Anda di halaman 1dari 22

Prosedur Evaluasi Orthosis

Definisi
Orthosis merupakan alat bantu eksternal yang digunakan untuk memodifikasi struktur dan
karakteristik fungsional sistem neuromuskuloskeletal. Peresepan Orthosis adalah prosedur/
tindakan penilaian gangguan dan penentuan/penetapan jenis orthosis. Evaluasi orthosis
adalah tindakan evaluasi ketepatan dan kenyamanan orthosis yang telah diresepkan.

Tujuan
• Proteksi: menyediakan gaya kompresi dan traksi yang terkontrol, melindungi
bagian tubuh yang cedera. Membatasi dan mencegah gerakan sendi untuk koreksi
kesegarisan, mencegah deformitas, stabilisasi jaringan dan mempercepat
penyembuhan jaringan lunak dan tulang.
• Koreksi: membantu koreksi keterbatasan gerak sendi dan subluksasi sendi atau
tendon, membantu mencegah dan mengurangi deformitas.
• Membantu fungsi: dengan cara mengkompensasi deformitas, kelemahan otot atau
meningkatkan tonus otot.

Indikasi
Semua gangguan fisik yang memerlukan orthosis, dengan tujuan:
1. Koreksi deformitas
2. Stabilisasi
3. Proteksi, misal: fraktur
4. Meningkatkan fungsi

Kontra Indikasi
1. Alergi terhadap bahan orthosis
2. Terdapat luka

Efek Samping
1. Peningkatan energy expenditure pada pemakaian material yang berat
2. Rasa tidak nyaman
3. Reaksi alergi terhadap bahan orthosis
Persiapan Alat dan Bahan
1. Formulir resep
2. Formulir check out

Persiapan pasien
1. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tujuan, manfaat, efek samping dan
komplikasi penggunaan orthosis
2. Menjelaskan tahapan pelaksanaan

Teknik Prosedur (PPK II & III - RS tipe A, B)


1. Peresepan
a. Penentuan diagnosis
b. Penentuan tujuan pemakaian orthosis
c. Menetapkan jenis dan bahan material orthosis yang tepat
2. Pengukuran, pembuatan dan pengepasan/fitting (dilaksanakan oleh petugas
orthotik-prosthetik)
3. Evaluasi
a. Ketepatan jenis orthosis
b. Ketepatan ukuran orthosis
c. Ketepatan fungsi yang dicapai
d. Kenyamanan pemakaian

Evaluasi Setelah Tindakan :


 Periksa adanya tekanan yang tidak semestinya pada tubuh.
 Periksa apakah ada ketidaknyamanan atau cedera.
 Setelah memakai alat setidaknya selama 30 menit, periksa adakah tanda-tanda
iritasi kulit, tekanan berlebihan, atau alat tidak pas.
 Periksa orthosis untuk segala perubahan/kerusakan akibat proses pemakaian.

Durasi
15-20 menit
Daftar Pustaka
1. Wirawan RP, Wahyuni LK, Hamzah Z; Asesmen dan Prosedur Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi. Jakarta: PERDOSRI; 2012.
2. Norbury JW, Tilley E, Moore DP. Spinal Orthoses dalam Cifu DX, Kaelin DL,
Kowalske KJ, Lew HL, Miller MA, Ragnarsson K et al, editor. Braddom’s Physical
Medicine & Rehabilitation. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier; 2016. h. 275-287.
3. Pomerantz F, Durand E. Spinal Orthosis dalam: Frontera WR, DeLisa JA, Gans
BM, Walsh NE, Robins LR et al, editor. DeLisa’s Physical Medicine &
Rehabilitation. Edisi ke-5. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2010. h.
2081-2095.
4. Kelly BM, Patel AT, Dodge CV. Upper Limb Orthoses dalam Cifu DX, Kaelin DL,
Kowalske KJ, Lew HL, Miller MA, Ragnarsson K et al, editor. Braddom’s Physical
Medicine & Rehabilitation. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier; 2016. h. 225-248.
5. Uustal H. Upper Limb Orthotics dalam: Frontera WR, DeLisa JA, Gans BM, Walsh
NE, Robins LR et al, editor. DeLisa’s Physical Medicine & Rehabilitation. Edisi
ke-5. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins; 2010. h. 2051-2061.
6. Hennessey WJ, Uustal H. Lower Limb Orthoses dalam Cifu DX, Kaelin DL,
Kowalske KJ, Lew HL, Miller MA, Ragnarsson K et al, editor. Braddom’s Physical
Medicine & Rehabilitation. Edisi ke-5. Philadelphia: Elsevier; 2016. h. 249-274.
7. Esquenazi. A. Lower Extremity Orthotics, Shoes, and Gait Aids dalam: Frontera
WR, DeLisa JA, Gans BM, Walsh NE, Robins LR et al, editor. DeLisa’s Physical
Medicine & Rehabilitation. Edisi ke-5. Philadelphia: Lippincot Williams &
Wilkins; 2010. h. 2063-2080.
8. Scrub Notes Medical Blog: Tips For Med Students; Pope’s Blessing vs Claw hand;
http://www.scrubnotes.com/2008/02/popes-blessing-vs-claw-hand.html
9. Splinting for Radial Nerve Palsy,
http://handlab.com/articles/radial_palsy_splint.pdf
10. Tan, JC. Practical Manual of Physical Medicine and Rehabilitation, Mosby, 1998.
h. 178-228
LAMPIRAN 1

Evaluasi Orthosis Spinal

Panduan peresepan orthosis cervical dan trunk:

Indikasi Pembatasan Gerak


No Orthosis Fleksi Extensi Lateral Rotasi Skoliosis
bending
Cervikal
sedik
1 Soft collar sedikit sedikit Sedikit it
sedik
2 Hard collar sedikit sedikit Sedikit it
3 Philadelphia collar ●
4 Two post orthosis ● ●
Three-post orthosis (sterno-
occipital-mandibular
5 immobilizer) ●
6 Four-post orthosis ● ● ● ●
7 Minerva orthosis ● ● ● ●
8 Cuirass orthosis† ● ● ● ●
9 Halo orthosis ● ● ● ●
Trunk
10 Korset sacroliliac ●
11 Korset lumbosacral ●
12 Korset thoracolumbosacral ●
Lumbosacral flexion extension
13 control orthosis. ● ●
Lumbosacral flexion extension
14 lateral control orthosis ● ●
Lumbosacral extension control
15 orthosis ● ●
Thoracolumbosacral flexion
16 extension control orthosis ● ● ●
Thoracolumbosacral flexion
extension lateral control
17 orthosis ● ● ●
Thoracolumbosacral flexion
extension lateral Rotary
18 control orthosis ● ● ● ●
19 Minerva orthosis ●
20 Boston orthosis ●

† Cuirass Orthosis: Trunk and Cervical Orthoses in Orthotics a Comprehensive Clinical


Approach- Joan Edelstein- 1stEd-2002 p105-124
Evaluasi Orthosis Cervical:
• Apakah kepala berada pada posisi simetris? Atau berada pada posisi yang diinginkan
atau yang diharuskan?
• Apakah semua komponen yang rigid sudah pas dengan benar? Apakah semua
komponen pada dagu, occipital, thoracic, dan sternal cukup besar, dibentuk baik,
tidak tajam dan cukup terbungkus sehingga dapat nyaman dipakai, tidak mengiritasi
kulit diatas tonjolan tulang?
• Apakah batas atas dari pelat sternal berada 1 inci dibawah lekukan sternal?
• Terlalu tinggi akan tidak stabil sedangkan bila terlalu rendah secara kosmetis kurang
bagus terutama untuk wanita.
• Apakah batas atas dari pelat thoracic berada ½ inci dibawah spina scapulae kanan dan
kiri?
• Apakah bagian tengah batas atas dari pelat occipital berada ½ inci dibawah tonjolan
occipital

Evaluasi Orthosis Hyperextension Brace:


• Apakah batas bawah dari suprapubic pad berada di bawah spina iliaca anterior
superior (SIAS)? Apakah suprapubic pad yang dipakai cukup nyaman saat dipakai
berdiri? Perhatikan agar suprapubic pad tidak menekan simfisis pubis.
• Apakah batas lateral dari suprapubic pad berada pada medial SIAS? Pad harus cukup
lebar tapi jangan terlalu lebar sehingga menekan SIAS saat pasien duduk. Saat duduk,
pad ini harus tetap berada di atas tulang pubis.
• Apakah lateral pad terletak pada garis tengah bagian lateral batang tubuh? Apakah
panjang lateral pad berada diantara krista iliaca dan iga bagian bawah? Kedua pad
harus terletak paralel. Apakah letak lateral pad ke arah superior dan anterior (kalau
kearah posterior dan anterior akan meningkatkan tekanan dan kontrol mediolateral
berkurang)
• Apakah posterior pad menutupi thoracolumbar junction?
• Apakah batas atas dari sternal pad berada ½ inci di bawah lekukan sternal saat pasien
duduk? Apakah batas atas dari sternal pad berada 2 inci di bawah lekukan sternal saat
pasien berdiri?
• Apakah tubuh pasien bebas dari kontak dengan bingkai orthosis? Pada pasien yang
gemuk, sentuhan dengan bingkai orthosis mungkin tidak dapat dihindari, tapi tidak
boleh ada tekanan.
• Kontrol gerak ke depan dan ke belakang diberikan oleh anterior dan posterior pad.
Lateral pad hanya untuk mencegah pergeseran orthosis pada tubuh.

