0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
202 tayangan17 halaman
Dokumen tersebut berisi panduan asuhan keperawatan untuk tiga kondisi yang sering dijumpai pada neonatal intensive care unit, yaitu low birth weight, respiratory distress of newborn, dan neonatal jaundice. Panduan tersebut memberikan definisi, kriteria evaluasi, diagnosis, intervensi, dan edukasi yang diberikan untuk ketiga kondisi tersebut.
Dokumen tersebut berisi panduan asuhan keperawatan untuk tiga kondisi yang sering dijumpai pada neonatal intensive care unit, yaitu low birth weight, respiratory distress of newborn, dan neonatal jaundice. Panduan tersebut memberikan definisi, kriteria evaluasi, diagnosis, intervensi, dan edukasi yang diberikan untuk ketiga kondisi tersebut.
Dokumen tersebut berisi panduan asuhan keperawatan untuk tiga kondisi yang sering dijumpai pada neonatal intensive care unit, yaitu low birth weight, respiratory distress of newborn, dan neonatal jaundice. Panduan tersebut memberikan definisi, kriteria evaluasi, diagnosis, intervensi, dan edukasi yang diberikan untuk ketiga kondisi tersebut.
SILOAM HOSPITALS SURABAYA PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) 1. LOW BIRTH WEIGHT 1 Pengertian (Definisi) Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi 2 Asesmen Keperawatan 1. Refleks menghisap, menelan, muntah tidak ada, lemah, atau tidak efektif 2. BB kurang dari 2500 gram 3. Manifestasi klinis prematuritas
3 Diagnosis Keperawatan 1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
2. Resti hipotermi 4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C outcome 2. RR dalam batas normal 40-60x/menit 3. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4. Intake output seimbang 5. Bayi menunjukan penambahan berat badan yang mantap (kira-kira 20-30 gram per hari) 6. Bayi mendapatkan kalori dan nutrien esensial yang adekuat 5 Intervensi Keperawatan 1. Pengkajian fisik bayi baru lahir dan pengkajian gestasi 2. Observasi manifestasi klinis dari prematuritas 3. Observasi refleks menghisap, menelan, muntah tidak ada, lemah, atau tidak efektif 4. Observasi tanda-tanda vital 5. Kolaborasi pemasangan infus nutrisi bila diperlukan 6. Beri minum sesuai kebutuhan, kebutuhan cairan rata-rata 125-150 mL/kg/hari 7. Timbang berat badan tiap hari 8. Perawatan metode kanguru 9. Thermoregulasi
6 Informasi dan Edukasi 1. Edukasi cara cuci tangan
2. Edukasi perawatan intravena 3. Informasi tentang kemajuan kondisi bayi 4. Edukasi perawatan bayi dirumah 5. Edukasi cara dan manfaat metode kangguru
7 Evaluasi Mengevaluasi respon obyektif setelah dilaksanakan
intervensi serta analisis terhadap perkembangan diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan 8 Kepustakaan 1. Wong,Donna L.(2003).Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC 2. Muscari, Mary E. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. EGC PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) 2.RESPIRATORY DISTRESS OF NEWBORN 1 Pengertian (Definisi) Distress pernafasan pada bayi baru lahir dapat disebabkan oleh defisiensi surfaktan, tidak lancarnya absorpsi cairan paru (takipnea transien pada bayi baru lahir), aspirasi mekonium, pneumonia bakteri atau virus, sepsis, obstruksi mekanis, atau hipotermia. Bagian ini hanya terlihat sebagai jenis distress pernapasan yang disebabkan oleh defisiensi surfaktan atau sindrom distress penapasan (RDS). RDS adalah penyakit paru yang akut dan berat terutama menyerang bayi-bayi preterm, hal ini dapat terlihat pada 3%-5% bayi cukup bulan 2 Asesmen Keperawatan Takipnea (diawal, kemudian apnea) Retraksi substernal Krekels inspirasi Mengorok ekspiratori Pernafasan cuping hidung eksternal Sianosis Pernafasan sulit Bila penyakit berlanjut : lemah dan lesu, tidak responsif, sering mengalami periode apnea, penurunan bunyi nafas, gangguan termoregulasi
3 Diagnosis Keperawatan 3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan defisiensi
