DISUSUN OLEH
NIM : 202303070
LEMBAR PENGESAHAN
Judul laporan
Telah disahkan
Hari : ……………………….
Tanggal : ………………………..
(Nuraini Riskita)
(Wawan Setiawan S.Kep.Ners )
Pembimbing Akademik
(Irmawan Andri. M. Kep)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Jantung memiliki sebutan lain yaitu kardio, maka kita sering mendengar istilah kardio
vaskuler. Kardiovaskuler adalah sistem pompa darah dan saluran-salurannya (sampai
ukuran mikro). Sistem ini membawa makanan serta oksigen dalam darah keseluruh tu
buh (Russel, 2019).
Menurut Nurkhalis and Adista, (2020) gagal jantung merupakan keadaan dimana jant
ung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai ke j
aringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh (forward failure) atau kemam
puan tersebut hanya dapat terjadi dengan tekanan pengisian jantung yang tinggi (back
ward failure) atau dapat pula keduanya.
Gagal jantung adalah suatu kondisi di mana terdapat kegagalan jantung memompa dar
ah yang sesuai dengan kebutuhan jaringan (Lumi, Joseph, and Polii, 2021).
Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kondisi dimana jantung tidak dapat mem
ompa darah ke seluruh tubuh sesuai dengan kebutuhan jaringan untuk memenuhi kebu
tuhan metabolisme tubuh.
Pola napas tidak efektif suatu keadaan dimana inspirasi dan atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi adekuat (PPNI, 2016).
Intoleransi aktivitas adalah ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-h
ari (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
B. Etiologi
Menurut Lumi, Joseph, and Polii, (2021) gagal jantung disebabkan oleh 4
faktor, diantaranya :
1. Faktor penyebab terjadinya gagal jantung yang sering terjadi pada pasien gagal
jantung diantaranya seperti cedera iskemik, hipertensi, sindrom metabolik
(diabetes mellitus, obesitas, hiperlipidemia).
2. Faktor kedua yaitu genetik. berasal dari mutasi autosom dominan atau kelompok
keluarga dengan frekuensi alel yang jarang
3. Faktor yang ketiga yaitu mekanik yang disebabkan karena disfungsi katup yang
biasanya menyebabkan tekanan berlebih di ventrikel kiri pada lansia yaitu
stenosis aorta
4. Serta faktor yang ke empat yaitu imunitas yang mencakup autoimun dan infeksi
baik virus ataupun bakteri.
C. Batasan Karakteristik
Gejala dan Tanda Mayor Pola Napas Tidak Efektif
Subjektif Objektif
1. Dipsnea 1. Penggunaan otot bantu pernapasan
2. Ortopnea 2. Fase ekspirasi memanjang
3. Pola napas abnormal
4. Pernapasan cuping hidung
5. Diameter thoraks anterior- posterior
Subjektif Objektif
1. Mengeluh lelah 1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari
2. Dipsnea saat atau setelah beraktivita kondisi istirahat
s
2. Tekanan darah berubah >20% dari kondis
3. Merasa tidak nyaman setelah berakt
i istirahat
ivitas
4. Merasa lemah
3. Gambaran EKG menunjukan aritmia saat
atau setelah melakukan aktivitas
5. Sianosi
No Dx INTERVENSI
Kep
Tujuan & Kriteria Hasi Intervensi Rasionalisasi
l
1. Setelah Pemantauan respirasi Pemantauan respirasi
dilakukan
(SIKI, (SIKI,
intervensi
1.01014, hal 247) 1.01014, hal 247):
selama 3x24
jam, maka pola napas Observasi Observasi
membaik dengan kriteria 1. Monitor frekuensi, iram 1. Kecepatan dalam bernapas
hasil (SLKI, hal 95): a, menunjukkan adanya upaya
1. Dispnea menurun kedalaman dan upaya napa tubuh untuk memenuhi
2.Penggunaan otot bantu s kebutuhan oksigen
napas menurun 2. Monitor pola napas (sepe 2. Mengetahui permasalahan
3.Pernapasan cuping hidu rti jalan napas yang dialami
ng menurun bradipnea, takipnea, dan keefektifan pola napas
4. Ortopnea menurun hiperventilasi, kussmaul) klien untuk memenuhi
5.Frekuensi napas memb
3. Monitor tanda-tanda vita kebutuhan oksigen tubuh
aik 3. Untuk mengetahui keadaan
l
6. Kedalaman napas mem umum pasien
Terapeutik
baik Terapeutik
4. Posisikan semi fowler at
au 4. Memudahkan pasien dala
fowler m
Edukasi
TINJAUAN KASUS
Ruang : Alamanda
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : TanjurManis rt03/rw02
Diagnosa Medis : CHF
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 25 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : TanjurManis rt03/rw02
Hubungan dengan Pasien : Anak
2. Keluhan Utama:
Pasien mengatakan dirinya mengalami sesak napas yang sangat berat
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien nampak sesak napas dan terus menerus berusaha mengatur napasnya
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah mengidap gagal jantung dari 10 tahun yang l
alu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa orangtuanya dulu memiliki riwayat diabetes
b. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan makan dengan normal sehari 3x
c. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan setiap hari BAB 1X, dan BAK normal dengan warna urine sedikit