Evaluasi Orthosis Thoracolumbosacral:


Pada posisi berdiri
a. Pelvic band
• Apakah lebarnya sekitar 2 inci?
• Apakah bagian tengahnya melintas di bawah Spina Iliaca Posterior Superior?
• Apakah ujungnya lewat di antara trochanter dan spina iliaca dan berakhir pada garis
tengah tubuh sisi lateral?
• Apakah sudah pas dengan kontur tubuh dan nyaman dipakai?
b. Thoracic Band
• Apakah lebarnya sekitar 2 inci?
• Apakah batas atasnya berada 1 inci dibawah sudut inferior scapulae
• Apakah thoracic band dan perpanjangannya ke arah depan terletak mendatar dan pas
dengan kontur tubuh sehingga nyaman dipakai?
• Apakah ujungnya sampai ke garis tengah aksila?
c. Posterior Uprights
• Apakah letaknya diantara scapulae dan proc. Spinosus kanan dan kiri?
• Apakah ujung atasnya setinggi spina scapulae?
• Apakah sisi medial kedua posterior uprights berjarak sekitar 2 inci?
d. Interscapular Band
• Apakah panjangnya sudah cukup? Yaitu sekitar 2 inci dari lipatan ketiak posterior
kanan dan kiri?
• Apakah letak band ini sekitar 1 inci diatas sudut inferior scapulae?
e. Oblique Lateral Uprights
• Apakah sambungan kepada lateral uprights sekitar 1 inci batas bawah thoracic band?
• Apakah letaknya tidak mengganggu pelbic strap?
• Apabila pelvic strap dikencangkan, apakah lateral uprights terletak diatas pelvic band
sehingga tidak menekan kulit?

f. Rotary Control
Apakah cukup ruang gerak antara brace dan axilla?

g. Abdominal Support
• Apakah ukurannya cukup besar? Tinggi yang sebaiknya adalah ½ inci di bawah Proc.
• Xiphoideus sampai ½ inci di atas simfisis pubis.
• Apakah batas posterior-inferior tepat pada puncak daerah bokong? Pada wanita
dengan lordosis letaknya dapat sedikit di bawah puncak gluteal agar dapat lebih
nyaman dipakai.

Pada posisi duduk


• Apakah ujung pelvic band melewati antara trochanter dan crista iliaca sudah cukup
nyaman dipakai?
• Apakah thoracic band cukup rendah dan tidak menekan scapula?
• Apakah pelvic band, thoracic band dan posterior uprights terutama di bagian lumbar
sesuai dengan bentuk punggung saat pasien duduk? Saat berdiri mungkin ada sedikit
ruang antara posterior uprights dan punggung. Sisa ruang ini akan hilang saat pasien
duduk akibat rotasi pelvis.
• Apakah abdominal support cukup nyaman dipakai? Saat duduk abdominal support
yang benar akan mendekat tonjolan tulang, tidak berada di atas atau menekan tonjolan
tulang.
• Apakah batas atas dari sternal pad berada ½ inci dari clavicula?
• Apakah subclavicular pad berada pada ½ inci dibawah clavicula?
LAMPIRAN 2

Evaluasi Orthosis Ekstremitas Bawah

Panduan Peresepan AFO, KAFO dan Knee Orthosis

No Indikasi Pilihan orthosis


1 Kontrol terhadap kelemahan otot • Sepatu dengan tumit rendah
quadriceps femoris • AFO – SA yang diset pada fleksi plantar
• AFO – SA dengan band anterior –
proksimal
• KAFO dengan knee lock dan prepatelar
atau
• suprapatelar bar atau knee pad
2 Kontrol fleksi lutut selama fase • KAFO dengan fan knee lock
stance pada kontraktur fleksi • KAFO dengan ratchet lock
• KAFO dengan serrated knee lock
3 Kontrol hiperekstensi lutut selama • Tumit sepatu sedikit lebih tinggi
fase stance pada genu recurvatum • AFO diatur pada posisi dorsi fleksi
• KAFO dengan offset betis dibagian
belakang dan band di bagian distal paha
• Swedish knee cage
4 Kontrol mediolateral selama fase • AFO – SA dengan band rigid yang
stance pada genu valgum diperpanjang pada bagian betis pada sisi
medial
• KAFO dengan knee lock dan knee pad
dengan strap ke lima yang ditempatkan
pada lateral upright
• KAFO dengan medial disk pada lutut
Gambar: Plastic AFO: Posterior leaf spring (A), semisolid (B), solid (C), AFO dengan flange
(D), AFO dengan adjustable hinge

Panduan Peresepan HKAFO

No Indikasi Pilihan orthosis


1 Kontrol fleksi hip HKAFO dengan hip lock
2 Kontrol rotasi hip • KAFOs dengan spreader bar
• HOs dengan engsel axis tunggal
• SWASH ortosis
• HKAFO dengan atau tanpa hip lock
3 Untuk menstabilkan hip, knee • Standing frame
dan ankle • Parapodium
• Swifel walker
• Vannini stabilizing AFOs
• Craig – Scott KAFOs
• Medially linked KAFO
• Reciprocating gait orthosis
• Para walker/hip guidance orthosis
Gambar KAFO

Gambar Resiprocal Gait Orthosis THKAFO

Jenis Gangguan Orthosis Alasan


SCI (caudal thoracal) AFO, KAFO, dengan / tanpa Ambulasi Mandiri
forearm crutches, cane atau
walker
Kelemahan dorsiflexor, Posterior Leaf Spring (PLS) Saat swing phase, sifat
spastisitas sedang / berat, AFO (Kemungkinan tidak rekoil plastik membantu
mediolateral ankle untuk kelemahan plantar dorsifleksi, mencegah
instability dengan fleksi) plantar-fleksi saat heel
deformitas berat varus / strike dan swing phase
valgus, fixed ankle
deformity dorsifleksi <
90°
Structural collape of foot Solid AFO (SAFO) Calf shelf dan trim lines
ankle, ankle movement Semisolid AFO ankle lebih lebar dibanding
pain, spastisitas berat Hinge SAFO PLS menahan kaki pada
dengan klonus terus posisi predetermined,
menerus, gangguan mencegah dorsifleksi dan
sensori berat. plantar-fleksi, mencegah
valgus / varus ankle.
Hinge AFO Mediolateral stability
Hinge SAFO Dapat disesuaikan sudutnya
untuk dorsi / plantarfleksi
Anterior band untuk
mencegah knee buckling
saat fase stance awal.
Kelemahan akle Spiral AFO Memberikan rotasi pada
dorsifleksor dan / bidang transversal saat
lantarfleksor dengan mengontrol dorsifleksi /
instabilitas mediolateral plantar fleksi dan eversi
moderat inversi tanpa
Kelemahan ringan menghilangkan gerakan.
motorik ekstensor lutut Kontra indikasi pada
ketidakseimbangan otot
berat pada ankle foot
complex, spastisitas sedang /
berat, instabilitas berat
mediolateral ankle, fixed
ankle deformity dengan
dorsifleksi < 90°
Drop foot Ankle joint assists Membantu gerakan ankle
- Dorsiflexion assist Kontraindikasi pada
- Plantar-flexion assist spastisitas berat, paralisis
dan joint instability
Quadriceps paralysis KAFO Mengontrol gerakan/
Instabilitas pada lutut alignment lutut
dan ankle Mempertahankan stabilitas
lutut
Patellar tracking Knee orthosis Memberikan kontrol pada
ACL injury lutut, tapi tidak pada ankle
Paraplegia, spina bifida, HKAFO Mengurangi deviasi gait
SCI akibat kontrol buruk hip
abduksi, adduksi dan rotasi
Paraplegia (SCI, THKAFO Mengontrol gerakan
poliomyelitis, spina punggung, mempertahankan
bifida dan distrofi otot). atau modifikasi alignment
spinal, dan mengurangi
beban pada spinal dengan
mengingkatkan tekanan
intraabdominal.
Penyembuhan fraktur os PTB (patellar tendon Mengambil alih beban pada
calcis, postoperative bearing) patellar tendon dan tibial
ankle fusion, heel dengan orthosis flares dan beban
nyeri refractory, dipindahkan pada sepatu
avascular necrosis talar melalui metal uprights.
body, degenerative
arthritis subtalar joint
osteomyelitis os calcis,
diabetes

