Anda di halaman 1dari 2

PPANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

PNEUMONIA

1. Pengertian Pneumonia merupakan salah satu penyakit peradangan akut parenkim


paru yang biasanya dari suatu infeksi saluran pernafasan bawah akut
dengan batuk dan disertai dengan sesak nafas disebabkan agen
infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi
substansi asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan
konsolidasi (Nurarif & Kusuma, 2015).

2. Asesmen Keperawatan 1. Pasien mengeluh sesak napas berat disertai batuk berdahak dan
badan demam
2. RR 40 x/mnt, suhu 38.5 - 40°C
3. SpO2 95% dengan O2 nasal kanul 5 lpm
4. Badan teraba hangat/demam
5. Tampak sesak napas dan batuk berdahak
6. Tampak peningkatan usaha pernapasan
7. Terlihat gelisah dan berkeringat dingin
8. Pola napas cepat dan dangkal
9. Menggunakan otot bantu pernapasan tambahan
10. Auskultasi: ronkhi
11. Pasien tidak bisa beraktifitas karena sesak napas, skala aktifitas 4
12. Pasien tidak bisa tidur karena sesak napas
13. Lab: peningkatan leukosit, LED, CRP, penurunan limfosit
14. Foto thorax: gambaran konsolidasi pada paru (pneumonia)

3. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas


2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
3. Hipertermi
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan tidur dan istirahat

4. Kriteria Evaluasi 1. TTV dbn (RR 16 – 20 x/menit, suhu 36 – 37.5°C)


2. SpO2 95-100 % tanpa O2
3. Napas spontan
4. Badan tidak demam
5. Auskultasi: vesikuler simetris (tidak ada ronkhi)
6. Pasien dapat tidur dan istirahat (6-8 jam/hari)
7. Lab: leukosit 4rb-10.5 rb/dl
8. Foto thorax: gambaran konsolidasi/pneumonia tidak ada lagi

5. Intervensi Keperawatan 1. Observasi TTV (RR, suhu) dan SpO2


2. Monitor peningkatan sesak napas, intensitas batuk dan perubahan
suhu tubuh serta melaporkan setiap perubahan yang terjadi
3. Awasi adanya tanda sepsis, gagal napas dan penurunan kesadaran
4. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya perubahan suara napas
(ronkhi)
5. Berikan posisi fowler/semi fowler/yang paling nyaman
6. Berikan oksigen sesuai hasil saturasi
7. Berikan minum air hangat
8. Lakukan fisioterapi dada/postural drainage
9. Ciptakan suasana lingkungan yang tenang
10. Kaji pola kebiasaan tidur
11. Kolaborasi medis pemberian obat antibiotik yang adekuat,
inhalasi/nebulisasi, ekspektoran/mukolitik, antipiretik
12. Cek lab terkait untuk evaluasi perubahan/progress pengobatan dan
efektifitas antibiotic, k/p cek kultur kuman dan test sensitifitas
antibiotik bila tidak ada perubahan klinis yang significan.
6. Informasi dan Edukasi 1. Ajarkan pasien untuk latihan napas dalam dan batuk efektif
2. Anjurkan minum ± 1000 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi
3. Anjurkan menggunakan pakaian tipis/menyerap keringat
4. Batasi anggota keluarga/pengunjung/tamu dikamar pasien

7. Evaluasi Mengevaluasi respon subjektif dan objektif setelah dilaksanakan


intervensi dan dibandingkan dengan kriteria evaluasi serta analisis
terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan

8. Penelaah Kritis Komite Keperawatan

9. Kepustakaan Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan


Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:
MediAction

SDKI, SIKI dan SLKI

Anda mungkin juga menyukai