surfaktan dan ketidakstabilan alveolar 4. Resti syok 5. Penurunan curah jantung 4 Kriteria Evaluasi/Nursing 7. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C outcome 8. Bayi nafas spontan tanpa alat bantu nafas 9. RR dalam batas normal 40-60x/menit 10.Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 11.Hemodinamik stabil 12.Intake output seimbang 5 Intervensi Keperawatan 10.Pengkajian fisik bayi baru lahir dan pengkajian gestasi 11.Observasi manifestasi RSD 12.Observasi tanda-tanda vital 13.Kolaborasi pemasangan infus 14.Kolaborasi pemberian obat 15.Kolaborasi pemasangan alat bantu nafas sesuai kebutuhan 6 Informasi dan Edukasi 6. Edukasi cara cuci tangan 7. Edukasi perawatan intravena 8. Informasi tentang kemajuan kondisi bayi 9. Edukasi cara kerja alat bantu nafas dan efek samping 7 Evaluasi 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C 2. Bayi nafas spontan tanpa alat bantu nafas 3. RR dalam batas normal 40-60x/menit 4. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 5. Hemodinamik stabil 6. Intake output seimbang 8 Kepustakaan 1. Wong,Donna L.(2003).Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. EGC PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
3. NEONATAL JAUNDICE
1 Pengertian (Definisi) Menurut Slusher (2013) Hiperbilirubin merupakan suatu
kondisi di mana produksi bilirurin yang berlebihan di dalam darah. Hiperbilirubinemia merupakan salah satu fenomena klinis tersering ditemukan pada bayi baru lahir, dapat disebabkan oleh proses fisiologis, atau patologis, atau kombinasi keduanya.
2 Asesmen Keperawatan 1. Derajat Icterus berdasarkan kramer
2. Letargi 3. Bising usus hipoaktif 4. Pasase mekonium mungkin lambat 5. Feses mungkin lunak / coklat kehijauan selama pengeluaran bilirubin 6. Urine gelap pekat; hitam kecoklatan 3 Diagnosis Keperawatan 1. Resiko tinggi cedera b.d. meningkatnya kadar bilirubin toksik dan komplikasi berkenaan phototerapi. 2. Kerusakan integritas kulit b.d. efek dari phototerapi 3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan b.d. phototerapi 4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C outcome 2. RR dalam batas normal 40-60x/menit 3. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4. Icterus berkurang 5. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonatus < bulan dan 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan. 6. Intake output seimbang 5 Intervensi Keperawatan 1. Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini (pemberian ASI). 2. Menghindari obat yang meningkatakan ikterus pada masa kelahiran, misalnya sulfa furokolin. 3. Pencegahan dan pengobatan hipoksin pada neonatus dan janin. 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian fenobarbital 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic 6. Kolaborasi denagn dokter dalam pemberian Fototerapi 7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Transfusi tukar.
6 Informasi dan Edukasi 1. Edukasi cara cuci tangan
2. Informasi tentang kemajuan kondisi bayi 3. Edukasi cara kerja alat fototherapy dan efek samping 4. Edukasi proses penyakit
7 Evaluasi 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C
2. RR dalam batas normal 40-60x/menit 3. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4. Icterus berkurang 5. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg% pada neonatus < bulan dan 12,5 mg% pada neonatus cukup bulan. 6. Intake output seimbang
8 Kepustakaan 1. Slusher, et all (2013). Treatment Of Neonatal
Jaundice With Filtered Sunlight In Nigerian Neonates: Study Protocol Of A Non-Inferiority, Randomized Controlled Trial. http://www.trialsjournal.com/content/14/1/446: TRIALS 2. Pedoman Praktek Klinik: Ikatan Dokter Anak Indonesia (2011) PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)
4.PATENT DUCTUS ARTERIOSUS
1 Pengertian (Definisi) Kegagalan duktus arteriosus bayi (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) untuk menutup dalam Minggu pertama kehidupan
Darah mengalir dari aorta melalui PDA dan kembali ke arteri
pulmonalis dan paru, menyebabkan peningkatan beban kerja ventrikel kiri dan peningkatan kongesti vaskular pulmonal
4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1.Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C
outcome 2.RR dalam batas normal 40-60x/menit 3.Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4.Hemodinamik stabil 5.Intake output seimbang 5 Intervensi Keperawatan 1. Atur cairan 2. Berikan dukungan pernafasan 3. Kolaborasi pemberian terapi penghambat sintesis prostaglandin (misal endometasin) yang dapat merangsang penutupan duktus arteriosus 4. Kolaborasi dengan dokter spesialis jantung anak untuk lakukan ligasi duktus bila diperlukan 5. Pemberian deuretic sesuai advis dokter
6 Informasi dan Edukasi 1. Penyuluhan keluarga tentang terapi pilihan untuk PDA 2. Jadwal evaluasi ECHO
7 Evaluasi 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C
2. RR dalam batas normal 40-60x/menit 3. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4. Hemodinamik stabil Intake output seimbang
2. muntah 3. penurunan intake output 4. sumbatan nasal 5. batuk 3 Diagnosis Keperawatan 1. Gangguan pola nafas yang tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi 2. peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi 3. bersihan jalan nafas berhubungan dengan inflamasi,obstruksi mekanis,nyeri 4. nyeri berhubungan dengan proses inflamasi 4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C outcome 2. RR dalam batas normal 40-60x/menit 3. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4. SpO2 dalam batas normal ,tidak cyanosis 5. Hasil laborat CRP dalam batas normal 6. Intake output seimbang 5 Intervensi Keperawatan 1. Observasi TTV setiap 3 jam 2. Beri posisi yang nyaman ,pertahankan peninggian kepala sedikitnya 30 derajat 3. Beri oksigen sesuai kebutuhan 4. Hisap sekresi jalan nafas sesuai kebutuhan 5. Pertahankan lingkungan yang aseptik,dengan penghisapan alat Action yang steril,dan mencuci tangan dengan standar 6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotik ,dan pemeriksaan penunjang lab dan radiologi 7. Lakukan nebulizer sesuai advis dokter 6 Informasi dan Edukasi 1. Edukasi cara cuci tangan 2. Informasi tentang kemajuan kondisi bayi 3. Edukasi proses penyakit
7 Evaluasi 1. Suhu tubuh dalam batas normal 36,50C – 37,50C
2. RR dalam batas normal 40-60x/menit 3. Nadi dalam batas normal 110-160x/menit 4. SpO2 dalam batas normal ,tidak cyanosis 5. Hasil laborat CRP dalam batas normal Intake output seimbang
Pediatrik. EGC 7. Muscari,Mary E(2005).Keperawatan Pediatrik edisi tiga.EGC PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) 8.GASTRIC ULCER 1 Pengertian (Definisi) Tukak lambung (ulkus peptikum, peptic ulcer) adalah luka yang muncul pada dinding lambung akibat terkikisnya lapisan dinding lambung 2 Asesmen Keperawatan 1. Nyeri. 2. Mual. 3. Muntah. 4. Aktifitas. 5. Koping individu. 6. Eliminasi. 7. Pengkajian lain:bio, psiko, sosial, spiritual, budaya
3 Diagnosis Keperawatan 1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah 4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1. Nyeri terkontrol. outcome 2. Hemodinamik terkontrol. 3. Tidak terjadi perdarahan lambung. 4. Tidak ada mual dan muntah. 5 Intervensi Keperawatan 1. Observasi hemodinamik 2. Pantau intake dan output 3. Pantau keluhan pasien 4. Bantu ADL 5. Edukasi penggunaan teknik relaksasi jika kambuh 6. Kolaborasi pemberian terapi 6 Informasi dan Edukasi 1. Teknik relaksasi. 2. Diet yang terkontrol. 3. Jadwal minum obat
7 Evaluasi 1. Nyeri terkontrol.
2. Hemodinamik terkontrol. 3. Tidak terjadi perdarahan lambung. Tidak ada mual dan muntah. 8 Kepustakaan Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta : Salemba Medika
Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi NOC outcome (Edisi 9) Jakarta EGC PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) 9.BIRT ASPHYIXIA 1 Pengertian (Definisi) Birt asphyixia yaitu keadaan bayi yang tidak dapat bernafas spontan dan teratur, sehingga dapat meurunkan O2 dan makin meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan lebih lanjut. (Manuaba, 2008). 2 Asesmen Keperawatan 1. Pola nafas. 2. Denyut jantung. 3. Tekanan darah. 4. Bayi terlihat lemas (flaccid). 5. Menurunnya tekanan O2 (PaO2). 6. Meningginya tekanan CO2 (PaO2). 7. Perubahan sistem kardiovaskuler. 3 Diagnosis Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif. 2. Pola nafas tidak efektif. 3. Kurang pengetahuan.
