1. Pengertian (Definisi) Asma adalah penyakit paru heterogen yang berkarkteristik
sebagai inflamasi kronis jaln nafas ditandai dengan adanya batuk, wheezing, sesaak nafas, dan dada terasa berat yang berubah setiap waktu dan terdapat hambatan aliran udara ekspirasi (GINA, 2018) 2. Anamnesis 1. Batuk dan adanya lendir. Batuk biasanya ringan dan sering disalah-artikan sebagai batuk normal perokok. 2. Sesak nafas, disertai mengi/wheezing 3. Disebabkan oleh factor pencetus (infeksi, iritasi, polusi, perubahan suhu, cuaca, kegiatan fisik, stress emosional) 4. Terdapat riwayat atopi 3. Pemeriksaan Fisik Secara general dilakukan penilaian TTV (TD, nadi, suhu, respirasi). Observasi penggunaan tambahan otot pernafasan (manifestasinya berupa pergerakan paradoksikal dada dan perut). Auskultasi paru-paru, pasien mungkin mengalami nafas bersuara memanjang, wheezing, fase ekspirasi yang panjang dan ronchi. Pada gejala tingkat lanjut terjadi hipoksemia, sianosis, dan gagal nafas 4. Kriteria Diagnosis 1. Diagnosis Asma berdasarkan gejala klinis yang ada dan riwayat asma sebelumnya pada pasien 2. Suara pernafasan pada stetoskop juga terdengar lebih keras. Akan tetapi pemeriksaan fungsi paru sangat penting untuk diagnosis. 3. Foto Thorax (CXR/chest X-Ray) tidak rutin dilakukan, hanya dilakukan bila ada kecurigaan pneumonia atau komplikasi asma seperti pneumothoraks dll 4. Pemeriksaan spirometri dilakukan untuk menilai reversibilitas asma atau hiperreaktivitas bronkus 5. Diagnosis Kerja Asma 6. Diagnosis Banding 1. PPOK 2. Bronkiektasis 3. TB 7. Pemeriksaan Untuk ketepatan dan kecepatan diagnosis, perlu tersedia Penunjang fasilitas standart untuk pemeriksaan berikut ini : 1. Darah Lengkap 2. EKG (Elektro Kardiografi) 3. Uji faal spirometri 4. Foto Thorax 5. Dll 8. Terapi 1. Pemberian oksigen untuk mengurangi sesak nafas.Terapi oksigen jangka panjang akan memperpanjang hidup penderita PPOK yang berat dan penderita dengan kadar oksigen darah yang sangat rendah. 2. Bronkodilator, untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, termsuk didalamnya golongan adrenergic B dan antikolinergik. Pada pasien dapat diberikan sulbutamol nebul diberikan tiap 6-8 jam dengan dosis 2,5mg dan atau iprotropium bromide 250 nebulizer atau aminofilin loading 5 mg/kgbb iv dan maintenance 0,5-0,9 mg/kgBB IV secara perlahan. 3. Peradangan bisa dikurangi dengan memberikan korticosteroid sistemik. 4. Obat batuk antitusif/mukolitik sesuai indikasi 9 Edukasi 1. Menjelaskan tentang penyebab penyakit, penyakit, komplikasi yang dapat terjadi, rencana pengobatan kepada pasien dan keluarga pasien 2. Menghentikan kebiasaan merokok akan memperlambat timbulnya sesak nafas. Tetapi, berhenti merokok pada stadium manapun dari penyakit ini, pasti akan memberikan banyak keuntungan. Penderita juga harus mencoba untuk menghindari pemaparan terhadap bahan iritan lainnnya di udara. 3. Menghindari dehidrasi bisa mencegah pengentalan lendir. Minum cairan yang cukup untuk menjaga air kemih tetap encer dan bening. 4. Fisioterapi membantu pasien untuk mengeluarkan sputum dengan baik. 5. Latihan fisik untuk meningkatkan toleransi akivitas fisik. 10 Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam 11 Tingkat Evidens I / II / III / IV 12 Tingkat A/B/C Rekomendasi 13 Penelaah Kritis dr. Syahril Hidayat, Sp P 14 Indikator Medis 1. Keluhan berkurang. 2. Lama hari rawat : 4 hari. 15 Kepustakaan 1. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Unair. Surabaya 2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru UNAIR. Surabaya 3. GINA 2018