Latar belakang : Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit dengan
keterbatasan aliran udara yang persisten dan gejala pernapasan yang disebabkan oleh
aliran udara atau kelainan alveolar. Disfungsi pernapasan pada PPOK berupa kelemahan
otot inspirasi, penurunan daya tahan otot pernapasan, perubahan mekanika dinding dada
dan posisi diafragma akibat hiperinflasi, peningkatan ketegangan otot pernapasan dan
hipomobilitas tulang belakang yang menyebabkan gangguan kapasitas latihan,
peningkatan dispnea dan penurunan kualitas hidup.
Tujuan : Mengevaluasi Inspiratory Muscle Training (IMT) dengan manual therapy
dengan Inspiratory Muscle Training dengan endurance training pada PPOK.
Metode : Penelitian (Cirak et al., 2022) merupakan penelitian randomized controlled
study dengan jumlah pasien 60 orang yang dibagi secara acak menjadi kelompok IMT
dengan Manual Therapy (MT) dan kelompok IMT selama 12 minggu. Fungsi paru,
kekuatan otot pernapasan, kapasitas fungsional, dispnea, kelelahan dan kualitas hidup
dievaluasi dengan spirometri, mouth pressure device, six-minute walk test, Modified
Medical Research Council (mMRC) dyspnea scale, skala kelelahan, dan St. George’s
Respiratory Questionnaire (SGRQ). Penelitian (Tounsi et al., 2021) merupakan
penelitian randomized controlled trial dengan jumlah pasien 32 laki-laki dengan PPOK
sedang sampai sangat berat. Diacak menjadi kelompok eksperimen Inspiratory Muscle
Training dengan Endurance Training (IMT + ET) dengan n = 16 dan kelompok kontrol
(ET) dengan n = 16. Program IMT terdiri dari 2 set dengan 30 inspirasi dengan 50%
PImax dan ditingkatkan 10% setiap minggu. Program ET terdiri dari treadmill 30 menit
pada 60%-80% dari kecepatan rata-rata yang dapat dicapai selama 6MWT dengan
frekuensi 3x seminggu. Evaluasi dilakukan setelah 8 minggu periode latihan.
Keseimbangan fungsional dinilai dengan Skala Berg Balance Scale (BBS), Timed-Up
and Go (TUG), tes Single Leg Stance (SLS) dan Skala Activities-specific Balance
Confidence (ABC). Kekuatan otot inspirasi (PImax) dinilai dengan Maximal Inspiratory
mouth pressure. Performa latihan fungsional dinilai dengan tes 6 minutes walking test
(6MWT).
Hasil : Penelitian (Cirak et al., 2022) menunjukkan kelompok MT mengalami
peningkatan lebih besar secara signifikan pada FEV1%, FVC%, PEF%, kekuatan otot
pernapasan , fungsi paru, dispnea, skala kelelahan, dan kualitas hidup dibandingkan
dengan kelompok IMT (p<0,05). 6MWT (p<0,001) MIP (p<0,001) dan skor mMRC
(p<0,001) meningkat secara signifikan pada kelompok IMT dengan MT. Penelitian
(Tounsi et al., 2021) menunjukkan kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan
yang lebih besar pada BBS (IMT + ET vs ET; p= 0,019) dan pada ABC (IMT + ET vs
ET; p= 0,014). Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok untuk TUG,
SLS dan 6MWT. Ada perbedaan yang signifikan antara kelompok pada PImax (IMT+EV
vs ET; p=0,030). Korelasi moderat yang signifikan diperoleh antara PImax dan BBS
untuk kedua kelompok (IMT + ET: r = 0,624, p = 0,010; ET r = 0,550, p = 0,027) serta
untuk ABC hanya kelmpok eksperimen (IMT+ET: r = 0,550, p = 0,027).
Kesimpulan : Kedua penelitian menunjukkan kelompok IMT dengan MT dapat
meningkatkan dalam kapasitas fungsional, kekuatan otot pernapasan, fungsi paru,
dispnea, persepsi kelelahan dan kualitas hidup sedangkan IMT dengan ET meningkatkan
fungsi paru otot inspirasi dan keseimbangan fungsional berdasarkan hasil BBS dan ABC
pada pasien PPOK.
Kata Kunci : COPD, kapasitas fungsional, inspiratory mucle training, manual therapy
(Cirak et al., 2022)
A. PENDAHULUAN
udara yang persisten dan gejala pernapasan, yang disebabkan oleh aliran udara atau
kelainan alveolar. Selain disfungsi paru, pasien PPOK mengalami gagguan kesehatan
atrofi dan kelemahan otot perifer memiliki dampak yang signifikan terhadap resiko
Gangguan keseimbangan bisa berupa aktivitas dinamis dan resiko jatuh. Gerakan
difragma salama pernapasan tidal dalam posisi berdiri secara signifikan lebih tinggi
Oleh karena itu, latihan otot inspirasi dapat meningkatkan daya tahan dan
kekuatan otot inspirasi serta meningkatkan kapasitas latihan pada PPOK. Latihan
otot inspirasi berbasis rumah selama dua bulan menunjukkan peningkatan fungsi otot
inspirasi dan keseimbangan fungsional pada lansia yang tinggal dikomunitas (Tounsi
et al., 2021).
mengurangi dispnea dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot isnpirasi serta
kronis tertentu dan terdapat penelitian yang menjelaskan penggunaan teknik MT,
peningkatan nutrisi jaringan dan relaksasi otot membantu menghasilkan lebih banyak
dengan latihan olahraga dapat meningkatkan fungsi paru dan kapasitas latihan.
pengembangan kekuatan dengan kontribusi pada latihan otot inspirasi (Cirak et al.,
2022).
A. METODE
Keterangan
Kriteria
Jurnal 1 (Cirak et al., 2022) Jurnal 2 (Tounsi et al., 2021)
Population/ Meneliti fungsi paru, kekuatan otot Meneliti keseimbangan fungsional,
Problem pernapasan, kapasitas fungsional, kekuatan otot inspirasi dan performa
dispnea, kelelahan dan kualitas hidup latihan fungsional.
pada pasien PPOK.
• Dekompresi suboksipital,
• Myofascial release M.
Sternocleidomastoid fan M.
Trapezius,
• Diafragma release,
• Rib raising,
Metode
No. Author Judul (Desain, Sampel, Variabel, Hasil Penelitian
Instrumen, dan Analisis)
dan kualitas hidup secara keseluruhan serta mengurangi dispnea dan persepsi
memberikan perbaikan yang bermakna secara klinis dalam pengukuran fungsi paru.
Dalam meta-analisis termasuk 32 studi terkontrol acak tentang efek IMT pada
pasien PPOK bahwa IMT meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot isnpirasi,
pembatasan aliran yang lebih besar, ekspirasi menuju volume relaksasi menjadi
semakin lama dan inspirasi berikutnya dimulai sebelum volume relaksasi tercapai.
pada TLC, ERC dan RV setelah sesi MT dan penelitian menunjukkan efek positif
MT pada hyperventilasi. Studi lain menunjukkan efek positif dari MT pada FEV1,
FVC, kekuatan otot pernapasan dan persepsi dispnea. Dalam penelitian ini, setelah
12 minggu IMT dengan MT, peningkatan rata-rata MIP mencapai 35,5 cmH2O
dalam kelompok studi. Menurut hasil meta-analisis terperinci yang dilaporkan oleh
signifikansi klinis minimal. Jadi kekuatan otot pernapasan lebih meningkat dengan
adanya MT. Juga dalam penelitian ini, FEV1 dan nilai FVC ditingkatkan dengan
dada dan pencapaian hubungan panjang otot yang optimal untuk otot pernapasan
sehingga gejala dan kerja pernapasan dapat menurun dan kapasitas fungsi paru
Efek dari program latihan pada fungsi otor inspirasi menunjukkan bahwa
menemukan bahwa peningkatan kekuatan dan daya tahan setelah IMT dikaitkan
dengan peningkatan proporsi jenis serat I dan peningkatan tipe ukuran serat II pada
Pengaruh program latihan uji jalan 6 menit memiliki efek yang sama pada
penurunan latihan asidosis laktat dan ventilasi sebagai hasil dari latihan ketahanan
selama 8 minggu pada ergometer siklus pada pasien PPOK.
seperti yang dijelaskan Ferraro et al. Mekanisme potensial pertama dijelaskan pada
stimulasi diafragma dan otot interkostal untuk merespon gerakan dan frekuensi
yang berbeda. Hodges dkk memberikan bukti bahwa diafragma terlibat dalam
kontrol stabilitas postural melalui gerakan sadar dari anggota badan. Selain otot
difragma, otot intercostal juga terlibat dalam kontrol postural dan tidak hanya dalam
et al., 2021).
D. KESIMPULAN
dan kualitas hidup dibandingkan dengan kelompok IMT saja (Cirak et al.,
2022).
keseimbangan fungsional berdasarkan hasil BBS dan ABC pada pasien PPOK.
Tounsi, Id, B.., Acheche, A., Lelard, T., & Tabka, Z. (2021). Effects of specific
inspiratory muscle training combined with whole-body endurance training
program on balance in COPD patients : Randomized controlled trial.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0257595
{Bibliography