DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
1814401075
TINGKAT II/REGULER II
A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA KEPERAWATAN
Secara umum pola napas tidak efektif dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana
ventilasi atau pertukaran udara inspirasi dan atau ekspirasi tidak adekuat (NANDA, 2005).
A.2. PENYEBAB
Beberapa macam penyebab yang dapat menimbulkan munculnya masalah
keperawatan gangguan oksigenasi mengenai pola napas tidak efektif adalah:
A.4. KONDISI KLINIS TERKAIT (Uraikan patofisiologi kondisi klinis yang terkait,
boleh ditambahkan barisnya)
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Cedera kepala
3. Trauma thoraks
4. Gullian barre syndrome
5. Mutiple sclerosis
6. Myasthenia gravis
7. Stroke
8. Kuadriplegia
9. Intoksikasi alkohol
Patofisilogi :
Stroke hemoragik disesabkan karena perdarahan intra cerebral dan
perdarahan sub arachnoid. Perdarahan intra cerebral terjadi karena pecahnya
pembuluh darah otak terutama karena hipertensi mengakibatkan darah masuk ke
dalam jaringan otak, membentuk massa atau hematoma yang menekan jaringan otak
dan menimbulkan oedema di sekitar otak. Peningkatan TIK (tekanan intracranial)
yang terjadi dengan cepat dapat mengakibatkan kematian yang mendadak karena
herniasi otak. Perdarahan intra cerebral sering dijumpai di daerah putamen, talamus,
sub kortikal, nukleus kaudatus, pon, dan cerebellum. Hipertensi kronis
mengakibatkan perubahan struktur dinding permbuluh darah berupa lipohyalinosis
atau nekrosis fibrinoid.
Sedangkan perdarahan sub arachnoid terjadi karena aneurisma atau AVM,
Aneurisma paling sering didapat pada percabangan pembuluh darah besar di sirkulasi
willisi. AVM dapat dijumpai pada jaringan otak dipermukaan pia meter dan ventrikel
otak, ataupun didalam ventrikel otak dan ruang sub arachnoid. Pecahnya arteri dan
keluarnya darah keruang sub arachnoid mengakibatkan tarjadinya peningkatan TIK
yang mendadak, meregangnya struktur peka nyeri, sehinga timbul nyeri kepala hebat.
Sering pula dijumpai kaku kuduk dan tanda-tanda rangsangan selaput otak lainnya.
Peningkatam TIK yang mendadak juga mengakibatkan perdarahan subhialoid pada
retina dan penurunan kesadaran. Perdarahan sub arachnoid dapat mengakibatkan
vasospasme pembuluh darah serebral. Vasospasme ini seringkali terjadi 3-5 hari
setelah timbulnya perdarahan, mencapai puncaknya hari ke 5-9, dan dapat
menghilang setelah minggu ke 2-5.
Timbulnya vasospasme diduga karena interaksi antara bahan-bahan yang
berasal dari darah dan dilepaskan kedalam cairan serebrospinalis dengan pembuluh
arteri di ruang sub arachnoid. Vasospasme ini dapat mengakibatkan disfungsi otak
global (nyeri kepala, penurunan kesadaran) maupun fokal (hemiparese, gangguan
hemisensorik, afasia dan lain-lain). Otak dapat berfungsi jika kebutuhan oksigen dan
glukosa otak dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel saraf hampir
seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak punya cadangan oksigen jadi
kerusakan, kekurangan aliran darah otak walau sebentar akan menyebabkan gangguan
fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan glukosa sebagai bahan bakar metabolisme
otak, tidak boleh kurang dari 20 mg% karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan
glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar
glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala disfungsi serebral. Pada saat
otak hipoksia, tubuh berusaha memenuhi oksigen melalui proses metabolik
anaerob,yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak (Muttaqin, 2008).
4. Intervensi :
1. Monitor pola nafas ( frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Rasional : Untuk mengetahui kefektifan pernapasan
DAFTAR PUSTAKA
1. Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis
Handbook, An Evidence- Based Guide to Planning Care . 11 th Ed. St. Louis:
Elsevier
2. Do Canto, D.F., & Almeida, M.A. (2013). [ Nursing outcomes for ineffective
breathing pattrens and impraid spontaneous ventilation in intensive care]. Revista
Gaucha De Enfermagem/ EENFUFRGS, 34(4), 137-145.
3. Bruns, S.M. (2014). AACN Essentials of Critical Care Nursing ( 3th ed.). New York:
McGraw-Hill Education.
4. Chulay, M., & Seckel, M. (2011). Suctioning: Endodtracheal tube or tracheostomy
tube. Dalam D. J. Lynn McHale ( Ed.), AACN Procedure Manual for Critical Care
( 6thed.). Philadelphia: Saunders Elsevier.