kekuningan
d. Pola Aktivitas
Pasien mengatakan jika banyak beraktivitas dirinya mudah merasa lelah, dan terkadan
g sesak napasnya kambuh
g. Pola Berpakaian
Pasien mengatakan dapat berpakaian secara mandiri dan berganti pakaian sehari 2x
h. Pola Personal Hygiene
Pasien mengtakan selalu mandi 2x sehari dan dilakukan secara mandiri
i. Pola Komunikasi
Pasien mengatakan sering bercengkrama dengan keluarga ataupun tetangga sekitar
k. Pola Spiritual
Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu dan juga mengikuti kegitan pengajian diling
kungan
l. Pola Rekreasi
Pasien mengatakan dirinya sering bermain dengan cucu, dan saat hari libur sering bep
ergian Bersama keluarga
m. Pola Belajar
Pasien mengatakan sering mendapatkan informasi atau wawasan dari tele[hone
5. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Cukup
b. Kesadaran : CM
c. Tanda-tanda Vital
TD : 183/90
N : 84
RR : 20
S : 36
SPO2 : 86
6. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
a. Kepala : Simetris, tidak ada luka atau jejas
b. Wajah : Sedikit pucat
c. Mata : Tidak anemis
d. Hidung : Bersih
e. Mulut : Pucat
f. Telinga : Bentuk Simetris
g. Leher : Simetris
h. Dada
Paru-paru
I : Normal, tidak ada lesi maupun jejas
P : Sonor
Jantung
I : Tidak terdapat asites
P : Reguler
A : BJ 1 > BJ II
i. Abdomen
I : Tidak ada jejas
A : Tidak ada nyeri tekan
P : Tympani
P : Bisisng usus 20x/menit, bunyi peristaltic normal, vaskuler
j. Kulit
Bersih, sedikit pucat
k. Genetalia
Bersih
7. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium dan Diagnostik
8. Terapi Medis
2.Prioritas Masalah
No Dx INTERVENSI
Kep
Tujuan & Kriteria Hasi Intervensi Rasionalisasi
l
1. Setelah Pemantauan respirasi Pemantauan respirasi
dilakukan
(SIKI, (SIKI,
intervensi
1.01014, hal 247) 1.01014, hal 247):
selama 3x24
jam, maka pola napas Observasi Observasi
membaik dengan kriteria 1. Monitor frekuensi, iram 1. Kecepatan dalam bernapas
hasil (SLKI, hal 95): a, menunjukkan adanya upaya
1. Dispnea menurun kedalaman dan upaya napa tubuh untuk memenuhi
2.Penggunaan otot bantu s kebutuhan oksigen
napas menurun 2. Monitor pola napas (sepe 2. Mengetahui permasalahan
3.Pernapasan cuping hidu rti jalan napas yang dialami
ng menurun bradipnea, takipnea, dan keefektifan pola napas
4. Ortopnea menurun hiperventilasi, kussmaul) klien untuk memenuhi
5.Frekuensi napas memb
3. Monitor tanda-tanda vita kebutuhan oksigen tubuh
aik 3. Untuk mengetahui keadaan
l
6. Kedalaman napas mem umum pasien
Terapeutik
baik Terapeutik
4. Posisikan semi fowler at 4. Memudahkan pasien dala
au m
fowler bernapas
5. Berikan oksigen, jika per 5. Memaksimalkan
lu pernapasan pasien dengan
6. Atur interval pemantaua meningkatkan masukan
n oksigen
respirasi sesuai kondisi pasi 6. Agar mengetahui
en perubahan kondisi pasien 44
Kolaborasi dan mencegah perburukan
Edukasi
4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nadi: 97x/menit
RR: 32-40x/menit,
SpO2: 96%
- Pasien mengatakan
sesekali duduk
dikarenakan cukup
mengurangi sesak
napasnya
27 Desember 2. - Anjurkan tirah baring - Pasien mengatakn Nuraini
2023 bersedia melakukan Riskita
- Anjurkan melakukan aktivitas s
tirah baring karena
ecara bertahap
nyaman dan cukup
membantu mengurangi
rasa sesak napasnya
- Pasien bersedia
melakukan aktivitas
bertahap seperti
beranjak dari tempat
tidur
5. EVALUASI KEPERAWATAN
25 Desember 2 2. Nuraini
023 Riskita
- Pasien mengatakan
sesekali duduk
dikarenakan cukup
mengurangi sesak
napasnya
27 Desember 2. - Anjurkan tirah baring - Pasien mengatakn Nuraini
2023 bersedia melakukan Riskita
- Anjurkan melakukan aktivitas s
tirah baring karena
ecara bertahap
nyaman dan cukup
membantu mengurangi
rasa sesak napasnya
- Pasien bersedia
melakukan aktivitas
bertahap seperti
beranjak dari tempat
tidur
EVALUASI
25 Desember 2 2. S: Nuraini
023 Riskita
Pasien mengatakan sudah tidak sesak dan dapat melakuk
an sedikit aktivitas, seperti berjalan kekamar mandi secar
a mandiri
O:
A:
P:
Intervensi di hentikan.
PEMBAHASAN
Paseien mengeluh dadanya sesak sejak 1 minggu yang lalu, dan memberat sejat tadi malam,
namun pada saat duduk dan berisitirahat sesak pasien membaik, sehingga diagnosa utama
yang paling mendekati dengan kasus ini yaitu pola napas tidak efektif, dikarenakan adanya
inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi secara adekuat (PPNI, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Andra, S. W., & Yessie, M. P. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan De
wasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Aryantiningsih, D. S., & Silaen, J. B. (2018). Hypertension in the community of the Harapan
Raya Puskesmas Pekanbaru. J Ipteks Terap, 12(1), 64-77.
PPNI, T. P. S. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi 1. Dpp Ppni.
Jakarta.