Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Alamat: Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman: www.fisioterapi.unud.ac.id, E-mail: psfisioterapi@unud.ac.id

NAMA FORMULIR : FORMULIR JOURNAL REVIEW


KODE FORMULIR : 09

KELOMPOK :Q
NAMA MAHASISWA : - Gede Agus Deny Nugraha (2302631001)
- Ni Kadek Windy Utami Putri (2302631031)
- Ni Nyoman Wispayani (2302631048)
- Kadek Kresna Ananda Junior (2302631049)
STASE : Kardiopulmonal
TEMPAT : Rumah Sakit Umum Daerah Tabanan

Judul Artikel Breathing Control Exercises Delivered in a Group Setting for Patients with Chronic Obstructive
Pulmonary Disease: A Randomized Controlled Trial
Issue/Halaman Artikel Tahun 2023, Volume 11, Issue 6
Penulis Artikel Sibylle Cazorla, Yves Busegnies, Pierre D’Ans, Marielle Héritier dan William Poncin
Link Artikel https://www.mdpi.com/2227-9032/11/6/877
Nama Jurnal Penerbit MDPI
Indeksasi/Peringkat Jurnal Penerbit Scopus/Q1
Latar Belakang Pemilihan Artikel Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis yang ditandai dengan keterbatasan
aliran udara yang tidak dapat disembuhkan. Gejala yang paling umum adalah sesak napas, batuk
kronis yang sering disertai dahak, dan dada sesak. Proses ini mengakibatkan keterbatasan kapasitas
olahraga dan aktivitas fisik yang parah, sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam
melakukan aktivitas sehari-hari (ADL). Breathing control exercises adalah intervensi multidisiplin dan
komprehensif untuk pasien PPOK dengan bukti efektivitas yang tidak dapat disangkal dalam
menghilangkan dispnea, meningkatkan partisipasi pasien dalam ADL, dan meningkatkan kualitas
hidup. Penelitian ini berkaitan dengan kasus kardiopulmonal yaitu mengevaluasi breathing control
exercises terhadap pasien dengan PPOK. Penelitian ini dianggap dapat menambah pengetahuan bagi
reviewer serta dapat menjadi acuan bagi fisioterapi dalam memberikan intervensi terkait.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek latihan breathing control exercises yang diberikan
dalam kelompok oleh okupasi terapi pada pasien PPOK.
Metode Penelitian Rancangan penelitian ini adalah randomized controlled trial. Subjek yang memenuhi kriteria penelitian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Alamat: Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman: www.fisioterapi.unud.ac.id, E-mail: psfisioterapi@unud.ac.id

sebanyak 37 orang di alokasikan secara acak dalam 2 kelompok yaitu kelompok kontrol (n=18) dan
kelompok intervensi (n=19)
Kriteria Penelitian Kriteria Inklusi
- Subjek dengan PPOK stadium III atau IV menurut Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease (GOLD)
- Dirawat di rumah sakit J. Bracops
- Subjek dalam masa pemulihan dari eksaserbasi paru akut
- Subjek dijadwalkan untuk rawat inap program rehabilitasi di rumah sakit J Bracops
Kriteria Eksklusi
- Memiliki komplikasi pada jantung dan masalah orthopedi
- Merokok aktif
- Ketidakmampuan untuk memahami instruksi karena hambatan Bahasa atau gangguan kognitif
Variabel Penelitian dan Alat Ukur Variabel independen
1. Breathing Control Exercise
Dilakukan selama 6 minggu dimana setiap minggu terdapat 3-4sesi (dengan total 20 sesi per
program). Saat pelaksanaan breathing control exercise subjek dibagi menjadi beberapa group
dimana setiap group berjumlah 5-6 subjek. Satu sesi latihan berlangsung selama 30 menit.
Breathing control exercise didefinisikan sebagai teknik pernapasan dengan inspirasi dan
ekspirasi dilakukan dengan lebih dalam. Tujuan kontrol pernapasan adalah untuk mengubah
laju, pola atau ritme pernapasan pasien.
- Teknik pernapasan akan digabungkan dengan 15 set gerakan tubuh berbeda yang
masing-masing harus diulang 10x dengan waktu pemulihan 10 detik di antara setiap
gerakan tubuh
- Gerakan yang dilakukan yaitu open-chain upper-body dan lower-body kinetic
exercises kecuali gerakan duduk dan berdiri.
- Menggunakan beban (bebas seperti dumbbells, bola beban, dll.) diberikan kepada
pasien dengan dua tujuan: untuk memperbaiki kondisi otot pasien dan untuk
memperlambat gerakan yang diminta, sehingga meningkatkan kesadaran akan
berbagai fase gerakan (fase konsentris dalam inspirasi dan fase eksentrik dalam
ekspirasi) dan membantu pasien menyesuaikan pernapasan mereka dengan usaha
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Alamat: Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman: www.fisioterapi.unud.ac.id, E-mail: psfisioterapi@unud.ac.id

tersebut.
- Penambahan beban setiap latihan secara bertahap meningkat selama sesi setiap kali
pasien mampu melakukan 10 repetisi dengan nyaman. Gerakan tubuh dipilih
berdasarkan kemiripannya dengan aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
2. Program pelatihan rawat inap standar
Terdiri dari latihan ketahanan, latihan kekuatan ekstremitas atas dan bawah, sesi pendidikan
terapeutik dan toilet ADL
- Latihan ketahanan dilakukan dengan treadmill atau bersepeda menggunakan
ergometer selama 30 menit dan dilakukan 7 hari/minggu. Intensitas disesuaikan
dengan subjek menggunakan skor skala borg yang dimodifikasi antara 4 dan 6 dari 10
- Latihan kekuatan ekstremitas atas dan bawah dilakukan dengan mesin resistensi
selama 30 menit. Subjek harus melakukan 10x repetisi dengan 3 set untuk setiap
kelompok otot yang ditargetkan. Intensitas disesuaikan dengan subjek menggunakan
VAS antara 4 dan 6 dari 10
- Pendidikan terapeutik meliputi
o Pengajaran mengenai anatomi paru-paru, patofisiologi PPOK dan penggunaan
obat inhalasi yang direpkan dengan benar
o Pendidikan mengenai aktivitas jalan kaki (5x seminggu dengan 15 menit/sesi)
atau menaiki tangga (2x seminggu dengan 30 menit/sesi)
o Pendidikan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan berjalan. Subjek
diinstruksikan untuk mengontrol pola pernapasan menggunakan pursh lip
breathing (menghirup perlahan dan dalam melalui hidung, memaksimalkan
perekrutan diafragma, dan menghembuskan napas melalui mulut dengan bibir
mengerucut), dan menggunakan postur yang ergonomis
- Subjek menerima 2 sesi toilet ADL (20 menit/sesi)
Sesi pertama toilet ADL diberikan selama minggu pertama program dan mencakup
penilaian kemandirian pasien, saran untuk membagi upaya saat menggunakan toilet,
dan usulan bantuan teknis untuk aktivitas menggunakan toilet jika diperlukan. Sesi
kedua diberikan pada minggu ketiga program dan terutama digunakan untuk
memverifikasi apakah saran dan teknik yang diberikan selama ADL pertama telah
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Alamat: Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman: www.fisioterapi.unud.ac.id, E-mail: psfisioterapi@unud.ac.id

diterapkan.

Variabel dependen
1. Kualitas hidup
Dinilai menggunakan Saint George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ) dan COPD
Assessment Test (CAT). SGRQ mengukur secara keseluruhan, kehidupan sehari-hari, dan
kesejahteraan yang dirasakan dalam tiga domain: “gejala”, “aktivitas”, dan “dampak”. Skor
total berkisar antara 0 hingga 100, dengan 100 menunjukkan kualitas hidup yang sangat
buruk. CAT terdiri dari delapan pertanyaan, dengan skor yang terkait dengan masing-masing
pertanyaan berkisar antara 0 hingga 5, dengan 0 menunjukkan tidak ada dampak terhadap
kualitas hidup. Skor total berkisar antara 0 hingga 40 dimana semakin tinggi skornya,
semakin besar dampaknya terhadap kualitas hidup
2. Hand Grip (HG) strength
Diukur menggunakan Jamar® hand dynamometer dimana nilai terbaik dari tiga kali
pengulangan dicatat
3. Functional status
Dinilai menggunakan five-time sit-to-stand test (5STST). Waktu yang diperlukan subjek
melakukan duduk dan berdiri sepenuhnya sebanyak 5x repetisi dicatat.
4. Dyspnea
Dinilai segera setelah melakukan 5STST menggunakan skala borg yang dimodifikasi
Hasil Penelitian Primary outcome/Hasil Primer:
 Pada kelompok intervensi skor SGRQ menurun secara signifikan dalam artian terdapat
peningkatan terhadap kualitas hidup peserta (p<0,001). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
didapatkan perubahan yang signifikan.
 Perbedaan antar kelompok signifikan secara statistik (p<0,001).
Secondary outcome/Hasil Sekunder:
 Pada kelompok intervensi skor CAT menurun secara signifikan dalam artian berkurangnya
dampak COPD terhadap kesehatan pasien (p<0,001). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak
didapatkan perubahan yang signifikan.
 Pada kelompok intervensi waktu 5STST menurun secara signifikan dalam artian terdapat
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Alamat: Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman: www.fisioterapi.unud.ac.id, E-mail: psfisioterapi@unud.ac.id

peningkatan terhadap status fungsional peserta (p<0,001). Sedangkan pada kelompok kontrol
tidak didapatkan perubahan yang signifikan.
 Pada kelompok intervensi skor Borg setelah 5STST menurun secara signifikan, dalam artian
terdapat penurunan skala sesak pada peserta (<0,001). Sedangkan pada kelompok kontrol
tidak didapatkan perubahan yang signifikan.
 Pada kelompok intervensi kekuatan genggaman tangan meningkat secara signifikan (p<0,001).
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak didapatkan perubahan yang signifikan.
 Perbedaan antara semua alat ukur pada kedua kelompok signifikan secara statistik (p<0,001).
Kelebihan Penelitian  Pengacakan dan pengalokasian subjek dilakukan oleh dokter/klinisi yang tidak terlibat dalam
penelitian ini, sehingga dapat meminimalisir terjadinya bias.
 Kedua kelompok baik kontrol maupun intervensi mendapat perlakuan yang tidak jauh berbeda
sehingga hasil yang didapatkan sebanding antara kedua kelompok.

Kekurangan Penelitian  Menurut reviewer pada jurnal tersebut penulisan abstraknya kurang dijabarkan secara poin-poin
namun peneliti menulis secara 1 paragraf sehingga kurang baik untuk dilihat oleh pembaca.
 Pada hasil penelitian kurang menjelaskan lebih detail mengenai nilai fungsi paru seperti FVC,
PEV1, dan PEF hanya memaparkan pada baseline saja
 Besar sampel yang ditargetkan dari jurnal tersebut kurang dijelaskan
 Tidak dilakukan penelitian terhadap respon kardiopulmonal seperti detak jantung dan saturasi
oksigen, dan tingkat kelelahan saat latihan aerobik berlangsung

Implikasi Penelitian Penelitian ini menyatakan bahwa latihan breathing control dan exercise dalam lingkungan berkelompok
efektif memperoleh manfaat yang jelas dalam hal kualitas hidup, kapasitas fungsional paru, atau
kekuatan otot. Selain itu, menjadi bagian dari kelompok olahraga memfasilitasi keterlibatan dalam
aktivitas fisik dan membantu mengatasi atau mengurangi depresi hingga kesepian pada pasien
PPOK. Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu cara pengobatan bermaanfaat untuk pasien
PPOK. Maka dari itu penerapan latihan ini dapat dilakukan di lahan praktik, rumah sakit, atau di
komunitas panti sosial
*Formulir journal review ini harus dilengkapi dengan Formulir Critical Appraisal yang telah dilakukan oleh reviewer, dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
Alamat: Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telepon (0361) 222510, Fax. (0361) 246656
Laman: www.fisioterapi.unud.ac.id, E-mail: psfisioterapi@unud.ac.id

TANGGAL DISETUJUI :
NAMA PEMBIMBING :
TANDA TANGAN PEMBIMBING :

Anda mungkin juga menyukai