Anda di halaman 1dari 18

RSUD dr.

FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN


BIREUEN
KEPERAWATAN PASIEN HYPOGLIKEMIA PADA BAYI
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen

1. Pengertian (Definisi) Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah
(glukosa) secara abnormal rendah. Istilah hepoglikemia digunakan
bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah kadar rata-rata.
Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 40
mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada
tidaknya gejala hipoglikemia. Umumnya hipoglikemia terjadi pada
neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak
mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih
tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun.
2. Asesmen Keperawatan 1. Tremor
2. Sianosis
3. Apatis
4. Kejang
5. Apnea intermitten
6. Tangisan lemah/melengking
7. Letargi
8. Kesulitan minum
9. Gerakan mata berputar/nistagmus
10. Keringat dingin
11. Pucat
12. Hipotermi
13. Refleks hisap kurang
14. Muntah
3. Diagnosa Keperawatan 1. Hipovolemia(D.0023)
2. Perfusi Perifer Tidak Efektif(D.009)
3. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027)
4. Risiko Hipovolemia (D.0034)
5. Risiko Ikterik Neonatus (D.0035)
6. Risiko Ketidakseimbangan Elektrolit (D.0037)
7. Resiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0038)
8. Disorganisasi Perilaku bayi (D.0053)
9. Risiko Disorganisasi Perilaku bayi (D.0059)
10. Nausea (D.0076)
11. Ansietas (D.0080)
12. Defisit pengetahuan tentang (Spesifisikan) (D.0111)
13. Hipotermia D.0131)
14. Risiko Hipotermia (D.0140)
4. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen Hipovolemia (I.03116)
2. Perawatan sirkulasi(I.02079)
3. Manajemen hipoglikemia (I.03115)
4. Perawatan bayi (I.10338)
5. Pemantauan elektrolit (I.03122)
6. Edukasi keamanan bayi (I.12379)
7. Manajemen mual (I.03117)
8. Reduksi ansietas (I.09314)
9. Edukasi Kesehatan (I.12383)
10. Manajemen hipotermia (I.14507)
5. Observasi 1. Identifikasi tanda –tanda hypovolemia
2. Periksa sirkulasi perifer
3. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
4. Monitor intake dan aut put cairan.
5. Monitor tanda tanda vital bayi
6. Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan
elektrolit.
7. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
8. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
9. Identifikator faktor penyebab mual
10. Anjurkan sering membersihkan mulut
11. Monitor tanda tanda ansietas (verval/non verbal)
12. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
13. Monitor tanda dan gejala akibat hipotermia
6. Evaluasi 1. Kekuatan nadi meningkat
2. Warna kulit pucat menurun
3. Tingkat kesadaran meningkat
4. Elastisitas meningkat
5. Serum natrium membaik.
6. Gerakan pada ekstermitas meningkat
7. Diaporesis menurun
8. Perilaku gelisah menurun
9. Perilaku sesuai anjuran meningkat
10. Menggigil menurun
7. Informasi dan edukasi 1. Berikan asupan cairan oral
2. Anjurkan program rehalibitasi vaskuler
3. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
4. Hitung kebutuhan cairan
5. Ajarkan ibu cara merawat bayi drumah
6. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
7. Anjurkan untuk selalu mengawasi bayi.
8. Informasikan secara factual mengenai diagnosis pengobatan dan
prognosis
9. Ajarkan perilaku Hidup bersih dan sihat
10. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan haluran cairan
11. Ajarkan minum hangat.
8. Discharge Planning 5-7 Hari
9. Nasehat Pulang/instruksi 1. Kontrol sesuai intruksi Discharge Planning
control 2. Anjuran untuk keluarga untuk memberikan asupan cairan oral
yang banyak (ASI/Susu)
3. Anjurkan kepada keluarga mengecek air mandi bayi untuk
menghindari kulit terbakar.
4. Ajarkan perawatan mandiri untuk mencegah hipoglikemia
5. Anjurkan ibu menyusui sesuai kebutuhan bayi
6. Anjurkan mengatur perabot rumah tangga drumah.
7. Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan
PHBS
9. Ajarkan cara membatasi cairan
10. Sedikan lingkungan yang hangat.
10. Rehalibitasi -
11. Penelaah Kritis 1. Sub Komite Mutu Keperawatan
12. Indikator (terukur) 1. Output urine meningkat (5)
2. Pengisian kapiler membaik (5)
3. Kadar gula darah membaik (5)
4. Hidrasi meningkat (5)
5. Serum Na,SK,Kl.Ca.Mg,Fospor membaik (5)
6. Kemampuan menyusu membaik (5)
7. Takikardi menurun.
8. Pola tidur membaik (5)
9. Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun (5)
10. Suhu tubuh membaik (5)
11. Hari Rawat sesuai CP
13. Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.

