Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR BAGAN ICF

Bagan ICF sesuai dengan problematik yang ditemukan berdasarkan hasil assessment terhadap
kasus ditangani

Nama Pasien : Tn. A


Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Kondisi/Penyakit :
Gangguan Fungsional Respirasi dengan Sesak Nafas dan penurunan
mobilitas sangakr thorax disertai retensi sputum Et Causa Bronkitis
Kronik

Impairment Acivity Limitation Participation Restriction


(Body structure and function)
a. ADL mandiri Pasien tidak dapat aktif
a. Sesak napas
b. Kesulitan saaat berjalan dalam melakukan kegiatan
b. Batuk berdahak
jauh dan beraktivitas di masyarakat
c. Penurunan mobilitas thorax
lama
d. Penurunan toleransi aktivitas

Makassar, 23 April 2019


Clinical Instructur,

Lusi Sulandari. S.St.Ft Alfi Syahar,S.Tr.Ft


Nip. 19831003 200801 2 008 Nip. 19780811 200604 2 002
LEMBAR ALGORHITMA ASSESSMENT
(Algorhitma assessment fisioterapi berdasarkan pengamatan dan perlakuan terhadap
kasus yang ditangani)
Nama Pasien :Tn. A Umur : 53 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki

Kondisi/Penyakit :

History Taking :
Pasien datang pertama kali ke BBKPM pada tahun 2015 dengan keluhan
batuk dan sesak nafas.

Inspeksi :
Statis :
1. bentuk dada normal
2. Pola nafas lambat dan dalam
Dinamis : Pasien kesulitan dari bangun ke duduk.

Pemeriksaan Fisik

Pem. Spirometri Pengukuran Pengukuran Derajat Sesak


Hasil: normal Mobilitas Sangkar Hasil : Nilai 3 (sedang)
Palpasi : Tidak ada nyeri Thorax Pengukuran Nyeri
tekan pada dada dan Hasil : Terjadi
M.Pectoralis Mayor, Hasil : tidak ada nyeri dada
penurunan mobilitas
M.Pectoralis Minor, thorax.
M.Sternocleidomastoideus,
dan M.Upper Trapezius.

Pemeriksaan Aukultasi
Hasil : Terdapat bunyi vesicular
Muscle Length Test SaO2 : 96 %
Hasil : Normal pada region apical kanaan dan
kiri, middle kanan dan kiri, lower
kanan dan kiri

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan Radiologi
Bronchitis
Diagnosa ICF :
“Gangguan Fungsional Respirasi dengan Sesak Nafas dan penurunan
mobilitas sangakr thorax disertai retensi sputum Et Causa Bronkitis
Kronik”

Makassar, 23 April 2019

Clinical Instructur,

Lusi Sulandari. S.St.Ft Alfi Syahar,S.Tr.Ft


Nip. 19831003 200801 2 008 Nip. 19780811 200604 2 002

Preceptor,

Nip.
LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Berbagai jenis pendekatan intervensi fisioterapi yang diberikan oleh CE bersama dengan
mahasiswa praktikan.

Nama Pasien : Tn.A


Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Fungsional Respirasi dengan Sesak Nafas dan penurunan mobilitas sangakr thorax disertai
retensi sputum Et Causa Bronkitis Kronik
Jenis
Tujuan Intervensi Alasan Klinis
Intervensi
MWD Untuk mengurangi nyeri, Dalam penelitian Nia Rima Fakultas Ilmu Kesehatan
meningkatkan sirkulasi Universitas Aisyiyah Yogyakarta pada tahun 2017
darah, memberikan efek
MWD dapat menimbulkan efek pada tingkat seluler
vasodilatas isehingga
elasticitas jaringan yang dapat merangsang perbaikan fungsi sel dengan
meningkat. repolarisasi sel-sel yang rusak dan meningkatkan
regenerasi fascia melalui peningkatan aktivitas fagosit,
enzim dan mempercepat pengangkutan yang melewati
membran. Selain itu peningkatan sirkulasi saraf perifer
yang diikuti oleh peningkatan metabolisme jaringan
dapat mempercepat proses penyembuhan sehingga
peradangan akan berkurang.
TENS - Mengurangi nyeri Berdasarkan hasil Penelitian Tri Puji Lestari Fakultas
akut dan kronik Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
- Meningkatkan Surakarta (2014). Pengaruh Frekuensi
alirandarah Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
- Memelihara sifat Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstensor
fisiologis otot dengan Wrist Pada Penderita Stroke. Setelah dilakukan
adanya rangsangan terapi selama 18 hari dengan menggunakan
saraf frekuensi yang berbeda- beda. Pada Frekuensi 10Hz
pengukuran kekuatan otot ekstensor wrist hasilnya
15-23Kg dengan presentase 34%, pasien frekuensi
30Hz pengukuran kekuatan otot ekstensor wrist
hasilnya 15,5- 21,9Kg dengan presentase 29% dan
pasien dengan frekuensi 50Hz pengukuran kekuatan
otot ekstensor wrist hasilnya 14-21Kg dengan
presentase 33%. Berdasarkan persentase
penggunaan TENS dengan frekuensi 10Hz lebih
signifikan digunakan di bandingkan dengan
frekuensi 30Hz dan 50 Hz.

tapotement

Latihan Memudahkan sputum Menurut penetitian Dwi Noorhidayah dengan judul


Batuk untuk keluar Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Tuberkulosis
Efektif Paru Di RSP. Ario Wirawan Salatiga pada tahun
2015. Ketika batuk, udara keluar dengan dengan
akselerasi cepat membawa sputum yang tertimbun
(Yosep, 2011). Sputum tersebut akan lebih banyak
keluar dengan batuk efektif karena batuk efektif
dilakukan dengan dibatukkan kuat sebanyak 2 kali
sehingga sputum yang tidak keluar saat dibatukkan
pertama dapat keluar saat dibatukkan yang kedua.
Batuk yang Batuk efektif berfungsi untuk
mengeluarkan sekret dan partikel-partikel pada faring
dan saluran napas.

Mobilisasi untuk melatih otot – otot Berdasarkan penelitian Sandratia Eka Febrianggi
Sangkar pernapasan dan Ilmu Kesehatan Universitas Aisiyah Yogyakarta pada
Thoraks mengembalikan tahun 2018. Perbedaan Pengaruh Penambahan
distribusi ventilasi, Stretching Intercostalis Pada Latihan Mobilisasi
membantu mengurangi Sangkar Thoraks Terhadap Peningkatan
Pengembangan Thoraks Pada Penyakit Paru
kerja otot pernapasan Obstruktif Kronis (PPOK).
Setelah 6 Minggu dilakukan terapi (1). Ada pengaruh
latihan mobilisasi sangkar thoraks terhadap
peningkatan pengembangan thoraks pada pasien
PPOK pada titik evaluasi intercostal tiga, thoraks
lima, procesus xiphoid dan thoraks sepuluh. (2) Ada
pengaruh penambahan stretching intercostalis dan
latihan mobilisasi sangkar thoraks terhadap
peningkatan pengembangan thoraks pada pasien
PPOK pada titik evaluasi intercostal tiga dan thoraks
lima. Tidak ada pengaruh penambahan stretching
intercostalis dan latihan mobilisasi sangkar thoraks
terhadap peningkatan pengembangan thoraks pada
pasien PPOK pada titik evaluasi procesus xiphoid
dan thoraks sepuluh. (3). Tidak ada perbedaan
pengaruh penambahan stretching intercostalis dan
latihan mobilisasi sangkar thoraks terhadap
peningkatan pengembangan thoraks pada pasien
PPOK pada titik evaluasi intercostal tiga, thoraks
lima dan procesus xiphoid dan thoraks sepuluh.

Breathing Untuk melatih otot- Berdasarkan penelitian Adhitya Kusuma Bakti Di


exercise otot pernapasan, Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
memperbaiki ventilasi Surakarta Tahun 2015. Pengaruh Pursed Lip
(Pursed Lip
dan merangsang Breathing Exercise Terhadap Penurunan Tingkat
Breathing)
reflex batuk. Sesak Napas Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik
(PPOK). Berdasarkan hasil uji statistik kelompok
perlakuan dengan kelompok control. Kelompok
kontrol yang menggunakan Pursed Lip Breathing
Exercise lebih signifikan menurunkan Sesak Napas
Pada Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) di
bandingkan kelompok control yang tidak
menggunakan Pursed Lip Breathing.

Makassar, 23 April 2019

Clinical Instructur,

Lusi Sulandari. S.St.Ft Alfi Syahar,S.Tr.Ft


Nip. 19831003 200801 2 008 Nip. 19780811 200604 2 002

LEMBAR INTERVENSI FISIOTERAPI

Rekomendasi pendekatan intervensi fisioterapi sesuai dengan Evidence Based Practice dan
Clinical Reasoning
Nama Pasien : Tn.A
Umur : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Fisioterapi : Fungsional Respirasi dengan Sesak Nafas dan penurunan mobilitas sangakr
thorax disertai retensi sputum Et Causa Bronkitis Kronik
Jenis
Tujuan Intervensi Alasan Klinis
Intervensi
Infra Red Untuk mengurangi Menurut penelitian Anita Puji Lestari di RS Paru Dr. Ario
derajat sesak napas Wirawan Salatiga pada tahun 2015, modalitas yang sesuai
dan nyeri dada untuk mengurangi derajat nyeri dada pada pasien yaitu
pemberian modalitas berupa infra red. Pemberian IR dalam
penurunan nyeri, karena Mild Heating yang terdapat di IR
dapat menimbulkan efek sedative pada superficial sensori
nerve ending, yang akan menimbulkan pengurangan nyeri.
Karena zat “P” penyebab nyeri akan terbuang bersama-sama
dengan sisa-sisa metabolisme (Kuntono, 2005).
Active Cycle Untuk mengurangi Menurut penelitian Ririt Ika Lestari dengan judul Manfaat
Breathing sesak napas dan Active Cycle 0f Breathing Technique (ACBT) Bagi Penderita
Tehnique memudahkan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (Ppok) di Rumah Sakit Paru
(ACBT) pasien untuk dr Ario Wirawan Salatigapadatahun 2015, dimana ACBT
mengeluarkan dapat mengurangi sesak napas dan pasien lebih mudah
sputum mengeluarkan sputum. Latihan huffing meningkatkan tidal
volume dan membuka system collateral saluran napas
sehingga sputum mudah dikeluarkan. Breathing Control (BC)
bertujuan mendidik kembali pola pernapasan tenang dan ritmi
ssehingga penderita dapat menghemat energy untuk bernapas
serta penderita akan terbiasa melakukan pernapasan yang
teratur ketika serangan sesak napas.

Makassar,04Januari 2019
Clinical Instructur,

Lusi Sulandari. S.St.Ft Alfi Syahar,S.Tr.Ft


Nip. 19831003 200801 2 008 Nip. 19780811 200604 2 002
Preceptor,

Nip.

Anda mungkin juga menyukai