TUMOR PAYUDARA
Oleh :
1. Olivia Maulina (1301100055)
2. Anastasia Intan P (1301100056)
3. Lazuardi Asrurullah Alatif (1301100057)
4. Agnes A.P ( )
A. LATAR BELAKANG
Tumor merupakan suatu kelainan yang paling penting diantara semua kelainan yang
terdapat pada payudara. Sejumlah 25 % dari wanita yang memeriksakan diri ke dokter atau
ke rumah sakit disebabkan karena mereka khawatir mengenai benjolan atau kelainan yang
terdapat pada payudaranya. Jaringan payudara peka terhadap siklus hormon yang
berhubungan dengan periode menstruasi, kehamilan, laktasi atau penggunaan kontrasepsi oral
(Alhadrami, 2007).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, pada tahun 2005 terdapat lebih dari
1,2 juta orang terdiagnosis menderita kanker payudara. Kanker payudara merupakan
penyebab utama dalam kejadian (incidence) dan kematian (mortality) oleh kanker pada
wanita (Hawari, 2004). Kanker payudara kini menjadi pembunuh wanita nomor satu di
Indonesia. Tahun 2007 penderita kanker payudara mencapai 21,69 %, lebih tinggi dari kanker
leher rahim yang angkanya 17 % (Dyayadi, 2009).
Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada
wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Menurut penelitian Siti Fitria Dewi (2008), dari
hasil penelitian tersebut diperoleh 144 kasus fibroadenoma payudara pada wanita. Paling
banyak ditemukan pada usia di bawah 30 tahun (79,90%), yaitu pada kelompok usia 21–25
tahun (41,70 %), kelompok usia 16–20 tahun (25,70%), kelompok usia 26–30 tahun (9,70%)
dan kelompok usi 10–15 tahun (2,80%). Lokasi yang tersering terdapat pada payudara kanan
(44,50%), dan ditemukan kasus yang jarang sekali terjadi yaitu Giant Fibroadenoma (tidak
diketahui lokasinya 0,70%).
Upaya deteksi dini atau pencegahan fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan
Periksa Payudara Sendiri (SADARI). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya
gejalagejala fibroadenoma mammae yang dapat berkembang menjadi kanker 2 payudara.
Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan tingginya angka penderita
kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan
yang diperlukan.
Setelah menerima pendidikan kesehatan, para remaja, ibu-ibu dapat mencegah dan
mendeteksi dini adanya fibroadenoma mamae (tumor payudara).
4. Mengetahui Pengobatan
5. Melakukan Deteksi Dini Fibroadenoma mamae
D. SASARAN
Keluarga pasien yang ada dilingkungan Ruang Paviliun Melati Rumah Sakit Tentara
dr. Soepraoen.
Tahap
NO Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
Kegiatan
Mengucapkan Salam menjawab salam 5
Memperkenalkan diri mendengarkan dan menit
1 Pembukaan
Menyampaikan maksud dan Memperhatikan
tujuan penyuluhan.
Penyampaian materi penyuluhan Menyimak dan 20
: mendengarkan, menit
a. Definisi
Fiboadenoma memperhatikan
Mamae
b. Penyebab Fibroadenoma
mamae
2 Isi c. Tanda dan Gejala
d. Pengobatan
e. Deteksi Dini
Fibroadenoma mamae.
Demonstrasi
- Vidio Cara pemeriksaan
payudara sendiri.
Penyaji memberikan kesempatan Peserta mengajukan 10
peserta untuk bertanya. pertanyaan. menit
Menjawab pertanyaan dari Menyimak
peserta. Mendengarkan dan
Melakukan evaluasi dengan memperhatikan
3 Penutup memberikan beberapa pertanyaan Menjawab pertanyaan.
kepada peserta. Menyimak
Menyimpulkan hasil dari Mejawab salam
penyuluhan.
Menutup sesi acara dengan
mengucapkan salam
G. METODE
1. Ceramah Tanya jawab
2. Demonstrasi
H. MEDIA
a. Power Point (Slide)
b. LCD
I. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
Moderator : Anastasya Intan
Penyaji : Agnes A.P
Fasilitator : Lazuardi A.A. dan Olivia Maulina
K. MATERI PENYULUHAN
(-Terlampir)
Lampiran Materi
FIBROADENOMA MAMAE
1. Definisi
Fibroadenoma mammae merupakan jenis tumor jinak payudara yang paling
banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak ditemukan pada
kelompok umur muda.(Yulianto, 2007). Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang biasanya timbul pada wanita berumur 18-20 tahun, yang biasanya
terasa membesar pada saat haid(Oswari, 2003) Fibroadenoma adalah suatu neoplasma
berbatas tegas, padat, berkapsul, dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia
dibawah 25 tahun. Sebagian besar (80%) tunggal (Sabiston, 2002).
