Anda di halaman 1dari 34

KONSEP DASAR

KEBUTUHAN OKSIGENISASI

KELOMPOK 3
Dina Valentiana (2010701009)
Giffara Rana Septiart (2010701016)
Athifah Dinda Fitriyah (2010701038)
Jihan Rahma Fauzia (2010701052)
Adinda Maulina Piliang (2010701063)
Putri Azrilia (2010701065)

D-III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021
LEARNING
Materi
OBJEKTIF Presenter
Konsep Fisiologis Pernafasan Jihan Rahma
Kontrol Fisiologis Pernafasan Dina Valentiana
Faktor yang Mempengaruhi Giffara Rana
Karakter Pernapasan
Mekanisme Bernapas Adinda Maulina
Gangguan Pola Pernapasan Athifah Dinda
Proses Keperawatan dengan Athifah, Adinda, Giffara, Putri
Masalah Kebutuhan Pernapasan
PENDAHULUAN

Pada hakikatnya manusia mempunyai beberapa kebutuhan tertentu yang


harus dipenuhi, baik Fisiologis maupun Psikologis. Kebutuhan Fisiologis
标题 manusia yang harus terpenuhi
menurut Maslow ini meliputi 8 kebutuhan
dan salah satunya yaitu Kebutuhan Oksigen.
Oksigen sangat dibutuhkan olehwrite your great title here
tubuh dan harus selalu dipenuhidengan
segera. Tanpa adanya oksigen yang cukup, sel dalam tubuh akan
mengalami kerusakan bahkan kematian. Sebagai contoh organ otak. Otak
adalah suatu organ yang sensitive akan kurangnya oksigen. Otak mampu
menoleransi kurangnya oksigen dalam jangka waktu tiga sampai lima
menit. Apabila lebih dari itu, sel otak akan mengalami kerusakan secara
permanen (Haswita & Sulistyowati, 2017).
A. Konsep Fisiologi Pernafasan

Respirasi adalah suatu peristiwa ketika tubuh kekurangan


oksigen (O2) dan O2 yang berada di luar tubuh dihirup
(inspirasi) melalui organ pernapasan. Pada keadaan tertentu
tubuh kelebihan karbon diksida (CO2), maka tubuh berusaha
untuk mengeluarkan kelebihan tersebut dengan
menghembuskan napas (ekspirasi) sehingga terjadi suatu
keseimbangan antara O2 dan CO2 di dalam tubuh
VENTILASI
Proses keluar dan masuknya udara
ke dalam paru, serta keluarnya
karbondioksida dari alveoli ke udara
luar. (Guyton & Hall, 2008).

Tahapan DIFUSI
Proses Proses berpindahnya oksigen dari
alveoli ke dalam darah, serta
Respirasi keluarnya karbondioksida dari darah
ke alveoli. (Price dan Wilson, 2007

PERFUSI
Yaitu distribusi darah yang telah
teroksigenasi di dalam paru untuk
dialirkan keseluruh tubuh (Siregar &
Amelia, 2007).
Volume Paru-Paru
Kapasitas Paru-Paru
• Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume cadangan
expirasi. Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam system respiratorik setelah ekspirasi
normal. Nilai rata-ratanya adalah 2200ml. Jadi nilai (KRF = VR + VCE).

• Kapasitas inspirasi (KI), adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Nilai
rata-ratanya adalah 3500 ml. Jadi nilai (KI = VT + VCI)

• Kapasitas Vital (KV), yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan inspirasi dan volume
cadangan expirasi (KT=VT + VCI + VCE) Nilai rata-ratanya sekitar 4.500 ml.

• Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam paruparu dan
sama dengan kapasitas vital ditambah volume residual (KTP = KV + VR). Nilai rataratanya adalah
5.700 ml.
Kecepatan Pernafasan

Kecepatan pernafasan pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Jika bernafas dengan normal
maka ekpirasi akan menyusul inspirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar (inspirasi-ekspirasi
istirahat)
B. Kontrol Fisiologis Pernapasan
Sistem syaraf secara normal mengatur kecepatan ventilasi
alveolus hampir sama dengan permintaan tubuh, sehingga
tekanan O2 darah arteri (PO2) dan tekanan CO2 (PCO2) hampir
tidak berubah bahkan selama latihan sedang sampai berat
dan kebanyakan stress pernapasan lainnya (Fisiologi
Kedokteran, 2005).

Korteks
Medula PONS
Cerebri
Oblongata
Pusat kontrol berfungsi membantu mempertahankan homeostasis
dengan cara memonitor kadar CO2 dalam darah dan mengatur jumlah
CO2 yang di buang oleh alveoli ketika kita menghembuskan napas

• Pengaruh konsentasi CO2 terhadap penurunan Ph


• Pengaruh Pengaruh konsentrasi O2 dalam darah
C. Faktor yang Mempengaruhi Karakter Pernapasan
Jenis Kelamin Suhu Tubuh
Laki-laki biasanya memiliki Ketika seseorang merasa kedinginan dan
tingkat yang lebih tinggi suhu tubuhnya menurun, otak akan
Usia dibandingkan dengan mengirim sinyal agar paru-paru
Semakin bertambahnya perempuan. Hal ini meningkatkan frekuensi pernapasannya.
usia seseorang akan dikarenakan volume paru- Dengan begitu, tubuh akan mempercepat
semakin rendah paru wanita lebih kecil pembakaran agar tetap hangat.
frekuensi dan karakter dibandingkan laki-laki
pernapasannya.
Hal ini berhubungan Aktivitas Posisi Tubuh
dengan energy yang Seseorang yang aktivitas Jika seseorang berada dalam posisi berdiri,
dibutuhkan fisiknya tingi seperti frekuensi pernapasannya akan lebih tinggi
olahragawan akan dibandingkan jika ia sedang duduk atau
membutuhkan lebih berbaring. Hal ini terjadi karena ketika ia
banyak energy, frekuensi berdiri, tubuh memerlukan energi yang lebih
pernapasan orang besar untuk menjaga agar tetap seimbang,
tersebut juga lebih sehingga frekuensi pernapasan ditingkatkan
tinggi. untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut
D. MEKANISME BERNAPAS

Hidung → Nasofaring → Orofaring → Glotis → Trakea → Bronkus → Bronkiolus → Alveolus


E. GANGGUAN POLA PERNAPASAN

Cheyney-
DISPNEU
stokes
TAKIPNEU

BRADIPNEU Sputum/Dahak
Berlebih

Biot
APNEU KUSSMAUL
F. Proses Keperawatan dengan
Masalah Kebutuhan Pernapasan
Keletihan, dyspnea,
batuk, wengi, nyeri,
Riwayat meliputi infeksi pernafasan,
Perawatan factor resiko dan obat-
obatan

PENGKAJIAN 1. Inspeksi
2. Palpasi
Pemeriksaan 3. Perkusi
Fisik 4. Auskultasi

1. Pemeriksaan fungsi paru : spirometer


2. Peak Expiratory Flow Rate/PEFR
Pemeriksaan 3. Pemeriksaan gas darah arteri
4. Oksimetri
Penunjang 5. Pemeriksaan sinar x dada
6. Bronkoskopi
7. Specimen sputum
1. Ketidakefektifan jalan
napas
Diagnosa 2. Keursakan pertukaran gas
Utama 3. Ketidakefektifan pola
napas

1. Resiko Infeksi
DIAGNOSA 2. Perubahan Nutrisi (Kurang dari
Kebutuhan Tubuh)
3. Nyeri
4. Gangguan Pola Tidur
5. Risiko Intoleran Aktivitas
Diagnosa 6. Self Care
7. Cemas
Lain 8. Ketidakefektifan Koping Individu
9. Defisit Pengetahuan tentang
Rencana Pengobatan
INTERVENSI

Perawatan akut dan tersier:

a. Mempertahankan kepatenan jalan napas: teknik batuk, teknik


Promosi suction, jalan napas buatan
kesehatan/perawatan primer b. Mobilisasi sekresi pulmonar: hidrasi, humidifikasi, nebulisasi
c. Mempertahankan atau meningkatkan pengembangan paru:
1. Ventilasi yang memadai pengaturan posisi, fisioterapi dada, pemasangan selang WSD
2. Hindari rokok d. Mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi: pemberian
3. Pelindung / masker saat oksigen
bekerja e. Memperbaiki fungsi kardiopulmonar: resusitasi jantung paru
4. Hindari inhaler, tetes (RJP)
hidung, spray (yang dapat
menekan nervus 1) Perawatan restoratif/rehabilitative
5. Pakaian yang nyaman

a. Latihan otot pernapasan


b. Latihan pernapasan
EVALUASI

Tujuan:
Klien akan mendemonstrasikan pengetahuan tentang
pencegahan disfungsi pernapasan.

Kriteria hasil:
a. setelah mengikuti pendidikan kesehatan, klien
mendemonstrasikan teknik napas dalam dan batuk;
b. setelah mengikuti pendidikan kesehatan, klien
mendiskusikan efek fisiologis merokok;
c. klien bergabung dan secara teratur mengikuti
pertemuan program stop merokok selama 6 bulan.
LAB : PRAKTIK MELAKUKAN
PEMINDAHAN PASIEN
1. Penerimaan Pasien Baru

a. Pengertian

Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru
pada suatu ruangan. Pada saat penerimaan pasien baru disampaikan hal mengenai
orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam, 2012).

b. Tujuan

1) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik


2) Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien
3) Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4) Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat masuk rumah sakit
Tahapan Penerimaan Pasien Baru (Nursalam, 2012) :

1. Tahap penerimaan pasien baru


a. Menyiapkan kelengkapan administrasi
b. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
c. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
d. Menyiapkan format pengkajian
e. Menyiapkan informed consent sentralisasi obat
f. Menyiapkan nursing kit
g. Menyiapkan lembar tata tertib pasien dan pengunjung ruangan

2. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru


h. Pasien datang di ruangan diterima oleh kepala ruangan/perawat primer/ perawat yang diberi delegasi.
i. Perawat memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya.
j. Perawat menunjukkan kamar/tempat tidur klien dan mengantar ke tempat yang telah ditetapkan.
k. Perawat bersama karyawan memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien datang dengan branchard/kursi
roda) dan berikan posisi yang nyaman.
l. Perawat melakukan pengkajian terhadap pasien dengan sesuai format.
m. Perkenalkan pasien baru dengan pasien baru yang sekamar.
n. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat memberikan informasi kepada klien dan
keluarga tentang orientasi ruangan, perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab dan sentralisasi obat),
medis (dokter yang bertanggung jawab) dan tata tertib ruangan.
o. Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan.
p. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk menandatangani informed consent sentralisasi obat.
q. Perawat menyerahkan kepada pasien lembar kuesioner tingkat kepuasan pasien.
2. Dari Tempat Tidur ke Brankar atau Sebaliknya

Pengertian Memindahkan pasien dari tempat brankar ke tempat tidur


atau sebaliknya
Tujuan 1. Memberikan perasaan segar dan nyaman
2. Untuk mengurangi / menghindarkan pergerakan
pasien dengan keadaan fisiknya, sehingga pasien
dapat istirahat untuk mendpat perawatn,
pengobatan dan lain-lain
3. Untuk konsul pasien (pindah ruangan)
Indikasi Pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
C. Dari Tempat Tidur ke Kursi Roda atau Sebaliknya
4. Teknik Logrolling

a. Pengertian
Logroll adalah sebuah teknik yang digunakan untuk memiringkan klien yang badannya harus setiap saat
dijaga pada posisi lurus sejajar (seperti sebuah batang kayu). Contohnya untuk klien yang mengalami
cedera spinal. Asuhan yang benar harus dilakukan untuk mencegah cedera tambahan. Teknik ini
membutuhkan 2-5 orang perawat. Untuk klien yang mengalami cedera servikal, seorang perawat harus
mempertahankan kepala dan leher klien tetap sejajar.

b. Tujuan
Mempertahankan alignment anatomis yang benar dalam usaha untuk mencegah kemungkinancedera
neurologis lebih lanjut dan mencegah penekanan area cedera.
c. Prosedur Tindakan
1. Mencucitangan
2. Kaji dan identifikasi pasien (dengan memeriksa gelang pasien), jelaskan prosedur
(menggunakan istilah yang sederhana dan menunjukkan manfaat)
3. Jaga privasi pasien
• Posisikan tempat tidur
• Tempat tidur harus dalam posisi data pada ketinggian kerja yang nyaman
• Turunkan bedrel pada sisi tubuh dimana perawat bekerja
4. Posisikan perawat dengan kaki terpisah dan lutut menekuk dekat dengan sisi tempat tidur
5. Lipat lengan pasien di dadanya
6. Tempatkan tangan perawat di bawah pasien sehingga sebagian besar dari berat badan
pasien berpusat di antara lengan perawat. Lengan dari salah satu perawat harus mendukung
kepala dan leher pasien.
7. Pada hitungan ketiga, pindahkan pasien ke sisi tempat tidur, ayun mundur tumit perawat dan
jaga tubuh pasien dalam keselarasan yang benar.
8. Pasang rel di sisi tempat tidur.
9. Pindah ke sisi tempat tidur lain.
10.Tempatkan bantal dibawah kepala pasien dan satu lagi diantara kedua kakinya.
11. Posisikan lengan di dekat pasien kea rah perawat
12. Pegang ujung tubuh pasien dengan tangan perawat mulai dari bahu hingga paha.
13. Pada hitungan ketiga, roll pasien ke posisi lateral, ayun mundur ke tumit perawat.
14. Tempatkan bantal didepan dan dibelakang badan pasien untuk mendukung
keselarasan dalam posisi lateral.
15. Berikan kenyamanan dan keselamatan pasien
• Posisikan bel panggilan
• Tempatkan barang-barang pribadi pasien dalam jarak yang mudah di
jangkau
• Pastikan bedrel terpasang dana man
16. Dokumentasikan
Daftar Pustaka
Kusnanto, Nurlina, Deswita, C., Suci, K., Annisa, F., Keperawatan, A., Husada, K., Ernawati, N.,
Suwito, J., Maemonah, S., & Setyorini, D. (2019). Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Anak
Dengan Bronkopneumonia Yang Mengalami Masalah Oksigenasi. In Modul Pembelajaran
Pemenuhan Kebutuhan Oksigen (Vol. 10, Issue 01).

Dwicahyo, H. B. (2017). Analisis Kadar NH3, Karakteristik Individu dan Keluhan Pernapasan
Pemulung di TPA Sampah Benowo dan Bukan Pemulung di Sekitar TPA Sampah Benowo Surabaya.
Jurnal Kesehatan Lingkungan, 9(2), 135–144.

Firia, H. (2014). Teknik Melakukan Logroll Pada Klien. (n.d.). 5–8.

Agustriani, E. (2012). Penerimaan Pasien Baru. 66, 37–39.

Rahayu, S., & Harnanto, M. A. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Kebutuhan Dasar
Manusia II.

Siregar, N. T., Kep, S., Kep, M., & Sebaliknya, D. A. N. (2021). Pogdi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai