
: Makassar.
http://aretnasih.blogspot.com/2013/11/anatomi-fisiologi-knee-joint.html. Diakses
29 Oktober 2018
Arovah, Novita Intan. 2012. Terapi Dingin (Cold Therapy) Dalam Penanganan Cedera
Junaidi, Adi Saputra. 2013. Pengaruh Pemberian Traksi Osilasi Terhadap Peningkatan
Muhammadiyah : Surakarta.
https://www.kompasiana.com/firmanpt/57564ca5539773a904dffb0d/fisioterapi-
51