2. Penyebab
Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan berperan dalam
pembentukan fibroadenoma, dan lesi serupa mungkin muncul bersama dengan
perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma biasanya terjadi pada perempuan
muda (Morris, 2002). Fibroadenoma tergantung pada hormon dan bisa berfluktuasi
dalam diameter sebanyak 1 cm di bawah pengaruh esterogen haid normal, kehamilan,
laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama
kehamilan atau laktasi (Sabiston, 2002).
3. Tanda dan Gejala
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan, pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
Ada bagian yang menonjol ke permukaan
Ada penekanan pada jaringan sekitar
Ada batas yang tegas
Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant
Fibroadenoma)
Memiliki kapsul dan soliter
Benjolan dapat digerakkan
Pertumbuhannya lambat
Mudah diangkat dengan lokal surgery
Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
4. Pengobatan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
a. Ukuran
b. Terdapat rasa nyeri atau tidak
c. Usia pasien
d. Hasil biopsy Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh
jaringan normal secara perlahan.(Alhadrami, 2007). Fibroadenoma yang lebih
besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat, karena dapat menyebabkan nyeri dan
dapat bertambah besar terus (Schrock, 2002).
5. Mendeteksi secara dini fibroadenoma mamae
1. Defenisi
Deteksi dini fibroadenoma adalah suatu usaha untuk mendeteksi dan
menentukan adanya benjolan atau kelainan seawal mungkin pada payudara.
Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara sebenarnya dapat diketahui
secara cepat dengan pemeriksaan sendiri (SADARI) (Dalimartha, 2004).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah suatu cara melakukan
pemeriksaan payudara yang dapat dilakukan oleh diri sendiri tanpa bantuan
orang lain (Rasjidi, 2010).
2. Tujuan
Tujuan dari SADARI adalah mendeteksi dini apabila terdapat benjolan
atau kelainan pada payudara sehingga dapat segera dilakukan tindakan apabila
ditemukan kelainan (Putri, 2009).
3. Waktu
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara sendiri yaitu setelah periode
menstruasi atau pada hari ke 7–10 hari setelah menstruasi karena pada saat ini
jaringan payudara dalam keadaan lunak karena pengaruh hormonal. Jika
pemeriksaan ini dilakukan pada saat jaringan payudara padat, maka seolah-
olah akan teraba benjolan dan hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu.
Dan apabila periode menstruasi tidak teratur atau kadang–kadang dalam
sebulan tidak terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan.
Untuk wanita yang sudah mengalami menopause, SADARI dilakukan secara
rutin setiap bulan (Rasjidi, 2010).
4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam melakukan SADARI:
Langkah 1: Mulai dengan melihat payudara anda di cermin dengan posisi pundak tegap dan
kedua tangan di pinggang.
Anda harus melihat:
a. payudara, dari ukuran, bentuk, dan warna yang biasa anda ketahui.
b. payudara denganbentuk sempurna tanpa perubahan bentuk dan pembengkakan.
Jika anda melihat perubahan berikut ini, segera anda ke dokter untuk berkonsultasi :
Langkah 2: Sekarang, angkat tangan anda dan amati jika ada perubahan-perubahan yang
telah disebut pada langkah pertama.
Langkah 3: Saat anda bercermin, anda cermati apakah ada cairan yang keluar dari kedua
putting (baik itu cairan bening, seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur darah).
Langkah 4: Berikutnya, rasakan payudara anda dengan cara berbaring. Gunakan pijatan
pelan namun mantap (tapi bukan keras) dengan tiga ujung anda (telunjuk, tengah, dan manis).
Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara. Gunakan gerakan memutar, Pijat
seluruh payudara anda dari atas sampai bawah, kiri kanan, dari tulang pundak sampai bagian
atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara. Anda juga dapat membuat gerak naik
turun. Gunakan pijatan ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah kulit, pijatan sedang
untuk bagian tengah payudara, dan pijatan kuat untuk jaringan bagian dalam. Saat anda
mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat merasakan tulang iga anda.
Daftar Pustaka