RSUD dr. FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN


BIREUEN
KEPERAWATAN PASIEN BBLR
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen
1. Pengertian (Definisi) Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir dengan beratbadan pada saat
kelahiran kurang dari 2500 gr atau lebih rendah.
(Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bila berat badannya kurangdari 2500 gram
(sampai dengan 2499 gram). Bayi yang dilahirkan denganBBLR umumnya kurang
mampu meredam tekanan lingkungan yang barusehingga dapat mengakibatkan pada
terhambatnya pertumbuhan danperkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan
hidupnya(Prawirohardjo, 2006).Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat
lahir kurangdari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi padabayi
kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterinegrowth
restriction).
2. Asesmen Keperawatan 1. Berat badan kurang dari 2500 gram, 
2. panjang badan kurangdari 45 cm,
3. lingkar kepala kurang dari 33 cm
4. lingkar dada kurang dari 30 cm)
5. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis) 
6. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu) 
7. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan haluse) 
8. Tulang tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan suturabesarf) 
9. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhanag)
10. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecilh)
11. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apnui) 
12. Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi
dan pelipis dahi dan lengan )
13. Lemak subkutan kurang)
14. Genetalia belum sempurna , pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayoral) 
15. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah) 
16. Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh
masih lemah,
17. Kemampuan leukosit masih kurangdan pembentukan antibodi belum
sempurna . Oleh karena itutindakan prefentif sudah dilakukan sejak
antenatal sehinggatidak terjadi persalinan dengan prematuritas (BBLR)
3. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan Jalan Napas Tidak efektif (D.0001)
2. Gangguan Pertukaran gas (D.003)
3. Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004)
4. Resiko Aspirasi (D.0006)
5. Ikterik Neonatus (D.0024)
6. Risiko Ikterik Neonatus (D. 0035)
7. Disorganisasi Perilaku Bayi (D.0053)
8. Risiko Disorganisasi Perilaku Bayi (D.0059)
9. Risiko gangguan Pertumbuhan (D.0108)
10. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (D.0112)
11. Gangguan Proses keluarga (D.0120)
12. Pencapaian Peran menjadi orang tua (D.0126)
13. Risiko gangguan Perleketan (D.027)
14. Hipertermia (D.0130)
15. Hipotermia (D.0131)
16. Risiko hipotermia (D.0140).
4. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
3. Dukungan ventilasi (I.01002)
4. Fototerapi neonates (I.03091)
5. Perawatan bayi (I.10338)
6. Edukasi keamanan bayi (I.12378)
7. Skrinning kesehatan (I.14581)
8. Edukasi Kesehatan (I.12383)
9. Promosi proses efektif keluarga (I.13496)
10. Promosi antisipasi keluarga (I.12466)
11. Promosi perlekatan (I.10342)
12. Manajemen hipertermia (I.15506)
13. Manajemen hipoptermia (I.14507)
5. Observasi 1. Monitor pola Nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor iketrik pada skelera dan pada kulit bayi
4. Monitor tanda –tanda vital bayi
5. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
6. Identifikasi masalah atau gangguan dalam proses keluarga
7. Identifikasi kemungkinan krisis situasi atau masalah perkembangan
serta dampaknya pada kehidupan pasien dan keluarga.
8. Identifikasi kemampuan bayi mengisap dan menelan ASI.
9. Identifikasi penyebab hipertermia
10. Monitor suhu tubuh
6. Evaluasi 7. Mekonium (pada neonatus ) meningkat
8. Ventilasi spontan meningkat
9. Tingkat aspirasi menurun
10. Intergritas kulit dan jaringan meningkat.
11. Organisasi perilaku bayi meningkat
12. Status pertumbuhan membaik.
13. Proses keluarga membaik
14. Perleketan meningkat.
15. Termoregulasi neonatus membaik
7. Informasi dan edukasi 1. Berikan oksigen, jika perlu
2. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
4. Rawat tali pusat secara terbuka
5. Ajarkan PHBS
6. Latih keluarga manajemen waktu jika perawatan dirumah dibutuhkan
7. Jelaskan perkembangan dan perilaku yang normal kepada keluarga
8. Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi.
9. Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusu
10. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hyperhidrosis
(keringat berlebih)
11. Lakungan penghangatan aktif ekternal (Mis: perawatn metode kangguru)
8. Discharge Planning Discharge Planning Normal
9. Nasehat Pulang/instruksi 1. Anjurkan asupan cairan 2000cc/hari,jika tidak ada kontra indikasi
control 2. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20 – 30 menit.
3. Anjurkan ibu untuk menyusui menunggu mulut bayi terbuka lebar
sehingga areola bagian bawah dapat masuk sempurna.
4. Sediakan lingkungan yang dingin.
5. Ganti pakaian dan/atau linen yang basah.
10. Rehalibitasi -
11. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
12. Indikator (terukur) 1. Hari Rawat sesuai CP
2. Sianosis menurun (5)
3. PO2 membaik (5)
4. Sianosis menurun (5)
5. Perfusi jaringan meningkat (5)
6. Menangis meningkat (5)
7. Berat badan sesuai usia meningkat (5).
8. Ketepatan peran keluarga pada tahap perkembangan meningkat (5)
9. Mempertahankan bayi bersih dan hangat meningkat (5)
10. Suhu tubuh membaik (5)
13. Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.

RSUD dr. FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN


BIREUEN
KEPERAWATAN ASFIKSIA
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen

1. Pengertian (Definisi) Asfiksia Neonatorum merupakan kegagalan bayi baru lahir untuk memulai
dan melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur. Keadaan inibiasanya
disertai dengan keadaan hipoksia, hiperkarbia dan asidosis. Asfiksia dapat
terjadi karena kurangnya kemampuan organ pernapasan bayi dalam
menjalankan fungsinya, seperti mengembangkan paru.
2. Asesmen Keperawatan       1. Asfiksia berat (nilai APGAR Score 0 – 3)
            Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis, sehingga
memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera. Tanda dan gejala
yang muncul pada asfiksia berat adalah sebagai berikut :
a. Frekuensi jantung lemah (< 40 kali permenit)
b. Tidak ada usaha nafas
c. Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada
d. Reflex terhadap rangsangan kurang bahkan tidak ada
e. Warna kulit bayi pucat atau kelabu
f. Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau sesudah
persalinan
2.   2.  Asfiksia sedang (nilai APGAR Score 4 – 6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai
berikut:
a. Frekuensi jantung menurun menjadi 60 – 100 kali per menit
b. Usaha nafas lambat
c. Tonus otot kurang baik
d. Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsang
e. Bayi tampak sianosis
f. Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses
persalinan
3.    3.  Asfiksia ringan (nilai APGAR Score 7 – 10)
     Pada asfiksia ringan tanda dan gejala yang sering muncul adalah sebagai
berikut :
a. Takipnea dengan nafas lebih dari 60 kali per menit
b. Bayi tampak sianosis
c. Adanya retraksi dada
d. Bayi merintih
e. Ada penafasan cuping hidung
f. Bayi kurang aktivitas
g. Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh hasil ronchi, dan wheezing
positif
3. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Pertukaran gas (D.003)
2. Bersihan jalan napas tidak efektif (D.0001)
3. Gangguan Ventilasi Spontan (D. 0004)
4. Resiko Aspirasi (D.0006)
5. Penurunan Curah jantung (D.0008)
6. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan (D.0010)
7. Risiko perfusi Miokard Tidak Efektif (D.0014)
8. Risiko Perfusi Renal Tidak efektif (D.0016)
9. Risiko Syok (D.0039)
4. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
3. Dukungan ventilasi (I.01002)
4. Perawatan jantung (I.02075)
5. Perawatan jantung akut (I.02076)
6. Manajemen syok cardiogenic (I.02051)
7. Pencegahan syok (I.02068)
5. Observasi 1. Monitor pola nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor status respirasi dan oksigenisasi
4. Monitor intake dan output cairan
6. Evaluasi 1. Pertukaran gas meningkat
2. Bersihan jalan nafas meningkat
3. Ventilasi spontan meningkat
4. Tingkat Aspirasi menurun
5. Curah jantung meningkat
6. Sirkulasi spontan meningkat
7. Perfusi miokard meningkat
8. Perfusi renal meningkat
9. Tingkat syok menurun
7. Informasi dan edukasi 1. Berikan oksigen, jika perlu
2. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
3. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen.
8. Discharge Planning Discharge Planning normal
9. Nasehat Pulang/instruksi 1. Anjurkan asupan cairan 2000cc/hari,jika tidak ada kontra indikasi
control 2. Ajarkan keluarga mengukur intake dan output harian cairan
10. Rehalibitasi -
11. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
12. Indikator (terukur) 1. Hari Rawat sesuai CP
2. Bunyi nafas tambahan menurun (5)
3. Mekonium meningkat (1)
4. Dipsneu menurun (5)
5. Frekuensi nafas meningkat (5)
6. Kekuatan nadi perifer meningkat (5)
7. Saturasi oksigen meningkat (5)
8. Kekuatan nadi membaik (5)
9. Jumlah urine meningkat (5)
10. Tingkat kesadaran meningkat (5)
13. Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.

RSUD dr. FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN


BIREUEN
KEPERAWATAN RESPIRATORY DISTRESS
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen

1. Pengertian (Definisi) Sindrom Distres Pernapasan adalah perkembangan yang imatur pada
sistem pernapasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan dalam paru. RDS
dikatakan sebagai hyalin membrane diseaser.
Jadi berdasarkan dari beberapa sumber dapat disimpulkan bahwa RDS adalah
penyakit yang disebabkan oleh ketidakmaturan dan ketidakmampuan sel
untuk menghasilkan surfaktan yang memadai.
2. Asesmen Keperawatan Tanda dan gejala yang muncul dari RDS adalah:
b. Pernapasan cepat
c.  Pernapasan terlihat parodaks
d. Cuping hidung
e.   Apnea
f. Murmur
g. Sianosis pusat
3. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan Ventilasi Spontan (D. 0004)
2. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
3. Pola Napas tidak efektif (D.0005)
4. Gangguan penyapihan ventilator (D.0002)
5. Pola napas tidak efektif (D.0005)
4. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
2. Pemantauan Respirasi (I.01014)
3. Dukungan ventilasi (I.01002)
4. Perawatan jantung (I.02075)
5. Perawatan jantung akut (I.02076)
6. Manajemen syok cardiogenic (I.02051)
7. Pencegahan syok (I.02068)
5. Observasi 1. Monitor pola nafas
2. Monitor saturasi oksigen
3. Monitor status respirasi dan oksigenisasi
4. Monitor intake dan output cairan
6. Evaluasi 1. Pertukaran gas meningkat
2. Bersihan jalan nafas meningkat
3. Ventilasi spontan meningkat
4. Tingkat Aspirasi menurun
5. Curah jantung meningkat
6. Sirkulasi spontan meningkat
7. Perfusi miokard meningkat
8. Perfusi renal meningkat
9. Tingkat syok menurun
7. Informasi dan edukasi 1. Berikan oksigen, jika perlu
2. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
3. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen.
8. Discharge Planning Discharge Planning normal
9. Nasehat Pulang/instruksi 1. Anjurkan asupan cairan 2000cc/hari,jika tidak ada kontra indikasi
control 2. Ajarkan keluarga mengukur intake dan output harian cairan
10. Rehalibitasi -
11. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
12. Indikator (terukur) 1. Hari Rawat sesuai CP
2. Bunyi nafas tambahan menurun (5)
3. Mekonium meningkat (1)
4. Dipsneu menurun (5)
5. Frekuensi nafas meningkat (5)
6. Kekuatan nadi perifer meningkat (5)
7. Saturasi oksigen meningkat (5)
8. Kekuatan nadi membaik (5)
9. Jumlah urine meningkat (5)
10. Tingkat kesadaran meningkat (5)
13.Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.

RSUD dr. FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN


BIREUEN
KEPERAWATAN IKTERIK NEONATUS
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen

1. Pengertian (Definisi) Ikterus adalah disklorasi kulit, mukosa membran dan sclera oleh karena
peningkatan kadar bilirubin dalam serum ( > 2 mg/dL)
Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat
penimbunan bilirubun dalam tubuh.
Ikterus adalah pewarnaan kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa yang
terjadi karena meningkatnya kadar bilirubin dalam darah.

2. Asesmen Keperawatan Tan


a. Kulit tampak berwarna kuning terang sampai jingga (pada bayi dengan
bilirubin indirek).
b. Pasien tampak lemah
c.  Nafsu makan berkurang
d. Petekie (bintik merah di kulit)
e.  Perbesaran lien dan hepar
f.  Feses seperti dempul
g.  Dehidrasi
h. Diare
3. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko Gangguan Sirkulasi Spontan (D.0010).
2. Defisit Nutrisi (D.0019)
3. Diare (D.0020)
4. Hipovolemia (D.0023)
5. Ikterik Neonatus (D.0024)
6. Risiko Syok (D.0039).
4. Intervensi Keperawatan 1. Perawatan jantung akut (I.02076)
2. Manjemen nutrisi (I.03119)
3. Manajemen diare (I.03101)
4. Manajemen Hipovolemia (I.03116)
5. Foto terapi neonatus (I.03091)
6. Manajemen syok (I.02048)
5. Observasi 1. Monitor tanda –tanda vital
2. Identifikasi status nutrisi
3. Identifikasi penyebab diare
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor ikterik pada skelera dan kulit bayi.
6. Monitor status cairan
6.Evaluasi 7. Sirkulasi spontan meningkat
8. Status nutrisi membaik
9. Distensi abdomen menurun
10. Asupan cairan meningkat
11. Elastisitas meningkat
12. Rasa haus menurun
7.Informasi dan edukasi 13. Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
14. Anjurkan melanjutkan pemberian ASI
15. Berikan Asupan Cairan
16. Ganti segera alas dan popok bayi jika BAB/BAK
17. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 94%.
8.Discharge Planning Discharge Planning normal
9.Nasehat Pulang/instruksi 18. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
control 19. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20 30 menit
10.Rehalibitasi -
11.Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
12.Indikator (terukur) 20. Saturasi oksigen meningkat (5)
21. Kekuatan otot menelan meningkat (5)
22. Konsistensi feses membaik (5)
23. Output urine meningkat (5)
24. Hidrasi Meningkat (5)
25. Frekuensi nadi membaik.
13.Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.

RSUD dr. FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN


BIREUEN
KEPERAWATAN TTN (Transient Tachypnea Of Newborn ) PADA
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen BAYI

1. Pengertian (Definisi) TTransient Tachypne Of Newborn adalah gangguan pernafasan pada bayi baru
lahir yang berlangsung singkat yang biasanya berlangsung short-
lived(<24jam) dan bersifat self-limited serta terjadi sesaat setelah ataupun
beberapa jam setelah kelahiran, baik pada bayi yang premature maupun pada
bayi matur (lahir aterm).
2. Asesmen Keperawatan 1. Bernapas cepat dan dalam (takipnea) lebih dari 60x/menit
2. Napas cuping hidung atau kepala bergerak-gerak
3. Sela iga cekung saat bernapas
4. Mulut dan hidung kebiruan (cyanosis)
5. “grunting” saat bayi mengeluarkan napas

3. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)


2. Gangguan Penyapihan Ventilator (D.0002)
3. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
4. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
4. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen jalan Nafas (I. 01011)
2. Penyapihan ventilasi mekanik ( I.01021)
3. Pemantauan Respirasi (I.01014)
5. Observasi 1. Monitor Pola nafas
2. Periksa kemampuan untuk disapih
3. Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya nafas
4. Monitor bunyi napas tambahan
6. Evaluasi 1. Produksi sputum menurun
2. Napas megap- megap menurun
3. Tingkat Kesadaran meningkat
4. Pernafasan cuping hidung menurun
7. Informasi dan edukasi 1. Anjurkan asupan cairan 2000cc/hari jika tidak ada kontra indikasi
2. Ajarkan cara pengontrolan saat penyapihan
3. Informasikan hasil pemantauan jika perlu.
8. Discharge Planning Discharge Planning normal
9. Nasehat Pulang/instruksi 1. Anjurkan memberikan air hangat.
control 2. Posisikan pasien semifowler
10. Rehalibitasi -
11. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
12. Indikator (terukur) 1. Frekuensi nafas membaik (5)
2. Ventilator napas membaik (5)
3. Sianosis Membaik (5)
4. Penggunaan otot bantu nafas menurun (5)
13. Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.
RSUD dr. FAUZIAH PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) ASUHAN
BIREUEN
KEPERAWATAN SEIZURE PADA BAYI
Jln T. Hamzah Bendahara No.
13 Bireuen

1. Pengertian (Definisi) Neonatal seizure merupakan kejang yang timbul dalam masa neonatus
atau dalam 38 hari sesudah lahir. Kejang merupakan manifestasi klinis
dari disfungsi neurologi setelah terjadinya berbagai macam kerusakan pada
susunan saraf pusat.

2. Asesmen Keperawatan 1. Napas berjeda selama lebih dari 15 sampai 20 detik atau mengalami
kesulitan bernapas yang parah
2. Kejang lebih dari 3 menit, atau anak mengalami kejang kedua
3. Demam, muntah, sakit kepala parah
4. Kantuk
5. Leher kaku
6. Benjolan lembut pada kepala bayi.

3. Diagnosa Keperawatan 1. Gangguan pertukaran gas (D.0003)


2. Gangguan Ventilasi Spontan (D.0004)
3. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)
4. Risiko Hipovolemia (D.0034)
5. Hipertermia (D.0130)
4. Intervensi Keperawatan 1. Pemantauan Respiratori (I.01014)
2. Dukungan Ventilasi (I.01002)
3. Pencegahan syok (I.02068)
4. Manajemen Hipovolemia (I.03116)
5. Manajemen hipertermia (I.15506)
5. Observasi 1. Monitor Pola nafas
2. Identifikasi adanya kelelahan otot napas
3. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
4. Periksa tanda dan gejala hypovolemia
5. Identifikasi penyebab Hipertermia
6. Evaluasi 1. Tingkat kesadaran meningkat
2. Dipsneu menurun
3. Demam menurun
4. Kekuatan nadi meningkat.
5. Kejang menurun
7. Informasi dan edukasi 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
3. Menghindari perubahan posisi mendadak
4. Anjurkan tirah baring
8. Discharge Planning Discharge Planning normal.
9. Nasehat Pulang/instruksi 1. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
control 2. Berikan Posisi Semifowler
3. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral.
4. Sediakan lingkungan yang dingin.
10. Rehalibitasi -
11. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
12. Indikator (terukur) 1. Napas cuping hidung menurun (5)
2. Gelisah menurun (5)
3. Reflek saraf membaik (5)
4. Intake cairan membaik (5)
5. Pengisian kapiler membaik (5)
13. Kepustakaan SDKI, SIKI, SLKI dan PPK Medis 2018.

Anda mungkin juga menyukai