PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kaki merupakan bagian anggota gerak yang sangat penting untuk berjalan,
dan berfungsi sebagai tuas/pengungkit untuk menopang berat badan sehingga
kaki merupakan bagian penerima gaya deformitas, maka bentuk telapak kaki
memiliki peran yang sangat penting dalam menjalankan setiap aktivitas secara
fisik. Namun banyak diantara kita yang memiliki masalah dengan kaki, salah
satunya ialah flat foot atau kaki datar, yaitu tidak adanya arkus (lengkungan)
pada telapak kaki. Bentuk kaki datar pada masa bayi dan anak-anak dengan usia
tertentu memang wajar terjadi, karena struktur tulang dan jaringan sekitarnya
belum terbentuk sepenuhnya. Namun jika melewati masa batas terbentuknya
anatomi kaki yang normal maka kemungkinan sampai dewasa nanti orang
tersebut akan memiliki bentuk kaki datar atau flat foot.
Kebanyakan orang memiliki lekukan pada bagian tengah telapak kaki yang
tidak menyentuh permukaan lantai, sehingga tubuh dapat berdiri seimbang
dengan bagian sisi luar kaki sebagai tumpuan berat badan. Namun, pada
beberapa orang, saat berdiri dan berjalan, keseluruhan telapak kaki menyentuh
lantai. Hal tersebut dikenal dengan istilah flat feet atau kaki datar. Meskipun
tidak berbahaya, kondisi kaki datar ini dapat meningkatkan risiko cedera kaki
saat berolahraga.
Kondisi flat foot bersifat progresif artinya jika tidak ditangani dengan baik
maka kondisi kaki tersebut akan bertambah buruk dengan terjadinya deformitas
valgus dan akan mengarah pada kondisi kaki planus. Tidak hanya itu tanda dan
gejala lain yang akan timbul akibat flat foot ialah nyeri,deformitas pada lutut dan
pangkal paha, tulang punggung bengkok (scoliosis), dan pola jalan yang
abnormal. Selain itu orang dengan flat foot tidak mampu berdiri pada satu kaki,
hal ini menunjukkan bahwa terjadinya gangguan keseimbangan akibat
perubahan biomekanik pada kaki sehingga berpengaruh terhadap sistem
propriosepsi tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kaki yang normal ?
2. Apa yang dimaksud dengan flat foot ?
3. Apa yang menyebabkan bentuk kaki berubah (flat foot) ?
4. Apa dampak yang terjadi pada badan ketika bentuk kaki berubah (flat
foot)?
5. Otot – otot apa saja yang terkena jika bentuk kaki berubah (flat foot) ?
6. Bagaimana cara pemeriksaan dan penanganan flat foot?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana bentuk kaki yang normal.
2. Mengetahui dari pengertian flat foot.
3. Mengetahui apa saja yang menyebabkan bentuk kaki berubah.
4. Mengetahui apa saja perubahan yang terjadi pada badan ketika flat foot.
1
5. Mengetahui dan mengidentifikasi otot apa saja yang terkena saat flat foot.
6. Mengetahui serta mengaplikasikan cara pemeriksaan dan penanganan flat
foot.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kemampuan keseimbangan pada anak dapat mengakibatkan anak rentan jatuh
dan mengalami hambatan saat berjalan dan mempengaruhi menurunnya
produktivitas anak.
4
berdiri maupun berjalan. Kondisi flat foot akan berdampak pada kesehatan jika
otot dan tulang telapak mengalami perubahan struktur abnormal, hal ini dapat
disebabkan beberapa kondisi kesehatan lainnya seperti :
1. Gangguan kongenital.
2. Gangguan pada struktur jaringan tubuh seperti pada sindrom Ehlers-Danlos.
3. Gangguan pada otot dan saraf seperti pada cerebral palsy, spina bifida atau
pelemahan progresif (distrofi) otot.
4. Inflamasi pada jaringan ikat kaki yang dapat disebabkan sepatu yang tidak
sesuai, obesitas, penuaan atau rheumatoid arthritis.
Pada beberapa orang, kaki datar (flat foot) tidak memberikan dampak yang
berarti, namun pada sebagian orang, kondisi lengkungan kaki yang tidak normal
ini dapat berkontribusi terhadap timbulnya masalah dipergelangan kaki, lutut
dan dapat menyebabkan cedera.
Meskipun demikian, dampak paling mendasar dari kondisi flat foot adalah
menyebabkan anggota tubuh lainnya menahan beban yang tidak seharusnya.
Kelelahan pada kaki saat meningkatkan intensitas aktivitas fisik yang
disebabkan kondisi telapak kaki datar tidak hanya berdampak pada kaki saja,
namun juga dapat dialami anggota tubuh penopang berat badan lainnya seperti
punggung dan lutut. Pertimbangkan untuk mengatur berat badan dan pola
aktivitas fisik untuk meminimalisir dampak dari flat foot jika Anda mengalami
beberapa gejala berikut :
1. Kaki semakin sering terasa nyeri meskipun sudah memakai sepatu atau alas
kaki yang sesuai.
2. Sepatu Anda lebih cepat rusak atau tidak pas seperti sebelumnya.
5
3. Telapak kaki terlihat menjadi lebih datar atau lebih rendah dari sebelumnya.
4. Kaki sering terasa lemah, mati rasa atau kaku.
Orang dengan kaki rata mengalami distribusi berat badan yang tidak merata
saat berjalan. Akibatnya, tumit sepatu mereka lebih mudah dan lebih cepat aus
di satu sisi saja daripada yang satunya. Gejala kaki rata mungkin juga termasuk
keluhan kaki yang cepat lelah atau sakit setelah lama berdiri atau berolahraga.
Lari, misalnya: membutuhkan gerakan kaki dan kerja otot kaki secara konstan.
Maka tidak heran jika nyeri muncul selama berlari jika Anda punya kaki rata.
Kaki bahkan terasa sakit saat memakai sepatu lari yang suportif dan pas di kaki.
Masalah yang biasanya timbul dari kaki datar sebenarnya bukan karena
kakinya itu sendiri, tapi dari overpronasi. Pronasi adalah gerakan normal di kaki
pada akhir setiap langkah yang kita lakukan untuk menyerap benturan pada kaki
setiap kali menyentuh tanah. Overpronasi terjadi ketika pergelangan kaki
berputar ke dalam terlalu jauh, melewati titik yang diperlukan untuk penyerapan
kejutan. Kondisi ini ditandai dengan kedua kaki yang menunjuk ke luar saat
berdiri. Overpronation menyebabkan sendi pergelangan kaki terpaksa
memanjang, sehingga menyebabkan tulang kaki bagian bawah, dan selanjutnya
tulang kaki bagian atas berputar ke dalam. Hal ini menyebabkan stres berlebihan
dan dapat menyebabkan nyeri pada pergelangan kaki, otot kaki bagian bawah,
sendi lutut, dan pinggul. Pelari yang mengalami overpronation mungkin lebih
rentan terhadap bidal tulang kering (shin splints), masalah punggung, dan
tendonitis di lutut.
6
mungkin timbul, yaitu dengan melakukan latihan penguatan otot fleksor jari
kaki. Dimana dengan melakukan latihan secara rutin dan dengan penambahan 5
Kinesio Taping sebagai stabilisasi pasif pada otot Quadriceps tersebut,
diharapkan dapat memperbaiki biomekanik kaki yang datar.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Flat foot merupakan kondisi kaki yang tidak normal dimana telapak kaki
(foot) tidak mempunyai lengkungan (arkus).
Flat foot dapat disebabkan gangguan pertumbuhan pada anak-anak sehingga
otot telapak kaki tidak berkembang dengan sempurna, dan berlanjut hingga
dewasa. Perubahan bentuk telapak kaki menjadi datar juga dapat terjadi seiring
pertambahan usia atau setelah melewati masa kehamilan, dan dapat juga
disebabkan karena genetik yang umumnya bersifat flexibel.
Flat foot dapat dicegah dan ditangani dengan memeriksakannya sedini
mungkin, dan dengan mengikuti semua penangannya seperti penggunaan sepatu
khusus, dll.
B. Saran
Untuk masyarakat sekarang,untuk lebih memperhatikan dengan kondisi
kakinya untuk menghindari terkenanya kaki datar (flat foot), setiap orang
dianjurkan untuk memperiksakan bentuk kaki nya kepada ahli ortopedi atau
fisioterapis. Supaya tidak tejadi keluhan nyeri atau pun sakit lainnya, seperti
sakit pada tulang belakang. Dapat juga dilakukan dengan penguatan otot kaki,
agar otot kaki dapat selalu menjaga kestabilan atau keseimbangan tubuhnya.
Masyarakat juga dihimbau untuk menjaga berat badannya, dengan memakan
makanan yang bergizi, agar tidak terjadi flat foot dikarena ketidakstabilan nya
kaki untuk menumpu tubuh.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.flexfreeclinic.com/detail-artikelx/88-Flat-Feet-(Kaki-Datar)
http://www.natherapy.co.id/Article/Kaki-Datarrata.html
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/penyebab-kaki-rata-dan-akibatnya/
https://dianmsari.wordpress.com/2013/07/19/apa-itu-kaki-caper-flat-foot/
https://id.scribd.com/document/325761577/Penatalaksanaan-Fisioterapi-Pd-Flat-
Foot-Patologi
https://en.wikipedia.org/wiki/Flat_feet
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-903-
12.BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf