Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

KSM : REHABILITASI MEDIK

PENYAKIT PARU RESTRIKTIF


1. Pengertian Penyakit paru restriktif adalah penyakit yang memiliki karakteristik
(Definisi) pada penurunan

volume paru, yang disebabkan oleh adanya perubahan jaringan


parenkim paru atau adanya proses penyakit pada pleura, dinding dada
atau komponen neuromuskular.

2. Anamnesa  Keluhan utama


 Riwayat masalah
 Riwayat fungsi mencangkup kemampuan berjalan dan naik tangga
 Riwayat psikososial
 Obat/alergi
 Riwayat medik/operasi
 Riwayat keluarga

3. Pemeriksaan  Pemeriksaan umum


Fisik  Penilaian fungsi
 Penilaian muskuloskeletal
- Penilaian neurologis
- Pola nafas serta penggunaan otot-otot pernafasan tambahan
- Kemampuan ekspektorasi, batuk efektif, peak flow meter
- Skala sesak
- Kekuatan otot respirasi

4. Kriteria  Anamnesis
Diagnosa  Pemeriksaan fisik

5. Diagnosa Penyakit Paru Restriktif


6. Diagnosa -
Banding
7. Pemeriksaan  Laboratorium
Penunjang  Foto Thoraks
 Spirometri

8. Terapi  Edukasi
 Nutrisi
Asupan nutrisi penting diperhatikan pada pasien dangan
gangguan paru. Gejala penyakit paru restriktif sepeti kesulitan
bernafas, kelelahan, dan sebagainya. Dapat berkontribusi
terhadap berkurangnya asupan makanan. Penurunan yang
berkepanjangan dalam asupan makanan dapat menyebabkan
kekurangan gizi dan kehilangan berat badan yang signifikan.
 Psikososial
Depresi dan anxietas adalah dua komorbiditi utama yang
berhubungan dengan penyakit paru restriksi, seiring dengan
penurunan drastis keterbatasan aktifitas fungsional, dan panik
diasosiasikan dengan serangan dyspnea yang berat.
Antidepresan dan medikasi dengan antianxietas biasa
digunakan sebagai pengobatan penunjang saat konseling.
 Terapi fisik dada (Chest Physical Therapy)
Terapi fisik dada dapat didefinisikan sebagai teknik terapi yang
diterapkan pada dinding dada dari luar, dalam memfasilitasi
pembersihan secret / mucus pada saluran pernapasan,
meningkatkan fungsi pernapasan dan mengurangi komplikasi
yang terjadi, seperti terjadinya air trapping sampai terjadi
hyperinflation yang akan menyebabkan perburukan keadaan
umum pasien.

Terapi fisik dada meliputi :

 Latihan batuk efiktif dengan metode huffing-coughing


 Postural drainage
Bertujuan untuk mengeluarkan mukus dari seluruh segmen
paru dangan mengandalkan gaya gravitasi.
 Perkusi
 Vibrasi
 Therapeutic Exercise
Exercise untuk mengatasi sesak nafas tergabung pada active
cycle of breathing yang terdiri dari: pursed lip breathing,
diaphragmatic breathing dan huffing. Latihan ini diberikan
sesuai dengan derajat beratnya. Latihan atau exercise
mencakup : relaksasi, latihan otot terisolasi (Hairmyers), dan
latihan aerobic.
 Latihan Otot-Otot Pernapasan dengan Incentive Spirometry
Latihan pernapasan dengan menggunakan alat
incentive spirometry merupakan bagian dari
Inspiratory. Muscle
Training yang bertujuan untuk:
- Memperbaiki otot pernapasan dengan mengukur
kemampuan inspirasi maksimal serta merangsang
fungsi paru kembali dengan meningkatkan tekanan
transpulmonal dan volume paru saat inspirasi.
- Meningkatkan fungsi diagfragma sehingga dapat
meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot-otot
pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai