INTRODUCTION AND
BIOMECHANICAL PRINCIPLES
1. AFILIA WAHYU S P27227017018
2. FIRMAN NURCAHYO P27227017032
3. HENY GALASWATI P27227017034
OUTLINE
SUMMARY OF
ORTHOTIC
TRANSFER OF GAIT BASIC
INTRODUCTION CONTROL
MOMENTS BIOMECHANICS BIOMECHANIC
SYSTEM
FOR ORTHOTICS
INTRODUCTION
Tujuan Orthosis :
- Untuk mengontrol pergerakan
- Untuk memperbaiki alignment
- Untuk menyalurkan berat
- Untuk memberikan tekanan yang merata
- Untuk mencegah kecacatan lebih lanjut
ORTHOTIC CONTROL SYSTEMS
Dibagi menjadi 4:
1. Tanpa AFO
Ketika heel strike, GRF akan menyebabkan plantarfleksi yang cepat pada foot
yang lemah.
2. Dengan Flexible AFO
Akan memperlambat plantarfleksi, sehingga
membutuhkan quadricep yang kuat.
3. Dengan Rigid AFO
Akan menghambat plantarfleksi dan semua gaya ditransferkan ke knee,
sehingga knee extensor harus bekerja keras untuk menjaga tungkai agar
stabil.
Ankle Angle And Effects On The Knee
Peningkatan PF pada AFO akan meningkatkan kestabilan knee pada saat stance, tetapi
menghambat toe pada saat swing
Peningkatkan DF pada AFO akan mengurangi kestabilan knee pada saat stance, tetapi
mempermudah toe pada saat swing dan memungkinkan gerak kedepan lebih banyak dari
tibia
5. Heel Height
Seperti pada prostesis, pilihan sepatu pasien akan berpengaruh pada
stabilitas knee joint.
GAIT BIOMECHANICS
a. Shortly after heel strike - Foot Flat
Normal Gait
Ankle akan mengalami
plantar fleksi dan knee
mengalami fleksi. Ini akan
menyebabkan foot
mengalami foot flat yang
cepat dan memindahkan
GRF lebih dekat ke pusat
knee.
a. Shortly after heel strike - Foot Flat
Normal Gait
Tibia mengalami progress
forward dengan mengontrol
dorsifleksi ankle. Knee
mengalami fleksi 0-5° dan
berat badan dipindahkan ke
foot.
b. Foot Flat - Mid stance
Normal Gait
Knee joint mengalami ekstensi dan ankle
mengalami pelantar fleksi. Knee akan
mulai fleksi ketika GRF melewati
posterior knee.
c. Heel-off – Toe-off