KEBUTUHAN OKSIGENISASI
KELOMPOK 3
Dina Valentiana (2010701009)
Giffara Rana Septiart (2010701016)
Athifah Dinda Fitriyah (2010701038)
Jihan Rahma Fauzia (2010701052)
Adinda Maulina Piliang (2010701063)
Putri Azrilia (2010701065)
D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
LEARNING
Materi
OBJEKTIF Presenter
Konsep Fisiologis Pernafasan Jihan Rahma
Kontrol Fisiologis Pernafasan Dina Valentiana
Faktor yang Mempengaruhi Giffara Rana
Karakter Pernapasan
Mekanisme Bernapas Adinda Maulina
Gangguan Pola Pernapasan Athifah Dinda
Proses Keperawatan dengan Athifah, Adinda, Giffara, Putri
Masalah Kebutuhan Pernapasan
PENDAHULUAN
Tahapan DIFUSI
Proses Proses berpindahnya oksigen dari
alveoli ke dalam darah, serta
Respirasi keluarnya karbondioksida dari darah
ke alveoli. (Price dan Wilson, 2007
PERFUSI
Yaitu distribusi darah yang telah
teroksigenasi di dalam paru untuk
dialirkan keseluruh tubuh (Siregar &
Amelia, 2007).
Volume Paru-Paru
Kapasitas Paru-Paru
• Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume cadangan
expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah ekspirasi
normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).
• Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Nilai
rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)
• Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.
• Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paruparu dan
sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rataratanya adalah
5.700 ml.
Kecepatan Pernafasan
Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan normal
maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-ekspirasi
istirahat)
B. Kontrol Fisiologis Pernapasan
Sistem syaraf secara normal mengatur kecepatan ventilasi
alveolus hampir sama dengan permintaan tubuh, sehingga
tekanan O2 darah arteri (PO2) dan tekanan CO2 (PCO2) hampir
tidak berubah bahkan selama latihan sedang sampai berat
dan kebanyakan stress pernapasan lainnya (Fisiologi
Kedokteran, 2005).
Korteks
Medula PONS
Cerebri
Oblongata
Pusat kontrol berfungsi membantu mempertahankan homeostasis
dengan cara memonitor kadar CO2 dalam darah dan mengatur jumlah
CO2 yang di buang oleh alveoli ketika kita menghembuskan napas
Cheyney-
DISPNEU
stokes
TAKIPNEU
BRADIPNEU Sputum/Dahak
Berlebih
Biot
APNEU KUSSMAUL
F. Proses Keperawatan dengan
Masalah Kebutuhan Pernapasan
Keletihan, dyspnea,
batuk, wengi, nyeri,
Riwayat meliputi infeksi pernafasan,
Perawatan factor resiko dan obat-
obatan
PENGKAJIAN 1. Inspeksi
2. Palpasi
Pemeriksaan 3. Perkusi
Fisik 4. Auskultasi
1. Resiko Infeksi
DIAGNOSA 2. Perubahan Nutrisi (Kurang dari
Kebutuhan Tubuh)
3. Nyeri
4. Gangguan Pola Tidur
5. Risiko Intoleran Aktivitas
Diagnosa 6. Self Care
7. Cemas
Lain 8. Ketidakefektifan Koping Individu
9. Defisit Pengetahuan tentang
Rencana Pengobatan
INTERVENSI
Tujuan:
Klien akan mendemonstrasikan pengetahuan tentang
pencegahan disfungsi pernapasan.
Kriteria hasil:
a. setelah mengikuti pendidikan kesehatan, klien
mendemonstrasikan teknik napas dalam dan batuk;
b. setelah mengikuti pendidikan kesehatan, klien
mendiskusikan efek fisiologis merokok;
c. klien bergabung dan secara teratur mengikuti
pertemuan program stop merokok selama 6 bulan.
LAB : PRAKTIK MELAKUKAN
PEMINDAHAN PASIEN
1. Penerimaan Pasien Baru
a. Pengertian
Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan. Pada saat penerimaan pasien baru disampaikan hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2012).
b. Tujuan
a. Pengertian
Logroll adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang badannya harus setiap saat
dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu). Contohnya untuk klien yang mengalami
cedera spinal. Asuhan yang benar harus dilakukan untuk mencegah cedera tambahan. Teknik ini
membutuhkan 2-5 orang perawat. Untuk klien yang mengalami cedera servikal, seorang perawat harus
mempertahankan kepala dan leher klien tetap sejajar.
b. Tujuan
Mempertahankan alignment anatomis yang benar dalam usaha untuk mencegah kemungkinancedera
neurologis lebih lanjut dan mencegah penekanan area cedera.
c. Prosedur Tindakan
1. Mencucitangan
2. Kaji dan identifikasi pasien (dengan memeriksa gelang pasien), jelaskan prosedur
(menggunakan istilah yang sederhana dan menunjukkan manfaat)
3. Jaga privasi pasien
• Posisikan tempat tidur
• Tempat tidur harus dalam posisi data pada ketinggian kerja yang nyaman
• Turunkan bedrel pada sisi tubuh dimana perawat bekerja
4. Posisikan perawat dengan kaki terpisah dan lutut menekuk dekat dengan sisi tempat tidur
5. Lipat lengan pasien di dadanya
6. Tempatkan tangan perawat di bawah pasien sehingga sebagian besar dari berat badan
pasien berpusat di antara lengan perawat. Lengan dari salah satu perawat harus mendukung
kepala dan leher pasien.
7. Pada hitungan ketiga, pindahkan pasien ke sisi tempat tidur, ayun mundur tumit perawat dan
jaga tubuh pasien dalam keselarasan yang benar.
8. Pasang rel di sisi tempat tidur.
9. Pindah ke sisi tempat tidur lain.
10.Tempatkan bantal dibawah kepala pasien dan satu lagi diantara kedua kakinya.
11. Posisikan lengan di dekat pasien kea rah perawat
12. Pegang ujung tubuh pasien dengan tangan perawat mulai dari bahu hingga paha.
13. Pada hitungan ketiga, roll pasien ke posisi lateral, ayun mundur ke tumit perawat.
14. Tempatkan bantal didepan dan dibelakang badan pasien untuk mendukung
keselarasan dalam posisi lateral.
15. Berikan kenyamanan dan keselamatan pasien
• Posisikan bel panggilan
• Tempatkan barang-barang pribadi pasien dalam jarak yang mudah di
jangkau
• Pastikan bedrel terpasang dana man
16. Dokumentasikan
Daftar Pustaka
Kusnanto, Nurlina, Deswita, C., Suci, K., Annisa, F., Keperawatan, A., Husada, K., Ernawati, N.,
Suwito, J., Maemonah, S., & Setyorini, D. (2019). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Bronkopneumonia Yang Mengalami Masalah Oksigenasi. In Modul Pembelajaran
Pemenuhan Kebutuhan Oksigen (Vol. 10, Issue 01).
Dwicahyo, H. B. (2017). Analisis Kadar NH3, Karakteristik Individu dan Keluhan Pernapasan
Pemulung di TPA Sampah Benowo dan Bukan Pemulung di Sekitar TPA Sampah Benowo Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(2), 135–144.
Rahayu, S., & Harnanto, M. A. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kebutuhan Dasar
Manusia II.
Siregar, N. T., Kep, S., Kep, M., & Sebaliknya, D. A. N. (2021). Pogdi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
THANK
YOU