4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1. Tangis kuat
outcome 2. Klien nafas spontan 3. Jalan nafas bebas 4. AS 8-10 5. Tidak ada cianosis 6. Gerakan aktif
5 Intervensi Keperawatan 1. Observasi hemodinamik
2. Pantau pola nafas 3. Bantu ADL 4. Edukasi keluarga pasien 5. Kolaborasi pemberian terapi 6 Informasi dan Edukasi 1. Edukasi tentang tehnik menyusui yang benar 2. Mengenal tanda tanda bahaya 3. Jadwal kontol 4. Minum obat 5. Diit 7 Evaluasi 1. Tangis kuat 2. Klien nafas spontan 3. Jalan nafas bebas 4. AS 8-10 5. Tidak ada cianosis 6. Gerakan aktif
8 Kepustakaan 1. Aziz Alimul Hidayat, Pengantar Ilmu
Keperawatan 1, Jakarta, 2009, Salemba Medika 2. Anik Maryunani, Asuhan Bayi Baru Lahir Normal, Jakarta, 2008, Trans Info Media, Jakarta 3. Ai Yeyeh Rukiah dan Lia Yulianti, Am. Keb,MKM, Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita, Jakarta, 2007, Trans Info Media Jakarta 4. Pediatri, Edisi 6 vol 2; Jakarta, 2009. Penerbit Buku Kedokteran ECG. 5. Buleheck, GM., Buthcer, H.K., Dochterman, J.M, Wagner, C.M. (Eds), (2013). Nursing intervention classification (NIC) (6th ed). St. Louis – Mosby Elsevier 6. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds), (2014) NANDA International Nursing Diagnoses Definitions & classification, 2015-2017, Oxford Wiley Blackwell 7. Lewis, SL., Dirksen, SE, Heitkember, MM, and Bucher, L, (2014) Medical surgical Nursing Mosby, Elsiyier 8. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (Eds). (2013). Nursing outcome classifications (NOC) (5th ed). St. Louis: Mosby Elsevier 9. Wilkinson, J.M., & Ahern , N.R (2011). Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi NOC outcome (Edisi 9) Jakarta EGC PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK) 10.BACTERIAL SEPSIS OF NEWBORN 1 Pengertian (Definisi) Bacterial sepsis of newborn yaitu infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. (Mochtar, 2005). 2 Asesmen Keperawatan 1. Panas, hipotermi, tampak tidak sehat, malas minum, letacrgi, sklerema 2. Saluran cerna : distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali 3. Saluran napas : apnea, dispnea, takipnea, retraksi, napas cuping hidung, merintih, sianosis. 4. Sistem kardiovaskuler : pucat, sianosis, kulit marmorata, kulit lembab, hipotensi, takikardi, bradikardia. 5. Sistem saraf pusat : irritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum, pernapasan tidak teratur, ubun-ubun menonjol,high-pitched cry 6. Hematologi : ikterus,splenomegali, pucat, petekie, purpura, pendarahan.
3 Diagnosis Keperawatan 1. Hipertermia
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif. 3. Pola nafas tidak efektif. 4. Kurang pengetahuan. 4 Kriteria Evaluasi/Nursing 1. TTV dalam batas normal outcome 2. Tidak terjadi tanda-tanda sepsis 3. Klien tampak rileks dalam bernafas 4. Tidak ada retraksi dada 5. Jalan nafas klien kembali lancar 6. Tangis kuat 7. Gerakan aktif 5 Intervensi Keperawatan 1. Observasi hemodinamik 2. Pantau pola nafas 3. Kolaborasi pemberian terapi oksigen 4. Kolaborasi pemberian terapi 6 Informasi dan Edukasi 1. Mengenal tanda bahaya 2. Diit 3. Cara menyusui 4. Kontrol 5. Minum obat 7 Evaluasi 1. TTV dalam batas normal 2. Tidak terjadi tanda-tanda sepsis 3. Klien tampak rileks dalam bernafas 4. Tidak ada retraksi dada 5. Jalan nafas klien kembali lancar 6. Tangis kuat 7. Gerakan aktif 8 Kepustakaan 1. Kapita selekta kedokteran Jilid II,Mansjoer Arief 2008 2. Doenges (2000). Rencana asuhan keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC 3. Buleheck, GM., Buthcer, H.K., Dochterman, J.M, Wagner, C.M. (Eds), (2013). Nursing intervention classification (NIC) (6th ed). St. Louis – Mosby Elsevier 4. Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds), (2014) NANDA International Nursing Diagnoses Definitions & classification, 2015-2017, Oxford Wiley Blackwell 5. Lewis, SL., Dirksen, SE, Heitkember, MM, and Bucher, L, (2014) Medical surgical Nursing Mosby, Elsiyier 6. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M.L., Swanson, E. (Eds). (2013). Nursing outcome classifications (NOC) (5th ed). St. Louis: Mosby Elsevier 7. Wilkinson, J.M., & Ahern , N.R (2011). Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA, NIC Intervensi NOC outcome (Edisi 9) Jakarta EGC