Panduan Peresepan Sepatu

No Indikasi Pilihan Orthosis


1 Mengurangi tekanan pada tumit • Heel cushion, insole berpegas
2 Stabilisasi hindfoot • Sepatu dengan upper yang tinggi dan
kokoh
• Medial /lateral /bilateral heel flare
• Heel dengan resilient lateral wedge
(stabilisasi hind foot varus)
3 Mengurangi nyeri pada plantar • Heel cushion (bantalan tumit)
fasciitis • Hind dan midfoot longitudinal support
(arch support)

4 Mengurangi hiperpronasi fleksibel • Medial heel wedge


• University California Biomechanics
Laboratory (UCBL) insert
• Hind dan midfoot longitudinal support
(arch support)
• Thomas heel

5 Mengakomodasi hiperpronasi • Resillient hind dan midfoot longitudinal


yang menetap support
6 Mengurangi tekanan pada • Metatarsal pad/ bar
metatarsal head
7 Mengurangi tekanan pada hammer • Sepatu dengan toe box yang tinggi atau
toes atau claw toes kedalaman ekstra
8 Mengurangi tekanan pada bunions • Sepatu dengan lebar medial ekstra
9 Mengurangi tekan pada dorsal • Sepatu dengan upper yang fleksibel,
corn atau jenis moccasin (sandal jepit)
10 Menstabilkan lutut saat fase awal • Resilient heel (berpegas)
stance
11 Memfasilitasi mid dan late stance • Rocker bar
Gambar (A) Anatomi sepatu (B) Metatarsal pad

Evaluasi Orthosis Bawah Lutut (AFO dan Foot Orthosis)


• Apakah orthosis sudah sesuai dengan peresepan?
• Apakah pasien dapat memakainya dengan mudah?
• Apakah pasien cukup stabil?

Cek saat pasien berdiri:


a. Sepatu
• Apakah sepatu sudah cukup memuaskan dan pas saat dipakai?
• Apakah sole dan tumit sepatu menapak pada lantai?
• Apakah bagian terlebar dari sepatu (ball) terletak pada metatarsophalangeal joint
• Apakah panjang sepatu lebih panjang 1 cm daripada panjang kaki?
• Apakah heel counter melekat tepat pada tumit bagian belakang?
• Apakah toe box menutup bagian punggung kaki dengan nyaman?
• Apakah memungkinkan untuk penyesuaian ukuran volume kaki saat dipakai?
• Apakah sepatu dapat melindungi kaki baik dari sisi medial maupun lateral?
• Apakah sepatu memungkinkan ditambahkannya insert?
b. Pergelangan Kaki
• Apakah mekanik sendi pergelangan kaki segaris sehingga tepat mendekati anatomi
pergelangan kaki?
• Apakah posisi mechanical ankle joint sesuai dengan letak sendi ankle secara
anatomis ?
• Apakah gaya yang dikeluarkan oleh varus atau valgus strap atau shoe insert sudah
cukup untuk menyangga tanpa menimbulkan ketidaknyamanan?
• Apakah ada gerakan minimal antara shoe insert dan sepatu?
c. Upright
• Apakah upright sudah sesuai dengan bentuk tungkai dan terdapat jarak yang cukup?
• Apakah masing-masing upright berada pada garis tengah kaki?
• Apakah persediaan untuk pemanjangan upright sudah cukup (pada orthosis anak)?
d. Bands dan manset (cuffs)
• Apakah bands atau manset betis sudah tepat lebarnya dan sesuai dengan bentuk kaki?
• Apakah cukup nyaman?
• Jika menggunakan patellar tendon bearing brim, apakah kerja piston minimal?
• Jika menggunakan patellar tendon bearing brim, apakah pengurangan weight bearing
pada tumit sudah cukup?
• Apakah fibular head tidak mendapat tekanan atau mendapat tekanan minimal?
Cek saat pasien berjalan:
• Apakah sepatu menapak lantai saat mid stance?
• Apakah jarak antara malleolus dan mekanik sendi pergelangan kaki cukup?
• Apakah varus atau valgus strap atau shoe insert sudah cukup menyangga?
• Apakah performa pasien pada tiap level berjalan sudah cukup baik?
• Perhatikan apakah ada perubahan gait : lateral trunk bending, hip hiking,
internal/eksternal rotasi hip, circumduction, walking base yang lebar,
• kontak telapak kaki ke arah lateral/medial yang berlebihan, anterior trunk bending,
posterior trunk bending, lordosis, hiperekstensi lutut, instabilitas lutut, kontrol
dorsifleksi yang inadekuat, push off yang kurang, vaulting (melompat), abnormalitas
ritme, lain-lain (gerakan tangan, bising)
• Apakah orthosis sudah cukup kuat dan kokoh?
• Apakah menimbulkan bising?
Cek saat pasien duduk:
• Dapatkah pasien duduk dengan nyaman, dengan lutut fleksi 90⁰, dan dapatkah
difleksikan lagi 15⁰ tanpa menekan berlebihan?
• Apakah luas gerak mekanik sendi pergelangan kaki sesuai dengan yang diresepkan?
• Apakah sole dan tumit sepatu menapak lantai?

Cek saat pasien melepas orthosis:


• Apakah tampak tanda iritasi sesaat setelah orthosis dilepas?
• Apakah sepatu cukup kuat melekat pada orthosis dan shoe shank cukup kuat untuk
pemakaian yang sudah diperkirakan
• Apakah tumit datar dan terpaku dengan kuat pada sepatu, dan apakah wedges dan lifts
terlihat rapi?
• Apakah sendi pergelangan kaki bergerak tanpa menekuk?
• Apakah medial/lateral stop pada sendi pergelangan kaki dan lutut membuat kontak
yang simultan saat sendi fleksi dan ekstensi penuh?
• Apakah calf band cukup baik terjahit dan terlapisi?
• Apakah cukup persediaan untuk menyesuaikan manset?
• Apakah bagian logam dari orthosis cukup halus dan bebas dari tonjolan yang keras?
• Apakah bahan kulit cukup rapi?
• Apakah secara keseluruhan orthosis cukup memuaskan?
• Apakah pasien merasa puas dengan kenyamanan, fungsi dan penampilannya?

Evaluasi Orthosis Atas Lutut


(Knee-ankle-foot, hip-knee-ankle-foot, trunk-hip-knee-ankle-foot orthosis)
• Apakah orthosis sudah sesuai dengan peresepan?
• Apakah pasien dapat memakainya dengan mudah?

Cek saat pasien berdiri:


a. Sepatu
• Apakah sepatu sudah cukup memuaskan dan pas saat dipakai?
• Apakah sole dan tumit sepatu menapak pada lantai?
b. Pergelangan Kaki
• Apakah sendi pergelangan kaki mekanik segaris sehingga tepat mendekati anatomi
pergelangan kaki?
• Apakah jarak antara anatomi pergelangan kaki dan medial dan lateral sendi mekanik
pergelangan kaki sudah cukup?
• Apakah gaya yang dikeluarkan oleh varus atau valgus strap atau shoe insert sudah
cukup untuk menyangga tanpa menimbulkan ketidaknyamanan?
• Apakah ada pergeseran minimal antara shoe insert dan sepatu?
c. Lutut
• Apakah mekanik sendi lutut segaris sehingga tepat mendekati anatomi lutut?
• Saat pasien berdiri dengan sebagian besar erat tubuhnya pada kaki yang memakai
orthosis, apakah cukup terdapat jarak antara sendi lutut mekanik dan lutut pasien pada
sisi medial dan lateral?
• Apakah pengunci lutut sudah cukup aman dan mudah dioperasikan?
d. Upright
• Apakah upright sudah sesuai dengan bentuk tungkai dan paha?
• Apakah terdapat jarak yang cukup antara medial upright dan perineum?
• Apakah lateral upright berada dibawah trochanter tetapi minimal 1 inch lebih tinggi
dari medial upright?
• Apakah masing-masing upright berada pada garis tengah kaki dan paha?
• Apakah persediaan untuk pemanjangan upright sudah cukup (pada orthosis anak)?
e. Bands dan manset (cuffs)
• Apakah bands atau manset betis sudah tepat lebarnya dan sesuai dengan bentuk kaki
dan paha?
• Apakah cukup nyaman?
• Apakah jarak antara bagian atas manset betis dan head of fibula sudah cukup?
• Apakah bagian distal manset paha dan manset betis jaraknya sama dari lutut?
f. Quadrilateral brim (jika diresepkan)
• Apakah tendon adductor longus berada dalam terowongan brim dengan tepat dan
tidak terlalu menekan bagian anteromedial brim?
• Apakah ischial tuberosity bersandar tepat pada ischial seat?
• Apakah lipatan otot diatas brim minimal?
• Apakah brim pada dinding posterior mendekati sejajar dengan tanah?
• Apakah pasien bebas dari tekanan vertikal pada daerah perineum?
g. Hip
• Apakah pusat sendi pelvis sedikit diatas trochanter mayor?
• Apakah pengunci paha aman dan mudah digunakan?
• Apakah pelvic band sudah tepat sesuai bentuk tubuh?
h. Alat pelengkap khusus
• Jika alat pelengkap khusus digunakan, seperti torsion shaft, apakah gaya yang
dikeluarkan tidak menekan ekstremitas berlebihan?
• Apakah pasien cukup stabil?

Cek saat pasien berjalan:


• Apakah sepatu menapak lantai saat mid stance?
• Apakah cukup jarak antara pergelangan kaki dan lutut mekanik?
• Apakah varus atau valgus strap atau shoe insert sudah cukup menyangga?
• Apakah performa pasien pada tiap level berjalan sudah cukup baik?
Perhatikan apakah ada perubahan gait : lateral trunk bending, hip hiking, Internal/eksternal
rotasi hip, circumduction, walking base yang lebar, kontak telapak kai ke arah lateral/medial
yang berlebihan, anterior trunk bending, posterior trunk bending, lordosis, hiperekstensi
lutut, instabilitas lutut, kontrol dorsifleksi yang inadekuat, push off yang kurang, vaulting
(melompat), abnormalitas ritme, lain-lain (gerakan tangan, bising)
• Apakah orthosis sudah cukup kuat dan kokoh?
• Apakah menimbulkan bising?
Cek saat pasien duduk:
• Dapatkah pasien duduk dengan nyaman, dengan lutut fleksi 90⁰, dan dapatkah
difleksikan lagi 15⁰ tanpa menekan berlebihan?
• Apakah luas gerak mekanik sendi pergelangan kaki sesuai dengan yang diresepkan?
• Apakah sole dan tumit sepatu menapak lantai?

Cek saat pasien melepas orthosis:


• Apakah tampak tanda iritasi sesaat setelah orthosis dilepas?
• Apakah sepatu cukup kuat melekat pada orthosis dan shoe shank cukup kuat untuk
pemakaian yang sudah diperkirakan?
• Apakah tumit datar dan terpaku dengan kuat pada sepatu, dan apakah wedges dan lifts
terlihat rapi?
• Apakah sendi lutut dan pergelangan kaki bergerak tanpa menekuk?
• Apakah medial/lateral stop pada sendi pergelangan kaki dan lutut membuat kontak
yang simultan saat sendi fleksi dan ekstensi penuh?
• Apakah calf band cukup baik terjahit dan terlapisi?
• Apakah cukup persediaan untuk menyesuaikan strap dan manset?
• Apakah bagian logam dari orthosis cukup halus dan bebas dari tonjolan yang keras?
• Apakah bahan kulit cukup rapi?
• Apakah secara keseluruhan orthosis cukup memuaskan?
• Apakah pasien merasa puas dengan kenyamanan, fungsi dan penampilannya?
LAMPIRAN 3

Evaluasi Orthosis Ekstremitas Atas

Panduan peresepan orthosis anggota gerak atas:

No Indikasi Pilihan orthosis


1 Mempertahankan posisi oposisi dari a. Basic opponen orthosis
ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah, b. Opponen orthosis dengan wrist
terutama pada pasien dengan control
neuropati medianus c. Opponen orthosis dengan
metacarpophalangeal extension
extension
stop
2 Mencegah deformitas claw pada jari- a. Opponen orthosis with
jari, dan membantu ektensi jari, metacarpophalangeal extension
terutama pada pasien dengan stop
neuropati ulnar atau kombinasi b. Opponen orthosis with
neuropati median-ulnar metacarpophalangeal extension
stop and
wrist control
3 Membatasi wrist palmarfleksi, a. Wrist flexion control orthosis
terutama pada pasien dengan b. Opponen orthosis with wrist control
neuropati radialis
4 Membantu prehension pada pasien a. Wrist driven phrehension orthosis
dengan paralisis jari-jari, dengan b. Utensils with large handles
kekuatan otot fair plus atau ekstensi
wrist lebih kuat, misalnya pada
pasien tetraplegi C4 atau diatasnya
5 Membantu prehension pada pasien a. Electrically driven phrehansion
dengan paralisis wrist atau hand, orthosis
misalnya pada pasien dengan b. Passive prehension orthosis
tetraplegia C5 atau di atasnya c. Utensil holder
6 Membatasi gerakan pada wrist dan • Wrist hand stabilizer
hand, terutama pada pasien dengan
nyeri artritis atau sindrom
terowongan karpal
7 Membatasi gerakan pada sendi • Thumb stabilizer
interphalangeal satu dan
metacarpophalangeal
8 Membatasi gerakan jari • Finger stabilizer
9 Meningkatkan fleksi pada sendi • Finger flexor orthosis
metacarpophalangeal
10 Meningkatkan ekstensi sendi • Finger extensor orthosis
metacarphophalangeal

11 Mengurangi tekanan pada forearm • Forearm cuff


extensors, terutama pada pasien
dengan lateral epicondylitis
12 Meningkatkan ekstensi elbow dengan • Elbow extensor orthosis
mengaplikasikan gaya di bagian
anterior terhadap olekranon, dan di
bagian posterior ke distal dan
proksimal elbow
13 Membantu fungsi anggota gerak atas • Elbow stabilizer
pada kondisi kelemahan elbow. • Elbow orthosis with hydraulically,
Pemilihan tergantung pada toleransi electrically, or cable controlled hinge
pasien terhadap alat bantu
14 Mengurangi tekanan pada sendi bahu • Single strap sling
• Multiple strap sling
• Humeral cuff sling

Jenis Gangguan Deformitas/Impairment Jenis Orthosis Alasan


Cedera Nervus Drop Hand - Cock-up splint
radialis (volar wrist-flexion
control orthosis)
- MCP extension
mobilization
orthosis
- Wrist
mobilization
orthosis
Cedera Nervus Ape Hand (atrofi - Opponens
Medianus (distal) eminensia thenar, tidak Orthosis (C-bar)
mampu abduksi palmaris - Thumb post static
dan thumb opposition), orthosis
tidak mampu pronasi dan - Dynamic thumb
fleksi wrist / jari orthosis

Cedera Nervus Active papal sign / - Prehension Membantu


Medianus Pope's blessing = tidak orthosis prehension jari II
proksimal (dekat mampu fleksi DIP jari II - Buddy splint dan III melalui
elbow) akibat dan III akibat gangguan (splinting jari II transmisi fleksi
CTS kontraksi lumbrical dan III, juga untuk secara aktif.
lateral. fraktur) Fleksi IP atau
MCP salah satu
jari harus positif.
Cedera Nervus Claw hand (Intrinsic - Opponens Three-jaw-chuck
Medianus dan Minus Hand) = orthosis dengan prehension skill.
Ulnar hiperekstensi MCP MCP block
SCI C7, C8, T1 dengan fleksi sekunder (lumbrical bar)
(Short opponens) pada IP akibat gangguan - MCP flexion
C5, C6, radial kontraksi otot intrinsik mobilization
nerve (Long) tangan. orthosis
- Short / Long
opponens orthosis
Cedera Nervus Tidak mampu ekstensi -Oppenheimer Membantu
Radialis wrist, MCP, abduksi ibu splint (wire wrist- ekstensi wrist
jari extension assist melalui efek
orthoses) tenodesis
Quadriplegic Wrist extension (+) -Reciprocal wrist- Membantu
extension finger- prehension
flexion orthosis
C6 complete Tidak mampu ekstensi -Wrist-driven Substitusi
tetraplegia wrist (gangguan prehension orthosis prehension
kontraksi extensor carpi (tenodesis orthosis, melalui tenodesis
radialis) flexor hinge dan
splints) mempertahankan
fleksibilitas hand,
wrist dan elbow.
Lesi UMN, luka Resiko kontraktur -Wrist-hand-finger Imobilisasi dan
bakar, wrist flexor stabilizers (resting membantu
/ extensor hand splints), penyembuhan
tendinitis, pasca stabilisasi 2/3 distal jaringan,
operasi ORIF, forearm hingga mempertahankan
skin graft, tendon ujung jari dan /atau LGS secara pasif,
/ nerve / arteri ibu jari. mencegah
repair, kontraktur akibat
Dupuytren’s spastis.
release, brachial
plexus injury, dsb.
Rheumatoid Swan neck deformity, -Finger ring Imobilisasi,
arthritis, luka Boutonniere deformity, stabilizers mencegah
bakar pada jari. mallet finger. kontraktur,
meningkatkan
LGS.
Stroke, SCI, TBI, Resiko kontraktur dan -Tone-reduction Mengurangi
MS, CP. kelemahan otot orthosis (misal spastisitas tonus
antagonis. hand-cone orthosis, flexor, (2 jam
Snook splint) pakai, 2 jam
lepas).
CTS, CTD, SCI, Nyeri - Shock absorbing - absorbsi shock /
lesi UMN Edema gloves vibrasi
- Compression - mengurangi
gloves (edema) edema

Anda mungkin juga menyukai