PASIEN
ARDS
(ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME)
• Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) merupakan sindrom yang ditandai oleh
peningkatan permeabilitas membrane alveolar-kapiler terhadap air, larutan dan
protein plasma di sertai kerusakan alveolar difus dan akumulasi cairan dalam
perenkim paru yang mengandung protein(Aru W,dkk,2006).
• Sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan progresif kandungan oksigen arteri
yang terjadi setelah penyakit atau cidera serius (Brunner & suddarth,2001).
• Cedera paru akut (ALI/ARDS) adalah sindrom yang terdiri dari gagal napas
hipoksemia dengan infiltrat paru bilateral (Doenges, Moorhouse, Murr edisi 10).
Etiologi
• Penyebab ALI/ARDS dibagi menjadi dua kategori: cedera langsung atau tidak
langsung pada paru-paru.
Manifestasi Klinis
3. Ada daerah di dalam paru-paru yang kolaps atau terkonsolidasi dan daerah lain yang
terbuka dan berventilasi dengan cara yang relatif normal (Chacko & Rani, 2009; Puybasset et
al, 2000).
• Fase Eksudatif : Fase permulaan, dengan cedera pada endothelium dan epitelium,
inflamasi, dan eksudasi cairan. Terjadi 2-4 hari sejak serangan akut.
• Fase Proliferatif : Terjadi setelah fase eksudatif, ditandai dengan influks dan
proliferasi fibroblast, sel tipe II, dan miofibroblast, menyebabkan penebalan dinding
alveolus dan perubahan eksudat perdarahan menjadi jaringan granulasi
seluler/membran hialin. Fase proliferatif merupakan fase menentukan yaitu cedera
bisa mulai sembuh atau menjadi menetap, ada resiko terjadi lung rupture
(pneumothorax).
• Fase Fibrotik/Recovery : Jika pasien bertahan sampai 3 minggu, paru akan mengalami
remodeling dan fibrosis. Fungsi paru berangsurangsur membaik dalam waktu 6 – 12
bulan, dan sangat bervariasi antar individu, tergantung keparahan cederanya.
Komplikasi
• Komplikasi awal (terjadi selama rawat inap) sering kali meliputi syok; infeksi (sepsis,
pneumonia, VAP); pneumotoraks/cedera paru akibat ventilator , jaringan parut paru;
ventilasi jangka panjang/kesulitan penyapihan; disfungsi/kegagalan organ (misalnya,
hipotrofi otot pernapasan yang tidak digunakan; gagal ginjal/gagal organ multipel);
kelebihan cairan, borok stres; malnutrisi; dan efek imobilitas yang mengakibatkan
kerusakan kulit, pembekuan darah.
• Masalah kesehatan yang terlambat dan berkelanjutan sering kali mencakup sesak
napas (Setelah perawatan, beberapa orang memulihkan fungsi paru-paru yang
mendekati normal dalam waktu 6 bulan. Bagi yang lain, mungkin diperlukan waktu
lebih lama. Yang lain memiliki masalah pernapasan selama sisa hidup mereka);
kelelahan terus-menerus dan kelemahan otot; kecemasan, depresi, dan gangguan
mood lainnya; dan masalah dengan kognisi, termasuk memori, perhatian, dan berpikir
jernih.
Penatalaksanaan
1. Perfusi
Cairan untuk menggantikan kehilangan vaskular (berhubungan dengan kebocoran dari kapiler
ke dalam ruang alveolar) diberikan dengan hati-hati untuk menghindari kelebihan cairan.
2. Pemosisian
ventilasi mekanis dengan pengaturan yang (1) memberikan volume tidal rendah, (2)
mempertahankan tingkat PEEP yang lebih tinggi, (3) mengurangi FiO sebanyak mungkin dari
100%, dan (4) membatasi tekanan tinggi paru-paru (diadaptasi dari NIH, NHLBI, & ARDS,
2014).
4. Penyapihan protocol
Upaya penyapihan dapat mencakup (tetapi tidak terbatas pada) percobaan pernapasan
spontan.
Mencegah komplikasi
Pengkajian
A. Pengkajian primer
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
4. Disability
5. Exposure
B. Pengkajian Sekunder
1. Identitas Pasien
2. Riwayat Penyakit Sekarang
3. Riwayat Penyakit Dahulu
4. Aktifitas dan istirahat
5. Sirkulasi
6. Makanan/Cairan
7. Rasa Sakit Akut /Tidak Nyaman
8. Pernafasan
9. Risiko cedera paru langsung (pemicu umum)
10. Risiko cedera paru langsung (pemicu yang kurang
umum)
11. Keamanan
12. Mengajar/Belajar
13. Rencana Pemulangan
Diagnosa Keperawatan
1.Gangguan Pertukaran Gas
Terkait Dengan;
• Perubahan membran kapiler-alveolar seperti pada gangguan pernapasan akut.
Dibuktikan Dengan;
• Pola pernapasan abnormal (misalnya, laju, ritme, kedalaman); hidung melebar
Dispnea, warna kulit abnormal (mis. pucat, kehitaman) Takikardia; disritmia
Kegelisahan; kebingungan; iritabilitas Gas darah arteri abnormal (ABGs)
Kriteria Hasil/Evaluasi yang Diinginkan;
• Status Pernafasan: Pertukaran Gas
• Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA
dalam rentang yang dapat diterima klien dan tidak adanya gejala distres pernapasan
• Berpartisipasi dalam rejimen pengobatan (misalnya, latihan pernapasan, batuk efektif,
penggunaan oksigen) dalam tingkat kemampuan atau situasi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Gangguan Pertukaran Gas
Mandiri
• Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernapasan.
• Amati warna kulit, membran mukosa, dan dasar kuku, perhatikan adanya
• Kaji status mental, termasuk kesadaran, processes, dan kesesuaian
• Kaji kecemasan, catat laporan kekhawatiran/ketakutan yang besar dan
• Pantau detak jantung dan ritme.
• Tinggikan kepala dan dukung klien pada posisi yang nyaman untuk
• Amati penurunan kondisi, perhatikan hipotensi (disertai dengan
Kolaboratif
• Pantau oksimetri nadi secara terus menerus dan ABG sesuai kebutuhan.
Terapi Oksigen
• Berikan terapi oksigen dengan cara yang tepat (mis nasal, masker, dan
• Terapi oksigen hidung aliran tinggi (HFNOT)
Siapkan dan pindahkan ke unit perawatan kritis jika diindikasikan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Implementasi adalah berkesinambungan dan interaktif dengan komponen lain dari
proses keperawatan
• Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
1. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan
dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan pasien dan lingkungan.
2. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi dengn tujuan.
Implementasi dapat dilakukan dengan intervensi independen, dependen atau
interdependen
3. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan pasien setelah implementasi
dilakukan
EVALUASI KEPERAWATAN
• Evaluasi merupakan Fase terakhir proseskeperawatan yang diberikan. Hal yang
dievaluasi adalah keakuratan dan kualitas data, teratasi atau tidaknya maslah pasien,
serta pencapaian tujuan serta ketepatan itervensi keperawatan.