Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUMOR PAYUDARA

Satuan Acara Penyuluhan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas

Praktik Keperawatan KMB Semester VI

Oleh :
1. Olivia Maulina (1301100055)
2. Anastasia Intan P (1301100056)
3. Lazuardi Asrurullah Alatif (1301100057)
4. Agnes A.P ( )

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
D-III KEPERAWATAN MALANG
Maret 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Tumor Payudara


Hari/tanggal : Jumat, 11 Maret 2016
Waktu : Jam 10.00-11.00 WIB
Tempat : Ruang Paviliun Melati RS. Tentara dr.Soepraoen

A. LATAR BELAKANG

Tumor merupakan suatu kelainan yang paling penting diantara semua kelainan yang
terdapat pada payudara. Sejumlah 25 % dari wanita yang memeriksakan diri ke dokter atau
ke rumah sakit disebabkan karena mereka khawatir mengenai benjolan atau kelainan yang
terdapat pada payudaranya. Jaringan payudara peka terhadap siklus hormon yang
berhubungan dengan periode menstruasi, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral
(Alhadrami, 2007).

Wanita yang menderita atau pernah menderita fibroadenomma mammae memiliki


peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara. Peningkatan risiko untuk terkena
kanker payudara pada wanita dengan jinak berhubungan dengan adanya riwayat tumor proses
proliferasi yang berlebihan. apoptosis Proses proliferasi jaringan payudara yang berlebihan
tanpa adanya pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses mengakibatkan
timbulnya keganasan karena tidak adanya kemampuan 1 untuk mendeteksi kerusakan pada
Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) (Rini Indrati jurnal, 2007).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, pada tahun 2005 terdapat lebih dari
1,2 juta orang terdiagnosis menderita kanker payudara. Kanker payudara merupakan
penyebab utama dalam kejadian (incidence) dan kematian (mortality) oleh kanker pada
wanita (Hawari, 2004). Kanker payudara kini menjadi pembunuh wanita nomor satu di
Indonesia. Tahun 2007 penderita kanker payudara mencapai 21,69 %, lebih tinggi dari kanker
leher rahim yang angkanya 17 % (Dyayadi, 2009).

Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota


yang berasal dari puskesmas tahun 2010, kasus penyakit kanker ditemukan sebanyak 488
kasus, terdiri dari Kanker Hati 13 jiwa, Kanker Bronkus 25 jiwa, Kanker Mamae 267 jiwa,
Kanker Servik 183 jiwa. Berdasarkan laporan dari New South Wales Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi
pada usia diatas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena
fibroadenoma.

Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada
wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Menurut penelitian Siti Fitria Dewi (2008), dari
hasil penelitian tersebut diperoleh 144 kasus fibroadenoma payudara pada wanita. Paling
banyak ditemukan pada usia di bawah 30 tahun (79,90%), yaitu pada kelompok usia 21–25
tahun (41,70 %), kelompok usia 16–20 tahun (25,70%), kelompok usia 26–30 tahun (9,70%)
dan kelompok usi 10–15 tahun (2,80%). Lokasi yang tersering terdapat pada payudara kanan
(44,50%), dan ditemukan kasus yang jarang sekali terjadi yaitu Giant Fibroadenoma (tidak
diketahui lokasinya 0,70%).

Upaya deteksi dini atau pencegahan fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan
Periksa Payudara Sendiri (SADARI). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya
gejalagejala fibroadenoma mammae yang dapat berkembang menjadi kanker 2 payudara.
Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan
yang diperlukan.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah menerima pendidikan kesehatan, para remaja, ibu-ibu dapat mencegah dan
mendeteksi dini adanya fibroadenoma mamae (tumor payudara).

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah menerima pendidikan kesehatan Pencegahan dan deteksi dini fibroadenoma


mamae (Tumor Payudara) Diharapkan peserta mampu:

1. Menyebutkan Definisi Fiboadenoma Mamae

2. Mengetahui Penyebab Fibroadenoma mamae

3. Mengetahui Tanda dan Gejala

4. Mengetahui Pengobatan
5. Melakukan Deteksi Dini Fibroadenoma mamae

D. SASARAN
Keluarga pasien yang ada dilingkungan Ruang Paviliun Melati Rumah Sakit Tentara
dr. Soepraoen.

E. GARIS BESAR MATERI


a. Definisi Fiboadenoma Mamae
b. Penyebab Fibroadenoma mamae
c. Tanda dan Gejala
d. Pengobatan
e. Deteksi Dini Fibroadenoma mamae
F. PELAKSANAAN

