1. Pengertian ( Definisi ) Sindrom gawat nafas yang disebabkan defisiensi
surfaktan terutama pada bayi yang baru lahir dengan masa gestasi kurang
2. Asesmen Keperawatan 1. Takikardi
2. Pernafasan Cepat 3. Retraksi Dada 4. Pernafasan terlihat Paradoks 5. Pernafasan Cuping Hidung 6. Apnue 7. Murmur 8. Sianosis sentral 9. Merintih 10. Penurunan suhu tubuh < 360C 11. Pucat 12. Kulit dingin
3. Diagnosis Keperawatan 1. Kerusakan pertukaran gas b/d perubahan
membran kapiler - alveoli 2. Pola nafas tidak efektif b/d imaturitas (defisiensi surfaktan dan ketidak stabilan alveolar) 3. Hipotermia b/d berada di lingkungan yang dingin 4. Kriteria Evaluasi / Nursing 1. Hasil BGA sesuai parameter normal pasien outcome 2. Fungsi paru normal 3. Pernafasan 40-60x/menit 4. Frekuensi jantung 100-140x/menit 5. Irama pernafasan teratur 6. Takipneu atau apneu tidak ada 7. Tidak sianosis 8. Tidak ada retraksi 9. Suhu 36-370C 10. Warna kulit merah muda 11. Bayi tidak letargi 5. Intervensi Keperawatan Monitor Respirasi (3350) : 1. Monitor rata-rata irama, kedalaman dan usaha untuk bernafas. 2. Catat gerakan dada, lihat kesimetrisan, penggunaan otot bantu dan retraksi dinding dada. 3. Monitor suara nafas, saturasi oksigen, sianosis 4. Monitor kelemahan otot diafragma 5. Catat onset, karakteristik dan durasi batuk 6. Catat hasil foto rontgen
Terapi Oksigen (3320) :
1. Kelola humidifikasi oksigen sesuai peralatan 2. Siapkan peralatan oksigenasi 3. Kelola O2 sesuai indikasi 4. Monitor terapi O2 dan observasi tanda keracunan O2
Manajemen Asam Basa (1910) :
1. Kelola pemeriksaan laboratorium 2. Monitor nilai AGD dan saturasi oksigen dalam batas normal
Manajemen Jalan Nafas (3140) :
1. Bebaskan jalan nafas dengan posisi leher ektensi jika memungkinkan. 2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi dan mengurangi dispnea 3. Auskultasi suara nafas 4. Monitor respirasi dan status oksigen 5. Bersihkan saluran nafas dan pastikan airway paten
Monitor Respirasi (3350) :
1. Monitoring kecepatan, irama, kedalaman dan upaya nafas. 2. Monitor pergerakan, kesimetrisan dada, retraksi dada dan alat bantu pernafasan 3. Monitor adanya cuping hidung 4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, hiperventilasi, respirasi kusmaul, apnea 5. Monitor adanya lelemahan otot diafragma 6. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan dan ketidak adanya ventilasi dan bunyi nafas
Pengobatan Hipotermi (3800) :
1. Pindahkan bayi dari lingkungan yang dingin ke dalam lingkungan / tempat yang hangat (didalam inkubator atau lampu sorot) 2. Segera ganti pakaian bayi yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat dan kering, berikan selimut. 3. Monitor gejala dari hopotermia : fatigue, lemah, apatis, perubahan warna kulit 4. Monitor status pernafasan 5. Monitor intake dan output
6. Informasi dan Edukasi 1. Pemberian informasi kepada orang tua
tentang kondisi umum pasien 2. Edukasi pemberian dan pelepasan oksigenasi 3. Edukasi pemberian ASI perah 4. Edukasi KMC (kangoro mather care)
7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif
setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
1. Pengertian ( Definisi ) keadaan klinis pada bayi yang ditandai oleh
pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5-7 mg% 2. Asesmen Keperawatan 1. Wajah,dada dan kaki terlihat kuning 2. Sclera kuning 3. Reflek hisap berkurang 4. Feses seperti dempul 5. Urine pekat 6. Hasil kadar bilirubin >10 mg/dl
3. Diagnosis Keperawatan 1. Ikterik Neonatus
2. Hipertemi b/d fototerapi 3. Resiko kekurangan volume cairan b/d tidak adekuatnya intake cairan, efek fototerapi 4. Cemas orangtua b/d penyakit anak 4. Kriteria Evaluasi / Nursing 1. Bayi tidak tampak kuning outcome 2. Sclera tidak tampak kuning 3. Kadar bilirubin < 5 mg% 4. Reflek hisap kuat 5. Intervensi Keperawatan Phothoterapy : Neonate
Meninjau sejarah ibu dan bayi untuk faktor risiko
untuk hiperbilirubinemia (misalnya, ketidakcocokan Rh atau ABO, polisitemia, sepsis, prematuritas, mal presentasi) Amati tanda-tanda ikterus Agar serum billirubin tingkat sebagai protokol per yang sesuai atau permintaan praktisi primer Melaporkan nilai laboratorium untuk praktisi primer lnstruksikan keluarga pada prosedur fototerapi dan perawatan Terapkan tambalan untuk menutup kedua mata, menghindari tekanan yang berlebihan Hapus tambalan mata setiap 4 jam atau ketika lampu mati untuk kontak orangtua dan makan Memantau mata untuk edema, drainase, dan warna Tempat fototerapi lampu di atas bayi pada ketinggian yang sesuai Periksa intensitas lampu sehari-hari Memonitor tanda-tanda vital per protokol atau sesuai kebutuhan Ubah posisi bayi setiap 4 jam atau per protokol Memantau tingkat biIirubin serum per protokol atau permintaan praktisi MengevaIuasi status neurologis setiap 4 jam atau per protokol Amati tanda-tanda dehidrasi (misalnya, depresi fontanel, turgor kulit mengerut, kehilangan berat badan) Timbang setiap hari Mendorong delapan kali menyusui perhari Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam terapi cahaya Instruksikan keluarga pada fototerapi di rumah yang sesuai
6. Informasi dan Edukasi 1. Pemberian informasi kepada orang tua tentang
kondisi umum pasien dan proses pemberian fototerapi 2. Edukasi pemberian ASI perah 5. Edukasi resiko pemberian fototerapi 6. Edukasi orang tua dalam prosedur pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar bilirubin pre dan post fototerapi 7. Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan intervensi dan dibandingkan dengan NOC serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan
8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
9. Kepustakaan 1. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014) NANDA internassional Nursing Diagnosis: Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell 2. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson,E. (Eds). (2013). Nursing outcome classifications (NOC) (5thed). St. Louis: Mosby Elsevier. 3. Wilkinson, J.M., & Ahern, N.R. (2011). Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi, NOC Outcome (Edisi 9). Jakarta: EGC 4. Kosim,S., Yunanto, A., Dewi, R., Sarosa, G., Usman, A. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Edisi 1 cetakan 3., Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).