Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL NAFAS (RESPIRATORY FAILURE)

STASE KEPERAWATAN GAWATDARURAT

Disusun Oleh :
Nama : Anita Karomah
NPM : 1914901110009

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020

LAPORAN PENDAHULUAN GAGAL NAFAS (RESPIRATORY FAILURE)


DEFINISI : Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk mempertahankan
oksigenasi darah normal (pao2), eliminasi karbon dioksida (paco2) dan ph yang adekuat
disebabkanoleh masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)

ETIOLOGI : TANDA DAN GEJALA :


Gagal nafas total
1. Depresi Sistem saraf pusat : Mengakibatkan 1. Aliran udara di mulut, hidung tidak dapat
gagal nafas karena ventilasi tidak adekuat didengar/dirasakan.
2. Kelainan neurologis primer : Akan 2. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra
klavikuladan sela iga serta tidak ada
memperngaruhi fungsi pernapasan pengembangan dada pada inspirasi
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumothoraks 3. Adanya kesulitasn inflasi parudalam usaha
: Merupakan kondisi yang mengganggu memberikan ventilasi buatan
ventilasi melalui penghambatan ekspansi Gagal nafas parsial
1. Terdenganr suara nafas tambahan gargling,
paru snoring, Growing dan whizing.
4. Trauma : Kecelakaan yang mengakibatkan 2. Ada retraksi dada
cidera kepala, Gejala
5. Penyakit akut paru : Pnemonia disebabkan 1. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
2. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah,
oleh bakteri dan virus. berkeringat atau sianosis (PO2 menurun)

KOMPLIKASI :

1. Paru: emboli paru, fibrosis dan komplikasi sekunder penggunaan ventilator (seperti, emfisema kutis dan
pneumothoraks).
2. Jantung: cor pulmonale, hipotensi, penurunan kardiak output, aritmia, perikarditis dan infark miokard akut.
3. Gastrointestinal: perdarahan, distensi lambung, ileus paralitik , diare dan pneumoperitoneum. Stress ulcer
sering timbul pada gagal napas.
4. Polisitemia (dikarenakan hipoksemia yang lama sehingga sumsum tulang memproduksi eritrosit, dan terjadilah
peningkatan eritrosit yang usianya kurang dari normal).
5. Infeksi nosokomial: pneumonia, infeksi saluran kemih, sepsis.
6. Ginjal: gagal ginjal akut dan ketidaknormalan
PEMERIKSAANelektrolitPENUNJANG
asam basa. :
7. Nutrisi: malnutrisi dan komplikasi yang berhubungan dengan pemberian nutrisi enteral dan parenteral. (Alvin
Kosasih, 2008:34)
a. Laboratorium
1. Analisis gas darah (pH meningkat, HCO3 meningkat, PaCO2 meningkat, PaO2 menurun) dan kadar
elektrolit (Kalium).
2. Pemeriksaan darah lengkap : anemia bisa meneyebabkan hipoksia jaringan polisitemia bisa terjadi bila
hipoksia tidak diobati dengan cepat.
3. Fungsi ginjal dan hati : untuk mencari etiologi atau ientifikasi komplikasi yang berhubungan dengan gagal
nafas.
4. Serum kreatinin kinase dan troponin : untuk menyingkirkan infark miocard akut
b. Radiologi
Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan sekresi Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan
tertahan,proses penyakit, pengesetan ventilator yang kelelahan, pengesetan ventilator yang tidak tepat,
tidak tepat peningkatan sekresi, obstruksi ETT
Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan Tujuan : Klien akan mempertahankan pola nafas yang
pertukaran gas yang kembali normal efektif
Kriteria hasil : Kriteria hasil : 
 Hasil analisa gas darah normal : PH (7,35 – 7,45),
PO2 (80 – 100 mmHg), PCO2 ( 35 – 45 mmHg) dan  Nafas sesuai dengan irama ventilator
BE ( -2 - +2)  Volume nafas adekuat
 Tidak cyanosis  Alarm tidak berbunyi
Nic :
Nic :
1. Cek analisa gas darah setiap 10 –30 mnt setelah
perubahan setting ventilator 1. Lakukan pemeriksaan ventilator tiap 1-2 jam
2. Monitor hasil analisa gas darah atau oksimetri 2. Evaluasi semua alarm dan tentukan penyebabny
selama periode penyapihan 3. Pertahankan alat resusitasi manual (bag & mask)
3. Pertahankan jalan nafas bebas dari sekresi pada posisi tempat tidur sepanjang wakt
4. Monitor tanda dan gejala hipoksia 4. Monitor slang/cubbing ventilator dari terlepas,
terlipat, bocor atau tersumbat
5. Evaluasi tekanan atau kebocoran balon cuff
6. Masukkan penahan gigi (pada pemasangan ETT
lewat oral)
7. Amankan slang ETT dengan fiksasi yang baik

DAFTAR PUSTAKA

 Carpenito, Lynda Juall (2000), Buku saku Diagnosa Keperawatan,  Edisi 8, EGC,
Jakarta
 Corwin, Elizabeth J, (2001), Buku saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC,
Jakarta
 Doengoes, E. Marilyn (1989), Nursing Care Plans, Second Edition, FA Davis,
Philadelphia
 Suprihatin, Titin (2000), Bahan Kuliah Keperawatan Gawat Darurat PSIK Angkatan I,
Universitas Airlangga, Surabaya
Banjarmasin, 27 April 2020

Ners Muda,

(Anita Karomah, S.Kep)

Preceptor akademik,

(Novia Heriani, Ns.,M,Kep)

Anda mungkin juga menyukai