Tahap
NO Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
 Mengucapkan Salam  menjawab salam 5
 Memperkenalkan diri  mendengarkan dan menit
1 Pembukaan
 Menyampaikan maksud dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan.
 Penyampaian materi penyuluhan Menyimak dan 20
: mendengarkan, menit
a. Definisi 
Fiboadenoma memperhatikan
Mamae
b. Penyebab Fibroadenoma
mamae
2 Isi c. Tanda dan Gejala
d. Pengobatan
e. Deteksi Dini
Fibroadenoma mamae.
 Demonstrasi
- Vidio Cara pemeriksaan
payudara sendiri.
 Penyaji memberikan kesempatan Peserta mengajukan 10
peserta untuk bertanya. pertanyaan. menit
 Menjawab pertanyaan dari  Menyimak
peserta.  Mendengarkan dan
 Melakukan evaluasi dengan memperhatikan
3 Penutup memberikan beberapa pertanyaan Menjawab pertanyaan.
kepada peserta.  Menyimak
 Menyimpulkan hasil dari  Mejawab salam
penyuluhan.
 Menutup sesi acara dengan
mengucapkan salam
G. METODE
1. Ceramah Tanya jawab
2. Demonstrasi

H. MEDIA
a. Power Point (Slide)
b. LCD

I. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Moderator : Anastasya Intan
Penyaji : Agnes A.P
Fasilitator : Lazuardi A.A. dan Olivia Maulina

K. MATERI PENYULUHAN
(-Terlampir)
Lampiran Materi
FIBROADENOMA MAMAE
1. Definisi
Fibroadenoma mammae merupakan jenis tumor jinak payudara yang paling
banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada
kelompok umur muda.(Yulianto, 2007). Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang biasanya timbul pada wanita berumur 18-20 tahun, yang biasanya
terasa membesar pada saat haid(Oswari, 2003) Fibroadenoma adalah suatu neoplasma
berbatas tegas, padat, berkapsul, dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia
dibawah 25 tahun. Sebagian besar (80%) tunggal (Sabiston, 2002).
2. Penyebab
Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan berperan dalam
pembentukan fibroadenoma, dan lesi serupa mungkin muncul bersama dengan
perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma biasanya terjadi pada perempuan
muda (Morris, 2002). Fibroadenoma tergantung pada hormon dan bisa berfluktuasi
dalam diameter sebanyak 1 cm di bawah pengaruh esterogen haid normal, kehamilan,
laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama
kehamilan atau laktasi (Sabiston, 2002).
3. Tanda dan Gejala
 Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
 Ada bagian yang menonjol ke permukaan
 Ada penekanan pada jaringan sekitar
 Ada batas yang tegas
 Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant
Fibroadenoma)
 Memiliki kapsul dan soliter
 Benjolan dapat digerakkan
 Pertumbuhannya lambat
 Mudah diangkat dengan lokal surgery
 Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
4. Pengobatan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c. Usia pasien
d. Hasil biopsy Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh
jaringan normal secara perlahan.(Alhadrami, 2007). Fibroadenoma yang lebih
besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat, karena dapat menyebabkan nyeri dan
dapat bertambah besar terus (Schrock, 2002).
5. Mendeteksi secara dini fibroadenoma mamae
1. Defenisi
Deteksi dini fibroadenoma adalah suatu usaha untuk mendeteksi dan
menentukan adanya benjolan atau kelainan seawal mungkin pada payudara.
Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui
secara cepat dengan pemeriksaan sendiri (SADARI) (Dalimartha, 2004).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah suatu cara melakukan
pemeriksaan payudara yang dapat dilakukan oleh diri sendiri tanpa bantuan
orang lain (Rasjidi, 2010).
2. Tujuan
Tujuan dari SADARI adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan
atau kelainan pada payudara sehingga dapat segera dilakukan tindakan apabila
ditemukan kelainan (Putri, 2009).
3. Waktu
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara sendiri yaitu setelah periode
menstruasi atau pada hari ke 7–10 hari setelah menstruasi karena pada saat ini
jaringan payudara dalam keadaan lunak karena pengaruh hormonal. Jika
pemeriksaan ini dilakukan pada saat jaringan payudara padat, maka seolah-
olah akan teraba benjolan dan hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu.
Dan apabila periode menstruasi tidak teratur atau kadang–kadang dalam
sebulan tidak terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan.
Untuk wanita yang sudah mengalami menopause, SADARI dilakukan secara
rutin setiap bulan (Rasjidi, 2010).
4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan SADARI:

Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak tegap dan
kedua tangan di pinggang.
Anda harus melihat:

a. payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
b. payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.

Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk berkonsultasi :

a. kulit mengkerut, terjadi lipatan, ada tonjolan.


b. puting berubah posisi biasanya seperti tertarik ke dalam.
c. Kemerahan, nyeri, ruam-ruam, atau bengkak.

Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan yang
telah disebut pada langkah pertama.

Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua
putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).

Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan
pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis).
Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, Pijat
seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian
atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga dapat membuat gerak naik
turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang
untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda
mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.
Daftar Pustaka

Lincoln Jackie,wilensky.2008. kanker payudara dan diagnosanya.jakarta : PT. Prestasi


Pusakarya.
Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker. Jakarta:
Salemba Medika
Dewi, Siti Fitria. 2008. Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode
2005-2006. Universitas Maranatha Bandung. Karya Tulis Ilmiah Murwani. 2007.
Asuhan Keperawatan Keluarga, Konsep dan Aplikasi Kasus: Yogyakarta: Mitra Cendikia
Nugroho, Taufan. 2007.Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Media Robbins. 2003.
Buku Ajar Patologi. Jakkarta:EGC 8

Anda mungkin juga menyukai