Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

RSM AHMAD DAHLAN


KOTA KEDIRI
ASMA

1. Pengertian (Definisi) Asma adalah penyakit paru heterogen yang berkarkteristik


sebagai inflamasi kronis jaln nafas ditandai dengan adanya
batuk, wheezing, sesaak nafas, dan dada terasa berat yang
berubah setiap waktu dan terdapat hambatan aliran udara
ekspirasi (GINA, 2018)
2. Anamnesis 1. Batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering
disalah-artikan sebagai batuk normal perokok.
2. Sesak nafas, disertai mengi/wheezing
3. Disebabkan oleh factor pencetus (infeksi, iritasi, polusi,
perubahan suhu, cuaca, kegiatan fisik, stress emosional)
4. Terdapat riwayat atopi
3. Pemeriksaan Fisik  Secara general dilakukan penilaian TTV (TD, nadi, suhu,
respirasi).
 Observasi penggunaan tambahan otot pernafasan
(manifestasinya berupa pergerakan paradoksikal dada dan
perut).
 Auskultasi paru-paru, pasien mungkin mengalami nafas
bersuara memanjang, wheezing, fase ekspirasi yang
panjang dan ronchi.
 Pada gejala tingkat lanjut terjadi hipoksemia, sianosis, dan
gagal nafas
4. Kriteria Diagnosis 1. Diagnosis Asma berdasarkan gejala klinis yang ada dan
riwayat asma sebelumnya pada pasien
2. Suara pernafasan pada stetoskop juga terdengar lebih
keras. Akan tetapi pemeriksaan fungsi paru sangat penting
untuk diagnosis.
3. Foto Thorax (CXR/chest X-Ray) tidak rutin dilakukan, hanya
dilakukan bila ada kecurigaan pneumonia atau komplikasi
asma seperti pneumothoraks dll
4. Pemeriksaan spirometri dilakukan untuk menilai
reversibilitas asma atau hiperreaktivitas bronkus
5. Diagnosis Kerja
Asma
6. Diagnosis Banding 1. PPOK
2. Bronkiektasis
3. TB
7. Pemeriksaan Untuk ketepatan dan kecepatan diagnosis, perlu tersedia
Penunjang fasilitas standart untuk pemeriksaan berikut ini :
1. Darah Lengkap
2. EKG (Elektro Kardiografi)
3. Uji faal spirometri
4. Foto Thorax
5. Dll
8. Terapi 1. Pemberian oksigen untuk mengurangi sesak nafas.Terapi
oksigen jangka panjang akan memperpanjang hidup
penderita PPOK yang berat dan penderita dengan kadar
oksigen darah yang sangat rendah.
2. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas,
termsuk didalamnya golongan adrenergic B dan
antikolinergik. Pada pasien dapat diberikan sulbutamol
nebul diberikan tiap 6-8 jam dengan dosis 2,5mg dan atau
iprotropium bromide 250 nebulizer atau aminofilin loading
5 mg/kgbb iv dan maintenance 0,5-0,9 mg/kgBB IV secara
perlahan.
3. Peradangan bisa dikurangi dengan memberikan
korticosteroid sistemik.
4. Obat batuk antitusif/mukolitik sesuai indikasi
9 Edukasi 1. Menjelaskan tentang penyebab penyakit, penyakit,
komplikasi yang dapat terjadi, rencana pengobatan kepada
pasien dan keluarga pasien
2. Menghentikan kebiasaan merokok akan memperlambat
timbulnya sesak nafas. Tetapi, berhenti merokok pada
stadium manapun dari penyakit ini, pasti akan memberikan
banyak keuntungan. Penderita juga harus mencoba untuk
menghindari pemaparan terhadap bahan iritan lainnnya di
udara.
3. Menghindari dehidrasi bisa mencegah pengentalan lendir.
Minum cairan yang cukup untuk menjaga air kemih tetap
encer dan bening.
4. Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum
dengan baik.
5. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi akivitas fisik.
10 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
11 Tingkat Evidens I / II / III / IV
12 Tingkat
A/B/C
Rekomendasi
13 Penelaah Kritis dr. Syahril Hidayat, Sp P
14 Indikator Medis 1. Keluhan berkurang.
2. Lama hari rawat : 4 hari.
15 Kepustakaan 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Unair. Surabaya
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru UNAIR. Surabaya
3. GINA 2018

Anda mungkin juga menyukai