Anda di halaman 1dari 6

FORMULIR FISIOTERAPI

Nama Fisioterapi : Peminatan :

Nama Dokter : Ruangan :

Nomer Register : Tgl Pemeriksaan :

1. Pengumpulan Data Identitas Pasien : (S)

Nama Jelas : Tn. R

Jenis Kelami : Laki-Laki

Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 23 Oktober 1989

Alamat : Jl. Podok Kelapa, Jakarta timur

Pekerjaan : Wirasuasta

Hobi : Main game

Diagnosis Medik : Asma

2. Pengumpulan Data Riwayat Penyakit (S)

- Keluhan Utama : Pasien mengeluh adanya sesak nafas pada dada ketika pasien dengan
beraktifitas

- Riwayat Penyakit Sekarang (RPS): Pasien merokok dan beraktifitas berat yang
berpengaruh oleh cuaca terutama pada siang hari saat suhu udara yang panas dan
berdebu. Saat malam hari pasien mulai merasakan sesak nafas sampai mersakan tidur
yang tidak nyenyak. Pada pagi hari pasien melakukan aktiftas yang berat sehingga pada
saat pasien susah bernafas saat terserang flu dan pasien juga mengeluh adanya batuk yang
di sertai dahak.

- Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) : Tidak ada

- Riwayat Penyakit Keluarga (RPK): Ibu pasien meiliki asma (+)


3. Pemeriksaan Fisik / Khusus

a. Pemeriksaan Umum

- Cara datang : Mandiri - Nadi : 70 kali/menit

- Kesadaran : Compos Mentis - RR :25 kali/menit

- Koperatif - Status Gizi : BB = 50 kg

- TB = 160 cm - Tensi :110/80 mmhg

- IMT = 28,9 - Suhu : 36oC

b. Pemeriksaan Khusus

 Inspeksi
- Inspeksi statis : Hasil pemeriksaan memperlihatkan bahda pasien memiliki
pada dada sedikit protraksi dan bungkuk. Pola nafas pasien cenderung cepat,
jari-jari dan bibir pasien terlihat pucat.
- Inspeksi dinamis : Gerakan pada esktremitas yang terbatas
 Palpasi
- Spasme : m. Sternocleomastoideus, m. Pectoralis mayor-minor, m. Upper
trapezius
- Nyeri tekan : Pada dada
 Perkusi : Pada saat dilakukan perkusi dengan cara mengetuk dengan distal interpalang
pada intercosta bagian anterior dan posterior diperoleh interpretasi hypersonor
 Auskultasi : Dengan menggunakan stetoskop terdengar suara napas tambahan
wheezing saat ekspirasi.Kemudian dengan menggunakan stetoskop didapatkan letak
sputum terdengar di paru-paru.
 Pemeriksaan Ekspansi Thoraks
- Pemeriksaan Skala Sesak Nafas
- Pemeriksaan Spirometri : 75% FEV

4. Pengumpulan Data Tertulis Pemeriksaan Penunjang


Tidak ada
5. Problematika Fisioterapi
a. Body structure & body function
- Adanya inflamasi kronik pada saluran pernafasan
- sesak nafas/tachypnea
- kemampuan pada saat latihan rendah
b. Activity limitation:
- Tidak dapat bernafas dengan lancar
- keterbatasan aktivitas
c.Participation Restriction:
- Terganggunya aktivitas bekerja
6. Diagnosa Fisioterapi : Pada diagnosa adanya inflamasi kronik pada saluran pernafasan
sehingga tidak dapat bernafas dengan lancar serta mengganggu aktivitas bekerja.
7. Program Penatalaksanaan Fisioterapi

a. Tujuan

 Tujuan jangka pendek

- Mengurangi rasa nyeri pada dada

- Mengatur pola nafas pasien

- Mengurangi spasme pada otot pernafasan

 Tujuan jangka panjang

- Pasien dapat kembalai beraktifitas dengan normal

- Mengurangi kambuh pada asma


8. Metode Pemberian Fisioterapi
No. Jenis Metode Dosisi Keterangan

1. Nebulizer F =1x/hari - Mengencerkan sputum


D = 15-20 menit - Melancarkan
pernafasan

2. Terapi Latihan Breathing F: 6x/minggu - Mengistirahatkan otot-


exercise I: Toleransi Pasien otot dada dengan
D: 10-15 menit menggunakan otot- otot
perut
- Membantu proses
ekpirasi lebih mudah
3. Terapi Latihan chouging F: 6x/minggu Membantu
exercise. I: Toleransi pasien mengeluarkan dahak
D: 10-15 menit

4. Terapi Latihan Mobilisasi F: 6x/minggu Merileksasikan thorax


sangkar thoraks I: Toleransi Pasien
D: 10-15 menit

9. Uraian Tindakan Fisioterapi


a. Nebulizer
- Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir untuk mencegah kuman ikut
masuk ke paru-paru melalui nebulizer.
- Siapkan obat yang akan digunakan. Jika obat sudah dicampur, tuang langsung
ke dalam wadah obat nebulizer. Jika belum, masukkan satu per satu dengan
menggunakan pipet atau alat suntik.
- Tambahkan cairan jika diperlukan dan diresepkan dokter.
- Hubungkan wadah obat ke mesin dan juga masker ke bagian atas wadah.
- Letakkan masker hingga menutupi hidung dan mulut.
- Hidupkan mesin kemudian tarik napas dengan hidung dan keluarkan perlahan
melalui mulut.
- Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada lagi uap yang keluar, menandakan
obat sudah habis.
- Perawatan ini umumnya memakan waktu selama kurang lebih 20 menit.
b. Terapi Latihan

Terapi latihan adalah suatu upaya dalam tindakan fisioterapi yang


pelaksanaannya dengan menggunakan pelatihan-pelatihan gerak tubuh baik secara
aktif maupun secara pasif. Secara umum tujuan terapi latihan meliputi pencegahan
disfungsi dengan pengembangan, peningkatan, perbaikan atau pemeliharaan
kekuatan dan daya tahan otot, kemampuan kardiovasculer, mobilitas dan
fleksibilitas jaringan lunak, stabilitas, rileksasi, koordinasi keseimbangan dan
kemampuan fungsional.

Jenis-jenis terapi latihan yang digunakan dalam kasus ini adalah 1)


breathing exercise, 2) mobilisasi sangkar thoraks, 3) chouging exercise.

- Breating Exercise dengan teknik Diafragma breathing


Diaphragmatic breathing exercise diberikan pada penderita gangguan
respirasi yang sedang mengalami serangan sesak nafas. Penderita asma yang
sedang kambuh. Pada saat serangan asma, otot nafas atas akan mengalami
kekelahan karena bekerja keras untuk bernafas.
Pasien diberikan dengan cara: Pemberian menarik napas melalui hidung
dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui mulut (pursed lips breathing), selama
inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi
(pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama
inspirasi untuk memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi
sangkar thoraks bagian bawah.
- Mobilisasi Sangkar Thoraks
Mobilisasi sangkar thoraks dapat dialakukan dengan bantuan dari
pergerakan bahu (shoulder), dan tulang belakang (trunk).
Mobilisasi sangkar thoraks dapat dilakukan dengan posisi duduk bersandar.
Lalu kedua lengan berada disisi tubuh. Terapis memberikan instruksi kepada
pasien untuk menarik napas sambil mengangkat kedua tangan keatas melewati
kepala. Kemudian terapis menginstruksikan kepada pasien untuk menurunkan
kedua lengan kembali kesisi tubuh sambil menghembuskan napas secara
perlahan lahan Pasien diberikan dengan cara : Pasien meletakkan kedua
tangan dibelakang kepala. Lalu terapis menginstruksikan pasien untuk
menggerakkan tangan ke belakang sambil menghirup napas kemudian
memfleksikan kepala ke depan sambil menghembuskan napas perlahan-lahan
- Chouging Exercise (Latihan Batuk Efektif)
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien
dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah mengeluarkan dahak
secara maksimal. Latihan ini yang dimanfaatkan sebagai terapi untuk
menghilangkan lendir yang menyumbat saluran pernapasan akibat sejumlah
penyakit. Mekanisme batuk efektif adalah inhalasi dalam penutupan glotis,
kontraksi aktif otot-otot ekspirasi, dan pembukaan glotis
Pasien diberikan dengan cara: Intruksikan pasien untuk tarik napas
melalui hidung, kaki dan tangan dideplesikan, mengatur diafragma untuk
inspirasi, kemudian tahan pernapasan untuk beberapa detik, kontraksikan otot
diafragma untuk menghasilkan batuk 2 kali (batuk pertama untuk melepaskan
dahak, batuk kedua untuk mengeluarkan dahak dari paru).

10. Home Program

a) Latihan Pola nafas

b) Olahraga (Jalan cepat, bersepedah)

c) minum obat secara teratur yang di sarankan oleh dokter

11. Edukasi : Ketika terjadi perubhana cuaca seperti : cuacayang dingin,kering adalah pemicu,
Hindari udara yag berdebu.

Anda mungkin juga menyukai