Oleh :
Nadia Susila Ningsih
183110183
III A
1.DEFINISI
1. Pengkajian
a. Airway
1) Peningkatan sekresi pernapasan
2) Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
b. Breathing
1) Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung,
takipneu/bradipneu, retraksi.
2) Menggunakan otot aksesori pernapasan
3) Kesulitan bernafas : lapar udara, diaforesis, sianosis
c. Circulation
1) Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
2) Sakit kepala
3) Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah,
kacau mental, mengantuk
4) Papiledema
5) Penurunan haluaran urine
d. Pemeriksaan fisik
1) System pernafasaan
Inpeksi : kembang kembis dada dan jalan nafasnya
Palpasi : simetris tidaknya dada saat paru ekspansi dan
pernafasaan tertinggal
Perkusi : suara nafas ( sonor, hipersonor atau pekak)
Auskultasi : suara abnormal (wheezing dan ronchi)
2) System Kardiovaskuler
Inspeksi : adakah perdarahan aktif atau pasif yang keluar dari
daerah trauma
Palpasi : bagaimana mengenai kulit, suhu daerah akral
Auskultasi : suara detak jantung menjauh atau menurun dan
adakah denyut jantung paradok
3) System neurologis
Inpeksi : gelisah atau tidak gelisah, adakah jejas di kepala
Palpasi : kelumpuhan atau laterarisasi pada anggota gerak. Bagaimana tingkat
kesadaran yang dialami dengan menggunakan Glasgow Coma Scale
e. Pemeriksaan sekunder
1) Aktifitas
Gejala : kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap.
Tanda : takikardi, dispnea pada istirahat atau aktifitas
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat IMA sebelumnya, penyakit arteri koroner, masalah tekanan darah,
diabetes mellitus, gagal nafas.
Tanda : tekanan darah dapat normal / naik / turun, perubahan postural dicatat
dari tidur sampai duduk atau berdiri, nadi dapat normal , penuh atau tidak kuat atau lemah /
kuat kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratus (disritmia), bunyi jantung ekstra
S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal jantung atau penurunan kontraktilits atau komplain
ventrikel, bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot jantung, irama jantung dapat
teratur atau tidak teratur, edema, pucat atau sianosis, kuku datar , pada membran mukossa
atau bibir.
3) Eliminasi
Tanda : bunyi usus menurun.
4) Integritas ego
Gejala : menyangkal gejala penting atau adanya kondisi takut mati, perasaan ajal sudah
dekat, marah pada penyakit atau perawatan, khawatir tentang keuangan , kerja , keluarga.
Tanda : menoleh, menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah,
perilaku menyerang, focus pada diri sendiri, koma nyeri.
5) Makanan atau cairan
Gejala : mual, anoreksia, bersendawa, nyeri ulu hati atau terbakar
Tanda : penurunan turgor kulit, kulit kering, berkeringat, muntah, perubahan berat
badan
6) Hygiene
Gejala atau tanda : kesulitan melakukan tugas perawatan
7) Neurosensori
Gejala : pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau istrahat
Tanda : perubahan mental, kelemahan
8) Nyeri atau ketidaknyamanan
Gejala : nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat atau tidak
berhubungan dengan aktifitas ), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin
(meskipun kebanyakan nyeri dalam dan viseral)
9) Pernafasan:
Gejala : dispnea tanpa atau dengan kerja, dispnea nocturnal, batuk
dengan atau tanpa produksi sputum, riwayat merokok, penyakit pernafasan
kronis.
Tanda : peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak / kuat, pucat,
sianosis, bunyi nafas ( bersih, krekles, mengi ), sputum.
10) Interkasi sosial
Gejala : stress, kesulitan koping dengan stressor yang ada missal :
penyakit, perawatan di RS
Tanda : kesulitan istirahat dengan tenang, respon terlalu emosi ( marah
terus-menerus, takut ), menarik diri.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
sumbatan jalan nafas dan ventilasi sekunder terhadap retensi
lendir.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
ekspansi paru
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan
abnormalitas ventilasi-perfusi sekunder terhadap hipoventilasi
d. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
sianosis perifer
e. Gangguan perfusi jaringan selebral berhubungan dengan
Vasodilatasi pembuluh darah otak
3. Intervensi Keperawatan
• dx keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
• tujuan
selah dilakukan intervensi selama 2x24 jam, maka Bersihan Jalan
Napas Meningkat
Kriteria hasil :
1.Batuk efektif meningkat
2.Produksi sputum menurun
3.Dispnea menurun
Latihan Batuk Efektif
Obsevasi
1.Identifikasi kemampuan batuk
2.Monitor adanya retensi sputum
3.Monitor dada dan gejala infeksi saluran nafas
4.Monitor input dan output cairan
Terapi
1.Atur posisi semi Fowler atau Fowler
2.Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
3.Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi
1. Anjurkan tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2
detik, kemudian keluarkan dari mulut
dengan Edukasi
• dx
Pola napas tidak efektif
Tujuan:
setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam maka
masalah keperawatan dapat teratasi dengan kreria hasil sbb :
Kriteria hasil :
1.Dispnea menurun
2. penggunaan otot bantu pernafasan menurun
3. pemanjangan fase ekspirasi menurun
4. frekuensi nafas membaik
manajemen Jalan Nafas Observasi
1.Monitor pola nafas
2.Monitor bunyi nafas tambahan
3.Monitor sputum
Terapi
1.Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin- lift
(jaw-thrust jika dicurigai trauma servikal)
2.Posisikan semi-fowler atau fowler
3.Berikan minum hangat
4.Lakukan fisioterapi dada
5.Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6.Lakukan hiperoksigensi sebelum penghisapan
endotrakeal
7.Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGlll
Berikan oksigen
4.Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan
yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan
(Potter & Perry, 2010). Tujuan dari implementasi adalah membantu
pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping, selama tahap
implementasi perawat terus melakukan pengumpulan data dan
memilih asuhan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
pasien (Nursalam,2008).
5.Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus menerus
dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim kesehatan
lainnya (Padila, 2012). Tahap evaluasi adalah perbandingan yang
sistematis dan terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan
yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan
dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan yang disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2012).