Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ASIDOSIS RESPIRATORI DI


RUANG HEMODIALISA
RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 07 – 12 Mei 2018

Oleh:
MEIRATIH YUMNA K, S. Kep
NIM. 1730913320052

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2018
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Meiratih Yumna K, S.Kep

NIM : 1730913320052

JUDUL LP : Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Asidosis Respiratori


di Ruang Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 09 Mei 2018

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Noor Diani, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB H. Asmadiannor, S.Kep., Ns., M.Kes
NIP. 19780317 200812 2 001 NIP : 19750214 199402 1 001
ASIDOSIS RESPIRATORIK

Definisi Etiologi
Asidosis Respiratorik adalah kondisi dimana paru- Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
paru tidak dapat mengeluarkan semua karbondioksida mengeluarkan karbondioksida secara adekuat
dalam tubuh. Gangguan klinis dimana PH kurang dari Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri mempengaruhi paru-paru, seperti:
(PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg. 1. Emfisema
Kondisi ini terjadi akibat tidak adekuatnya ekskresi 2. Bronkitis kronis
CO2 dengan tidak adekuatnya ventilasi sehingga 3. Pneumonia berat
mengakibatkan kenaikan kadar CO2 plasma. 4. Edema pulmoner
Hal ini mengakibatkan gangguan keseimbangan 5. Asma.
asam-basa dan membuat cairan tubuh lebih asam, 6. Selain itu, seseorang dapat mengalami asidosis
terutama darah. respiratorik akibat narkotika dan obat tidur yang kuat,
yang menekan pernafasan.

Manifestasi Klinis
1. Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa Pemeriksaan Diagnostik
mengantuk. 1. Analisa Gas Darah : PaCO2 meningkat
2. Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan 2. Rontgent : untuk mengetahui kelainan thoraks
berlanjut menjadi stupor (penurunan kesadaran) 3. Pemeriksaan EKG : untuk mengidentifikasi segala
dan koma akibat peningkatan PaCO2 mencapai 60 keterlibatan jantung sebagai akibat PPOK
mmHg.
3. Hiperkapnea mendadak (kenaikan PaCO2) dapat
menyebabkan peningkatan frekuensi nadi dan
pernafasan, peningkatan tekanan darah, kusust
piker, dan perasaan penat pada kepala. Komplikasi
1. Batu ginjal.
2. Gagal ginjal.
3. Penyakit ginjal kronis.

Penatalaksanaan 4. Keterlambatan dalam pertumbuhan.

1. Memposisikan pasien dengan semi fowler : 5. Penyakit tulang.

memfasilitasi ekspansi dinding dada


2. Latih untuk nafas dalam dengan ekspirasi
memanjang (meningkatkan ekshalosi CO2)
3.
PATHWAY

Tidak nafsu makan

Penurunan berat badan

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari keutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor
biologis

Gangguan pertuaran
gas berhubungan
dengan perubahan
Kelebihan volume membrane alveolar-
cairan berhubungan kapiler
dengan gangguan
mekanika regulasi
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama (pada umumnya nyeri)
3. Riwayat Penyakit (riwayat Penyakit sekarang, dahulu dan keluarga)
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan diagnostik
Ganggan NOC
Pertukaran Gas Respirator Status: Gas exchange
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x60 menit diharapkan pertukaran gas pasien dapat meningkat.
Kriteria hasil:
 Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
 Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distres pernafasan
NIC
Respiratory Monitoring
1. Monitor rata-rata, kedalaman, irama, dan usaha respirasi
2. Catat pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan otot tambahan, atraksi otot supraclavicular
dan intercostal
3. Monitor kelelahan otot diafragma
4. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan
5. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya.

Kelebihan Volume NOC


Cairan Keseimbangan elektrolit dan asam basa
Keseimbangan cairan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam kelebihan volume cairan pasien teratasi dengan
kriteria hasil :
1. Tekanan arteri rata-rata dalam rentang yang diharapkan
2. Nadi perifer teraba
3. Keseimbangan intake dan output dalam 24 jam
4. Suara nafas tambahan tidak ada
5. Tidak ada asites, distensi vena, edema perifer

NIC
Manajemen cairan
1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
2. Pasang urin kateter jika diperlukan
3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin)
4. Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, dan PCW
5. Monitor vital sign
6. Monitor indikasi retensi/ kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher, asites)
7. Kaji lokasi dan luas edema
8. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
9. Monitor status nutrisi
10. Berikan diuretik sesuai interuksi
11. Batasi masukan cairan pada keadaan hiponatrermi dilusi dengan serum Na < 130 mEq/l
12. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
13. Anjurkan pasien untuk beristirahat di tempat tidur karena keadaan edema yang berat menyebabkan pasien
kehilangan kemampuannya untuk bergerak.
14. Baringkan pasien setengah duduk, karena adanya cairan di dalam rongga toraks akan menyebabkan pasien
sesak napas.
15. Berikan alas bantal pada kedua kakinya sampai pada tumit (bantal diletakkan memanjang; karena jika
bantal melintang bagian ujung kaki akan lebih rendah & menyebabkan edema lebih berat).
16. Bila pasien seorang anak laki-laki, berikan ganjal di bawah skrotum untuk mencegah pembengkakan
skrotum.
Ketidakseimbangan NOC
nutrisi kurang dari Status Nutrisi
kebutuhan tubuh Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 menit masalah gangguan rasa nyaman pasien berkurang
dengan kriteria hasil :
1. Asupan gizi, makanan dan cairan membaik mulai dari sangat menyimpang dari rentang normal (1) menjadi
sedikit menyimpang dari rentang normal (4)
2. Rasio berat badan dan tinggi badan membaik mulai dari sangat menyimpang dari rentang normal (1)
menjadi sedikit menyimpang dari rentang normal (4)
NIC
Manajemen Nutrisi
1. Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
2. Bantu pasien untuk menentukan pedoman atau piramida makanan yang paling cocok dalam pemenuhan
nutrisi
3. Atur diet yang diperlukan
4. Timbang berat badan badan pasien pada jam yang sama setiap hari
5. Atur diet yang dapat memenuhi protein 1,2-2,0 g/kg BB/hari & kalori yaitu 35 kcal/kg/hari serta rendah
garam (1 g/hari).
6. Intruksikan untuk menyesuaikan bentuk makanan dengan keadaan penderita, berikan dalam bentuk biasa/
lunak. Jangan diberikan makanan yang keras.
DAFTAR PUSTAKA

Corwin E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Price S. A., Wilson L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Reksoprodjo S. 2000. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Binarupa Aksara, Jakarta.
Smeltzer S. C., Bare G. B. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume
1. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2015. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions and Classification 2015-2017. Edisi kesepuluh. Jakarta : EGC
Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2013. Nursing Intervention Classification
(NIC), Edisi keenam. Indonesia : Elsevier Inc. Mocomedia
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2013. Nursing Outcomes
Classification (NOC), Edisi keenam. Indonesia : Elsevier Inc. Mocomedia.

Anda mungkin juga menyukai