Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN ASMA

TIK 3
DEFINIS
 Suatu proses obstruksi pernapasan yang reversibel, yang ditandai
oleh periode eksaserbasi dan remisi, terjadi spasme bronkial yang
mengakibatkan obstruksi jalan napas. (Speer,20)

 Gangguan inflamasi kronis pada jalan napas tempat banyak sel (sel
mast, eosinofil, dan limfosit T) memegang peranan. (Wong,2009)

 Gangguan radang kronik pada jalan napas yang ditandai dengan


responsivitas jalan napas yang berlebihan, edema jalan napas, dan
produksi mukus.
Etiologi
1. Faktor genetika
 Hiperaktivitas
 Atipis/alergi bronkus
 Faktor yang memodifikasikan penyakit genetik
 Jenis kelamin
 Ras/etnik

(Permenkes,2008)
Lanjutan
2. Faktor lingkungan
 Alergen di dalam ruangan
 Alergen di luar ruangan
 Makanan
 Obat-obatan tertentu
 Bahan yang mengiritasi
 Ekspresi emosi berlebihan
 Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
 Polusi udara di luar dalam ruangan
 Exercise induced asthma
 Perubahan cuaca
(Permenkes,2008)
Manifestasi Klinis Asma
 Batuk
batuk kering, paroksismal, iritatif, dan non produktif kemudian
menghasilkan sputum yang berbusa, jernih, dan kental.

 Tanda-tanda terkait pernapasan


-sesak napas
-fase ekspirasi memanjang
-mengi dapat terdengar
-tulang zigomatik memerah
-bibir berwarna mersh gelap
-sianosis sirkumoral
-takut, berkeringat, gelisah
 Dada
-Hiperesonansi pada perkusi
-bunyi napas kasar dan keras
-mengi diseluruh bidang paru
-ekspirasi memanjang
-Ronki kasar
-mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi nada
meniggi.
 Pada episode berulang
-Dada barel
-Bahu meninggi
-penggunaan oto-otot pernapasan aksesoris
-tampilan wajah : tulang zigomatik mendatar,
lingkaran di sekeliling mata, hidung mengecil, gigit
atas menonjol.
Tatalaksanaan pasien asma
1. Penatalaksanaan asma akut (saat serangan)
Pada serangan asma obat-obatan yang digunakan:
 Brobkodilator (𝛽 agonis kerja cepat dan ipratropium bromida)
 Kortosteroid
Note: pada anak belum diberikan ipratropium bromida maupun
aminofilin IV. Bila diperlukan dapat diberika oksigen dan pemberian
cairan IV.
(Permenkes,2008)
Cont.....
2. Penatalaksanaan jangka panjang
 Edukasi
 Kapan pasien berobat/mencari pertolongan
 Mengenali gejala serangan asma secara dini
 Mengetahui obat-obatan pelega dan pengontrol serta cara dan
waktu penggunaanya
 Mengenali dan menghindari faktor pencetus
 Kontrol teratur
Note : alat edukasi yang digunakan pada anak lembaran harian.
(Permenkes,2008)
Cont.....
 Obat asma (pengontrol asma)
Inhalasi kortikosteroi
𝛽 agonis kerja panjang
Antileukotrien
Teofilin lepas lambat
Note : kontrol lingkungan secara mutlak dilakukan sebelum diberikan
kortikosteroid dan dosis diturunkan apabila dua sampai tiga bulan telah
terkontrol.
 Menjaga kebugaran
(Permenkes,2008)
Penatalaksanaan terapeutik pasien
asma
 Pengendalian napas
 Terapi obat (kortikosteroid, natrium kromolin)
 Modifier leukotrien
 Latihan fisik
 Fisioterapi dada
 Hiposensitisasi
 Prognosis
 Status asmatikus

(Wong,2008)
Pemeriksaan laboratorium dan
diagnostik
 Oksimetri nadi
 Radiografi dada
 Gas darah
 Uji fungsi paru(pulmonary function test, PFT)
 Peak ekspiratory flow rate (PEFR)
 Uji alergi

(Kyle,2014)
TUJUAN DAN
DIAGNOSA KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
HASIL

Intoleransi Tujuan : Pasien 1. Pantau tanda- 1. Hentikan aktivitas jika


aktivitas memperoleh tanda vital tanda-tanda vital tidak
berhubunga istiraha yang sebelum dan dalam rentang normal
n dengan optimal selama aktivitas atau jika ada tanda-tanda
ketidakseim Kriteria Hasil : bahwa aktivitas tidak
bangan 1. Anak dapat ditoleransi..
antara terlibat 2. Bantu pasien 2. untuk meningkatkan
suplai dan dalam mengidentifikasi rentang, frekuensi, atau
kebutuhan aktivitas dan durasi aktivitas individu.
oksigen yang sesuai menganjurkan
2. Anak aktivitas
tampak 3. Berikan Banyak 3. Untuk menghemat
beristirahat kesempatan untuk energi
tidur, istirahat,
dan aktivitas
tenang
4. Ajarkan 4. Mengatur penggunaan
klien energi untuk mengatasi
mengenai atau mencegah
teknik kelelahan dan
manajemen mengoptimalkan
energi fungsi.

Ketidakefektif Tujuan : klien 1. kakji/pantau 1. Memberikan data


an pola nafas menunjukkan kecepatan, untuk mengkaji
berhubungan pola pernapasan irama, perubahan data
dengan yang efektif kedalaman pernapasan sebelum
kelelahan otot- Kriteria Hasil : dan upaya dan sesudah terapi
otot pernapasa 1. RR dalam pernapasan
batas normal 2. Kaji 2. Memberikan data
2. Klien tidak pergerakan tentang otot aksesoris
tampak dada, pernapasan yang
pucat penggunaan digunakan
3. Gelisah otot
menurun aksesoris
pernapasan
3. Atur posisi 3. Posisi semi
semi fowler fowler
meningkatkan
ekspansi paru
4. Berikan obat 4. Bronkodilator
(misal : dapat merilekskan
bronkodilator) otot halus bronkial
sesuai dengan
program
Gangguan Tujuan : pertukaran gas tidak 1. Memantau 1. Menentukan dan
pertukara akan terganggu dan tanda- tanda-tanda mencegah
n gas tanda vital dalam rentang vital komplikasi
berhubung normal 2. Manajemen 2. Memfasilitasi
an dengan Kriteria Hasil : jalan napas kepatenan jalan
ketidaksei 1. Anak tidak mengalami (misal : napas
mbangan napas dangkal pemberian
perfusi- 2. Anak memiliki ekspansi bronkodilator
ventilasi paru yang simetris dan terapi
3. Tidak menggunakan otot aerosol)
aksesori saat bernapas 3. Atur posisi 3. Memaksimalkan
semifowler potensial
ventilasi
4. Manajemen 4. Mengidentifikasi,
asma mengatasi, dan
mencegah reaksi
terhadap
inflamasi/konstriksi
5. Manajemen di jalan napas
anafilaksis 5. Meningkatkan
keadekuatan
ventilasi dan perfusi
jaringan untuk
individu yang
mengalami reaksi
alergi (antigen-
antibodi) berat.
Evaluasi
1. Tanyakan keluarga mengenai upaya membasmi atau
menghindari alergen
2. Amati anak untuk adanya tanda-tanda gejala pernapasan
3. Kaji kesehatan umum anak
4. Amati anak dan tanyakan keluarga mengenai infeksi atau
komplikasi lainnya
5. Tanyakan anak tentang aktivitas sehari-hari
6. Tentukan tingkat pemahaman keluarga dan anak terhadap
kondisi anak dan tentang terapi yang harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai